RUN

by miaridara/outout

.

[Jeon Jungkook x Kim Taehyung]

VKook/KookV

BTS

방탄소년단

.

[Fiction : Rate (T) : Fic Short/Fourshot (1000+) : Romance/Humor : AU]

.

[!]gumoh feels, etc

you have been warned

[Anda ragu-ragu? Kembali sekarang juga!]

.

I only own the plot

.

["Aku berlari mengerjamu, kau berlari menghindariku."]

.

.

Pagi itu nampak berbeda dari pagi-pagi biasanya. Kebetulan yang tak terduga mempertemukan Taehyung dengan Jungkook di sebuah halte yang biasa Taehyung datangi untuk menunggu bus jemputan sekolah. Taehyung pikir Jungkook akan berangkat dengan mobil pribadinya yang mahalnya selangit itu. Tapi sekarang, menemukan si Tuan Sempurna duduk di sampingnya membuat Taehyung sedikit merasa canggung. Mereka tak pernah mengobrol meskipun berada di kelas yang sama. Well, siapa juga yang akan mengoborl dengan si Tuan Masalah Kim Taehyung ini.

Yang sempurna pasti tidak ingin dekat dengan yang punya banyak kekurangan.

"Oi! Tumben sekali kau naik bus, sopirmu sakit perut ya?" Taehyung bertanya, bermaksud untuk mencairkan suasana yang sangat canggung ini

Krik. Krik. Tak ada jawaban.

Pandangan Jungkook nampak lurus ke depan, tak memperdulikan Taehyung. Sesekali ia melirik jam tangan rolex miliknya yang Taehyung tahu itu pasti sangat mahal. Pemuda dengan tindik hitam di telinga kanannya itu bergeser sedikit menjauh dari Jungkook, berada di dekat pemuda itu membuat merasa sedang berada di gunung es.

"Taehyung-ah!"

Serentak Jungkook dan Taehyung menoleh ke kanan, mendapati Jimin sedang berlari mendekati mereka, dengan memegang sebuah pentungan yang selalu dibawanya kemana-mana. Taehyung ingat bahwa pentungan itu adalah benda yang telah menemani Jimin dalam suka maupun duka, ia tak pernah absen membawa pentungan itu. Dan entah kenapa guru-guru di sekolah memaklumi pentungan Jimin.

"Oh man! Darimana saja kau? Aku berasa mati sejak tadi" ucap Taehyung dengan diakhiri bisikan

"Memangnya si Tuan Sempurna itu melakukan apa padamu?" tanya Jimin pelan, sambil mengawasi Jungkook yang tetap memandang lurus ke depan

"Dia hanya diam" jawab Taehyung

Jimin melotot takut, "Oh man! Itu menyeramkan sekali!"

"Bergeser sedikit kesana, aku merasa tertarik ke dunia lain saat dekat dengannya" pinta Taehyung pada Jimin, Jimin buru-buru bergeser dan memluk tiang saking takutnya

Jungkook yang sedari tadi mendengar itu semuanya hanya memilih untuk diam, ia sudah tahu betul kedua orang yang selalu keluar masuk BP itu, kalau tidak membuat onar ya pasti berbuat gila. Membully, menghina, merendahkan orang lain. Jungkook tahu pekerjaan Taehyung serta teman segengnya itu seperti apa.

Bus sekolah benar-benar menjadi penyelamat ketiga orang itu. Jungkook memasuki bus dengan perlahan dan tegas. Sedangkan Jimin dan Taehyung memutuskan untuk bergerak pelan-pelan, mereka bahkan memilih untuk duduk di belakang berdempet-dempetan daripada duduk di depan dekat dengan Jungkook.

Jungkook tak ubahnya seperti vampire di mata mereka.

.

.

"Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan−Park Jimin! Bangun dari tidurmu!" guru kimia bertubuh gemuk itu memukul Jimin dengan tongkat kecil saktinya

Jimin mengusap-ngusap kepalanya sambil mengaduh kesakitan. Taehyung yang duduk di sebelahnya tertawa keras melihat penderitaan Jimin. "Kim Taehyung! Jelaskan pengertian asam!"

Taehyung tersenyum santai, ia memukul-mukul pelan dadanya bangga. Dengan penuh percaya diri Taehyung bangkit, "Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan Park Jimin" ucapnya dengan tenang dan sesantai mungkin.

Detik itu pula kelas yang berada sudut gedung itu dipenuhi dengan gelak tawa dari setiap muridnya. Tentu saja pengecualian untuk Jungkook dan guru kimia yang sekarang terlihat menahan marah.

"Lho, kenapa tertawa?" Taehyung bertanya sok polos, Jimin yang awalnya mengaduh kesakitan pun berubah memukuli meja dengan tawa bak nenek sihir

Jungkook yang duduk paling depan hanya berdecak kesal karena pasti ia akan terkena kesialannya.

"KIM TAEHYUNG! PERGI KE RUANG KESISWAAN SEKARANG JUGA!"

Taehyung berseru yes dan Jungkook mendecih.

