Everytime You Kissed Me
Author: Park Hyesung
Cast: Yesung x Ryeowook with other cast
Genre: Romance, Fantasy, Action?, Friendship
Rate: T
Warning: Yaoi, Typo(s), EYD tidak sesuai, alur kecepatan
Disclaimer: Author hanya meminjam nama para cast. Ini hanya sebuah fiksi belaka, harap tak mempercayai terlalu dalam fiksi ini. Tidak suka pair / cast? Tinggal keluar dari halaman ini. Terima kasih
.
.
.
Chapter 1
Who are you?!
.
.
.
Suasana kota Seoul begitu dingin untuk musim gugur tahun ini. Angin dingin bertiup kencang hingga menembus kulit. Sebagian orang memilih untuk berteduh di dalam cafe yang ditemani oleh kopi hangat, sebagian lagi memilih untuk menikmati kehangatan keluarga, menyambut salju yang akan turun malam ini.
Berbeda dengan seseorang disana. Mengingat hari ini adalah hari Halloween yang begitu terkenal dengan permen juga kostum hantu, tidak mungkin ada yang akan berani berdiri tegap menatapi sebuah makam di pemakaman gelap sana.
Namja bermanik caramel itu menatap makam dihadapannya. Sorot matanya datar, sama seperti mimik wajahnya. Nisan diatas makam tersebut tertulis nama lengkap sang Ibu yang selama ini menjaganya.
Ayahnya telah meninggal karena kecelakaan sewaktu ia dilahirkan, dan sekarang Ibunya meninggal karena dibunuh. Sementara kedua orang tuanya hidup bahagia di atas sana, ia sebatang kara di Dunia yang begitu kejam.
"Eomma, katakan padaku. Kenapa kau meninggalkanku?" Tanyanya dengan suara serak. Tenggorokannya terasa kering sebab sejak diusir dari rumahnya yang megah, ia tak minum apapun untuk sekedar membasahkan pita suaranya.
"Setidaknya, jangan tinggalkan utang yang begitu banyak padaku. Dan lagi, setidaknya berikan aku alamat kerabatmu, Eomma." Ujarnya lagi. Kali ini matanya terasa panas. Sesuatu memburamkan penglihatannya, air mata.
Kim Ryeowook tak takut berada sendirian di makam ini. Hatinya terlalu penuh hanya untuk sekedar merasakan ketakutan. Sedih, sakit, dan kesepian membuatnya bertahan hingga saat ini. Bisa saja dia bunuh diri sewaktu mengetahui Ibunya meninggal.
Namun ia urungkan semua niatnya. Bertahan untuk menemui jalan kebahagiaan yang menunggunya. Lantas apa yang akan ia lakukan sekarang?
Sakunya hanya berisi ponsel dan dompet yang kosong akan uang. Sedangkan isi koper disampingnya hanya ada baju dan sedikit cemilan yang terambil sebelum ia diusir.
"Benar-benar konyol. Apa yang harus kulakukan sekarang, Eomma?!" Serunya tak tahan. Memecahkan keheningan makam yang begitu suram.
"Jujur, aku ingin menyusulmu! Aku tidak kuat sendirian disini! Aku ingin bertemu Appa dan Eomma... Tapi kalau aku mati dengan cara bunuh diri, Tuhan tak akan menerimaku disisinya 'kan?" Suaranya semakin lemah disetiap kalimat.
Matanya semakin berkaca-kaca. Beberapa tetes air mata mengalir bebas di pipinya. Tangannya tak berniat menghapus air tersebut.
"Oh Tuhan, apa yang harus kulakukan sekarang?" Ryeowook mengeratkan mantel tebalnya yang ia beli tahun lalu bersama Ibunya. Angin dingin terus berhembus.
Tanpa disadari, isakan demi isakan lolos dari bibir plumnya. "Bahkan aku jadi cengeng seperti ini.. Hiks... Eomma... Jebal, dorawa.. Hiks..." Ucap Ryeowook yang teredam isakan.
