Author : fic baru, fic baru, yeey~!
Rin : udahlah, BakAuthor. Kasihan ibumu kalau tahu anaknya, sredeng kayak gini!
Len : betultuh, betul!
Author : hey, kalian itu harusnya bangga dimasukin ke cerita seorang Author yang sudah melanglang buana Nusantara, khususnya Cluring(?) #nama desa author# karena kejeniusannya (a.k.a utangnya)
Len : iya deh terserah, bacain disclaimer tuh!
Author : ngapain gue bayar lu, kalo lu gak bacain disclaimer? lu makan gaji buta ya?!
Len : gue bahkan gak digaji, tuh!
Author : ooh, kalo gitu, lu, gue pecat!
Len : APAA?! ja-jangan dong. dirumah anak gue tiga, istri gue enam.
Rin : LEEEENNNN! #nyekik Len#
Author : ok, deh. disclaimer kan? nih.
disclaimer : vocaloid punya bapaknya Author, karena bapaknya Author punya YAMAHA mio. #digampar pak YAMAHA# Warning : typos, gaje, roman picisan, fantasy ketinggian, abal, nista, dan berbagai kekurangan lainnya.
Rin p.o.v
Hari ini, sekolahku a.k.a Crypton Academy, akan melakukan study tour, kesebuah Museum ternama#Readers : museum apaan?
Author : entahlah, pokoknya ternama.*ditendang#
Oh, ya. kita belum kenalan,kan? Namaku Kagamine Rin, anak perempuan (masih) satu-satunya dari pasangan Lenka dan Rinto aku tiba disekolah, ternyata teman-temanku sudah siap untuk berangkat. Maka aku segera naik ke bis dan mencari tempat duduk. Aku melihat seorang gadis berambut teal se-mata kaki, tengah duduk sambil mendengar musik melalui headset dan main PSP. Ya, dia adalah Hatsune Miku, diva di sekolah kami Akupun menghampirinya,
karena dia duduk sendirian.
"Miku, aku duduk disini ya?" tanyaku.
"Gak boleh." jawabnya cepat, tanpa mengalihkan pandangan dari menghela nafas lalu menarik beberapa helai rambutnya yang dibiarkan terurai.
"Aku tanya sekali lagi. Miku, apa aku boleh duduk disini?"
"I, iya, Rin-chan. Rin-chan boleh duduk dimanapun, tapi lepasin dulu rambut Miku yang indah." ucap Miku meringis kesakitan, yang membuatku sweatdrop.
"bagus." ucapku tersenyum.
"huuft, Miku kan cuma bercanda
." ucap Miku menggembungkan pipinya hingga terlihat imut.
"hehe, gomen, gomen. Habisnya Miku, pake bercanda sih. kan kau tau, selera humorku buruk." ucapku sambil melet. #Author : persis kayak Pterodaptil.
*dicubit pake kunci inggris.
Skip time dimuseum.
aku bersama teman sekelompokku, yaitu : Aku, Miku Hatsune, Piko Utatane, dan Miki Urushihara. Serta kelompok Kaito Shion a.k.a Pacarnya Miku, yaitu : Kaito, Gakupo Kamui, Luka Megurine dan Gumi Carrolina (bule nih). Sedang menuju ke bagian Sengoku. kelompokku dan aku mengamati tentang peralatan yang dipakai samurai terdahulu, sementara Kaito c.s. pergi ke bagian silsilah keluarg Shogun. Aku dan Miku juga sempat curi dengar percakapan kelompok mereka.
"Hey, BaKamui, katanya kau samurai, kok namamu gak ada sih."
"Aku ini dari klan elit, gozaru. Jadinya gak ada dicatatan sejarah."ucap Gakupo bangga.
"Hey, kalian jangan cuma ngobrol, masa' cuma aku dan Gumi yang kerja." kata Luka sambil menjewer duo baka itu.
"hai' Luka-chan/-sama."
sementaraGumi cuma menghela nafas dan Miku ketawa cekikikan melihatnya, lalu kembali melanjutkan pekerjaan kami bersama Piko dan Miki.
skip time
"aah, akhirnya selesai juga tugas dari Kiyoteru-sensei." ucap Piko.
"benar shota. eh, kita jalan-jalan yuk." ucap Miki, sementara Piko pundung karena dibilang shota.
"Ayo." jawabku dan Miku.
Kami melihat berbagai koleksi bersejarah di museum ini. Jujur, aku sangat suka dengan kebudayaan jepang, dari dulu, aku sangat ingin jadi samurai, aneh? biar saja.
"hey, Piko. Jangan-jangan kau keturunan Hideyoshi, karena gendermu gak jelas." ucap Miku.
