DESTROYER

21 september, 2013

BUGH!
"Katakan sekarang juga, siapa yang menyuruhmu melakukannya? Siapa yang mnyuruhmu mengganggu Daeyeon noona?!"

Seorang pria yang sejak tadi terusungkur dengan keadaan mengenaskan sambil meringis memegangi perutnya diatas lantai marmer itu tetap tidak bergeming sedikitpun, melainkan hanya menatap tajam kearah pria yang baru saja menendang perutnya dengan sadis. Perlahan ia mendecih, mengeluarkan cairan dari mulutnya yang sudah bercampur dengan darah segar.

"Suruh dulu ketua sialanmu itu keluar, apa dia takut huh? Kenapa dia malah menyuruh anak buahnya yang menemuiku? Apa dia seorang pengecut?"

BRAKK!

"PENGECUT KAU BILANG? BERANI SEKALI KAU BANGSAT!"

Pria itu terkekeh pelan mendapati orang dihadapannya itu kini tersulut emosi haya karna ketua kesayangannya dikatai seperti itu.

Sungguh, anak buah yang setia.

Dan beruntungnya, ketuanya yang mendapatkannya untuk dijadikan anak buah.

Melihat pria itu terkekeh, seorang gadis pendek maju kearahnya dengan tatapan tak percaya. "Kau masih bisa tertawa? Disaat nyawamu sedang berada diujung tombak? Ah ani, bukan diujung tombak tapi dibawah kakiku! Dasar bajingan tidak berguna kau ini! Cih! Ketua, kita apakan dia ini?"

Oke, mungkin sudah cukup waktu bermain-mainnya, mendengar anak buahnya memanggil, ketua yang dimaksud itu muncul dari arah paling belakang dengan topi diatas kepalanya.

Topi bulu berwarna coklat yang sama sekali tak ada beringas-beringasnya. 'Ketua' membuka topinya lalu membersihkan atasnya seolah ada debu diatasnya yang hinggap. "Nah nak, kau sudah melihatku, sekarang ada kalimat terakhir sebelum kau perpisah dengan tubuhmu itu?"

Bukannya menjawab, pria itu malah terkekeh sambil menatap kearah topi bulu yang kini sudah kembali keatas kepala pemiliknya. "Cih! Sudah kuduga kau anak manja! Tapi.. wajah kalian bahkan mirip, lalu kenapa dengan marga-marga itu? Ahahaha! Kekanakan sekali orang tua kalian!"

'Ketua' menyeringai setan, memandang satu arah kearah pria yang masih saja betah berhimpitan dengan laintai dingin yang berdebu itu.

"Kalimat terakhir yang bagus. Habisi babi ini lalu kita kembali kemarkas!"

Dan setelahnya, 'Ketua' itu berlalu diantara belasan orang yang ada didalam ruangan itu meninggalkan si 'babi' yang terus mengerang minta ampun pda akhirnya.

Author :

F61

Title :

The Destroyer

Main cast :

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Kim Taehyung

Jung Daehyun

Oh Sehun

Supporting cast :

Kim Taeyeon

Tiffany huang

Bae Irene

Luhan

Rating :

M

Genre :

School life, Romance, sexual harassement, violence, mature content inside.

Desclaimer :

This fanfict is pure from my lill fuckin brain. I just unleash my imagination. I dont know about plagiarism. So, just read my fanfict. And hope you like this. Ayee~ /again huh?/

Warning :

This is Genderswitch as well, so, close this page if u hate something like GS.

OK, RIP MY ENgLISH -_-

Summary :

"Byun Baekhyun, simbol kekejaman kelas atas oleh seorang gadis. Berumur 17 tahun dengan segala pesonanya, semua yang ada didalam dirinya mempesona, bahkan sifat angkuh juga kelakuan kejamnya terhadap orang lain juga mempesona. Namun kau tidak bisa membuatnya berkedip sedikitpun bahkan ketika ia telah membunuh seseorang. Membuatnya berkedip simpati adalah hal mustahil didunia. Namun bagaimana dengan Chanyeol? Seseorang yang bisa dibilang seorang masterpiece dalam hidupnya yang penuh misteri. "

Backsound :

Run – BTS

If you do – GOT7

2015, 9 september.

