Namanya Ookanehira, 18 Tahun, Laki-Laki, Maba Pertanian di sebuah Universitas Negeri di Buzen. Jangan tanya kenapa dia kebelet banget jadi mahasiswa pertanian – dan setelah kejadian itu entah kenapa ia menyesalinya –
Sebenarnya dia itu orang Hizen, lahir dan tumbuh di sana bersama kedua orang tuanya tetapi karena orang tuanya ingin sekali dirinya kuliah – padahal Ookan pingin jadi kuli aja, apalagi kuli buat doi – agar bisa sukses seperti kakaknya.
Beruntung – yang bagi Ookan justru kesialan – kakaknya itu bekerja di Buzen dan memiliki apartement pribadi di sana, jadi Ookan tidak perlu bayar uang kos dll dan cuma numpang tinggal aja.
…lagi pula Uguisumaru – kakaknya – senang-senang aja bisa kumpul sama adik kesayangannya itu.
Ookanehira juga suka sekali berolahraga, ia mengikuti klub basket yang ada di Buzen dan langsung diterima setelah pelatih basket Buzen itu melihat bakatnya dan di tempat kuliahnya nanti, ia memilih untuk mengikuti klub Voli.
…Lagi-lagi Ugui senang dengan hobi adiknya itu dan membiayai seluruh biaya untuk masuk klub. Ugui sayang adek deh pokoknya.
"Pokoknya nilai akademikmu jangan turun, kalau sampai turun keluarlah dari klub olahragamu sebelum aku mendatangi pelatihmu."
Uguisumaru memang kakak yang baik. Semua keinginan Ookanehira pasti langsung dikabulkan, termasuk jalan-jalan ke luar negeri pun Ugui pasti menyanggupinya. Akan tetapi, sekalinya marah atau kecewa-Agh! Ookan tidak mau mengingat kejadian saat ia masih SMA dahulu.
Kembali ke topik, kini Ookanehira yang baru saja melewati masa ospek yang melelahkan jiwa dan raga itu sedang berjalan menuju tempat klub basket Buzen. Sudah 3 bulan ia menjadi anggota klub dan ia sudah mengenal banyak kawan-kawan barunya yang juga kebanyakan anak kuliahan dan SMA.
Ia ramah kepada siapapun yang ramah kepadanya. Ia baik kepada siapapun yang baik kepadanya. Walaupun terlihat kaku tetapi sebenarnya Ookanehira adalah orang yang gampang diajak berteman. Pokoknya ia akan berteman kepada siapapun…
"SELAMAT SORE! IZUMINOKAMI KANESADA YANG KEREN INI DATANG! AYOO LIHAT KEKERENANKU INI!"
….kecuali dia.
Izuminokami Kanesada, 15 Tahun, masih SMA kelas 1 tetapi sudah menjadi anggota klub basket Buzen sejak SD karena itulah bocah itu termasuk seniornya di sini.
Tingkahnya menyebalkan, lebay, sok yes, menyebalkan, sok keren, menyebalkan, sombong, menyebalkan, dan segala sikap menyebalkan lainnya ada di dalam diri Izuminokam atau biasa dipanggil Ijum, eh nggak ding, Izumi.
Ookan berdecak sebal saat melihat lelaki iklan shampo yang nggak pindah ke shampo lain itu mendatangi dirinya dengan wajah angkuh.
"Yo asin! One on one?" ujarnya langsung pada inti.
Apaan pula sebutan asin itu?! Ookanehira benar-benar gregetan untuk tidak menimpuk bocah sma dihadapannya ini dengan seluruh bola basket yang ada di tempat latihan ini.
"Sudah kubilang kan kalau berada di dekatmu aku selalu mencium bau garam, garam kan asin, dari pada aku memanggilmu panjang-panjang kan lebih baik asin saja," Izuminokami melempar bola basket ke arah Ookanehira lalu melangkah ketengah lapangan, senyum sinis kembali tersungging di bibirnya,
"Ayo! Lawan aku!"
