Disclaimer : Naruto punya'e Masashi, Cuma ceritanya punya saya.

Summary : Sasuke Sakura sudah bertunangan. Saat ingin berkencan, eh, malah disuruh jaga anaknya Itachi! "Euh, pikirkan! Itu tak seburuk yang kau kira. Lagipula, kami sangat sibuk hari ini. Sasuke, seharusnya kau berbakti kepada kakakmu ini," Haduh…

Merepotkan

Sasuke keluar menuju ruang tamu. Ehm… jam 08.50. sebentar lagi pasti Sakura bakal datang. Sakura janji akan main ke tempat Sasuke. Ya… Sasuke dan Sakura sudah bertunangan dan berencana beberapa bulan ke depan untuk menikah. Sasuke duduk di sofa. Sebentar-sebentar pandangannya beralih ke Itachi, kakaknya yang sibuk bersliweran di depannya. Matanya terus mengikuti gerak-gerik kakaknya itu. Hmm… Itachi menaiki tangga tak lama kemudian turun dengan membawa beberapa tas berisi perlengkapan Kak Konan.

"He, bisa Bantu gak sih?" Itachi melempar sebuah tas ke pangkuan Sasuke. Sasuke menatap kesal.

"Iya, Sasuke tolong Bantu Kak Itachi membereskan barangnya Kak Konan. Sebentar lagi Kak Konan bakal melahirkan, semua repot," Mikoto ikut menimpali. Sasuke mau tak mau berdiri kemudian ikut membereskan barang-barang Kak Konan. Fiiuuhh… akhirnya selesai juga. Semua tas sudah tertata rapi di dalam mobil. Suara bel berbunyi. Sasuke berlari ke depan pintu dan mendapati Sakura berada diluar sana sambil tersenyum.

"Selamat pagi, Sasuke!" sapanya kepada tunangannya itu. Sasuke menarik tangan Sakura untuk masuk ke dalam rumah.

"Selamat pagi, tante," Sakura mulai menyapa Mikoto yang sedang membawa tas, berniat menuju ke mobil.

"Eh, Sakura, iya selamat pagi," Mikoto mulai melangkah lagi.

"Selamat pagi, Kak Itachi," Sakura memandang Itachi dengan tersenyum. Itachi membalas senyum Sakura dan mulai masuk ke dalam mobil. Tiba-tiba seperti teringat sesuatu, ia kembali lagi ke ruang tamu, dimana Sasuke dan Sakura berada di sana.

"Eh, kalian mau kemana?" tanyanya kepada SasuSaku.

"Eh, kami mau kencan," Sakura menjawab malu-malu.

"Oh, eh, Tunggu bentar. Bagaimana kalau kalian menjaga anak-anakku?" Itachi teringat sesuatu. Sasuke mengerutkan dahinya. "Apa? Apa yang kau pikirkan? Kami harus kencan dengan membawa bayi?" katanya tak percaya.

"Euh, pikirkan! Itu tak seburuk yang kau kira. Lagipula, kami sangat sibuk hari ini. Sasuke, seharusnya kau berbakti kepada kakakmu ini," Itachi berbicara sambil menatap Sasuke dalam-dalam.

"Iya, Sasuke, kami sedang sibuk hari ini. Sebentar lagi Kak Konan melahirkan. Seharusnya kau membantu dong!" Mikoto berbicara tiba-tiba. Sasuke mengerutkan keningnya kembali.

"Sakura, kamu mau kan menjaga anakku sebentar? 1 hari saja!" Itachi berkata dengan nada memohon, ditambah dengan wajah Mikoto yang penuh harap, membuat Sakura tak kuasa untuk menolak.

"Ah, I…Iya," jawab Sakura kepada kedua orang itu.

"Bagus! Terimakasih banyak ya Sakura. Hmm… semua perlengkapan bayi ada di dalam kamar! Mereka juga lagi pada tidur kok," kata Itachi kemudian berlalu meninggalkan Sasuke dan Sakura yang terbengong-bengong.

"Gak apa-apa kan Sakura. Hmm… Hitung-hitung latihan kalau nanti menjadi ibu," Mikoto berkata sambil menepuk lembut bahu Sakura kemudian ia mengikuti Itachi kedalam mobil. Itachi dan Mikoto pun berangkat.

"Kamu ini, kenapa mau sih menerima tawaran itu?" Sasuke berkata sambil mengusap wajahnya. Ia kemudian merebahkan diri di sofa. Sakura ikut duduk di sofa.

"Ehm, habis, kasihan juga kan mereka, Sasuke! Kencan kan bisa lain kali. Gak apa-apa ya?" kata Sakura merasa bersalah. Sasuke membuang muka.

