LIGHT IS BACK!
YOO SEMUA... INI FIC YANG TERLINTAS GITU AJA...
GAK TAHU SEMUA SUKA ATAU NGGAK... POKOKNYA INI JAUH BEDA SAMA FIC NARUTO PERTAMAKU...
HAHAHA... SILAHKAN DILIHAT IMAJINASI ANEHKU...
YANG TIDAK SUKA JANGAN BACA!
YANG TIDAK NGERTI GA SAYA KASIH IZIN BACA... SOALNYA PASTI BUANG WAKTU.
KALO YANG PENASARAN... TERSERAH DEH... BACA AJA!
PAHAM INI, IPS GEDE...
RATE : T
NARUSAKU
FIC GAJE, ANEH, AJAIB
Dari kejauhan terlihat sepasang kekasih sedang duduk berduaan menikamati malam indah yang bertabur bintang di sebuah desa bernama Konoha. Mereka duduk di pinggiran hutan tempat favorit mereka. Mereka bercengkrama bersama dalam kebersamaan yang benar-benar hangat. Pembicaraan mereka sungguh menggugah semangat. Sepertinya keduanya benar-benar menikmati percakapan mereka berdua.
"Naruto... Kau mau menjalani misimu ya, besok?", tanya seorang wanita berambut pink.
"Begitulah Sakura...", jawab pria berambut kuning jabrik yang diketahui bernama Naruto itu.
"Hah... Aku pasti akan merindukanmu, Naruto...", sahut Sakura.
"Hahaha... Aku dengar Sakura! Kau tak perlu seperti itu... hehehe... aku mengerti...", ujar Naruto.
"Lalu, berapa lama kamu akan pergi misi?", tanya Sakura.
"Hm? Mungkin sekitar tiga minggu... begitulah kata nenek Tsunade...", jawab Naruto.
"Kenapa selama itu?", seru Sakura mebelalakan matanya.
"Sakura kau jangan berlebihan... Aku pasti akan mengerjakan misi itu dengan cepat... Tak mungkin aku meninggalkan desa terlalu lama... Aku merindukanmu...", jawab Naruto menggoda. Sakura tersipu.
"Benarkah? Berjanji padaku, Naruto... Kau... Jangan meninggalkanku seperti... Sasuke...", sahut Sakura. Naruto menatap Sakura yang terlihat terpuruk. Naruto pun merangkul pundak Sakura dan membawanya ke dalam pelukannya.
"Iya Sakura... Kau harus menungguku ya... hehhe.. Nanti aku usahakan agar pulang cepat...", ujar Naruto.
"Benar? Yay! Janji ya!", seru Sakura sambil membalas pelukan Naruto erat.
"Haha... Iya, urm... Sakura... anoo... dadamu...", sahut Naruto dengan wajah tersipu. Sakura pun menyadarinya dan langsung menghindar dari Naruto. Tidak lama kemudian, pukulan super sangat keras menghampiri wajah Naruto yang tak sempat menghindar.
"Arrgghh! Apa yang kau lakukan Sakura?", seru Naruto yang terpelanting jauh.
"Kamu kenapa tadi berkata seperti itu hah? Mesum!", seru Sakura tak kalah keras.
"Sakura... kenapa kamu begitu sih? Bukannya itu sudah biasa? Kita kan sering melakukan 'itu'... jadi tak ada masalah kan?", tanya Naruto. Sakura tertegun dan tersipu malu. Wajahnya blushing berat.
"Ta, tapi kan...", gumam Sakura terputus.
"Sudahlah Sakura... kau jangan berbicara terlalu keras... nanti orang bisa dengar...", sahut Naruto. Sakura pun mengangguk dan menghampiri Naruto lalu mengobati wajahnya.
"Naruto... Apa yang kita lakukan ini salah?", tanya Sakura.
"Aku harap tidak...", jawab Naruto. Keduanya pun terdiam sampai akhirnya Naruto memulai bicara.
"Sakura... yakinlah... salah ataupun tidak... Aku akan tetap mencintaimu...", jawab Naruto. Sakura pun semakin mempererat pelukannya pada Naruto.