Seoul, SHS.

Bunyi gemercik air memenuhi ruangan terbuka tersebut, seorang gadis berdiri dengan apron merah yang melekat memeluk perutnya. Dengan wajah datar ia mematikan keran dan menjauh dari wastafel. Tubuh mungilnya bergerak kearah satu-satunya meja putih berisi beberapa sandwich di tengah ruangan dengan menenteng mangkuk penuh dengan buah yang baru saja dicucinya.

TAP TAP

Mendengar suara kaki melangkah kearahnya, gadis itu tanpa peduli malah melepas apronnya kasar dan membuangnya kearah sudut ruangan dan duduk masih dengan tampang datar.

Pria lain dengan wajah yang tak jauh beda dengan wajah gadis yang baru saja membuatkan sarapan untuknya.

Turut bergabung dimeja, pria itu menatap keatas meja dengan alis berkerut.

"Apa ini?! Ini lagi? Kau tak bisa memasak hah?!" Bentaknya menggebrak meja putih gading itu.

Gadis didepannya nampak tak kaget dan malah mendecih kasar lalu memungut semua yang ada dimeja, semua makanan yang membuatnya harus rela bangun subuh. Satu-persatu makanan itu berakhir terbuang ditempat sampah kecil disudut ruangan.

"Aku bukan pembantumu jadi selama kau tinggal denganku, makan apa yang kuberikan dan terima saja semuanya. Karna kau bukan anak kecil lagi, kurasa." Ucapnya dingin masih dengan wajah datarnya, meskipun sebenarnya emosinya telah sampai diubun-ubunnya. Siap meledak kapan saja.

Satu-satunya pria diruangan itu terkekeh miris, sambil menatap lurus kemeja ia berkata. "Ah, aku lupa kalau aku hanyalah anak yang kau tampung krna bels kasihanmu, terima kasih kau mengingatkanku lagi, Noona." Tekannya dengan pandangan yang kini teralih kearah gadis disudut ruangan tak jauh dari tempatnya.

Dan mungkin sekarang saatnya emosi itu meledak.

"KIM TAE HYUNG! JAGA BICARAMU BRENGSEK!"

Dengan kasar gadis itu menyambar seragam juga tasnya yang ada diatas kursi. Sebelumnya ia hanya menggunakan tanktop putih. Lalu berlalu dari dapur tepatnya keluar ruangan dengan mata panas. Tidak, dia tidak menangis, matanya hanya terasa panas. Susah untuknya menangis, karna telah kebal dengan perlakuan seperti itu.

Sampai didepan rumah, gadis itu merogoh sesuatu dari dalam saku seragamnya yang berantakan. Setelah menekan sesuatu diatas sana benda pipih itu berakhir disamping telinganya.

'Halo ketua?'

"Dimana kalian?"

'Dimarkas, ketua.'

"Brengsek, berkumpul disekolah sebelum kuhancurkan kepalamu dengan tongkat bisbol Suga yang baru."

'B-baik, ketua. Kami berkumpul disekolah sekarang.'

PIP

"Fuck, mereka semua mulai berani melanggar rupanya." Dengan wajah mengeras gadis itu berjalan cepat menuju bagasi rumah dan mengeluarkan mobil Sport berwarna Maroon miliknya.

Oh, tentu dia bukan anak manja yang minta ini itu keorang tuanya.

Tak lama kemudian mobil itu berlalu dari rumah megah itu. Meninggalkan seseorang yang mematung didepan rumah, mendengar sebelumnya kakaknya mengumpat kasar.

Tidak, dia hanya berfikir kenapa ada perempuan seperti kakaknya?