Sret
Sesuatu melesat menuju kepalanya dari belakang. Ryeowook menoleh dengan cepat tanpa menunggu lama.
Trang
Suara seperti gemercik pisau beradu. Namja manis tersebut shock di tempat. Menatap seorang namja tinggi tengah membuat perisai yang tak tampak. Beberapa helai bulu hitam berjatuhan saat mengenai perisai transparan.
Sejak kapan namja itu berada di belakangku?!, batin Ryeowook bingung. Pandangannya bergerak dari atas ke bawah.
Jubah hitam kecokelatan membalut tubuh tingginya. Surai cokelat ikal bergerak kesana kemari sesuai hembusan angin. Lengannya lurus ke depan, membuka telapak tangannya lebar seiring warna transparan kuat yang melindunginya.
"Kau baik-baik saja?" Bisik namja itu. Karena shock, Ryeowook tidak bisa menggerakan bibirnya. Bahkan untuk mengangguk saja tak sanggup.
"Kyuhyun!" Panggil seseorang berasal dari kegelapan langit. Ryeowook mengangkat kepalanya cepat, ingin tahu siapa yang berteriak sekeras itu.
Seorang namja secepat kilat terbang menuju arahnya. Berpakaian mirip dengan namja yang datang sebelumnya. Lebih tepatnya ke depan namja tinggi tersebut. Kakinya berpijak pada tanah yang disambut dengan hembusan angin kasar.
"Hoi, Key. Dia milikku. Jadi, enyahlah dari sini!" Ujar namja berambut hitam legam disana. Wajahnya begitu tenang menatap sang pelempar bulu tadi.
Wajah Ryeowook memerah mendengar kalimat namja tersebut. Dia miliknya? Yang benar saja!
"Kau yakin?" Key dari kejauhan mengepakkan sayap hitamnya. Bersiap untuk melempar beberapa bulu miliknya lagi. "Sepertinya dia tidak mau denganmu."
"Apa yang terjadi disini?!" Teriak Ryeowook tiba-tiba. Dia benar-benar bingung. Tahu-tahu ada makhluk bersayap aneh diseberang langit sana dan juga, siapa dua pria yang hendak melindunginya ini?!
"Kau hanya perlu diam saja, anak cengeng! Jangan banyak bertanya!" Seru sang namja berambut hitam.
"Apa katamu?!" Ryeowook yang mendengarnya naik pitam, bersiap menghampiri orang itu. Namun langkahnya dicegah oleh sosok binatang aneh yang tiba-tiba muncul.
"Jangan bergerak. Tetap berdiri disana jika ingin selamat." Saran binatang bersayap tersebut. Tampaknya seperti naga kecil, namun tak begitu bersisik. Ia berwarna biru muda dengan warna putih diujung sayapnya.
Ryeowook diam ditempatnya, memilih selamat daripada mengetok kepala besar milik namja tersebut. Lagipula, dia belum mau mati sia-sia dengan tanda tanya besar di kepala.
"Ehm, bagaimana ya? Dia itu 'kan menguntungkanku. Berikan saja padaku. Aku yakin bisa menjaganya dengan baik." Rayu Key dengan nada baik dibuat-buat.
"Cih, sedang bermimpi ya? Susah kubilang dia milikku!" Namja itu berteriak lantang. Lantas memunculkan banyak tombak dari telapak tangannya yang terbuka, mengarahkannya pada Key.
"Rasakan ini" Namja tersebut tak hentinya melemparkan tombak yang muncul secara tiba-tiba disertai cahay putih yang tidak begitu menyilaukan.
Key mendecih. Menyembunyikan tubuh tegapnya dibalik sayap yang melindunginya layaknya sebuah kepompong. Otaknya mengirim pesan pikiran pada rekannya.
Naga yang sedang terbang di samping Ryeowook tersentak. Menyadari ada desuatu yang datang. "Kyuhyun! Lebarkan perisai hingga ke belakang!" Lantas dengan terburu namja berambut ikal itu melakukan perintah sang Naga kecil.
