Hai, Minna-sama.

Bukannya ngelanjutin fic Take Mix Out, malah bikin ini. Habis, bikin humor itu susah banget lho! Maaf ya minna yang nungguin update-an saya (readers: gak ada yang nunggu!).

Saya lagi kesambet (?) ide bikin romance, jadilah fic (ancur) ini. Pairnya SasuSaku lho, SasuSaku! Pair favorit saya! *nari hula-hula*. Sebenernya sih saya mau bikin KakaSaku (special buat ka Awan Hitam =3) atau SasoSaku (janji saya sama oichi tyara no sasori, maaf ya Tyara-chan T_T), tapi kayaknya mereka nggak pantes dijadiin playboy mesum kayak Sasuke XDD *dipeluk-peluk ka Awan + Tyara-chan* *dicincang kusanagi*.

Oo iya, ada slight SasuKarin dikit. Dikiiiiiiiitt banget! Yang jelas nggak akan mengganggu minna menikmati (?) SasuSaku-nya.

Fic ini terinspirasi dari sebuah shoujo manga karangan Shouko Akira yang saya jamin readers pada nggak tau *dihajar*. Ada juga beberapa kalimat yang saya ambil dari komik ini.

Ah, sepertinya saya sangat-sangat bacoted ya, langsung aja deh~

Cool and Warm

Naruto©Masa' sih Kishimoto *PLAKK PLAKK*

Honey Moon©Shouko Akira

Cool and Warm©Miura Aii

Rated: T

Warning: OOC, gaje, abal, lebay, typo, humor dikit dan jayus, porak-poranda, dan sejenisnya.

A/N: Disini yang 'Cool' adalah Sakura, 'Warm' adalah Sasuke. Sakura pake kacamata lho, tapi Karin yang nggak pake kacamata.

Baca dulu, kalau ada gejala mual hubungi dokter! XD

DON'T LIKE DON'T READ

Happy RnR !

.

.

.

"Ne, sudah dengar?"

"Apa? Apa?"

"Sasuke nembak Sakura Haruno, anak kelas 2-1!"

"Hah? Haruno yang itu?"

"Iya! Cewek kutu buku yang hampir nggak punya teman itu, yang teman-temannya cuma buku sains, matematika, sama kumpulan rumus itu!"

"Kenapa Sasuke tertarik sama cewek membosankan seperti dia?"

Kasak-kusuk ria para gadis pagi itu sepertinya tidak akan berakhir kalau tidak dihentikan dengan bel panjang yang menandai dimulainya pelajaran jam pertama. Tahu sendiri kan, kalau cewek ketemu cewek? Gosip, deh!

Tapi, mungkin yang ini bukan gosip.

(".)

Jam Istirahat

'Hari ini jawab kumpulan soal logaritma dulu, deh,'

'Tapi aku juga mau baca yang ini,'

Gadis berambut pink dan berkacamata itu duduk sendirian di bangkunya. Bangku ketiga dari belakang dekat jendela. Kelasnya kosong. Tentu saja, ini jam istirahat. Teman-temannya sudah pasti berhamburan keluar kelas.

Kedua tangannya terpakai untuk memegang dua buku. Kepalanya menoleh ke kanan-kiri, bingung menentukan buku yang mana yang akan dilahapnya hari ini.

Di mejanya ada setumpuk buku lain yang pastinya 'berkualitas' dan bukan buku sembarangan, yang bisa menyebabkan impotensi, gangguan kehamilan dan janin jika dibaca oleh orang 'biasa'.

Eh, ngaco!

Gadis itu kemudian memilih untuk mengerjakan kumpulan soal logaritma. Segera saja tangannya menari-nari di atas kertas kosong yang digunakannya untuk menjawab.

Sakura Haruno, 16 tahun. Yang ia sukai... integral, faktorisasi, fisika, kimia... dan sebagainya.

'Paling asyik kalau lagi menulis hasil akhirnya,' pikir gadis itu sambil menyeringai.

Saat dia mengerjakan kumpulan soalnya, dia terlihat bahagia.

Begitulah kesehariannya...

Tapi sejak kemarin, gadis itu menjadi sumber kehebohan.

Penyebabnya...

"Hari ini kencan, yuk,"

Cowok ini.

Kedatangannya yang sangat tiba-tiba tidak membuat gadis pink itu merubah ekspresi wajahnya. Tetap stoic.

Cowok itu―Sasuke Uchiha, idola para cewek di Konoha High School, yang tadi pagi dibicarakan para siswi―berdiri di balik jendela tepat di sebelah si gadis pink.

"Tapi sudah kubilang..." emerald Sakura yang terbingkai kacamata menatap mata onyx Sasuke, "Kenapa harus aku?"

"Hn, sudah kubilang juga kan, aku suka padamu," jawab Sasuke sambil menarik sedikit ujung bibirnya.

Sakura terdiam.

"Pokoknya kutunggu di gerbang sekolah setelah pelajaran usai!" kata Sasuke sambil berlalu. Tak lupa menampilkan senyum 1 juta volt-nya yang membuat para siswi dan author tepar (lho kok?).

