Cast :

Park Dong Hae (17 Years Old)

Lee Hyuk Jae (17 Years old)

Tan Kyuhyun (15 Years Old)

Park Hae joo (15 Years Old)

Kim Kibum (16 Years Old)

And Others

Disclamer :

Semua Cast adalah milik Tuhan, Keluarga, management, dan diri mereka sendiri. Dan FF ini punya saya. Tapi kalo boleh Park Donghae untuk author saja ya haha...

Summary:

Donghae bingung bahkan dia hampir frustasi dengan kehidupannya. Semua berubah menjadi kacau bagi donghae. Dimulai dari sang adik yang mengalami trauma yang membuatnya sulit berkomunikasi dengan orang lain. Kedatangan sang sepupu yang seorang introvert namun hyperaktif. Belum lagi dirinya yang harus dihadapkan pada suatu kenyataan, Donghae seorang indigo.

CHAPTER 1

Riuh tepuk tangan memenuhi ruang kelas seni sesaat setelah seorang ana laki-laki telah mengakhiri permainan gitarnya.

"Encore...Encore...Encore..." Seorang siswa laki-laki bernama Park Hyuk jae berseru meminta sang kawan untuk kembali bernyanyi. Tingkah laku Hyukjaepun diikuti pula oleh teman-teman yang lain.

Donghae, siswa yang sedang menjadi pusat perhatian saat ini hanya meringis melihat respon teman-temannya yang sangat antusias dengan penampilannya barusan.

"Aku sedang tidak konser, aku sedang penilaian pelajaran seni musik..." protes Donghae.

"Ahh tidak apa donghae-ssi. Aku juga ingin mendengar permainan gitarmu sekali lagi. Dan suaramu juga bagus. Jadi bernyanyilah sekali lagi untuk kami." Ujar Jung Seongsenim.

Donghae tak bergeming di tempatnya. Jung seongsenim yang melihat Donghae yang nampak berpikir, beliau memutuskan untuk memberi stimulan pada muridnya itu.

"Bagaimana jika kau ku berikan nilai tambahan untuk penilaian kali ini jika kau bersedia bernyanyi satu lagu lagi?" tawar jung seongsenim. Sepertinya rencana jung seongsenim berhasil . Serta merta Donghae menatap Jung seongsenim dengan mata yang berbinar.

"Baiklah, aku terima tawaran seongsenim." Jawab Donghae semangat.

Senar gitar itu mulai dipetik kembali oleh sang empunya. Serangkaian nada indah mulai mengalun bersama dengan suara merdu Donghae yang berusaha membawakan lagu lembut tersebut dengan baik.

Changgae bureooneun gaeulbarameun
Teong bin maeumeul seuchyeo ganeunde
Chagawojin byeoge gidaeeo
Meolli balgaoneun saebyeokhaneul baraboayo

Bogo sipjiman gakkai gal su eobseo
Ijen geudae gyeoteul tteonagaya hae
Oerowosseotdeon naui memareun geu du nune
Keugo ttatteutan sarangeul jueotdeon
Geudae gyeoteul ije tteonaneun geoseul
Huhoehaljido moreujiman geudael saranghagi ttaemuniya
Geudaemaneul saranghaneun geol ijeul suneun eobtjiman
Seulpeum soge geudael jiwoyaman hae

Nunbusin haessal arae manheun saramdeureun
Useum jieumyeo geotgo itjiman
Chagapgeman neukkyeojineun gaeul haneulcheoreom
On sesangi natseolge boyeo

Saranghajiman tteonal subakke eobseo
Jigeum i sungani neomu himdeureo
Eoduwotjiman naneun al su isseosseo
Geudae nungae heureuneun nunmureul

Nan geudaeege sangcheomaneul jujiman
Eonjengan nae maeumeul ihaehal su itgetji

Geudae gyeoteul ije tteonaneun geoseul
Huhoehaljido moreujiman geudael saranghagi ttaemuniya
Geudaemaneul saranghaneun geol ijeul suneun eobtjiman
Seulpeum soge geudael jiwoyaman

Geudae gyeoteul ije tteonaneun geoseul
Huhoehaljido moreujiman geudael saranghagi ttaemuniya
Geudaemaneul saranghaneun geol ijeul suneun eobtjiman
Saranghaneun geudaeyeo annyeong

Sekali lagi tepuk tangan riuh memenuhi kelas seni setelah donghae mengakhiri nyanyiannya. Raut kagum semakin tampak pada teman-temannya. Dan Jung seongsenim pun juga menampakkan hal yang serupa pula. Beliau menatap donghae puas. "Kau mendapat nilai A di penilaian kali ini Donghae-ssi." Ujarnya sambil menuliskan sesuatu di bukunya. Sepertinya itu daftar nilai milik jung seonsenim. Donghae bersorak girang mengetahui hasil nilai yang dicapainya. Tak kelak itu membuat teman-temannya merasa kagum dan iri sekaligus. Ayolah, siapa juga yang tak ingin mendapatkan nilai bagus.