Pria itu mengambil sesuatu dari saku celananya, sebuah benda pipih persis dengan milik kakaknya, ia meng-unlock ponselnya yang kemudian menampilkan wallpaper dua orang yang berwajah mirip. Salah satunya pemilik ponsel, sedang tersenyum cerah sambil memegang medali emas. Dengan gadis disampingnya yang menggandeng tangannya, memakai seragam JHS ber-name tag, Byun Baekhyun. Yang ikut tersenyum lebar dengan eyesmilenya kearah kamera.

"Hyung.. aku merindukanmu. Sungguh."

PLAKK

"Ah sial, jika kalian sudah muak denganku yasudah brengsek,menjauhlah sana! Jangan membuatku marah pagi-pagi. Dasar sialan, kali ini aku memaafkanmu, tapi jika lain kali kau membawa anak-anak lagi kemarkas dan bukannya kesekolah, kau pulang dengan patah kaki!"

"M-mengerti ketua."

"Ahh. Aku tidak memintamu untuk mengerti, karna kau memang harus mengerti tanpa kusuruh. Sekarang kembali kekelas kalian!"

"B-baik ketua."

Setelahnya rombongan anak lelaki itu berlari keluar ruangan dengan wajah ketakutan. Menyisakan kelas dengan banyak siswa yang baru datang dan menyaksikan kejadian tadi dengan tampang mengerikan.

Seorang gadis berambut blonde pendek yang ada disamping Baekhyun mendengus kasar sembari melepaskan lollipop dari mulutnya. "Apa yang kalian lihat?! Butuh asupan gizi seperti siswa-siswa tadi huh?!" dan setelahnya semua siswa-siswi diruangan bubar.

"Byun, kenapa lagi kau hah? Kau ini, mempunyai masalah dan kau selalu melampiaskannya keanak-anak. Dasar gila." Celetuk gadis yang juga berada disisi Baekhyun. Dengan surai sepanjang pantat berwarna pink.

Baekhyun yang memjamkan matanya semenjak kepergian beberapa anak buahnya memijit pelipisnya seraya bergumam. "Berfikirlah yang jernih, Tiffany ssi, sebelum kupotong rambut yang menghalangi otakmu untuk berfikir itu. Aku selalu punya masalah, dan sudah tidak lepas dari hal itu. Dan see? Aku tidak selalu melampiaskannya kemereka."

-Tiffany-mengangguk takut lalu duduk disamping-Taeyeon-gadis dengan surai blonde sebahunya. Mereka duduk tepat didepan Baekhyun, yang berada paling belakang. Ia tentu sendiri, Sedangkan Tiffany dan Taeyeon sudah seperti sodara yang tidak bisa dipisahkan. Memangnya siapa yang mau duduk disampingnya? Gadis cantik namun itu hanyalah tampilan luar, karna sebenarnya dia adalah gadis berandalan mengerikan yang tak tahu malu.

Oh tentu, terkecuali untuk pria berkulit putih berlebihan yang kini duduk disampingnya dengan tangan yang menopang kepalanya menghadap kearah wajah Baekhyun yang masih setia memejamkan matanya. "Kau makin cantik saja Sunshine, ada masalah apa lagi kali ini?"

"Diamlah Sehun, dan.. apa yang kau lakukan huh? Sebentar lagi masuk. Kembali kekelasmu." Gumam Baekhyun pelan yang lagi-lagi masih memejamkan matanya.

"Baiklah sayang, aku kembali kekelas dulu."

Sehun beranjak dari kursi disamping Baekhyun, hendak beranjak pergi sebelum..

CUP

Baekhyun sontak membuka kedua matanya dan melotot pada orang yang sangat dekat dengan wajahnya. "Dah Sunshine." Bisik Sehun tepat ditelinga Baekhyun sebelum berlari keluar kelas, menyisakan Baekhyun yang masih memproses apa yang terjadi.

"Ah shit. Enyahlah OH SEHUN!"