"Naruto... Kenapa kita sekarang misinya tidak bersama lagi ya?", tanya Sakura sambil bersandar manja pada Naruto.
"Aku tak tahu Sakura... misi kali ini, nenek Tsunade bilang... misi Khusus dan klien sendiri yang memilih ninjanya. Bayarannya pun besar. Aku akan melamarmu begitu uangku telah terkumpul. Maukah kamu menikah denganku, Sakura?", tanya Naruto menatap wajah Sakura yang kini bergelayut manja pada tubuhnya. Sakura pun menatap Naruto dengan tatapan yang berbinar. "Tentu saja, Naruto...", jawab Sakura.
Keduanya kini tertawa dan berpelukan. Lalu, kedua tangan Sakura melingkar di leher Naruto dan kedua wajahnya berdekatan. Nafas mereka menjadi satu. Desiran darah mereka semakin deras. Detak jantung mereka semakin berdegup kencang. Bibir mereka pun bersatu dan berpagutan. Keduanya saling memberi kenikmatan. Bulan dan bintang pada malam itu pun kini menjadi saksi bisu dari kebahagiaan mereka. Malam paling indah untuk mereka. Malam dimana tubuh mereka menyatu. Malam dimana bukan hanya hati mereka yang menyatu, tapi juga jiwa dan raganya. Saling menikmati dan saling menghayati. Semuanya terasa menyenangkan. Sensasi pertama yang mereka temukan.
Siang ini, Naruto, Shino, Kiba, Neji dan Shikamaru pergi meninggalkan desa untuk menjalankan misi. Sakura mengantar Naruto hingga ke depan gerbang Konoha. semua tahu kalau Naruto dan Sakura adalah sepasang kekasih yang sangat 'hot' di Konoha. Ya... semua tahu itu. Mulai dari genin hingga Hokage. Semua mengetahuinya.
"Naruto... Jaga dirimu ya... jangan sampai terjadi hal-hal yang tak diinginkan! Ini kotak obat untukmu... ambilah... Disini ada suntikan penyembuh dan antiracun... kau bisa menggunakannya. Pokoknya, gunakan bila diperlukan! Jangan sampai tidak!", seru Sakura sambil menyerahkan kotak obatnya.
"Iya Sakura...", jawab Naruto dengan cengiran khasnya. Lalu, dia pun mencium kening Sakura. "Kau jangan nakal ya...", tambahnya. Wajah Sakura saat ini benar-benar panas.
"Naruto... Sudah?", tanya Kiba. Naruto melihat temannya lalu nyengir.
"Hehe... iya... Sakura... Aku pergi dulu...", ujar Naruto. Sakura pun melambaikan tangan ke arah Naruto. Naruto membalasnya. Tidak lama kemudian, 5 jounin Konoha itu pun lenyap.
Sakura pun kembali ke dalam desa. Dia merenung dalam setiap langkahnya. Bagaimana kehidupan dia dan Naruto saat dulu kala. Bagaimana Naruto mengejarnya saat dia malah menyukai Sasuke. Lalu, bagaimana Naruto berusaha membawa Sasuke pulang untuk menepati janjinya pada Sakura. Dan bagaimana Sasuke berusaha membunuh Sakura disaat penyerangan Akatsuki, Taka dan Madara Uchiha ke Konoha. kalau saja saat itu tak ada Naruto... Dia pasti sudah mati. Sakura pun melangkah riang ke arah rumah sakit Konoha dengan senyum tersungging di wajahnya.
Di tempat Naruto, dkk.
"Naruto... Kau enak ya sudah punya Sakura...", sahut Kiba sambil melanjutkan perjalanan mereka melompat dari satu dahan ke dahan yang lain.
"Hahaha... kau ada-ada saja... hehe.. yah... bukan enak lagi... Aku bahagia bersamanya!", seru naruto riang.
"Kamu enak sekali... Kau tahu? Hinata itu... Dia sulit sekali aku dekati... sepertinya dia masih menaruh hati padamu...", sahut Kiba. Seketika, wajah Naruto jadi serius.
