Blue Tears
Cast : Lee Donghae, Lee Hyukjae, and other cast
Main pair : HaeHyuk/KyuHyuk, SiBum, YeWook/KyuWook
Rated : T
Genre : Romance, drama, Hurt/comfort
Warning : Uke as Girl, GENDERSWITCH FIC, Always OOC, and many typos.
Sumarry : Baru Prolog, Ga ada Summary deh. hahahaha
all Cast belong to God. not my own. Tapi cerita ini MURNI PUNYA SAYA. ga ada cerita plagiat atau tuduhan mengambil cerita orang. ide dari otak saya ini. berharap kita bisa saling menghargai ne?
Ciaaattttt~~~ FF HaeHyuk pertama di akun ku. akhirnya bisa post HaeHyuk. sebenernya udah pengen dari kemarin-kemarin, tapi ga ada waktu yang cukup. hehehe... semoga FF abal ini ga nyampah banget ya dan masih bisa diterima oleh para readers FFn dan Haehyuk shippers
~PROLOG~
LUKISAN MONALISA At Prancis
"Wahhh ... sungguh, Monalisa merupakan lukisan dengan kadar nilai seni yang tidak ada batasnya. Meski sudah melihatnya berkali-kali. Aku tidak bisa berhenti mengaguminya." Ujar seorang yeoja cantik dengan rambut blonde panjangnya yang diurai sepinggang. Hari ini dia mengenakan setelan dress selutut berwarna jingga dengan corak yang simple namun terlihat sangat elegan dan modis. Tidak lupa dengan high heels setinggi 10 cm-nya, menyempurnakan penampilan yeoja berumur 20 tahun yang saat ini masih menjalankan sekolahnya di Universitas seni di negara yang identik dengan fashion itu—Prancis.
"Hyukkie-ah" seseorang memanggilnya, membuat yeoja yang bernama lengkap Kim Hyukjae itu menoleh. Mata sipitnya langsung bertatapan dengan seorang yeoja berwajah oriental, sama seperti dirinya.
"Ne, Bummie. Apa kau sudah menyelesaikan permintaanku tempo hari?" tanya Hyukjae
"Sudah. Aku sudah mengirim surat pemindahanmu ke Seoul Art University. Tapi ... apa kau yakin ingin kembali?"
"Kenapa aku bisa tidak yakin?" tanya Hyukjae sambil memasang senyum manis diwajah cantiknya.
"Eerrr ... yeah. You know what i mean, Kim Hyukjae. 6 tahun kau meninggalkan negara itu dan hidup dengan damai disini. Yang aku heran, untuk apa kau memilih kembali kesana? Secara tiba-tiba lagi."
"Kau kan pintar, kenapa tidak kau cari tahu sendiri kenapa aku ingin kembali. Toh untuk saat ini kalau kau bertanya begitu lagi padaku, aku hanya akan menjawab 'I miss my hometown'. Just that. Any question?"
"Hahh... Baiklah. Terserah padamu. Aku sudah memesankan tiket jam 4 nanti. Sesuai permintaanmu yaitu jadwal penerbangan secepatnya bukan? Kurasa itu yang paling cepat untuk penerbangan Prancis-Seoul hari ini." kata yeoja yang bernama asli Kim Kibum itu lagi.
"Ah ya... kerjamu memang yang paling bagus Kibum-ah." kata Hyukjae sambil mengacak rambut rapi Kibum, membuat sang empu-nya langsung mengeluarkan aura dingin.
"Huh..." dengus Kibum dan berjalan pergi meninggalkan Hyukjae.
Kibum adalah teman baik Hyukjae sejak kecil. Gadis itu merupakan anak dari asisten kepercayaan eomma Hyukjae. Sejak eomma Hyukjae meninggal dan membuat gadis itu harus pergi ke Prancis dengan sebuah alasan, Kibum pun ikut bersamanya dan tinggal dengan gadis itu. umur Kibum 2 tahun lebih muda dari Hyukjae. Layaknya pengabdian sang eomma pada eomma Hyukjae, Kibum pun berlaku sama seperti eommanya. Ia seperti layaknya asistent pribadi bagi Hyukjae, meski sebenarnya Hyukjae tak sepenuhnya menganggap ia begitu. masih ada rasa persahabatan dan persaudaraan dalam hati Hyukjae untuk gadis yang kebetulan bermarga sama dengannya itu.