"Kau ini seperti tidak tahu mereka sih! Anak-anak Kak Itachi itu bandel. Yang bernama Tako itu bandelnya minta ampun, sedangkan yang masih bayi namanya Hiko itu sebentar-sebentar menangis! Kau ini! Merepotkan tahu!" kata Sasuke dengan wajah yang terlihat ngeri membayangkan kelakuan anak-anak kakaknya itu. Sakura tersenyum dipaksakan. Euh! Memang benar kalau anaknya Kak Itachi itu bandelnya minta ampun. Apalagi yang namanya Tako, anak 6 tahun itu selalu mengganggu kencan Sasuke dan Sakura selama ini. Pernah suatu kali Tako mengekor Sasuke dan Sakura selama mereka pacaran. Minta dibeliin ini, itu, minta ke sini, kesitu. Uah, membayangkannya saja membuat bulu kuduk bergidik.

"Ah, maaf, Sasuke. Kasihan kan mereka? Lagipula di rumah sepi. Katanya ayahmu sedang ke Suna ya? Kasihan kan keponakanmu itu? Semua sedang sibuk mengurusi Kak Konan," Sakura mencoba tersenyum dan menasehati Sasuke. Sasuke tetap membuang muka. Sakura menarik nafas dalam-dalam. Ia kemudian mendekati Sasuke, menggelendot manja ke lengannya kemudian mencium pipi Sasuke. Sasuke menoleh sebentar melihat Sakura yang tampak cantik pagi itu. Ia membalas ciuman Sakura.

"KAKAAAK! Kakak ini sedang apa sih?" sebuah suara mengagetkan mereka. Mereka menghentikan ciumannya dan menoleh ke sumber suara. Aw! Itu Tako, berdiri berkacak pinggang di tangga. Sakura segera berdiri dari sofa.

"A… a… Tako sudah bangun ya?" katanya meringis. 2 alasan! Pertama, karena menyimpan dendam… anak kecil itu selalu saja mengganggunya dengan Sasuke. Kedua, karena malu. Seorang anak kecil mengetahui apa yang dilakukannya.

"Huh, Kakak ini tidak tahu malu banget sih sama anak kecil! Dasar memalukan!" Tako berkata sambil menggoyangkan telunjuknya, serasa seperti guru yang menasehati muridnya. Sakura meringis. Kali ini menahan marah. Uh, kalau saja tak ada Sasuke. Anak itu…

"Tako, kau jangan begitu dengan Kak Sakura!" Sasuke mencoba menasehati Tako. Walau sebenarnya ia tahu, anak kecil (biasanya Sasuke memanggilnya Anak Setan kalau sedang tak ada Itachi. Tapi ya, emang cuma di dalam hatinya saja dia manggil gitu!) itu keras kepala sekali. Melebihi dirinya. Tako menyeringai.

"Apa peduliku!" jawabnya kemudian mendekati Sakura. Sakura menunduk mengamati Tako. Uh, sebenarnya cukup tampan sih, cuma kelakuannya itu yang membuat Sakura ngeri.

"Gendong dong, Kak!" Tako mengulurkan tangannya ke badan Sakura. Sakura terkejut.

"Hah, a..apa?" katanya tak percaya.

"GENDOOONG!!!" Tako berteriak. Sakura tak mau mendengar suara anak menyebalkan itu. Ia kemudian menggendong anak itu di belakang punggungnya.

"Tako, turun!" Sasuke memerintah Tako. Dalam hati Sakura udah sebel banget. Habisnya, Sasuke telat sih!

"TIDAK MAU!!!" Kata Tako. Tangannya bergelayut di leher Sakura.

"TURUN!" Sasuke mendekati Tako dan menariknya paksa dari badan Sakura. Karena Tako tak mau turun, dia malah mempererat pegangan tangannya ke leher Sakura.

"Ughh… Eg… Sasu…ke… hen..tiggk..an!" Sakura merasa lehernya tercekik kuat. Sasuke segera menghentikan tarikannya.

"Ma..Maaf Sakura!" katanya kepada Sakura. Sakura hanya mengangguk sambil memegangi lehernya yang terasa sesak.

"Heh, anak kecil! Kamu ini…!" Sasuke merasa gemas dengan Tako yang masih ada di gendongan Sakura. Tako hanya menjulurkan lidahnya.

"Sudahlah Sasuke, biarkan dia begini dulu, lama-lama juga bosan!" Sakura mencoba tabah meski dalam hatinya, ingin sekali membanting anak yang sedang ada di punggungnya.