.
.
.
.
Disclaimer : & Nito+
Rating : T
Genre : Romance and Drama ( plus Humor garing )
Pair : Ookanehira x Kasen slight Ookanehira x Juzumaru, ( pair rahasia yang terbuka di chapter selanjutnya )
Warning : PairCrack, typo (s) , BL, yaoi, AU, garam yang melimpah, gajeness.
.
.
Happy Reading!
.
.
"Sialan!"
Mengingat pertandingan one on one kemarin sanggup membuat Ookanehira kesal setengah mati. Bagaimana mungkin dirinya yang selalu menjuarai pertandingan basket saat SMA dulu kalah telak oleh bocah SMA kebanyakan omong macam Izuminokami? Kenapa juga ia harus bertemu dengan bocah menyebalkan seperti dia?! Arghh kalau ia benar-benar tidak mencintai basket pasti ia sudah keluar dari klub itu sejak dulu.
"Tidak baik mengumpat sekeras itu, jika senior lain mendengarnya mungkin kau sudah di hukum," Ookanehira mengangkat kepalanya, melihat seorang lelaki berambut ungu yang poninya di kuncir kebelakang berdiri tepat di hadapannya yang terduduk.
Ah, lelaki berambut ungu bergelombang itu adalah seniornya di klub voli, Ookanehira lantas berdiri lalu membungkukan badannya, "Maafkan aku, Kasen-senpai!"
Senior yang dipanggil 'Kasen' memilih untuk menganggukkan kepalanya, "Kenapa tidak segera pulang? Latihan sudah selesai setengah jam yang lalu kan?"
"Ahh… Saya…" ngelamun dari tadi?! Ngelamunin si sialan Izumi itu?!
"Istirahat sebentar sebelum pulang, ini saya juga mau pulang," jawab Ookanehira seraya meringis, ia melihat lapangan voli yang sudah sangat sepi, lapangan itu pasti akan ramai lagi saat malam hari dan jadwal latihannya memang di sore hari menyesuaikan jadwal kuliahnya.
"Baiklah begitu, hati-hati di jalan ya!" dan Kasen pun membalikkan badannya dan berjalan menjauhi Ookanehira yang masih memandang senpai berambut ungu itu hingga hilang di balik pagar pembatas.
Ookanehira tidak tahu nama lengkapnya – atau dia lupa saat senpainya itu memperkenalkan diri ? – yang ia tahu senpai itu bernama Kasen. Mahasiswa sastra jepang semester akhir yang kini mulai menulis skripsinya. Disegala kesibukannya itu, dia masih saja datang berkunjung itu melihat kouhai-kouhainya berlatih karena dia memang mantan kapten tim Voli Universitas.
Kasen bukan tipe senior yang galaknya minta ampun seperti Hizamaru yang baru saja diangkat menjadi kapten menggantikan Kasen – dan juga korlap ospek Universitasnya kemarin – tetapi lelaki itu sangat tegas. Dia sangat berwibawa sekali hingga sedikit sekali anggota baru klub voli yang melanggar perintahnya, walaupun perintah berlari mengelilingi lapangan 50 kali sebagai pemanasan sekalipun.
Ookanehira jarang berbicara empat mata dengan senpainya itu dan sepertinya baru kali ini ia berbicara secara langsung kepada Kasen.
...
..
...
..
...
"Umm… Ookanehira-san kan?"
Gedung fakultas mereka memang berdekatan tetapi selama 3 bulan ia bolak-balik gedung fakultasnya ini, baru kali ini bertemu dengan senpai ungu yang mengajaknya berbicara dua hari yang lalu.
Ookanehira pun menganggukkan kepalanya, "Konnichiwa Kasen-senpai…" ujanya seraya ber-ojigi.
"Konnichiwa Ookanehira-san, ah apa kau sedang sibuk?" mereka memang tidak sengaja berpas-pasan dan sepertinya senpainya itu sedang kebingungan akan sesuatu.