Trang Trang Trang
Bermacam senjata tajam jatuh mengenai perisai transparan. Sosok gelap disana makin tampak jelas ketika berjalan mendekat. Seorang gadis tinggi dan cantik menghampirinya dengan santai, sayap mengembang di belakang punggungnya.
"Wah, aku terlambat. Maaf, Key! Tapi sepertinya disini lebih menyenangkan." Ucap sang gadis, nada bicaranya terdengar remeh. Sorot matanya tak lepas dari Ryeowook.
"Oh, bagus kalau begitu. Bantu aku disini!" Key mengirim pesan melalui pikiran lagi. Sang gadis bernama Yuri tersebut mengidikkan bahu dan melemparkan belati-belati pada namja berambut hitam.
Mengetahui itu, Yesung si namja tersebut menghindar dengan lompatan jauh hingga belati-belati tersebut mengenai nisan makam. Key segera terbang menghampiri Yuri ketika mendapat celah kabur.
Begitu juga dengan Yesung, menghampiri dimana Kyuhyun berada. Bersikap berjaga-jaga.
"Pergi dari sini, sebelum aku melukai kalian." Ancam Yesung dingin. Sorot matanya terlihat ingin mencincang kedua orang dihadapannya secepat mungkin.
Tangan Kyuhyun memegang gagang pedang yang tersimpan pada sarung di punggungnya. "Dia benar. Kalian iblis setengah manusia tidak diperlukan disini." Ucap Kyuhyun tak kalah dingin.
Ryeowook terkejut mendengarnya. Tak ayal ia kesulitan nafas saking kagetnya. "A-apa? Iblis setengah manusia?!" Gumamnya tersendat.
"Oh? Namja itu tidak tahu? Ini akan semakin memudahkan kita untuk kembali ke wujud manusia." Balas Yuri. Senyum sinis terpasang diwajah galaknya
Yesung mendecak kesal. Dari balik jubah panjang yang ia kenakan muncul rantai dengan ujung yang lancip. Siap melesat menusuk tubuh masing-masing iblis tersebut.
"Ku ulangi, pergi dari sini." Kali ini suara Yesung menggeram. Menekan setiap kata-katanya.
Namun Key dan Yuri tak bergeming. Masih tersenyum dengan sayap hitam mengembang di balik punggung. Seakan tak takut dengan gertakan Yesung.
Kesabaran Yesung sudah habis. "Baiklah. Jawaban kalian adalah mati." Rantai namja tersebut memanjang secepat kilat.
Beberapa detik kemudian, enam belas rantai menancap di kedua tubuh tersebut. satu rantai dimasing-masing tangan dan kaki. Dan dua rantai dimasing sayap mereka.
Jeritan pilu memecahkan keheningan. Key maupun Yuri berusaha memberontak kabur namun tak berhasil.
"Kyuhyun, sisanya untukmu." Ucap Yesung, melipat tangannya di dada.
Kyuhyun menjawab dengan anggukan, menarik pedang panjang miliknya. Senjata tajam itu begitu menyilaukan saat memantulkan cahaya bulan.
"Semoga kalian diterima disisi-Nya." Kyuhyun berlari kencang pada mereka sesduah mengucapkan kata 'Amin'. Posisi tangannya siap menusukkan ujung pedang.
"Andwae! Andwae! Kyaa! Akh–"
Terlambat. Jeritan Yuri pun menghilang seiring abu tubuhnya bertebangan saat pedang itu menusuk jantungnya.
Key menatap kejadian tersebut dengan sorot nanar. Tak ada bercak darah yang memuncrat, melainkan abu yang menampar wajahnya dengan lembut.
"Dan ini untukmu." Bisik Kyuhyun sebelum senjata miliknya menebas kepala Iblis setengah manusia tersebut. Abu putih yang bersinar hilang terhembus angin.