"Kau tahu, Kiba? Aku merasa aku tidak bisa bersama Hinata. Pertama, sudah pasti karena aku telah memiliki Sakura dan Sakura sangat mencintaiku seperti aku mencintainya. Disaat aku harus memilih antara Sakura atau Hinata... Aku merasa berat... Namun, aku merasa... Hinata hanya kagum padaku... dia hanya suka dan menyayangiku... dia tak mencintaiku. Aku yakin suatu saat nanti dia akan mendapat yang lebih baik dariku...", jawab Naruto. Kini pandangannya lurus ke depan.
"Hahaha... Naruto... Kau sekarang setelah menjadi Sannin jadi bijaksana ya?", sahut Kiba.
"hahaha... kau bisa saja! Hehe.. aku memang seperti ini...", jawab Naruto.
"Kiba... Naruto... Bisakah kalian berhenti bicara? Kalian membuat seranggaku terbangun dari tidurnya..", sahut Shino tanpa ekspresi.
"Iya...", jawab Kiba dan naruto bersamaan. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka. Disini, Shikamaru leadernya. Lalu, mereka beristirahat untuk makan dan tidur lalu melanjutkan kembali perjalanan. Sampai pada akhirnya, sampailah mereka di Kerajaan Api. Mereka disambut gembira oleh semua warga di kerajaan.
"Selamat datang... Ninja Konoha...", sambut Raja Api.
"Selamat siang... Raja Ozai...", sahut Naruto dan yang lainnya sambil membungkuk.
"Kalian tahu mengapa kalian dipanggil kesini?", tanya Ozai pada mereka.
"Tidak..", jawab mereka serempak kompak.
"Sebenarnya... Aku hanya ingin mengatakan ini padamu, Naruto... Dan sayangnya aku tak suka basa-basi... langsung saja... Kau kupilih menjadi suami anakku... Kau mau?", tanya Ozai. Naruto membelalakan matanya. Neji, Kiba, Shino dan Shikamaru pun ikut membelalakan mata mereka. Mereka terkejut. Sangat terkejut malah.
"Tapi, Raja... apa yang sempurna dariku? Aku hanyalah rakyat biasa...", sahut Naruto merendah.
"Jangan menolak, Naruto...", ujar Raja dengan nada berat. Naruto terlihat sedikit berpikir.
"Maaf Raja... aku mempunyai kekasih yang aku cintai... dan..."
"Tinggalkan dia!", seru Raja Ozai memotong.
"Tidak bisa Raja...", ujar Naruto. Kini dia menelan ludahnya dan melanjutkan pembicaraannya. "Dia telah mengandung benihku...", lanjut Naruto. Sontak semua yang mendengarnya membelalakan matanya.
"Gugurkan...", jawab Raja Ozai tegas dan tanpa ekspresi. Sekejap wajah naruto memerah. Ingin sekali rasanya dia membunuh Raja itu. Tapi, teringat akan apa yang terjadi bila dia melawan, dia pun mengurungkan niatnya.
"Aku sangat mencintainya...", sahut Naruto tak kalah tegas.
"Kau berani menentang perintahku?", tanya Raja geram.
"Apapun untuk kekasihku...", jawab Naruto tegas. Terlihat Raja yang marah. Kini dia sedikit berpikir.
"Sebegitu cintanya kah kamu padanya?", tanya Raja itu. Nadanya kini mulai melembut.
"Sangat... lebih dari apapun di dunia ini", jawab naruto dengan penuh kewibawaan.
"Huh... Dia pasti sangat beruntung mempunyai kekasih sepertimu...", sahut Raja dengan nada mencibir.
"Aku tidak tahu... namun, aku harap begitu...", jawab Naruto.
"Kau tak tertarik pada anakku?", tanya Raja.
"Maaf Raja... sekarang aku mau tanya... mengapa kau ingin anakmu bersanding denganku?", tanya Naruto.
"Entahlah... Aku mempercayaimu... baiklah... Kau kembali ke Konoha dan minta izinlah pada kekasihmu...", seru Raja.
"Aku tidak yakin dia akan mengehentikan hubungan kami... Kami saling mencintai,", ucap Naruto.
"Kalau denganmu... Aku yakin anakku akan bahagia walau kau menduakannya...",sahut Raja.