Ruang kesiswaan adalah tempat tugas seorang Jeon Jungkook.

.

.

"Bisa tidak sehari saja kau tak merpotkanku?" tanya Jungkook saat mereka berdua memasuki ruang kesiswaan

"Well, Jeon Jungkook, merepotkanmu adalah tugasku yang sangat wajib, harus, dan mutlak dilakukan" jawab Taehyung, Jungkook mengernyitkan dahinya tak mengerti dengan apa yang dikatakan Taehyung

"Lagipula, dengan begitu kita punya banyak waktu berdua 'kan?" goda Taehyung sembari menoel-noel dagu Jungkook

Jungkook memundurkan wajahnya, "Sinting!"

Taehyung mengendikan bahunya, ia duduk dia atas kursi dan dengan santainya menaikkan kaki ke atas meja milik Jungkook. Kedua mata Jungkook melebar detik itu juga, merasa kesal dengan sikap sewenang-wenang milik orang aneh yang selalu merepotkannya ini.

"Ngomong-ngomong, aku tahu kau itu diam-diam menyukaiku"

Jungkook menaikan salah satu alisnya, sedangkan Taehyung tersenyum penuh arti. "Buktinya, kau tak pernah menolak jika harus berurusan denganku. Bukankah kau anak dari pemilik sekolah ini? Kenapa tidak kau minta saja ayahmu untuk tidak memakaimu saat akulah yang membuat onar?"

Taehyung memutuskan untuk berdiri dan mendekati Jungkook yang sekarang terdiam. Pemuda tampan dengan suara deep itu merundukan kepalanya dekat dengan telinga Jungkook.

"Itu karena kau menyukaiku 'kan?"

.

.

"Kau tahu wajahnya seperti apa Jim? Benar-benar membuatku ingin tertawa!"

"Serius Tae? Kau mengerjai si Tuan Sempurna itu? Ahh, seharusnya ku berada di sana tadi" keluh Jimin karena sudah ketinggalan satu momen berharga sahabatnya itu

"Aku rasa dia termakan omonganku. Dia langsung benar-benar diam saat aku berkata begitu" jelas Taehyung dengan wajah serius

Jimin memandang Taehyung dengan raut wajah tak terdefinisi, "Bagaimana jika dia menganggap itu serius?"

"Yang benar saja, Jim! Tidak mungkin dia menganggap itu serius!"

Raut wajah Jimin tak berubah. Dan Taehyung tiba-tiba merasa horror. "Kecuali kalau dia benar-benar menyukaiku" gumamnya pelan

Jimin tiba-tiba mengacungkan pentungannya tepat di belakang Taehyung. "Oh! Oh! Dia disana! Tae, matilah kau!"

"Ya! Jangan menakutiku Jim!"

"Dia kemari, Tae!"

"Serius kau?! Jim−"

"Kim Taehyung, aku ingin kau menghadap ke ruanganku" suara Jungkook memotong kepanikan Taehyung

Taehyung menelan ludah, perasaannya benar-benar tak enak ditambah dengan wajah horror Jimin yang entah kenapa Taehyung ingin sekali meninjunya. Dengan gerakan patah-patah, Taehyung berdiri. Jungkook telah jalan terlebih dulu, dan Jimin langsung memeluk Taehyung untuk memberi semangat.

"Kau akan tetap hidup, Taehyung. Berjuanglah, aku yakin kau pasti akan kembali dengan selamat dan utuh"

Taehyung benar-benar ingin memukul Jimin saat itu.

.

.

"Kau tahu apa alasanku memanggilmu kemari?" tanya Jungkook dengan nada dingin sedingin film frozen kesukaan Taehyung

"Tidak" jawab Taehyung dengan sedikit berani. Hanya sedikit.

"Kau telah melecehkanku dengan kata-kata menjijikan sok puitismu itu"

Taehyung merasa ingin benar-benar kabur dari sana.

"Kau adalah satu-satunya orang yang membuatku selalu merasa kesal hingga rasanya ingin memusnahkanmu saja dari sini"

Taehyung mulai berkeringat dingin.

"Jangan diam saja, bukankah mulutmu itu terbiasa bicara setiap detik? Bicaralah!"

Taehyung merasa terhina, wajahnya mengeras karena marah. Matanya yang tajam semakin tajam saat memandang Jungkook. "Ya! Beginikah ketua kesiswaan yang dielu-elukan semua orang? Kau melakukan tindakan intimidasi disini! Kau melakukan pelangggaran!"

Jungkook tersenyum remeh, "Berkacalah! Kau lebih banyak melakukan pelanggaran daripada aku"

"Kau!"

"Kim Taehyung, dengan segala hormat. Ku persilahkan kau untuk menjilat lidahmu sendiri nanti"

.

.

TBC or END?

Enaknya gimana ya? Gue lagi pengen coba-coba bikin yang berchapter. Tapi cuma beberapa chap aja sih, ga banyak. So, kalau banyak yang minat, banyak yang review. Mungkin gue akan pertimbangkan ini untuk lanjut atau engga.

Thanks^^