Dengan sekali gerakan, pedang tajam tersebut masuk dalam sarungnya. Rantai-rantai milik Yesung juga menghilang di dalam jubahnya setelah merasak keadaan sudah aman. Kyuhyun berbalik menghadapnya, begitupun Yesung.
Ryeowook yang sejak tadi melongo, tersentak, tak nyaman tiba-tiba dipandangi begitu. "Ke-kenapa kalian menatapku seperti itu?"
Yesung menghela nafas panjang. Pikirannya terlalu lelah menghadapi sifat Ryeowook. "Apa yang kau inginkan untuk makam itu?" Tanyanya sembari menunjuk makam mendiang Ibu Ryeowook.
"E-eh? Apa yang kau katakan?" Tanya Ryeowook balik, tak mengerti.
Kyuhyun tersenyum, kontras sekali dengan wajah datar Yesung. "Kami hanya ingin melakukan permintaan maaf karena sudah mengacau disini. Jadi apa yang kau inginkan untuk makam Ibu-mu?"
"Apa yang kuinginkan?" Ulang Ryeowook ragu. "Kalian bukan orang jahat 'kan?" Tanyanya dengan bola mata yang besar. Persis anak kecil yang ingin tahu segalanya.
Namja berambut hitam balas menatapnya dengan sorot kesal. "Kau bodoh atau apa? Kalau kami orang jahat, kau sudah ku kubur di makam yang sama dengan Ibu-mu."
Ryeowook mundur selangkah mendengar gertakan Yesung. Melihat reaksi namja manis itu, Kyuhyun menepuk bahu Yesung. "Ne, ne. Sebaiknya kau perbaiki dulu cara bicaramu. Tak heran kalau kau dijauhi."
Yesung mendengus.
Kyuhyun berbalik menatap Ryeowook. Menatapnya menutut, Ryeowook jadi risih ditatap seperti itu. "Baiklah. Aku ingin kalian membersihkan makam Ibu-ku dan berikan bunga Lily diatasnya."
Kedua orang tak dikenal Ryeowook saling melempar pandangan. "Oke. Dengan senang hati." Keduanya menjentikkan jari mereka kencang.
Cahaya putih terang yang berasal dari makam sang Ibu menutupi pandangan. Ryeowook bahkan harus menutup matanya dengan tangan saking silaunya.
Perlahan Ryeowook menurunkan tangannya. Cahaya putih menyilaukan itu sirna, berganti pada keadaan gelap seperti semula. Caramel Ryeowook menatap kagum saat menangkap perubahan pada makam Ibunya.
"Daebak!" Kaki pendeknya berlari menghampiri makam tersebut. Tidak ada rumput liar lagi yang menempel pada batu nisan, dan disekitar makam tampak sangat bersih, tidak kusam seperti sebelumnya.
Yesung dan Kyuhyun juga Naga kecil itu menghampiri Ryeowook. Yesung menggerutu tak jelas di samping Kyuhyun. Tampaknya dia tidak menyukai Ryeowook sama sekali.
"Aku melupakan bunga Lily-nya." Gumam Yesung kemudian menjentikkan jarinya.
Wush! Serangkaian bunga Lily tiba-tiba muncul ditangan Ryeowook. Manik cokelatnya menatap takjub apa yang sudah terjadi.
"Bagaimana kalian melakukannya?" Ia menoleh pada mereka.
"Kita bisa jelaskan nanti. Sekarang kau hanya perlu melakukan 'tugas'mu." Balas Kyuhyun pelan. Mendesah ketika melihat jam tangannya.
Ryeowook mengangguk. Menaruh buket bunga Lily tersebut diatas makam dan melipat tangannya. Berdoa dengan khusyuk.
Yesung dan Kyuhyun juga Naga itu pun berdoa, melakukan penghormatan dan meminta maaf karena berani mengacau disini.
Yah, apa boleh buat. Ryeowook sangat penting untuk misi mereka. Jangan sampai para musuh berhasil mengambilnya.