Membantunya tidak masalah kan? Lagi pula jadwal latihannya di klub basket Buzen masih dua jam lagi. Karena itu Ookanehira pun menganggukkan kepalanya lagi.
"Syukurlah…" Kasen memasang wajah lega lalu berjalan semakin mendekati Ookanehira, "Aku tidak sengaja menjatuhkan flash disk ku dan aku baru menyadarinya saat meneliti tas ku, isi fd itu penting walaupun bukan bahas skripsiku, kau mau membantuku? Maaf merepotkanmu,"
Mencari flashdisk yang hilang entah kemana? Kalau Ookanehira yang biasanya sih langsung tidak acuh dan mencari alasan untuk kabur dari situasi seperti ini tetapi keinginan buruknya itu seakan lenyap dan kini ia sedang mencari flashdisk berwarna ungu dengan gantungan bergambar bola voli dan basket yang menjadi satu.
Hehh… Apakah senpainya itu juga suka bermain basket?
Ia kembali mencari flashdisk di jalur yang dilalui oleh Kasen, bertanya kepada seseorang hingga menemui tukang kebun jika saja mereka menemukan sebuah flash disk. Hingga satu jam lamanya mereka mencari, flashdisk itu tidak juga ditemukan.
Kasen menghela napas kecewa lalu berjalan menghampiri Ookanehira yang masih mencari flashdisknya, "Ookanehira-san, terima kasih sudah membantuku tetapi sepertinya flashdisk itu sudah hilang atau mungkin diambil oleh orang lain,"
Ookanehira berhenti lalu membalikkan badannya, menatap Kasen yang sudah memasang wajah menyerah, "Flashdisk itu penting untuk senpai kan?"
"Iya sih, tapi kalau hilang-"
"Aku akan mencarikannya untukmu! Sampai ketemu!" Kasen memandangnya terkejut, begitu juga dengan dirinya yang tidak percaya bisa mengeluarkan kata-kata itu kepada seseorang yang bahkan tidak terlalu akrab dengannya.
Ookanehira kembali membalikkan badannya dan mencari di sepanjang jalan, rerumputan di sebelahnya pun tidak luput dari pandangannya.
Sedangkan Kasen sendiri merasa bersalah telah merepotkan adik tingkatnya itu dan berniat memaksa Ookanehira untuk berhenti sebelum lelaki berambut merah itu menghentikan langkahnya mendadak.
"Flashdisk warna ungu?" tanya lelaki itu kemudian, "Gantungan bola basket dan voli kan?"
Manik hijau Kasen melebar, ia berlari menghampiri Ookanehira yang telah membawa benda yang dicari sedari tadi.
"Ini…"
Kasen menerimanya lalu dengan cepat ia berojigi dihadapan Ookanehira, "Terima kasih sudah menemukannya, aku sangat berhutang budi kepadamu!"
"Eehh?" Ookanehira dengan panik berusaha untuk menegakkan badan Kasen, tidak pantas rasanya orang yang lebih tua bersikap seperti itu kepada yang lebih muda, "Ti-tidak masalah senpai, kau meminta bantuanku dan aku harus membantu hingga benda itu benar-benar ditemukan,"
Lelaki berambut ungu itu menegakkan badannya kembali lalu memandang Ookanehira yang lebih tinggi darinya, "Aku benar-benar berterima kasih, ah sebagai gantinya bagaimana jika kita minum teh sebentar di dekat pintu masuk belakang Univ? Aku yang akan mentraktirmu!"
"Tidak perlu senpai, aku-"
"Aku tidak terima penolakan, ayo sebentar saja," sela Kasen cepat, ia menyimpan flashdisknya itu ke dalam tas, memastikan benda itu tidak hilang atau terjatuh tanpa sengaja dari tasnya lalu kembali memandang Ookanehira, "Kau tidak mau?" tanyanya kembali dengan nada sedih.