At Incheon Airport
"Wuahhh..." Hyukjae membuka kacamata hitam yang dipakainya. Setelah perjalanan yang sangat melelahkan—meski sebenarnya ia hanya tidur dipesawat—akhirnya ia sampai di tanah kelahirannya, Seoul.
"hah.. aku juga sangat merindukan Seoul. Ternyata tidak banyak yang berubah ya." Gumam Kibum pelan disamping Hyukjae.
"Eummm.." Hyukjae mengangguk membalas kata-kata Kibum.
"Kau meninggalkan popularitasmu di Prancis dan kembali ke sini. Kurasa alasan itu yang harus kucari tahu kan?" kata Kibum tiba-tiba.
"Ne. Cari tahulah sesukamu. Jadi ... dimana aku akan tinggal nanti?"
"Kau akan tinggal di apartement yang sudah kuminta Eommaku siapkan. Kita akan tinggal bersama disana."
"Kurasa aku tidak mau." Jawab Hyukjae santai.
"Mwo?"
"Setahuku di Seoul Art University terdapat asrama untuk para siswanya bukan. Aku ingin tinggal disana saja daripada di Apartement." Hyukjae mulai berjalan mendahului Kibum dan ia langsung mencegat sebuah taxi.
"Apa maksudmu?" Kibum berlari kecil menyusul Hyukjae. "Kau tahu posisimu kan. Yak! Meskipun ini bukan diprancis tapi—"
"Kau jangan bersikap takut begitu, Bummie. Seolah aku ini orang yang terancam saja. saat di Prancis, bukannya kita juga sempat tinggal di asrama." Hyukjae masuk ke dalam taxi dan langsung menutupnya. Ia menurunkan jendela taxi tersebut.
"Kurasa kau bisa lebih dulu pergi ke universitas itu, sekalian selesaikan segala urusan disana. Kalau kau tetap ingin tinggal diapartement, tinggal saja. tapi aku tidak akan mengubah keputusanku." Kata Hyukjae dan menaikan kembali kaca mobil tersebut.
"Yak! KAU MAU KEMANA?" Teriak Kibum yang melihat taxi Hyukjae mulai berjalan. Teriakannya hanya berujung sia-sia. "Cih! Seenaknya." Dengus Kibum dan akhirnya menaiki taxi lain untuk menjalankan titah Hyukjae sebelumnya.
Hyukjae meminta sopir taxi berhenti disebuah gedung bertingkat dengan cat tembok yang sudah hampir mengelupas. Sebuah SMP yang sudah sangat tua. Tempat ini adalah tempat terakhir yang diinjaknya sebelum meninggalkan Korea. Bahkan saat itu ia harus pergi begitu saja, disaat ia sedang bertaruh dengan seorang namja. Ya! Bahkan taruhan itu belum sempat terjalankan. Cih ... dia harus kalah begitu saja saat itu.
Hyukjae membawa kaki jenjangnya untuk masuk ke dalam pekarangan sekolah itu. terlihat masih ada penjaga sekolah yang sama namun terlihat sudah lebih tua. Ada juga guru-guru yang saat melihat Hyukjae, mereka sedikit terkejut karena merasa mengenali gadis itu. karena sejak awal Hyukjae datang kesini pun tidak ada niatan untuk berbohong ataupun menyamar, Hyukjae pun langsung mendekati guru lamanya.
"Annyeong Seonsaengnim." sapa Hyukjae sopan sambil membungkuk hormat.
"Ah ne? Apa kau murid lama disekolah ini?" guru wanita yang sudah putih semua rambutnya. Kulitnya pun sudah keriput dan memucat.
"Aku Kim Hyukjae, seonsaengnim. Aku murid disini 6 tahun lalu." kata Hyukjae.
"Kau ... Hyukjae yang saat itu pindah ya? Kau yang selalu bertengkar dengan Lee Donghae itu? ah, aku sangat ingat denganmu."