Setelah hening beberapa saat, Ryeowook menghadap keduanya. Ia berkacak pinggang, bersiap memberikan berbagai pertanyaan atau mungkin makian penuh kekesalan.
"Kalian siapa? Apa tujuan kalian disini? Siapa orang-orang bersayap hitam tadi? Binatang apa yang terbang itu? Bagaimana benda-benda tadi bisa muncul secara ajaib? Apa ka- Hmpft!"
Yesung membungkap mulut Ryeowook menggunakan tangan mungilnya. Telinganya berdengung mendengar suara lengkingan milik namja itu.
"Berhenti mengoceh! Kami akan menjawab semua pertanyaanmu di Gereja." Balas Yesung penuh penekanan.
Ryeowook menghempas tangan Yesung. "Apa? Jangan bercanda! Gerejanya 'kan jauh."
Kyuhyun tersenyum lebar dan menjentikkan jari sembari Sebuah kapul bulat transparan terbentuk dan menempatkan Ryeowook di dalamnya.
"Kau akan terbang menggunakan itu. Tak perlu takut, itu sangat kuat. Kecuali diserang oleh senjata musuh." Jelas namja berambut ikal tersebut.
"Apa?!" Ryeowook merasa sangat bingung sekarang. Berusaha tak pingsan jika saja ia tidak ingat kalau ia seorang lelaki. Merasa tidak elit kalau seorang lelaki jatuh pingsan hanya karena mengalami kejadian inj.
"Kaja. Waktunya tidak akan sempat nanti."
.
.
.
Lonceng Gereja berdentang, membuat dinding-dinding dalam ruang misa bergetar sekaligus memekakkan sepasang telinga Ryeowook. Namun tampaknya kedua namja yang lebih tinggi dihadapannya tidak kesakitan.
"Ugh, kenapa kalian tidak kesakitan sih?" Gumamnya sebal melihat wajah keduanya sangat santai.
"Lho? Kyuhyun memangnya tidak membuat kapsul kecil di telingamu?" Naga itu berbicara dengan suara yang imut.
Ryeowook menatap keduanya. Tidak tahu yang mana Kyuhyun.
"Maaf, aku lupa kalau kau tidak seperti kami." Ujar Kyuhyun merasa bersalah.
Tapi sepertinya Ryeowook tak mempermasalahkan itu. "Kau bilang apa? Aku tidak seperti kalian? Jadi kalian bukan manusia?"
"Kami manusia kok. Hanya saja sedikit berbeda. Kau bisa menebak dulu kami ini apa." Balas Kyuhyun santai. Sedangkan Yesung tampaknya tak peduli, lebih memilih menatap patung Tuhan Yesus yang berada diujung altar.
Ryeowook tampak berpikir. "Kalian Wizard? Atau Vampire?"
Spontan Yesung dan Kyuhyun saling bertatapan. Sedetik kemudian mereka tertawa keras.
"Ya Tuhan! Masih ada anak kecil yang percaya adanya vampir dan penyihir!" Kata Yesung disela tawanya.
Ryeowoom mengembungkan pipinya, menyamarkan rona malu di pipi. "Ya! Kalian tidak boleh tertawa keras di dalam Gereja!" Pekik namja manis itu kesal.
Lambat laun tawa Kyuhyun dan Yesung menghilang. Digantikan senyuman lebar di masing-masing wajah. Namun, senyum milik Yesung terlihat seperti meremehkan dibanding senyum senang.
"Harus kuakui. Salah satu tebakanmu pada kami benar." Yesung berkacak pinggang dengan satu tangan berada di pinggang. Menyibakkan sedikit jubah yang menutup tubuh bagian depan Yesung.
"Kami Wizard. Tepatnya Guardian Wizard. Kami dari negeri Sihir, tentunya. Semua yang muncul secara tiba-tiba tadi adalah sihir kami." Yesung memberikan penjelasan.