Namun wajah Sakura tetap datar. Meskipun begitu hatinya merasa bingung dan kesal.

'Menyebalkan sekali...'

(.")

-Flashback-

Konoha High School masih tetap ramai. Memang sekolah ini—sekolah ter-elite di Konoha―tidak akan pernah sepi, setidaknya sampai matahari benar-benar hilang.

Suara-suara teriakan siswa laki-laki yang bermain bola terdengar bersahut-sahutan. Sepertinya ada pertengkaran kecil mengenai pelanggaran-atau-tidak di antara kedua tim yang bermain.

Para siswi juga masih banyak yang duduk-duduk di bawah pohon beringin besar yang tumbuh tepat di tepi lapangan sepak bola.

Ada juga yang menyendiri di balik bukit kecil belakang sekolah.

Sakura—gadis yang menyendiri itu―duduk dengan memeluk lututnya, memandang sang mata dewa yang hampir terbenam anggun.

What a beautiful scenery.

Sakura melirik jam berwarna merah hati—yang selalu dipakainya setiap hari—di pergelangan tangan kirinya.

"Sudah sesore ini..." gumamnya pelan. Ia meraih tas yang terletak agak jauh di samping tempatnya duduk. Dengan gerakan lambat ia mengambil sebuah buku dari tasnya. Setelah itu Sakura berdiri dan menepuk-nepuk belakang rok seragamnya yang agak kotor terkena rumput.

"Aku pulang dulu," katanya entah pada siapa.

Gadis itupun melenggang pergi membelakangi sang surya.

Dibukanya buku yang diambilnya tadi dan mulai membacanya.

Di gerbang sekolah...

Sakura berjalan sambil membawa buku fisika dengan kedua tangannya. Matanya tajam memelototi huruf demi huruf yang tercetak di bukunya. Wajahnya serius.

"Sakura Haruno,"

Gadis yang merasa memiliki nama itu lalu menoleh ke sumber suara.

"Ada apa?"

Ketika ditanya, cowok berambut emo itu tersenyum kecil.

"Aku Sasuke Uchiha, dari kelas 2-3," jawabnya. "Kau..." kata cowok itu terputus, lalu dijulurkannya badannya sampai matanya sejajar dengan mata emerald gadis di depannya, "Mau temani aku?"

Hening.

"Ng... kemana?" sebuah jawaban bodoh meluncur dari bibir Sakura.

"Hmp. Bukan itu maksudku," kata Sasuke sambil menahan tawanya.

"Lalu?"

Sasuke semakin mendekatkan wajahnya. Tapi gadis itu tak terpengaruh.

"Aku ingin kau temani aku, karena aku tertarik padamu. Aku suka padamu," tembak Sasuke langsung. "Kau suka aku, nggak?"

Sakura tidak terpengaruh. Wajahnya tetap tenang seolah tidak beremosi.

"Nggak, tuh," sahut Sakura yang membuat Sasuke tertohok.

"Hn? Kenapa?"

"Karena kamu menggangguku membaca buku," jawab Sakura polos.

Tawa Sasuke pecah.

"Kau memang cewek aneh, ya," kata Sasuke di sela-sela tawanya. Lalu ia tersenyum. "Pokoknya kita pacaran ya. Aku akan ke kelasmu besok," setelah mengatakannya, cowok itu berlalu.

Sakura diam sejenak. Lalu sedetik kemudian ia melanjutkan langkahnya.

(".)

"Tunggu, Sasuke! Apa maksudmu..." teriak seorang gadis berambut merah di koridor kelas 2.

"Hn?"

"Kenapa sih harus dia? Kamu kan tahu, aku..." gadis bernama Karin itu tidak melanjutkan ucapannya.

"Bicara apa kau? Kencan sekali bukan berarti pacaran kan? Apa maumu?" Sasuke malah balik bertanya dingin.

Karin tidak bisa berkata-kata lagi. Wajahnya sudah semerah rambutnya.

Sasuke pun berlalu.

Karin tertunduk. Dia marah. Benar-benar marah. Dia adalah satu dari sedikit pengagum Sasuke yang beruntung bisa kencan dengan Sasuke.

Sasuke memang punya banyak fans, tapi hanya sedikit yang diajaknya kencan. Tak seorangpun fansnya yang tahu kalau Sasuke mengajak mereka dengan terpaksa. Terpaksa, karena cewek-cewek fansgirl-nya itu tidak bisa diajak kompromi lagi.

Karin semakin memperdalam tundukan kepalanya.

'Awas kau, Sakura Haruno!'

(.")

Pulang Sekolah

Seperti biasa, setiap pulang sekolah Sakura selalu menyempatkan diri untuk membaca buku di perpustakaan.

Tak terkecuali hari ini.

Ia membaca buku, as usual, seolah tak ada apa-apa.

Padahal, ada apa-apa (A/N: gyaaaa bahasa apaan ini XD).

(".)

Sasuke terus menyusuri setiap lorong yang ada di sekolahnya, hingga kakinya terasa seperti akan diamputasi.