Seakan tersihir, Ookanehira memilih untuk menyanggupi ajakan minum teh itu padahal sebentar lagi latihan basketnya akan dimulai, walaupun masih satu jam lagi tetapi biasanya banyak yang berkumpul setengah jam sebelum latihan dimulai untuk pemanasan.
Kedai teh yang tidak pernah ia lirik karena kesederhanaannya, pengunjung bisa meracik teh sesuka hati dan meminumnya sendiri. Kini Ookanehira masih menunggu Kasen meracik teh untuk mereka berdua, dilihat dari tingkah Kasen, sepertinya lelaki itu sudah sering mendatangi kedai ini dan meracik tehnya sendiri.
"Ini untukmu, teh yang tidak terlalu pahit seperti keinginanmu," ujar Kasen seraya meletakkan mangkuk berisikan teh hijau itu di depan meja Ookanehira, sedangkan miliknya sendiri sudah Kasen siapkan di dekat tempat duduknya.
"Senpai sudah biasa meracik teh di kedai ini?" tanya Ookanehira seraya meminum perlahan teh hijau miliknya. Astaga, kenapa teh hijau yang selalu ia hindari itu terasa enak di mulutnya?
"Tidak hanya di kedai ini, aku sering meracik teh ku sendiri di rumah, apalagi adikku selalu meminum teh di pagi hari dengan rasa sesuai keinginannya,"
"Senpai memang bisa membuat teh sesuai keinginan selera orang," Ookanehira meletakkan mangkuk kosong yang sebelumnya berisikan teh itu, "Ini adalah teh hijau terenak yang pernah aku minum, rasanya pas sekali seperti yang aku inginkan," pujinya tulus.
"Terima kasih kalau begitu," balas Kasen seraya tersenyum.
"Oh iya senpai…" Ookanehira berusaha mencari topik pembicaraan agar suasana tidak menjadi canggung, "Apa senpai juga suka bermain basket? Dilihat dari gantungan di flashdisk itu…" tanyanya penasaran. Kalau iya kan jadi Kasen itu sama kayak dia, suka basket dan voli sekaligus.
"Hmm tidak juga, aku tidak suka bermain baket dan soal gantungan itu, itu hadiah dari adikku saat kelulusan SMA beberapa tahun yang lalu. Dia yang selalu boros dengan uang jajannya, memutuskan untuk menyisihkan beberapa uang jajannya untuk membelikan gantungan ini. Bukankah itu menggemaskan?" jawab Kasen seraya meminum tehnya kembali.
"Adikku yang suka sekali bermain basket, dia sering menjuarai berbagai perlombaan basket di Buzen, sejak SD dia sudah masuk klub basket Buzen,"
"Hingga sekarang?"
Kasen menganggukkan kepalanya.
"Aku juga anggota klub basket Buzen," ujar Ookanehira, "Siapa namanya? Mungkin aku mengenalnya?"
"Oh ya? Seperti kata Hizamaru, kau juga mengikuti klub basket, aku kira klub basket Univ," Kasen memandang Ookanehira penuh kekaguman, bisa mengikuti dua klub olahraga yang cukup menguras tenaga itu, adik tingkatnya ini memang senang sekali berolahraga, "Namanya-"
Ponsel milik Kasen pun bergetar, ia menunda pembicaraan untuk mengangkat teleponnya.
"Moshi-moshi… Hmm tidak ada latihan? Iya.. iya.. aku pulang, tahan dulu perut laparmu itu, Jaa naa!" Kasen pun mematikan sambungan teleponnya lalu memandang Ookanehira.
"Tadi adikku yang telepon, katanya latihan klub bakset Buzen diliburkan hari ini, mungkin kau juga sudah dihubungi," Kasen bangkit dari duduknya, bersiap-siap untuk pulang, "Aku harus segera pulang untuk memasak makan malam, sekali lagi terima kasih telah membantuku, Ookanehira-san."