Hyukjae hanya tersenyum meski dalam hati ia sedikit terpukul. Ia diingatkan kembali akan nama orang yang sama sekali tidak ingin diingatnya. Seorang namja yang selalu menjadi musuh bebuyutannya. Selalu menjadi saingannya dalam segala hal. Seorang namja yang selalu menghinanya juga. Mengatainya jelek, seperti laki-laki dan bodoh. Pria yang sampai saat akhir mereka bertemu pun masih saja bertengkar dan bersaing dengannya.
"Kau cantik sekali ya sekarang. Rambutmu yang saat itu hanya sebahu pun sudah sangat panjang." Kata guru itu lagi.
Lagi-lagi Hyukjae hanya bisa tersenyum. ia tidak menyangka juga kalau gurunya ini sangat mengingat dirinya dengan baik. Ia jadi merasa sedikit tersanjung.
Memang sih perbandingan antara penampilannya saat ini dan 6 tahun lalu sangatlah jauh. Dulu dia hanyalah yeoja bertubuh pendek dan sangat kurus dengan rambut blonde sepundak yang selalu dikuncir kuda. Gayanya pun tidak feminim seperti sekarang. Meski sejak dulu kulitnya memang sudah putih, namun dulu ia selalu berkeringat. Tidak pernah mengenakan rok dan selalu membawa tas ransel bergambar monyet dipunggungnya. Tidak peduli dikatai seperti apa, bahkan meski tidak diakui sebagai gadis sesungguhnya—jadi dijuluki gadis jadi-jadian—namun Hyukjae tidak pernah berniat merubah penampilan dan pribadinya. Ia tetap keukeh pada dirinya, yaitu Hyukjae yang tomboy namun tetap manis. Hyukjae yang pemberani dan suka melawan anak laki-laki nakal. Hyukjae yang tidak suka gadis cengeng dan selalu membela Kibum—teman tersayangnya—dan Hyukjae yang selamanya mencintai dance. Oh ya, jangan lupakan yang satu ini, Hyukjae yang akan menjadi musuh abadi Lee Donghae. Hahaha...
Sungguh, setiap melihat sudut sekolah ini, Hyukjae seperti bisa melihat bayangan dirinya kala 6 tahun lalu. saat sedang dance di tengah lapangan dengan ditonton sejumlah murid disekolah. Ketika beralih melihat ke sudut toilet, ia bisa melihat sosok Hyukjae yang memukuli anak laki-laki yang pernah menganggu Kibum. Dan yang paling tragis ialah saat ia melihat ke tangga lantai 2. Dimana ia pernah jatuh bergulingan bersama seorang Lee Donghae yang berakhir dengan kaki yang patah dan gegar otak ringan. Saat itu ia sedang dikejar-kejar Lee Donghae dan berakhir dengan ia yang hampir jatuh dari tangga. Awalnya Donghae sempat menahannya, namun karena bobot tubuh mereka yang tak berbeda jauh, akhirnya malah berakhir dengan jatuh bersama. apalagi saat itu sekolah sudah cukup sepi karena sudah sore dan mereka berdua baru pulang dari latihan dance. Penyebab Donghae mengejarnya ialah karena ia merusak sepatu milik Lee Donghae.
Hyukjae terkekeh saat ia mengingat dirinya yang lalu. sungguh, ia jadi merindukan saat-saat itu. meski harus mendekam dirumah sakit, ia pun rela karena saat itu masih ada caci maki yang terlontar antara dirinya dan Lee Donghae. Jujur, Lee Donghae bagi seorang Kim Hyukjae, selain sebagai musuh abadi, juga pengisi hatinya yang abadi.
"Kau—"
Hyukjae menoleh saat ia merasa suara itu ditujukan padanya. Senyumnya perlahan meluntur kala ia melihat sesosok pria bertubuh tinggi dengan pakaian khas orang habis berlatih dance dan botol air ditangannya. Entah kenapa lututnya langsung melemas saat ia melihat sosok itu lagi. apa orang itu mengenalinya yang saat ini? ah... Hyukjae sih berharap... tidak.
To be continued... or END
words: 1.309
21/04/2013
abis baca, tinggalkan jejak ya... biar aku tahu jelek engganya cerita ini. :D
at last ..
Review ne?^^ :*