Setelahnya kelas menjadi hening seketika, setelah sebelumnya kelas berisik karna Sehun, oh tentu, ada banyak penggemarnya disini. Dan untung mereka tidak melihat kejadian Sehun mencium pipi Baekhyun. Mereka hanya mengira Sehun berbisik sesuatu pada Baekhyun. Itu yang membuat mereka semua mematung. Terlebih setelah pekikan Baekhyun.

Semuanya tentu masih penasaran dengan hubungan Sehun-Baekhyun, keduanya sama-sama terkenal disekolah. Byun Baekhyun dengan segala kenakalannya dan Oh Sehun dengan segala kebaikan dan prestasi bertumpuknya. Sangat kontras dan sangat –sangat tak pantas menjadi pasangan kekasih.

Lagipula, Baekhyun juga sempat menjadi gosip sekolah karna hubungannya dengan ketua genknya, Lightsaber. Karna bagaimana mungkin dia tiba-tiba menjadi ketua disaat dia bahkan tak pernah terlihat oleh satupun anggota Lightsaber. Karna Lightsaber, tidak pernah sekalipun menampakkan wajah seorang gadis.

Meskipun sekarang, masih ada saja yang menanyakan tentang ketua terdahulu mereka.

Seperti sekarang ini,

Dan Baekhyun akan menjawab. "Dia disurga." Jawabnya sambil menyedot bubbletea taro dengan Sehun yang menempel disampingnya, juga beberapa anggota Lightsaber didepannya dan Tiffany-Taeyeon dikirinya. Oh ya, mereka sedang berada dikantin sekolah sekarang. Setelah mendengarkan tentang pelajaran selama 2 jam didalam kelas.

"Maksudku, kenapa dia meninggal? Kenapa sebelum pergi dia tiba-tiba mengajak Noonim kemarkas dan mengenalkan Noonim pada kami semua sebagai ketua yang baru?"

Baekhyun berhenti mengaduk minumannya, gadis itu menerawang mengingat kejadian 1 setengah tahun yang lalu. Dimana pria yang paling disayanginya itu memohon padanya untuk memimpin Lightsaber. Dan kejadian selanjutnya—

Baekhyun menutup mata tak mau membayangkan lebih jauh.

"Karna dia butuh istirahat. Kau juga tahu kan, dia sangat lelah mengurus kalian semua." Jawab Baekhyun pada anggota termuda Lightsaber, Zelo, yang masih mengerjapkan matanya bingung. "Jadi sebenarnya Noonim siapanya?"

Ah Shit, benar-benar akan kutendang anak ini jika dia tidak menitipnya padaku. Batin Baekhyun dongkol.

"Kenapa kau sangat ingin tahu? Makan saja makananmu sebelum rambut kembang gula kapasmu ini kumakan." Ucap Sehun santai sambil memainkan ponselnya, dengan tangan kanan yang terus meggandeng tangan Baekhyun.

"Aku bertanya pada Noonim, bukan padamu."

"Brengsek kau ini ribut sekali!" teriak seorang pria dengan kulit tan seksinya disana, mengajukan protes pada anak kecil yang sejak tadi berkicau itu.

Bagi anggota lain mungkin mereka mengerti kenapa Baekhyun tidak membakar anak berambut seperti Tiffany itu sejak dulu, mereka mengerti juga kenapa dia selalu bertanya tentang ketua terdahlu mereka, karna dia anak kesayangan ketua terdahulu tentunya, jadi kejadian macam ini udah sangat sering terjadi dan sudah dimaklumi. Namun tidak bagi pria yang sejak tadi hanya diam menyaksikan argumen itu, sampai akhirnya memutuskan protes.

"Jaga bicaramu Kai. Mana Kris?" selalu begini, jika didepan Zelo Baekhyun akan bertingkah baik.

"Dia mati apa aku bahkan peduli?" jawab Kai acuh.

Bakhyun mengedikkan bahu. "Mungkin iya, karna dia memegang semua uang Lightsaber. Juga.. semua kaset blue film mu."