'Dimana sih dia?'

Kakinya terus melangkah, sambil berpikir dimana kira-kira gadis itu berada.

Lalu sebuah ide muncul di otaknya.

"Bodoh sekali aku!" gumamnya, lalu bergegas berlari turun menuju lantai 3 gedung sekolahnya—yang sudah dilewatinya sebelum naik ke lantai ini—dan masuk ke sebuah ruangan dengan papan bertuliskan "PERPUSTAKAAN".

Pintu digesernya dengan keras.

'Dimana? Dia pasti disini, kan?' batin Sasuke.

Sasuke melangkahkan kakinya panjang-panjang. Matanya bergerak liar mencari sosok gadis berambut pink yang dari tadi dicarinya.

'Huh, dasar. Disana kau rupanya,' Matanya menangkap sosok Sakura di bagian baca sebelah rak bertuliskan "Sastra".

Sasuke pun menghampiri gadis yang tenggelam dalam bukunya itu.

"Kenapa kau tidak datang?" kata Sasuke agak kasar sambil sedikit menggebrak meja. Otomatis manusia-manusia di sekitar mereka ber-ssstt padanya. Sasuke tak peduli.

"Hah?"

"Kenapa kau tidak datang?" Sasuke mengulang pertanyaannya dengan sedikit mengurangi volume suaranya. "Kan kubilang pulang sekolah kutunggu di gerbang!"

"Ah, iya juga ya…" gadis itu masih agak bingung dengan situasi yang dihadapinya. "Tapi, aku kan nggak janji. Lagipula aku sedang asyik baca buku," lanjutnya.

Sasuke menghela nafas. Didudukinya kursi di depan Sakura.

"Apa sih asyiknya belajar?" tanya Sasuke tiba-tiba.

Sakura melebarkan matanya. Tapi dengan cepat raut wajahnya kembali seperti semula.

"Hm…" Sakura menarik nafas pelan, kedua tangannya menopang dagu, "Belajar, kalau kamu nggak bisa menyelesaikan satu soal yang sangat sederhana, kamu akan kesal, kan?" kata Sakura.

"…?" Sasuke tampak tidak mengerti.

"Segala kesederhanaan itulah bentuk dari keindahan," lanjut Sakura, kali ini ia memejamkan kedua mata emeraldnya. Senyum tipis muncul dari bibir pinknya.

Sasuke masih diam. Namun sepuluh detik kemudian...

"Aku nggak ngerti apa-apa, tapi..." ujarnya tiba-tiba, lalu tanpa basa-basi ia ngajak hepi-hepi—eh! *plakk*, maksudnya tanpa basa-basi menarik lengan Sakura, "Akan kutunjukkan sesuatu yang lebih mengasyikkan daripada belajar!"

"A, apa?" Sakura terkejut, tapi ia pasrah saja lengannya ditarik oleh tangan kekar Sasuke.

Mereka pun keluar dari perpustakaan.

(.")

Sakura terpana ketika melihat sesuatu tertangkap di iris emeraldnya.

"Mo..tor?" gumamnya ragu-ragu.

"Hn? Iya, kenapa?"

"Kita akan naik ini?" Sakura meneguk ludahnya.

"Iya, kau kenapa sih?" alis Sasuke bertatut, heran dengan kegugupan gadis di sampingnya itu.

"Ka-kamu seri..us?"

Cowok emo itu mulai kehilangan kesabaran. "IYA! AKU SERIUS, SAKURA! KITA AKAN PERGI KE SUATU TEMPAT NAIK MOTOR! Puas?" Sasuke berteriak frustasi. "Ini motorku sendiri kok, bukan hasil curian," canda Sasuke cepat-cepat, takut membuat gadis pink itu semakin gugup. "Kau tak perlu takut."

"Tapi…" Wajah Sakura semakin pucat. Gadis itu menunduk.

Sasuke menunggu kelanjutan dari 'tapi'nya Sakura dengan (tidak) sabar.

Tiba-tiba Sakura mengangkat kepalanya, air mata meleleh keluar dari mata hijaunya membasahi pipinya yang putih. Dan ia…menatap Sasuke sayu namun penuh kemarahan.

"Aku benci kamu."

.

tsuzuku~

.

.

.

Apa-apan fic diatas? *bersungut-sungut*.

Gaje buanget ya DX. Maklum, saya author baru disini ^^a, jadi mohon bantuannya, senpai-tachi!

Maunya saya bikin oneshoot, tapi entah kenapa saya ingin membuat readers penasaran XD *digebukin readers*. Dan kalau oneshoot, pasti jadinya panjaaaaaaaaangg banget.

Yasud lah,

Terima kasih sudah membaca. Review please~ *sakura-nangis-no-jutsu (?)*.

Boleh flame, asal login. Dan jangan kasar. Pikirkanlah perasaan author yang membuat fic ini dengan sepenuh jiwa raga 3 hari 3 malam (halah).

Pokoknya saya nggak menerima flame dari pengecut nan alay.

.

.

.

Continue or not?

Review!

^^Miura Aii^^