"Baiklah. Kelas hari ini telah berakhir. Sampai bertemu di pertemuan selanjutnya."

"Ketua Kelas!"

"Ye."

Choi Siwon selaku ketua kelas 12-A mengerti panggilan seongsenim tersebut adalah ia diminta untuk memandu teman-temannya memberi salam.

"Perhatian!"

Semua murid mebgikuti perintah dan berdiri di bangku masing-masing.

"Beri Salam!"

"Ghamsahamnida" Koor semua murid bersamaan dengan membungkukkan badan mereka kepada sang guru.

Setelah jung seongsenim berlalu dari kelas semua anak berebut untuk mengikuti jejak mereka. Raut wajah mereka tampak begitu senang karena akhirnya mereka bisa kembali ke rumah mereka yang nyaman.

"Hae-ya."

"Nde? Waeyo Hyuk?"

Kedua anak itu berjalan beriringan menuju pintu kelas sambil mengobrol.

Ketika mencapai koridor kelas Donghae dikejutkan dengan keberadaan seseorang yang sedang berdiri tepat di samping pintu. Gadis itu menegakkan tubuhnya setelah ia menyadari kehadiran Donghae dan mengalihkan atensinya dari lantai koridor yang sedari tadi menjadi objek pandangannya kepada Donghae yang sekarang berdiri tepatdisebelahnya.

"Kau sudah lama menunggu?" tanya Donghae khawatir

Gadis itu mengangguk menjawab pertanyaan Donghae membuat Donghae merasa bersalah.

"Maaf, Jung Seongsenim tadi menambah jamnya."

"Gwenchana." Jawab Gadis itu sambil tersenyum.

"Ahh, Annyeong Hae Joo-ah. " Sapa Hyukjae kepada gadis itu.

"Annyeong Hyukjae Oppa." Lagi-lagi gadis itu tersenyum manis menampakkan kesan ramah padanya namun kenyataannya dua orang laki-laki dihaddapannya juga menangkap adanya rasa lain padaHae Joo dari senyum yang ia tunjukkan sekarang. Mereka dapat merasakan senyum itu dipaksakan oleh sang pemilik.

"Kau semakin bertambah cantik saja Hae Joo-ah."

PLetakk

Niat hati Hyukjae untuk memuji Hae Joo berujung dengan satu pukulan dari Donghae untuk kawannya itu. Hyukjae memegang kepalanya yang berdenyut akibat ulah laki-laki sadis disampingnya.

"Yakk..kenapa kau memukulku?" Protes Hyukjae tak lupa pandangan sengit yang ia kirimkan pula untuk Donhae

"Jangan merayu adikku." Ujar Donghae galak.

"Aku tidak merayu, Donghae. Aku memujinya. Adikmu itu memang semakin cantik. Apa kau tidak bisa melihatnya,huh?"

"Tidak usah banyak alasan. Aku tahu maksud mu itu. Dasar playboy"

"Kajja Hae Joo, kita pulang sekarang" Donghae menggamit tangan adiknya dan menarik Hae Joo menjauhi Park Hyuk Jae yang masih menggerutu sebal.

"Dasar Ikan kembung, selalu saja bertingkah seenaknya. Ahh gagal deh PeDeKate-nya."

"Hae Joo –ah. Hati-hati di jalan!" Hyuk Jae berteriak sambil melambaikan tangannya berharap sosok yang masih dapat dijangkau oleh pandangan matanya itu mendengarnya.

Seperti yang diharapkan Hyukjae, ditempatnya Donghae dan HaeJoo mendengar teriakkan Hyukjae. Donghae semakin mempercepat langkahnya menyusuri koridor sekolah. Haejoo sendiri miris mendengar umpatan kecil dari kakaknya itu. Dan astaga tangannya terasa sakit karena Donghae mencengkeramnya terlalu kuat.

"Oppa, bisa kau lepaskan tanganmu? Ini sakit" ujar Haejoo masih dengan berjalan terseok-seok mengikuti Donghae.

"Ahh maaf." Donghae berhenti dan melepaskan cengkeramannya yang sedari tadi ia lakukan pada tangan adiknya. Nampak tangan putih Haejoo sedikit memerah.

"Maaf. Oppa tidak bermaksud untuk menyakitimu. Apakah masih sakit?"

