0ooo..._Sewu Kutho_...ooo0
Pairing: Sasunaru (Naru as a girl, but if you like U can move her to YAOI)
Rating: T
Genre: romance/hurt
A/N: Sebuah fict Jawa asli. Terinspirasi dari lagu Sewu Kutho-Didi Kempot. Sepeti biasa, Kino pasti selalu buat fict dengan lagu yang menyertai. Dan kali ini, Kino menggunakan lagu Sewu Kutho-Didi kempot. Apabila ada reader tidak mengerti setiap kata dari lagu ini, misalkan reader dari luar pulau Jawa, di bawah lirik ada keterangan yang terkait dengan baitnya yang Kino beri tanda kurung (). Mohon agar lagunya diputar saat sudah ada peringatan di dalam cerita. Setiap lagu akan membantu menyampaikan setiap emosi yang ada.
Summary:
Seribu hari mencarimu.. Seribu hati tlah kutanya akan mu, namun kau tiada menampakkan diri.. haruskah ku menyerah dalam sepi? Fict Jawa asli.
Sosok mata onyx mengusap keringat yang mengucur deras dengan punggung tangannya,
"Sebenarnya dimana kamu, Dobe.."
---------------------------o0o-------------------------
---o0o--------------o0o----------------o0o------------------o0o---------------o0o-----------------o0o-------------o0o----------------o0o----------------o0o----------------o0o---
.
-------------Chapter 1------------
.
Warung Tegal, Stasiun Kirigakure
Dalam salah satu dudukan kayu panjang di warung, Sasuke meneguk sebotol aquades yang jadi teman dalam perjalanannya selama ini. Kemeja hitam bergaris biru tua yang tidak secerah baru, sudah dipakainya selama tiga hari. Celana jeans borju masih tetap sama. Agak kumal. Sementara tas pungung warna biru metalik tersangkut manis di lengan kanannya yang kekar. Hiruk pikuk di depan stasiun Kirigakure mampu menemani letihnya tubuh Sasuke karena perjalanan panjang yang dilaluinya. Sejenak melepas lelah di warung pinggir jalan depan stasiun sudah jadi kebiasaan di tiap tempat yang di datanginya.
"Lauk apa, Mas?" tanya penjual warung agak genitan.
Sasuke melayangkan pandangan ke berbagai sajian yang tersedia di depannya.
"Telor rebus saja, Mbak.." katanya sopan.
"Masak cuma telor rebus?" penjual itu nyengir. "tampang cowok banyak duit gitu kok cuma telor rebus.. Mau ayam goreng?" tawarnya.
Sasuke tersenyum. "ndak usah, Mbak.. Telor rebus saja satu buah.."
"Mau yang paha atau yang dada?" si penjual centil tetap ngotot.
Sasuke masih tersenyum. Berusaha sopan dalam lingkup letihnya tubuh yang keterlaluan.
"Saya kasih gratisan, kalau gitu.. Khusus buat Mas..". penjual yang ceria itu mengambil satu dada dan paha ayam dalam piring yang sudah ada nasi bertuang sambal pecel.
"Nih!" piring dan segelas teh hangat seketika tersaji di depan Sasuke. Makanan yang melebihi standart gizi normal.
Sasuke bingung. "Mbak.. Saya tidak ada uang buat bayar ini semua.."
"Semuanya gratis!" senyum cewek cantik berambut pink itu.
"Gratis?"
Cewek penjual tersenyum.
"Te-terima kasih.." Sasuke berdo'a kemudian meneguk sedikit teh hangat. 'Kalau semua penjual kayak gini sama aku, enak juga..' Sasuke mengembangkan senyum geli. Cewek penjual tambah terpesona di buatnya.
Sret!
Tangan kanan melambai didepan Sasuke. "Kenalin, Haruno Sakura.."
Sasuke terdiam. Bergantian ia melihat tangan mungil putih dan wajah cewek itu sedikit bingung. Akhirnya disambutlah telapak tangan Sakura dengan hangat dalam satu jabatan perkenalan.
"Uchiha Sasuke..".
Senyum uchiha yang simpul. Namun mampu membuat sejuta kaum hawa bertekuk lutut. Dan Sakura telah melting sebelum jabatan itu berakhir.
"M-Mbak tidak apa-apa?" tanya Sasuke cemas.
"N-Ndak apa-apa Mas.." Sasuke membimbing Sakura berdiri kembali.