"Tako, mau kemana?" kata Sakura mencoba ramah. Tako yang merasa menang segera tersenyum penuh kemenangan.

"Hmmm… Aku mau keliling rumah! Cuma, kakak harus berlari menggendong aku! Nanti, Kak Sasuke yang jadi monsternya! Kakak Sakura jadi kudaku! Ya…?" kata Tako bersemangat. Sakura menelan ludah. Sasuke menatap sebal ke anak itu.

"Aku tidak mau! Maen saja sendiri sana!" Kata Sasuke marah. Tako memandang Sasuke penuh kebencian. Ekspresinya kemudian berubah. Tadinya alisnya sama-sama meruncing, kini menjadi datar. Mata berkaca-kaca dan suara mulai terdengar sesenggukan.

"UWWAAAAAAAA… KAKAk JAAAAHHHHHHAAAAAAATTTT!!!!" tangisnya pun meledak. Sasuke dan Sakura terkejut. Sakura, langsung menutup telinganya yang dekat sekali dengan mulut Tako. Bisa-bisa tuli ni kuping! Sakura kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya, menyuruh Sasuke menghentikan tangisan Tako dan menyetujui permintaannya.

"Oke…!!! Jangan nangis!" kata Sasuke panik. Tako mulai menghentikan tangisnya. "Jadi, setuju kan?" katanya setengah senang. Sasuke mengangguk terpaksa.

"Yaaaa…..! Mulai!" katanya memerintah. Sakura segera berlari menurut kehendak Tako, sedangkan Sasuke pura-pura mengejarnya. Beberapa menit mereka lalui masih dengan berlari. Sedangkan Tako asyik melonjak di punggung Sakura sehingga sakura merasakan berat pada punggungnya. Sasuke yang berpura-pura mengejar, tak luput dari penderitaan. Setiap kali mendekati jarak Tako, Tako segera memukul kepalanya dengan pedang mainan. Aw! Hih, ketika Sasuke mulai memperlambat larinya, Tako akan mulai menangis dan berkata Sasuke tidak sayang kepadanya. Dan… tentu saja Sakura akan memerintahkan Sasuke untuk menuruti kemauan Tako karena tak tahan dengan suara tangisannya. Menyebalkan! Sudah sekitar satu setengah jam mereka bermain seperti itu. Tako mulai meminta Sakura menghentikan larinya dan turun.

"Kakak, makan!" katanya memerintah. Ia segera duduk di sofa, berbaring ala raja yang sedang menyuruh para pelayannya. Sasuke menatap anak itu kesal. Kalau saja bukan keponakannya, anak itu…

Sakura menuju ke dapur, mencari-cari makanan.

"Sasuke, tak ada makanan ya?" tanyanya. Sasuke menggeleng. Sakura menepuk dahinya. Tako yang menyadari itu langsung mulai menangis lagi.

"Ehm, jangan menangis! Ini Kakak mau masak!" kata Sakura sambil menutup telinganya dan berjalan mondar-mandir mempersiapkan bahan makanan. Tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi dari atas. Sasuke menepuk dahinya. Hiko! Ia berlari dan mendapati Hiko menangis. Untung saja masih bayi, masih 1 tahun lebih beberapa bulan. Menggendong Hiko, walau caranya tidak benar. Ia memegang celana anak itu. Basah! Uwaaa… merasa jijik dengan baunya, ia kembali meletakkan Hiko. Hiko menangis lebih keras lagi. Sakura yang sedang memasak terkejut mendengar suara tangisan Hiko yang bertambah keras. Ia bingung. UWAAA… merepotkan sekali. Kok ya, selama ini Sasuke bisa tahan tinggal serumah dengan anak-anak nakal itu! Sakura mempercepat masaknya.

"Kakak, cepetan dong!" Tako mulai berteriak. Sakura menatap anak itu, kemudian melotot. Dia sudah capek diperintah anak itu. Tako yang sebal balas melotot kepada Sakura. Mereka saling melotot sampai akhirnya Tako menangis lagi. Tangisannya lebih keras dari yang tadi. TIIIDAAAKKK!!!!!

Sakura berjalan mondar-mandir. Bimbang antara masakan dan bocah nakal itu. Ia memilih masakan sebentar. Ia cuma masak nasi goreng. Ia mematikan kompor kemudian berlari ke arah Tako dan memeluknya.

"Ma… Maaf, jangan nangis, Tako!" kata Sakura memohon. Tako mulai memukuli kepala Sakura dan badannya. Sakura tetap memeluk anak itu.

"Tako, jangan nangis, nanti kakak juga ikut nangis!" Sakura berkata sedih, ia mulai berakting menangis. Tako behenti menangis. Ditatapnya wajah Sakura yang terlihat sedih.