"Maksudmu?", tanya Naruto tak mengerti.
"Kau boleh menikah dengan kekasihmu... dan anakku...", ujar Raja. Semua mata terbelalak mendengarnya. "Kasai Hime... ini calon suamimu...", sahut Raja pada seorang putri cantik berambut merah.
"Naruto... Ini Hime... putriku...", ujar Raja. Naruto pun bersalaman dengannya diikuti yang lainnya. Setelah itu mereka semua berbincang dan makan bersama. Lalu, mereka semua diizinkan pulang dan diberi imbalan yang cukup besar.
"Naruto... bagaimana keputusanmu?", tanya Shikamaru.
"Aku tak tahu... jangan tanya aku... Aku harus bicarakan ini dengan Sakura...", ujar Naruto. Semuanya pun terdiam sampai akhirnya mereka sampai di Konoha. Naruto segera mencari Sakura dan mendapatinya ada di rumah Ino dengan segera karena bantuan kekuatan sanninnya.
"Sakura... ada yang ingin aku bicarakan...", sahut Naruto.
"Naruto? Kamu telah kembali? Bukankah... Ini baru seminggu?", tanya Sakura.
"Ya... ada yang ingin aku bicarakan Sakura...", sahut Naruto.
"Aku juga Naruto!", balas Sakura. Mereka pun pergi ke rumah Naruto.
"Sakura...", sahut Naruto.
"Naruto!", seru Sakura yang langsung memeluk Naruto hangat. Naruto membalasnya.
"Kamu ingin mengatakan apa?", tanya Naruto. Sakura melepaskan pelukannya dan tersenyum. Dia menatap Naruto dan memegang perutnya
"Disini... ada bayi kita..", sahut Sakura dengan senyumnya. Naruto benar-benar senang... Tapi juga, serasa ada petir menyambarnya.
"Benarkah?", tanya Naruto.
"Ya..", jawab Sakura. Mereka pun tertawa. Naruto segera memeluk Sakura dan menggendongnya seraya memutarnya. "Terimakasih Sakura!", seru Naruto girang.
"Lalu, Naruto... Apa yang ingin kau katakan padaku?", tanya Sakura setelah aksi Naruto berhenti. Sejenak, Naruto berwajah kusut lalu menatap Sakura dalam.
"Sebenarnya ini... bukan keinginanku... Kau tahu misi kemarin adalah misi teraneh dan paling aku tak suka! Raja api Ozai ingin aku menikahi putrinya...", ujar Naruto. Sakura terdiam. "Aku telah memberitahukannya tentangmu... namun, dia bersikeras...", lanjut naruto. Sakura diam. Matanya menatap kosong mata Naruto.
"Sakura? Maafkan aku... Kau tahu? Aku juga tak inginkan ini... Aku sudah menolaknya... Tanyakan saja Shikamaru, Kiba, Shino dan Neji... Tapi, Raja bersikeras... dia malah mengizinkan aku menikahimu dan menduakan putrinya... saat ini aku ingin meminta izin... bila kamu tak mengizinkan... aku akan menolaknya keras...", sahut Naruto. Kini mata Sakura terasa panas. Bulir air mata berjatuhan di pipinya mengalir. Sakura menangis dalam diam tanpa ekspresi. Melihat itu, Naruto segera mendekap Sakura. "Sakura?", sahut Naruto. Naruto benar-benar takut kehilangan Sakura.
'Kami-sama... Apakah ini balasanmu? Atas apa yang telah aku lakukan selama ini? Karena aku telah menyakiti Naruto?', batin Sakura. Akhirnya Sakura melepas pelukan Naruto. Sakura menatap Naruto lalu tersenyum hambar padanya.
"Asal kau bahagia... Naruto...", jawab Sakura. Naruto menatapnya nanar.
"Aku tak bahagia, Sakura... Aku hanya ingin kamu...", sahut Naruto.
"Aku tak ingin terjadi hal buruk padamu... ikutilah apa yang mereka mau..", sahut Sakura.
"Um... Baiklah...", jawab Naruto.
TBC
ANEH KAN?
HAHA... YA LAH... TERSERAH APA AJA PENDAPATMU...
