we're all in this together, right?

Osomatsu-san © Akatsuka Fujio

Dibuat untuk kesenangan semata, tidak ada keuntungan lainnya yang didapatkan.

Ini adalah 31 drabble untuk Choukei (OsoKara) untuk merayakan bulan mereka (Desember, bulan ke-dua belas, 12) dengan tema lagu.

.

1. Cold Water

.

.

.

You shouldn't be drowning on your own.

.

.

.

Bagi Osomatsu, pagi hari merupakan hal yang menyeramkan. Menyeramkan karena dia tidak pernah dapat menebak hari apa yang akan ia lalui. Perasaan apa yang akan dirasakannya ketika ia membuka kedua matanya dari tidur.

Pagi itu, dia terbangun dengan perasaan berat yang membuatnya hanya ingin kembali memejamkan mata dan tertidur kembali. Perasaan berat yang membuatnya malas untuk melakukan apa-apa. Namun suara Choromatsu terdengar menyebalkan, meneriakkinya untuk segera bangun agar futon dapat digulung, dan rasanya berat sekali hanya untuk menggerakkan tangannya.

Karamatsu terpaksa menyeretnya (atau lebih tepatnya, mengangkat tubuhnya), membuatnya mengerang keras karena udara dingin mulai terasa dan dia ingin kembali ke dalam pelukan selimut. Walau dia mengeluh keras-keras seperti anak kecil, adik pertamanya itu tidak menurunkannya, membuat Osomatsu digendong ke entah-kemana-mereka-pergi.

Sesekali Karamatsu mengangguk seakan mengiyakan perkataannya, padahal Osomatsu yakin kata-katanya sama sekali tidak didengar. Mungkin berpikir bahwa nanti Osomatsu juga akan diam jika lelah bicara.

Karamatsu membawanya ke kamar mandi, lalu menurunkannya untuk berdiri di depan wastafel. Tanpa instruksi, Osomatsu menyalakan air dan membasuh wajahnya. Mengambil sikat gigi dan odol lalu menyikat giginya, dengan gerakan yang sengaja ia lambatkan—karena ia ingin mengerjai sang adik hingga membuatnya marah. Tapi ini Karamatsu, pikirnya lagi. Mana mungkin Karamatsu bisa memarahinya.

Setelah selesai, Karamatsu mengangkatnya lagi, dan Osomatsu tidak menyuarakan protes—karena sebenarnya dia tidak keberatan, Karamatsu cukup hangat dan dia terlalu malas untuk berjalan. Kali ini mereka berjalan menuju ruang makan, di mana keempat adik mereka sudah berada di sana.

Karamatsu menurunkannya tepat di depan pintu membuat keluhan kembali keluar dari mulut Osomatsu. Namun adiknya hanya tersenyum kecil seraya menggeser pintu. Seruan ohayo, osomatsu-niisan terdengar dan dijawab dengan nada malas.

Osomatsu membuka mata kanannya—terlalu malas untuk membuka kedua mata—dan mendapati si adik birunya yang berjalan mendekat.


"Selamat siang, mon frère. Aku lihat sepertinya hari ini hatimu sedang dipenuhi oleh awan hitam bernama gundah," ucap Karamatsu ketika sudah mendudukkan diri di dekat si kakak. Osomatsu langsung memindahkan kepalanya ke pangkuan si adik tanpa menanggapi monolognya itu.

(Lagipula bukankah mereka sudah tidak butuh kata-kata untuk menjelaskan? Mereka sudah mengerti satu sama lain, dan rasanya kata-kata hanya akan mempersulit untuk menjelaskan apa yang dia rasakan.)

Tangan Karamatsu mengelus pelan surai si kakak, "Apa hari ini bukan hari yang baik?"

Kini kedua mata Osomatsu terbuka, maniknya menatap manik si adik. Dia tahu Karamatsu pasti mengerti apa yang dia rasakan sekarang, tapi ia tetap menganggukkan kepalanya sekali.

"Ya. Hari ini hari buruk."

Buruk.

Perasaannya masih berat. Rasanya seperti sedang tenggelam dalam lautan dan dia tidak dapat bernapas. Hatinya terasa kosong dan dingin. Dan rasanya otaknya terlalu banyak memikirkan hal-hal kecil yang seharusnya tidak ia pikirkan.

(Konsultasi minggu lalu juga rasanya tidak membantu banyak. Pikirannya tetap kacau. Perasaannya tidak dapat dikendali. Rasanya dia sudah tenggelam terlalu dalam dan—)

"Osomatsu." Sentilan kecil diberikan di kening Osomatsu, membuatnya sedikit mengaduh.

Karamatsu tersenyum, "Tidak mau melakukan apapun hari ini?"

Dengan cepat, Osomatsu menggeleng. Dia tidak mau melakukan apapun. Kalau bisa, dia ingin tidur seharian dan berharap terbangun dengan perasaan yang lebih baik dari sekarang.

"Kuharap kau tidak keberatan mendengarkan aku bernyanyi—uh, aku juga ingin komentarmu mengenai suaraku—atau kita bisa mewarnai gambar yang kemarin kita buat."

Osomatsu menatapnya, yang kini sibuk memberikan pilihan kegiatan mereka hari ini.

Pikirannya memang kacau (rasanya tidak ada yang bisa membantunya untuk membenahi pikiran miliknya) dan dia semakin tenggelam dan tenggelam lebih dalam.

Namun rasanya dia tetap akan selamat—walau dia tidak tahu kapan—karena bagaimanapun, Karamatsu ada di sisinya.

.

.

.

I won't let go.

(Cold Water - Major Lazer ft. Justin Bieber & M. O)