"Eh, kakak jangan ikut menangis. Itu namanya cengeng!" katanya pelan. Sakura mengangguk. "Eh, kalau begitu, Tako mau makan saja!" katanya kemudian berlari meninggalkan Sakura. Ia terus memperhatikan Sakura dari dapur. Sakura membalikkan wajahnya dan tersenyum ke arah Tako. Tako jadi merasa bersalah dengan Sakura. Sakura segera menyusul Sasuke di atas. Di kamar, dilihatnya Sasuke yang mengangkat Hiko dengan kedua tangannya, sementara dia sendiri memalingkan wajahnya dari bayi itu. Sakura tersenyum, mendekati Hiko kemudian meraihnya dari tangan Sasuke.

"Ehm, Sakura, dia bau!" kata Sasuke kepada Sakura. Sakura mengangguk. Ia kemudian mengganti popok bayi itu. Memang jijik, tapi, dia harus melakukannya. Dengan bantuan Sasuke. Mereka berdua bekerja sama.

"Akhirnya!" kata mereka berdua serempak. Tetapi Hiko masih saja menangis.

"Sepertinya dia lapar!" Sakura menggendong Hiko kemudian turun kebawah diikuti Sasuke.

"Bawain bentar!" kata Sakura menyerahkan Hiko kepada Sasuke. Sakura sendiri membuatkan susu ke dalam botol bayi itu. Setelah selesai ia menjejali (sebenarnya meminumkan) botol itu ke mulut bayi itu. Berhenti menangis. Huaa… akhirnya. Sasuke tersenyum kepada Sakura.

"Terimakasih," katanya. Sakura mengangguk dan menghampiri Tako yang menatapnya malu-malu. Sakura tersenyum.

***

"Hah?" Itachi dan Mikoto kebingungan setelah mendapati Sasuke, Sakura, Tako dan Hiko. Di situ, di ruang tamu, tampak lah Sasuke duduk tertidur di sofa, di pangkuannya terdapat kepala Tako yang asyik tidur telentang, sedangkan Sakura tertidur dengan kepala bersandar di bahu Sasuke, dengan Hiko berada dalam dekapannya. Itachi dan Mikoto tersenyum.

"Bangun!" Itachi membangunkan mereka semua yang tertidur. Mereka semua bangun hampir bersamaan. Sama-sama mengucek mata masing-masing. Tako yang menyadari ayahnya datang segera memeluknya.

"Makasih ya, Sasuke, Sakura!" kata Itachi dan Mikoto bersamaan.

"Loh, yang menjaga Kak Konan siapa?" Tanya Sakura heran.

"Ayah," jawab Itachi cepat.

"Eh, makan malam disini ya, Sakura!" kata Mikoto menuju dapur. Sakura hanya mengangguk lemas.

"Gimana, enak kan menjaga Tako Hiko?" Tanya Itachi kepada Sasuke dan Sakura di ruang makan. Sakura hanya tersenyum (dipaksa) sedangkan Sasuke hanya menggeleng lemah. Itachi tertawa memandang mereka.

"Tapi, aku salut kok sama kalian. Berhasil mengatasi Tako dan Hiko," kata Itachi kembali.

"Hmm… ya… hitung-hitung kan persiapan kalau punya anak. Iya kan Sakura?" Mikoto menimpali. Yang ditanya hanya mengangguk dan tersenyum. Mereka melanjutkan makan.

"Sakura…" Sasuke memanggil tunangannya itu. Sakura menoleh.

"Ya?"

"Em… Kalau menikah nanti, kita punya anak yang banyak ya?" katanya serius. Yang ditanya cuma blushing. Sedangkan Itachi dan Mikoto tersenyum.

"Memangnya kenapa Sasuke?" Tanya Mikoto heran.

"Aku mau balas dendam sama Kak Itachi," kata Sasuke. Itachi cuma tersenyum mendengarnya sambil menggelengkan kepalanya.

"Dasar. Eh, besok, aku nitip Tako sama Hiko lagi ya?" Tanya Itachi memohon. Sasuke dan Sakura saling berpandangan. Kemudian dengan gerakan kompak, mereka segera meninggalkan ruang makan disertai teriakan kompak. "TIIIDDDAAAAAKKK!!!!"

Filladelfia : Jelek… emang jelek sih! Tapi ini kisah nyata. Huh, kalau teringat anak-anak tuyul itu! Uh… cuma disini ada yang dikurangi, dan ditambah dikit-dikit. Dan Aku yang jadi Sasuke dan yang kuda dan monster itu memang benar. Hih! Dasar Tuyul!