"Guardian Wizard? Setahuku Guardian Angel." Celetuk Ryeowook dengan wajah innocent.
"Ehm, bagaimana ya. Tugas kami para penyihir memang hanya menjaga dan melawan. Tidak ada lagi." Balas Kyuhyun seadanya.
"Aku yakin tidak ada yang mau mengajukan 'kontrak' dengannya. Dia terlalu bodoh dan kekanakan." Celetuk Yesung santai, tak menyadari Ryeowook menatapnya dengan tatapan inginku-makan-hidup-hidup-ya-?
"A-anou..." Kyuhyun sudah merasakan hawa membunuh yang kuat. Mereka berada di Gereja, tidak boleh ada kasus pembunuhan disini. Pikiran Kyuhyun sangat berlebihan rupanya.
"Jangan bertengkar disini. Oke? Kita perkenalkan diri kita masing-masing saja." Lerai Kyuhyun.
"Namaku Cho Kyuhyun. Nama asliku sebelum meninggal adalah Cho Sangju. Umur asliku selama ini tiga puluh tahun sedangkan fisikku enam belas tahun. Sihirku berada di pedang dan pelindung yang transparan." Kyuhyun memperkenalkan dirinya se-formal mungkin.
"Ini maskot kelompok sekaligus peliharaan. Naga biru muda yang bisa mengembalikan tenaga juga berbicara dalam banyak bahasa. Namanya Lingua Franca. Kau bisa memanggilnya Franca." Jari telunjuknya menunjuk hewan aneh bersayap itu.
"Sedangkan ini-" Ia menepuk bahu Yesung. "Namanya Kim Yesung. Sebelum meninggal, namanya Kim Jongwoon. Umur aslinya tiga puluh satu sementara umur fisiknya enam belas. Sihirnya disenjata tombak dan rantai."
Ryeowook melongo, bengong mendengar semua penjelasan yang keluar dari mulut Kyuhyun. Melihat ekspresi itu, Kyuhyun bertanya. "Ada pertanyaan untuk kami?"
Caramelnya tampak berbinar dalam sekejab. "Banyak sekali! Pertama, apa maksudnya nama sebelum meninggal dan umur asli kalian?"
"Kami, para Wizard sudah meninggal. Aku meninggal karena kecelakaan diumur tujuh tahun sedangkan Yesung karena dibunuh oleh Ayahnya sendiri diumur delapan tahun."
Ryeowook menutup mulutnya yang menganga kaget. Tak menyangka jika Yesung dibunuh oleh Ayah kandungnya. Sementara itu Yesung memalingkan wajahnya. Ia tak suka jika masa lalunya diungkit lagi.
Kyuhyun melanjutkan kalimatnya. "Kami dibangkitkan oleh Sesepuh di negeri Sihir. Kemudian kami dilatih menggunakan sihir untuk melindungi manusia-manusia berjiwa langka. Seperti dirimu."
Ryeowook menunjuk dirinya sendiri. "A-aku?"
Naga disamping Kyuhyun mengangguk. "Ne. Kau manusia berjiwa langka. Kau keturunan malaikat." Jelas Franca.
Ryeowook mundur selangkah. Pikirannya menolak untuk menerima penjelasan singkat Franca. "Kalian pasti bohong! Pasti kalian orang jahat yang ingin membunuhku!" Spontannya.
Yesung berpaling dari patung Bunda Maria di samping kanannya. "Dengar aku." Suaranya terdengar berat.
"Harusnya kau tahu kenapa kami mengajakmu kesini. Seorang Hamba tak akan berani berbohong di Rumah Tuhan, apalagi di depan Tuhan Yesus. Dan Hamba itu termasuk kami."
"Tapi ini tidak masuk akal! Jika kalian Wizard, lantas siapa tadi yang ingin menyerangku?!"
"Mereka Iblis setengah manusia sepertimu! Bedanya kau ini Malaikat setengah manusia! Mereka juga dibangkitkan seperti kami oleh musuh negeri Sihir. Mereka masih terlalu lemah, sama denganmu!" Murka Yesung kelewat kesal.