'Fyuh.. bener-bener cowok idaman! Pokoknya harus kudapatkan!' semangat '45 Sakura telah berkobar dalam hati.
Sakura duduk di samping Sasuke dan mengamati setiap lekuk wajah cowok tampan ini sampai sedetil-detilnya. Sebenarnya Sasuke agak risih dilihati seperti itu. Tapi ia mencoba bertahan untuk tidak melakukan apa-apa. Hanya berusaha menikmati sarapan yang sudah di gratiskan untuknya.
"BTW, rumahnya Mas Sasuke dimana?" Sakura membuka pembicaraan.
Sasuke menelan nasi yang telah terkunyah halus. "Hmm.. Rumah saya di balai Amegakure," menyeruput sedikit teh hangat. "tapi asli saya Konoha.."
"Oh.. Jauh banget,ya.." Sakura memberikan ekspresi tanda mengerti. "Terus, mau kemana?"
Sasuke diam. Tak menjawab. Sakura mengamati mimik sedih yang tiba-tiba muncul dari raut wajah cowok emo di sampingnya ini.
"Saya tidak tahu mau kemana.." jawabnya lirih.
Sakura agak terkejut dengan jawaban Sasuke.
"Kok bisa?" Sakura mengernyit.
"Saya dalam pencarian mencari kekasih saya yang pergi dari saya."
Kinoshita no Shoujo
Sakura membelak. 'Memangnya cewek mana yang sanggup ninggalin cowok segini perfect? Gue aja yang cantiknya kayak gini masih ditolak. Kelihatan banget kalau ni cowok nggak ada minat sama gue. Huh! Jadi pengen tahu, ceweknya kayak apa sih!' batin Sakura sebel sendiri.
"Kalau udah pergi, ngapain di cari lagi?" Sakura memberanikan diri.
"Hn," Sasuke terdiam sesaat.
"?" Sakura tak mengerti.
"Mungkin.. Karena saya terlanjur cinta sama dia, Mbak.." lanjutnya.
Sakura menatap Sasuke agak cengok. Lalu menggigiti kuku jempolnya. Sejurus kemudian ia tersenyum. "Oh.. ternyata masalah 'cinta' dan perkara 'tak bisa melupakan'.." katanya dengan penekanan pada kata tertentu.
Sasuke menatap Sakura hampa. Mencoba agar Sakura membaca raut wajahnya yang sedang tidak bercanda dan tengah dirundung kesedihan yang mendalam. Sakura dipandang seperti itu luluh juga.
"Ya, ya.. Aku mengerti." Sakura memalingkan muka dari tatapan Sasuke.
Sasuke menutup mata dan menyandarkan dagunya pada kedua tangan yang saling terkait erat berpondasikan meja warung. "Andai saja dia bisa memahami cintaku.."
Sakura menatap iba ke Sasuke. Mengelus pundak kekar itu perlahan.
Air jernih Sasuke jatuh mengalir dari dua pelupuk mata yang masih menutup. Sakura kaget. Baru kali ini dilihatnya seorang cowok menangis di depannya secara nyata hanya karena cinta. Meskipun bukan menangis untuknya. Sakura ikut sedih dan jadi sedikit bingung bagaimana menenangkan seorang cowok yang menangis. Ia tak tahu caranya.
"Ja-jangan nangis, dong.." elus Sakura.
"Ng-nggak pa-pa, kok.." Sasuke mengusap air matanya.
"Gimana kalau kamu istirahat dulu di tempat saya?" tawar Sakura. "kelihatannya kamu capek banget.."
Sasuke diam. Ia masih menenangkan diri. Masih pikir-pikir dengan tawaran Sakura.
"Di tempatku ada temen-temen seumuran kita yang suka ikut trip biasa maupun lintas alam. Siapa tahu mereka pernah melihat orang yang kamu cari.." kata Sakura memberi clue.
Sasuke langsung mendapat pencerahan. "I-Iya!" jawabnya semangat.
Sakura tersenyum. "Kamu tunggu dulu. Mungkin setengah jam lagi saya mau tutup. Kita pulang sama-sama."