Dan setelahnya kantin itu ramai karna gelak tawa mereka semua. Kecuali Baekhyun, Kai, dan Zelo. Karna Zelo hanya mengerjab bingung. Kai memasang wajah jutek dan Baekhyun hanya menyeringai, oh ayolah. Dia sulit menangis juga sulit dibuat tersenyum, apalagi tertawa.

Tak lama, Baekhyun menghentikan seringaian mengejeknya setelah Taeyeon menyenggolnya dan Baekhyun mengikuti arah pandang Taeyeon, matanya mnangkap siluet yang dilihatnya tadi pagi dirumah. Orang itu sekarang berjalan membawa nampan berisikan makanan dan tengah mencari tempat duduk. Baekhyun mengedikkan bahunya tidak mau peduli.

"Taehyung! Disini!" teriak Sehun, Taehyung melihatnya tersenyum lebar, namun itu tidak bertahan lama saat dia melihat surai dark violet sepunggung milik Baekhyun yang tengah menyesap bubbleteanya seolah tak menyadarinya yang mulai mendekat. "Tidak usah, aku ketempat lain saja. Sepertinya disitu ada The Violence Girl." Taehyung menekankan perkataannya lalu pergi dari sana.

The Violence Girl, merupakan julukan Baekhyun. Walaupun sebenarnya awalnya itu The violet Girl, karna rambutnya, namun semenjak ketahuan dia adalah ketua Lightsaber, sifat kejamnya keluar dan julukannya pun berganti.

Kai pernah menawarkan untuk mencarikan dan menghabisi orang yang menyebarkan panggilan tak terhormat macam itu, Baekhyun sebenarnya juga ingin menghabisi siapapun itu, namun begitu tahu bahwa itu adalah adiknya sendiri, Baekhyun hanya menolak tawaran Kai dan mngatakan bahwa dia suka dengan panggilan itu. Lagipula, itu memang kenyataannya kan?

Dan Baekhyun bahkan menganggap itu adalah julukan yang terhormat buatnya.

"Bajingan, ulangi sekali lagi! Berani sekali kau pada Ketua kami! Hey bocah kembali!"

"Diamlah Junhoe, akan kubotaki kepalamu jika kau masih berisik seperti itu." Ancam Taeyeon jengkel. Sementara Baekhyun hanya menyedot bubbleteanya sambil terus menatap kearah meja.

Sehun menggenggam tangan Baekhyun untuk mengode. Sontak Baekhyun menoleh pada Sehun dan mengangkat sebelah alisnya. "Adikmu akan sekarat jika kau hanya diam melamun." Bisiknya sangat pelan, Baekhyun refleks berdiri tanpa sadar bahwa tangannya masih tertaut ditangan Sehun yang juga ikut berdiri karna takut tautan tangannya dengan Baekhyun akan terlepas. "Tae?!"

"Astaga! Lihat!"

"OMG!"

"Jadi benar?"

"Jadi bagaimana dengan ketua—"

Sedetik kemudian Baekhyun melepaskan tautan tangannya begitu menyadari apa yang sedang terjadi. Dengan panik Baekhyun melihat keseluruh penjuru kelas,berdoa menemuka diknya dan Tuhan mengabulkan doanya. Adiknya dipojok ruangan dengan darah dimulutnya dan orang bertubuh besar didepannya. "Ah sial!"

Dengan wajah mengeras Bakhyun berjalan cepat ksudut kantin, tapi bagaimana adiknya bisa disana? Setahunya adiknya masih didekat mejanya saat dia melamun tadi, jadi.. apa dia melamun terlalu lama?

"Brengsek! Lepaskan dia babi!"

Pria besar yang berdiri sambil berkacak pinggang didepan Taehyung langsung menoleh begitu mendengar seseorang dibelakangnya memanggilnya babi.

"Apa kau bilang? Babi? Lalu bagaimana dengan tubuh mungilmu itu? Dada rata dan tidak menarik sama sekali, dasar gadis kertas."