…dan sosok berambut ungu itu lekas keluar dari kedai. Ookanehira juga ikut keluar karena untuk apa ia berdiam diri di dalam kedai itu. Ia melihat ponselnya dan memang salah satu kawannya di klub basket mengatakan jika hari ini klub diliburkan.
Dari pada itu, ia penasaran dengan adik dari senpainya di klub voli itu, apakah berperawakan hampir sama seperti Kasen? Ia tidak pernah lihat sosok elegan seperti itu di klub basket.
Lagian, ia masih belum tahu nama lengkap Kasen, tapi ia yakin adiknya itu tidak jauh-jauh dari sikap baik hati Kasen. Sambil berjalan pulang, ia mulai mencoba menerka-nerka untuk menghilangkan kebosanan.
Ia sudah menyingkirkan nama-nama yang memiliki sikap dan penampilan yang berbeda jauh dengan Kasen. Izuminokami berengsek itu sudah ia singkirkan terlebih dahulu.
'Apa mungkin Monoyoshi? Anak SMP satu-satunya di klub? Sifatnya hampir sama kayak Kasen…'
Dan ia terus memikirkannya hingga sampai di apartement milik sang kakak. Ia memencet password yang sudah diberitahu kakaknya – dan nggak boleh dikasih tahu ke siapapun selain izin kakaknya – lalu setelah itu ia baru bisa membuka pintu apartement itu dengan kunci serep.
"Tadaima…"
"Okaeri…"
Ookanehira kembali menghela napasnya seraya memandang lelaki berambut hijau yang menjawab salamnya itu.
Tidak, dia bukan kakaknya yang juga berambut hijau, lagian Uguisumaru tidak suka memanjangkan rambutnya.
"Tidak ada latihan ya? Tumben pulang lebih sore," sosok itu segera pergi menjauhi Ookanehira dan berjalan menuju ke dapur, rupanya ia sedang memasak makan malam.
"Nggak ada," jawab Ookan sekenanya lalu menaruh tasnya ke dalam kamarnya, "Nii-san belum pulang?"
"Tadi pulang sebentar, katanya mau lembur!"
Sosok hijau berambut panjang yang juga mendiami apartement kakaknya itu adalah Nikkari Aoe, teman masa kecil yang juga berasal dari Hizen. Ia juga kuliah di Universitas yang sama dengannya dengan jurusan yang sama pula. Tapi bedanya Nikkari bisa masuk Universitas itu lewat jalur undangan, dia sendiri sih harus belajar ekstra keras untuk masuk pertanian – dan kini ia benar-benar menyesalinya karena suatu hal –
Jadi dari pada ngekos, Uguisumaru sendiri yang menawarkan Nikkari untuk satu apartement saja dengannya, orang tua Nikkari pun menyambut baik tawaran Uguisumaru, itung-itung hemat uang kos.
Hal itulah yang membuat Ookanehira semakin keasinan.
Pasalnya… Nikkari itu…
"Oh ya, tadi Juzu-nii telpon loh, nanyakin kamu udah bisa move on dari dia belum, aku ya jawabanya belum~"
…Adik gebetannya yang udah nikah 5 bulan yang lalu.
Emang minta ditonjok kuntilanak hijau itu!
..
To Be Continue
Pair Ookanehira x Kasen dibuat untuk menuntaskan dare saya saat bermain dengan sepupu saya yang somplak.
Saya nggak ngotp apapun di Touran jadi ya bisa aja slight pair lain masuk sesuai keinginan saya wkwkwkwk
Aku suka lihat Ookan yang keasinan jadi sebelum dia jadian sama Kasen di fic ini – bakalan jadian nggak yaaa – bakal aku buat dia keasinan dulu wkwkwk
List Umur :
Ookanehira : 18 Tahun
Nikkari : 18 Tahun
Izuminokami : 15 Tahun
Hizamaru : 20 Tahun
Kasen : 21 Tahun
Uguisumaru : 25 Tahun
Karakter lainnya menyusul ya~
Berniat review?