"Ye-Yesung..." Kyuhyun coba menenangkan Yesung tapi yang ada dia mendapat death glare. Lalu berpaling lagi menatap Ryeowook.
"Tujuan kami kesini karena misi yang diberikan Sesepuh untuk segera membawamu ke dunia Sihir! Bisa bahaya jika kau dibawa sama iblis-iblis lemah itu. Kekuatan tersembunyimu akan disedot habis kamudian kau mati. Kau mau itu semua terjadi hah?!"
Nafas Yesung menjadi tak karuan. Dadanya kembang-kepis begitu cepat. Tanpa disadarinya, rantai sihir yang ia milikki keluar dari jubahnya. Siap menusuk Ryeowook kapan saja.
"Oh tidak, ini buruk." Kata Franca, terbang melesat melindungi Ryeowook. Sedangkan Kyuhyun menghalau Yesung dari depan.
"Yesung, sadarlah. Jangan sampai kau membunuhnya disini. Sesepuh bisa marah besar. Tuhan pun akan langsung mengutukmu!" Bujuknya dengan nada panik.
"Tapi aku tidak tahan! Seenaknya saja bilang kita orang jahat! Jelas-jelas dia sudah kita tolong!" Sahut Yesung tak terima.
Di lain sisi, Franca tampak meyakinkan Ryeowook tentang semua penjelasan Yesung.
"Oh ayolah, Yesung! Kau hanya emosi. Jangan biarkan dirimu terjerumus ke dalam dosa besar hanya karena amarah." Bujuk Kyuhyun lagi.
Yesung berdecak. Mencoba menenangkan dirinya. kemudian menghilangkan rantainya. Benar kata Kyuhyun. Membunuhnya hanya bisa mengotori tangannya. Tangannya merapikan jubah yang ia kenakan.
"Hei, Franca. Biarkan saja dia. Aku tak peduli dia mau percaya atau tidak. Yang penting misi kita hanya membawanya ke negeri Sihir." Panggil Yesung dengan suara netral. Seperti tak terjadi apa-apa sebelumnya.
Naga itupun menghembuskan nafas benar-benar takut jika Yesung lepas kendali seperti monster yang kelaparan.
"Namamu Ryeowook 'kan? Lihat tanda di belakang jubahku ini." Yesung berbalik, memamerkan sebuah salib putih yang lumayan besar di ujung jubahnya.
"Itu tanda aku seorang Guardian tepercaya dan tangguh. Namun aku seseorang yang bermuka dua juga berkepribadian ganda. Hati-hati saja kalau aku ingin membunuhmu sewaktu-waktu." Obsidiannya menyipit pada Ryeowook.
Tubuh mungil disana bergidik ngeri mendengar perkataan Yesung.
"Aku ingin kembali ke dunia Sihir sekarang." Yesung berjalan menuju pintu Gereja tanpa berbalik lagi. Melewati Ryeowook begitu saja tanpa meminta maaf akan bentakannya tadi.
Ryeowook menatap punggungnya yang semakin jauh dari altar. Bahunya ditepuk oleh Kyuhyun berkali-kali, namun lembut seolah memberikan ketenangan.
"Jangan dimasukkan ke hati. Yesung hanya berani menggertak. Dia tidak bermuka dua, justru dia punya belas kasih yang begitu besar. Malah dia lebih mengacu ke poker face dibanding alter ego. Jadi santai saja ya?" Hibur Kyuhyun.
Ryeowook menatapnya sebentar. Sepertinya Kyuhyun orang baik, tidak seperti namja bernama Yesung itu, batinnya. Sehingga ia mengangguk semangat.
Kyuhyun melangkah meninggalkan Ryeowook yang tak bergeming ditempat. "Kau harus cepat menyusul kami. Aku dan Yesung akan buat portal ke dunia Sihir diluar sana." Kata namja tinggi tersebut.