"Gwenchana Oppa." Jawab Haejoo dengan lembut. Tak lupa ia jug tersenyum kepada Donghae. Dan lagi-lagi Donghae bisa menangkap sesuatu yang berbeda dari senyum manis adiknya itu. Sekali lagi senyum itu nampak seperti dipaksakan dan iris caramel yang indah dan dulunya selalu menampakkan keceriaan, kini menyorotkan rasa sedih serta raut wajah Haejoo yang cantik selalu nampak sendu.

Donghae terpaku di tempatnya. Ia menatap Haejoo berusaha mengamati adiknya namun nyatanya ia hanya larut dalam fikirannya sendiri.

"Kenapa kau berubah,saeng?" batin Donghae

"Kajja Oppa benar-benar sudah ingin cepat sampai rumah,.. Oppa ingin istirahat dan tidur siang" Setelahnya Donghae mendahului langkah Haejoo yang nyatanya kali ini masih ditarik paksa oleh Donghae yang sangat bersemangat menuju tempat parkir sekolah dimana mobil jemputan mereka sudah menanti

Helaan nafas keluar dari diri Donghae. Ia merasa bosan sekarang. Ya sejak makan malam berakhir satu jam yang lalu, Donghae sudah duduk manis di ruang tamu miliknya. Anak itu sangat senang setelah mendengar kabar dari orang tuanya bahwa saudara mereka akan berkunjung kesini.

Donghae melirik jam dinding yang menggantung di sudut ruangan. Lagi-lagi ia menghela nafas untuk mengungkapkan rasa bosannya. "eomma... kapan mereka akan sampai,sih? Ini sudah lebih dari satu jam kita menunggu."

"Sebentar lagi, sayang. Bukankah tadi Appa sudah menelpon bahwa sekarang mereka sudah perjalanan menuju kemari?" Jawab sang eomma dengan sabar. Sebenarnya sang eomma merasa gemas dengan sikap Donghae yang seperti anak kecil, tidak sabaran dan masih sering merengek.

"Kau sudah tidak sabar bertemu dengan Kyuhyunie,eoh?" tebak sang eomma.

"Tentu saja eomma. Sudah lebih dari 10 tahun aku tidak bertemu dengannya. Kira-kira seperti apa anak itu sekarang ya eomma?" jawab Donghae antusias

"Eomma rasa dia sekarang menjadi semakin tampan."

"eoh, tapi bagaimanapun tidak ada yang bisa menandingi keampananku. Park Donghae."

Lagi-lagi sang eomma tersenyum menanggapi sikap anaknya yang selain kekanakkan tapi ternyata narsis juga. "Benar-benar mirip appanya" batin sang eomma.

Suara deru mobil datang mengyapa indra pendengaran mereka membuat reaksi senang diantara keduanya. Bahkan Donghae sudah berlari menuju pintu sambil berteriak "mereka datang!"

Begitu pintu rumah terbuka Donghae dapat melihat mobil ayahnya terparkir tepat dihadapannya. Sesaat kemudian beberapa orang membuka pintu mobil dan keluar. Sosok Appa, serta Samchoon dan Imo- nya lah yang pertama ia lihat. Donghae melangkah mendekati mereka lalu membungkukkan badannya memberi salam

"Annyeonghaseyo. Samchoon, Imoo"

Donghae merasa dirinya di peluk seseorang dan ternyata imoonyalah yang memeluknya. "Aigoo,, Imoo merindukanmu Donghae-ah."

"Na do Imoo. Na do Bogoshipoda"

"Anyeonghaseyo. Donghae-ah." Sekarang giliran sang paman yang memberikannya sebuah pelukan.

"Kau sudah besar sekarang dan kau semakin tampan seperti ayahmu" Sang paman menepuk pundak Donghae.

Donghae tersenyum malu mendengar pujian itu. Namun, tiba-tiba ekspresinya berubah. Seperti ia telah melupakan sesuatu dan baru saja ia mengingatnya.

Donhae melirik ke dalam mobil tapi hasilnya nihil tidak ada siapapu disana.

"Kyuhyunie, eodiseyo?" instrupsi Donghae pada orangtua dan paman serta bibinya yang tengah melepas rindu.

"Bukankah kyuhyunie sudah tiba terlebih dahulu disini?" jawab serta tanya sang imoo.

"Nde?"

"Karena ada urusan yang harus diselesaikan di bandara maka Kyuhyunie pulang terlebih dahulu bersama Han Ajushi. Seharusnya mereka sudah sampai sekarang" Jelas Tn. Park

"Jadi sekarang mereka dimana?"

TBC

Hai... ini Ffn pertama aku yang aku update di ffn ini. Sebenarnya ini terinspirasi dari lagu clasic favorit aku pas aku masih kecil dengan judul yang sama. Always dong maincast nya Uri Oppadeul :) gimana nih menurut kalian? Mohon ReviewnyaTerima kasih :)