"HAHAHAHAHA." Kami semua minPiko ngakak tak terkendali. Seperti biasa Piko cumin pundung.
"pasti kalian keturunan Oda Nobunaga, kalian kejam banget sih." balas Piko pelan.
Miku dan Miki mendeathglare Piko dengan tatapan 'gua-tunggu-lu-diprapatan'. Aku sih biasa tersita melihat sebuah prasasti dengan gambar rubah ekor sembilan yamg dirantai, akupun penasaran dan mencoba mencari keterangan, tetapi tidak ada satupun catatan yang tertulis di sekitar prasasti itu, maupun di katalog mengenai sejarah prasti itu.
"itu adalah prasasti dimana dulu seekor kyuubi no youko disegel oleh seorang onmyoji bernama Hazama Tokimori." kata seorang penjaga yang tiba-tiba berdiri disampingku.
"HUUAAA!" Aku kaget karena ada seorang laki-laki dibelakangku. Dia hanya terkekeh kecil, aku mendengus kesal.
"hahaha, namaku adalah Leon, dan aku adalah yang bertanggung jawab atas semua barang di museum ini, ya aku adalah manajer disini." ucapnya.
"Watashi namae wa, Rin Kagamine desu, ano, bisa ceritakan lebih detail mengenai prasasti itu?" tanyaku penuh harap.
"tentu saja, aku suka anak yang menyukai sejarah sepertimu." ucapnya tersenyum, jujur, menurutku dia cukup tampan.
"A, arigatou." ucapku sambil merona, dia hanya tersenyum.
"Dulu dijaman kekaisaran sengoku, ada legenda yang mengatakan kalau kau mendengar suara pemuda yang meminta makan dimalam hari, jangan pernah buka pintu rumahmu, karena jika kau buka, maka pemuda itu akan berubah menjadi seekor rubah besar, membawamu kehutan dan memakan semua organ dalammu." ucapnya serius.
Aku bergidik ngeri membayangkan organ tubuhku dimakan rubah.
Lalu seorang petugas menghampiri kami.
"Leon-san, anda diharap untuk menghadap ke ruang manajer karena akan diadakan rapat mingguan." ucap petugas itu.
"a~ah, kalau begitu aku harus pergi, bye Kagamine-san." ucapnya lalu pergi bersama petugas itu.
"ha'i."
Aku mengamati sebentar prasasti itu lalu aku melihat ada semacam gambar telapak kanan di prasasti itu, aku mencoba meletakkan tanganku di sana, karena tidak diletakan dalam etalase, jadi aku bisa melakukannya. Saat tanganku menyentuh prasasti itu, munculah semacam kanji kuno yang bercahaya dari prasasti itu, aku pun mencoba membacanya, karena aku suka sejarah, jadi aku bisa walaupun sedikit.
"rin - pyou - tou - sha - kai - jin - retsu - zai - zen." ucapku tiba-tiba lancar.
Aneh, prasasti itu tiba-tiba sedikit retak di bagian gambar rubahnya. Karena tidak mau disuruh bertanggung jawab, aku langsung kabur dari situ dan menghampiri kelompokku.
"Rin-chan." panggil ketiga anggota kelompokku.
"kau dari mana saja, Rin-chan?" tanya Miku.
"ti-tidak ada kok, hehe." ucapku grogi. Mereka menatapku curiga.
"kamu habis ngerusakin barang museum,ya?" tebak Miki. BINGO!
"e-ng, enggak kok!" jawabku.
"hey, kita kan disuruh kembali ke bis, karena mau pulang." ucap Piko.
"ya sudahlah, Ayo pulang." ajak Miki. fyuuh, aku lega.
"oh, iya. katanya seminggu kedepan, kita
diliburkan, karena kakak kelas kita, akan mengadakan ujian." kata Miku.
"beneran." komentarku. Dibalas anggukan oleh Miku.
"asyiik!" kataku.
end of Rin p.o.v.
Author p.o.v.
Sesampainya di rumah, Rin langsung tidur dikamarnya di lantai dua, dia hanya tinggal dengan ibunya, sementara ayahnya bekerja di Indonesia, sebagai manager restoran, yang biasanya pulang dua bulan sekali.
"Rin-chan, makan malam dulu." ucap Lenka.
"Rin, enggak lapar kaa-chan." balas Rin.
"ya, sudah. Nanti kalau Rin mau makan ,makanannya kaa-chan letakan di dalam lemari. Kaa-chan ngantuk mau tidur."