Sasuke bagai melihat malaikat penyelamat telah dikirimkan Tuhan dalam bentuk paras cantik bernama Sakura. Ia pun mengangguk. Setuju dengan ajakan cewek cantik ini.
o0o~~~~~~~~~o0o
Selusur tangga besi menjadi tonggak untuk sampai ke sebuah rumah susun yang lumayan kumuh. Di depan rumah susun tergambar jelas sebuah kolam dengan cucuran air mancur di tengahnya seperti kolam sebuah taman pada lazimnya. Sasuke melihat seorang pria yang sedang bermain lempar cakram bersama anjingnya yang besar. Pria itu mempunyai dua taring merah bertato di pipi. Mereka gembira sekali kelihatannya.
"Akamaru...!" panggil Sakura ke anjing itu.
"Guk!" anjing besar itu segera menoleh dan berlari ke arah Sakura. Kemudian berdiri dengan dua kaki belakang. Dijilatnya pipi Sakura berkali-kali.
"hehehe.. sudah, Akamaru.." Sakura mengelus kepala anjing besar itu untuk menghentikan Akamaru sebelum anjing itu membasahi wajahnya dengan air liur.
"Guk! Guk!" Akamaru memanggil pria yang tadi bermain dengannya. Pria itu tersenyum beringsut dari dudukan kolam menghampiri Sakura dan Akamaru.
"Sudah pulang, Sakura?" sapa pria itu.
"Udah, Kak Kiba.." jawab Sakura.
Pandangan Kiba terpancing ke sosok tegap di belakang Sakura. "Siapa ini?" tanya Kiba pada Sakura. Sakura melayangkan pandang ke arah orang yang di maksud Kiba.
"Oh, ini Sasuke.. Kami berjumpa di stasiun. Aku mengajaknya istirahat di sini sebentar. Dia telah menempuh perjalanan yang jauh. Boleh, kan?" Sakura tersenyum simpul pada Kiba. Menampakkan mimik berharap. Kiba yang menyadari adiknya telah terpesona oleh pria tegap yang dibawanya ke rumah susun ini, mengamati Sasuke dari atas, ke bawah, ke atas lagi. Memperhatikan setiap detail lekuk Sasuke. Kiba mengernyit.
"Tampan juga, kau."
Sasuke tersenyum kecil. Berusaha menutupi wajah merahnya.
"Ah, Kak Kiba ini.. Nggak sopan, tau!" Sakuralah yang merespon.
"ya udah, masuk dulu, yuk!" Kiba mengalungkan lengannya ke leher Sasuke mengakrabkan diri.
Sasuke mengangguk.
o0o~~~~~~o0o
Pintu kayu berlapis triplek yang telah sobek sana-sini menjadi gerbang pertama ruang kecil di lantai dua rumah susun itu.
Sakura pertama yang masuk, "Silakan,"
"Ayo, nggak usah malu-malu.." Kiba menyusul.
Sasuke melepas sepatu sketnya dan melangkah memandangi plafon dinding ruangan kecilitu.
"Silakan duduk."
Sasuke duduk bersama Kiba. Sementara Sakura otak-atik di dapur.
Kiba menyandarkan diri di kursi. Memandangi Sasuke yang saling mengatupkan dua tangan dan sedikit membungkuk.
"Nampaknya kamu tipe talkless do more, ya!" mulai Kiba.
Sasuke melirik Kiba. Dia tersenyum angkuh layaknya uchiha. Kiba ikut tersenyum bringas namun juga seperti laki-laki penuh tantangan seperti Sasuke.
"Bagus juga chemistry-mu.. Seperti laki-laki sejati," sambung Kiba.
Sasuke tersenyum geli. "Sudah lama saya tidak tersenyum seperti ini."
"Begitu?" Kiba mengambil secangkir teh yang sedetik lalu diletakkan Sakura bersama dua cangkir lainnya di meja. Kini Sakura telah berada di samping Kiba. Bergabung dalam pembicaraan.
"Lalu? Kau sedang dalam perjalanan kemana?" Kiba melihat Sasuke polos.
"Saya sedang mencari seseorang." Sasuke membuka dan mengobrak-abrik isi tas punggungnya. Sebuah buku diary orange cerah diraih dari dalam dan dibuka dengan hati-hati. Sasuke mengeluarkan secarik foto. Ia menyerahkan foto itu pada Kiba. Kiba melihat dua orang yang berpose di gambar elektronik tersebut. Sakura ikut melihat foto itu.
Kiba bergumam, "Yang ini kamu. Lalu yang satunya lagi.." Kiba memutar otak. "..sepertinya aku pernah tahu orang ini.."
Sasuke tergagap, "Be-benarkah? Sungguh? Dimana?"
TuBerColosys..
.
.
.
.
Mind to Review?