Baekhyun mengangkat sebelah alisnya karna kaget dengan perkataan berani makhluk didepannya. Bakhyun mengumpat dalam hati sambil menatap tajam.

"Bajingan ini mau mati rupanya."

BUGH

Satu tendangan lurus mendarat dikepala 'babi' itu, dan dengan itu bdan besarnya tersungkur disamping Taehyung.

Baekhyun berjalan dengan santai menuju si 'babi' menaik kerahnya lalu menampar wajah yang penuh dengan darah mimisan. "Ah, tanganku kotor. Sialan sekali kau." Ucap Baekhyun sarkastik, sementara si 'babi' hanya diam mmatung setelah mengenai siapa yang menendang wajahnya.

"K-kau.."

"Kenapa? Kau ingat aku sekarang? Iya.. kau ingat insiden dimana kau hampir tewas dimarkas Lightsaber? ternyata kau pindah kesini? Kukira ku sudah lenyap. Kenapa kau kesini babi? Apa kau tidak tahu bahwa ini adalah tempat 'dia' sekolah?"

BUGH

Baekhyun meninju tepat diulu hati 'babi' itu, dan sontak si 'babi' mengeluarkan darah segar dari mulutnya. "Kenapa kau sangat tidak menyayangi hidupmu ha?"

Baekhyun kembali menyeringai setan melihat pria didepannya sudah bergetar hebat. Baekhyun malah memajukan wajahnya beberapa senti kearah telinga pria dihadapannya. "Jika sekali lagi aku melihatmu mengganggunya, kau akan berakhir seperti waktu itu. Aku tidak memintamu mengerti tapi kau harus mengerti karna itu adalah keharusan bagimu."

Tak lama kemudian Baekhyun berdiri dari tempatnya jongkok lalu berjalan menjauh. Mengode pada Sehun agar membawa Taehyung ke UKS dan mengobatinya. Setelahnya Baekhyun berlalu dari tempat itu sebbelum mengelap tangannya dipakaian Kai.

"Yak babi! Gadis kertas adalah panggilanku, brengsek." Taeyeon datang entah dari mana memekik tepat didepan sipria bertubuh besar.

"Kalian semua bubar! Apa kalian kira ini adalah semacam tontonan menarik, begitu? Pulang nonton jika kalian memang ingin menonton!"

Dan pekikan Tiffany cukup membuat semua yang ada disana bubar, tidak terkecuali beberpa anggota Lightsaber yang langung berpencar mencari sang ketua.

Dan disinilah Baekhyun sekarang, menumpukan tangannya dipegangan besi atas sekolah. Matanya menatap lurus kearah kumpulan beberapa siswa yang tengah bermain basket dibawah sana. Dengan satu kali helaan nafas tangannya mengembil ponselnya dari saku jaket Levis miliknya lalu membukanya.

Wallpaper foto dua orang berbeda gender yang mengenakan seragam JHS, Satu-satunya foto yang hanya Baekhyun yang memilikinya.

"Oppa... apa kau senang disana?"

Tbc...

ehehe. ini chanbaek gs. hehehe

oh. hai semua. saya author baru. /ceileh bahasanya sok formal padahal frontal :v/

uhm. gua author baru disini, dan ini ff gue yang kesekian kalinya, tapi baru berani publish jenis yang ini. hehehe

masih baru sih dalam hal auhtor-an,, meskipun itu udah setahun lebih tetep masih baru kan? /iyein ae/

kalo dalam per-ffan sih udh lama banget aw.

so, minta banget saran dan kritiknya juga gapapa.

karna gue emang msih labil banget hihi.

sunbae-sunbae juga tolong bantu yaa /lupikir lukaryawan baru apa -_-/

last, kalo ada kesalahan kata ataupun typo-typo mohon dimaklumi, julukan saya soalnya queen of typoness. ngehehehehe /gajadi baca/

eih jan gitulah, ini udh edit berkali-kali kok tapi gatau siapa tau masih ada kesalahan-kesalahan lain. aku minta maaf~

okbhay