"hai' kaa-chan." balas Rin.
pukul 22.56
"Aku lapar." ucap Rin yang terbangun karena lapar. Dia langsung menuju ke dapur dan mengambil makanan yang disiapkan kaa-channya.
'tolong!' Rin seolah mendengar permintaan tolong. Rin awalnya tidak menghiraukan suara itu, tapi karena semakin keras akhirnya dia kesal dan penasaran juga. Rin bergerak menuju pintu, saat akan membuka pintu, dia teringat perkataan Leon-san tentang legenda kyuubi no youko, yang makan organ manusia. Diapun mengurungkan niatnya membuka pintu, dan berbalik ke kamar dan tidur.
"siapapun didalam, tolong, berikan aku makanan, kumohon." ucap suara itu dengan nada memelas.
Rin mulai iba, dia mencoba membuka pintu rumahnya perlahan dengan ragu-ragu. Saat pintu itu terbuka sepenuhnya, Rin tidak melihat siapapun, dia jadi merinding jadinya. Tapi karena rasa penasarannya yang besar dia mencoba melongok keluar, melihat kehalaman rumahnya. Dia terkejut, karena melihat
seorang pemuda, yang kelihatan seumuran dengannya berambut honeyblonde sepundak, bermata biru dan memakai pakaian pendeta kuil, tengah meringkuk kedinginan dihalaman rumahnya sambil memeluk kaki. Tapi bukan itu saja yang membuatnya terkejut, dia lebih terkejut lagi karena pemuda itu memiliki telinga aneh mirip telinga anjing, yang mencuat diatas kepalanya, ditambah dengan sembilan buah ekor keemasan yang senada dengan telinga dan rambutnya, melambai-lambai seolah tertiup angin.
Pemuda itu langsung menatap
Rin yang tengah terkejut.
"aku lapar, aku mau makan." ucap pemuda itu, Rin yang mendengar kata lapar dan makan langsung histeris.
"KYAAAAAAA!"
"GYAAAAAAA!"
pemuda itu rupanya juga terkejut mendengar teriakan Rin. Rin kabur secepat kilat lalu segera menutup pintu rumahnya, tidak peduli pada pemuda tadi, bersandar pada pintu untuk menenangkan detak jantungnya.
"hey kumohon, buka pintunya, aku lapar dan kedinginan, kumohon~" ucap pemuda itu sambil menggedor pintu.
"TIDAAAKK!"
"kumo~hoonn~..."
ucap pemuda itu lemas, lalu tak terdengar suaranya lagi.
'apa dia sudah pergi?' pikir Rin. Dia lalu membuka pintunya lagi, dan terkejut lagi, melihat pemuda itu tepar di depan pintu rumahnya.
"KAAAA-CHAAANN!" teriak Rin sambil lari ke kamar ibunya, meninggalkan pemuda itu.
di kamar Lenka.
"kaa-chan, bangun, Rin takut, diluar ada alien(?)." ucap Rin mengguncang tubuh ibunya.
"haa? mana ada alien, Rin-chan?" jawab Lenka yang bangun karena Rin.
"pokoknya ada, ayo kita lihat, Rin takut sendirian."
"iya-iya, ayo kita lihat." jawab Lenka.
di depan pintu.
"Rin-chan?" panggil Lenka.
"hai' kaa-chan."
"ini sih, bukan alien. tapi ini YOKAAIII!" teriak Lenka.
"YO-YO-YOOKKAAAIII?" tanya Rin histeris.
"iya, cepat ambilkan sapu dan golok."
"go-golok?" tanya Rin.
"kita habisi dia, sekarang!" perintah Lenka.
"uh, uhm." pemuda itu menggeliat, lalu matanya terbuka.
"Lapar."
"KYAAAA!" teriak Rin dan Lenka.
"hey, aku tidak bermaksud buruk, aku hanya meminta makan saja kok! sungguh." ucap pemuda itu
"iya-iya, ayo kita lihat." jawab Lenka.
di depan pintu.
"Rin-chan?" panggil Lenka.
"hey, aku tidak bermaksud buruk, aku hanya meminta makan saja kok! sungguh." ucap pemuda itu
"tapi kau tidak akan makan manusia,kan?" tanya Rin memeluk Lenka ketakutan.
"aku tidak suka makan daging."
Disinilah pemuda itu, tengah makan bersama Rin, karena tadi belum sempat makan.
Pemuda itu makan sangat lahap, membuat duo ibu-anak yang ada disana menatapnya sweatdrop.
"ano, Yokai-san, siapa namamu?" tanya Lenka.
"aku? aku tidak punya nama, tapi orang-orang memanggilku 'Kyuubi no Youko'. Jawabnya sambil tersenyum.
T.B.C
Bottom of Form