Ryeowook tersentak kemudian lari menyusul. "Kenapa tidak bilang dari tadi?!"
.
.
.
Hembusan angin yang kuat mengibarkan jubah milik kedua penyihir yang baru saja menapaki kakinya diluar pintu Gereja. Serpihan salju ikut diterbangkan oleh angin.
"Wah, saljunya sudah turun!" Teriak Ryeowook kegirangan. Beberapa serpihan salju berjatuhan di kepala dan bahunya.
"Sayang sekali kita tidak bisa bermain salju sekarang. Misi kita sudah hampir kehabisan waktu. Kita harus pergi sekarang." Kyuhyun tersenyum tipis.
Ryeowook mendesah kecewa. "Baiklah."
Kyuhyun dan Yesung berdiri saling membelakangi, menempatkan seorang Kim Ryeowook beserta Franca yang terbang di atas kepala mungilnya.
Ia mendelik, Ryeowook yakin telinganya mendengar beberapa kata bisikkan dari kedua orang tersebut. Tapi dia tidak mengerti apa yang mereka katakan. Penasaran, ia menengok apa yang mereka lakukan.
Ryeowook sadar, tindakannya hampir mengacaukan apa yang sedang kedua penyihir itu lakukan. Dengan mata terpejam dan bibir berkomat-kamit mengeluarkan bahasa yang tidak ia mengerti, perlahan sebuah lingkaran bercahaya terang mengelilingi tanah yang ia pijaki.
"Li-lingkaran apa ini?" Pekiknya kecil, kaget sekaligus kagum.
"Sst! Jangan berisik! Mereka sedang berkonsentrasi penuh untuk membuat portalnya." Balas Franca berbisik.
Ryeowook mengangguk. Caramelnya bergerak kesana-kemari mengamati guratan yang mengelilingi lingkaran tersebut.
'μία ανειλικρινής καρδιά ελλιπούς αγάπης' Tulisan yang persis tergambar di lingkaran tersebut makin lama terbang mengelilinginya. Apalagi tulisan aneh itu mengeluarkan warna terang. Tentu rasa takjub dan penasaran menghantuinya.
Jika saja Kyuhyun dan Yesung tidak sedang menjalankan tugasnya, ia akan siap menyerbu mereka dengan seribu pertanyaan.
Sayangnya, ia tak bisa bertahan lebih lama untuk menikmati portal cantik tersebut. Lambat laun cahaya putih menyilaukan matanya. Tangannya terangkat, menghalangi sinar silau yang berusaha masuk melewati kelopak matanya.
Sesaat kemudian, sinar itu menghilang. Reflek, sepasang matanya mengerjap sebelum terbuka lebar. Pemandangan di depan matanya kini begitu indah walaupun suasananya gelap.
Rumput hijau yang bercahaya temaram, pohon-pohon menjulang tinggi dengan daun berbentuk unik dan jangan lupakan betapa besarnya bulan di tempat ini. Sinar bulan mampu menerangi seperempat hutan yang ia pijaki.
Tunggu dulu, hutan?
Ryeowook tersentak, seakan menyadari perbedaan jauh tempat ini. "Kita sudah di negeri Sihir?!"
Kyuhyun menghembuskan nafas keras, berbalik menghadapnya. Jubah panjang yang ia kenakan tersibak asal. Senyum ramah terlukis manis di wajahnya.
"Selamat datang di Magical Kingdom!"
.
.
.
To Be Continue
.
.
Maaf, sepertinya Hye datang dengan FF baru lagi ._.v Terutama genre dan jalan ceritanya yang kelihatan absurd sekali ㅠㅠ Aigoo, Hye bingung mau bilang apa. Yang jelas ini FF dengan jalan cerita penuh sihir aneh dan sedikit action. Hye sebenernya takut gagal karena baru pertama kali menulis yang seperti ini ._. *halah curcol*
Yosh, buat reader yang udah sempetin baca. Mind to review? :3
