"Tidakkah kau ingin memotretku dari dekat?"

"!"

BRUK.

.

Sebuah fanfiksi Itachi x Kyuubi oleh Suzushii Yukina

CRAZY THIEF

Naruto © Masashi Kishimoto-sensei

Yang saya miliki disini hanyalah ide cerita.

Warning: HumanMale!Kyuubi. OOC. Typo(s). AU. ALUR CEPAT. Slash. MalexMale. Fanfiksi ini mengandung konten BOYS LOVE―PERCINTAAN SESAMA JENIS dan YAOI―ADEGAN SEKS ANTARA SESAMA LAKI-LAKI. Jadi untuk adik-adik sekalian yang masih di bawah 18 tahun, dimohon kesadaran dirinya meninggalkan halaman fanfiksi ini sebelum otak kamu tercemar. Ya, meskipun dulu saat umur author belum sampai juga udah nekat baca-baca yaoi /plak.

.

Tolong warning-nya di baca terlebih dulu sebelum memutuskan untuk melanjutkan membaca fanfiksi ini. Karena isi dari fanfiksi ini belum tentu akan sesuai dengan harapan pembaca sekalian. Terima kasih sebelumnya.

.

Fanfiksi ini didedikasikan untuk Main chara tercinta kita, Uchiha Itachi yang pada tanggal 9 Juni―hampir sebulan yang lalu―berulang tahun. Dan reader-tachi yang juga saya cintai. Juga untuk yang hari ini berulang tahun, siapapun itu, Selamat Ulang Tahun!

.

Selamat membaca.

.

Uzumaki Kyuubi. Jatuh terduduk tepat di hadapan pemuda bersurai hitam dengan tatapan mengejek yang terpancar dari kedua iris onyx-nya.

Tertangkap basah tengah mengabadikan wajah rupawan pemuda itu tanpa izin ke dalam potret digital dari sebuah kamera yang sewarna dengan surai merahnya.

Yah, Kyuubi memang hanya mengambil beberapa angle, tapi tetap saja. Tanpa izin berarti―

"Mencuri."

Ya. Mencuri.

Kyuubi terbelalak. Menatap kesal pemuda yang berdiri dengan angkuh di hadapannya.

Bangkit dari posisinya yang semula terduduk. Kyuubi lantas menumpukan tangan kirinya pada pinggangnya membentuk sebuah sudut. Dan tangan kanannya terangkat, mengacung tepat di hadapan wajah pemuda angkuh di depannya.

"OMAE! KAU PIKIR KAU SIAPA MENUDUHKU MENCURI KHEH?!

Pemuda itu hanya mendengus, lalu membalikkan tubuhnya. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya setelah sebelumnya kedua tangan itu terlipat di depan dada dengan angkuhnya dan mengacuhkan pemuda beriris ruby yang masih mengerutu dengan ribuan sempah serapahnya.

Namun sebelum menjauh, pemuda dengan surai hitamnya itu menolehkan kepalanya sedikit ke kanan, melirik tajam pemuda merah di belakangnya melalui sudut matanya tanpa membalikkan tubuhnya.

"Aku siapa? Aku yakin jika kau sangat mengenalku mengingat kau telah lama mencuri potret diriku tanpa izin, Rubah."

Dan Kyuubi hanya bisa berdiri mematung. Dia sudah benar-benar tertangkap basah―sejak lama.

B-brengsek.

.

[Tidak bisakah kau mengambil fotonya ketika dia sedang di atas ranjang seolah 'megerjaiku'?]

Dahi Kyuubi berkedut kesal. Bagaimana tidak? Salah satu kliennya meminta angle foto yang tidak masuk akal. Di atas ranjang? Dan tengah menggarapmu? GILA!

Mengambil foto ketika pemuda itu sedang di toilet saja sampai membuat Kyuubi tertuduh mencuri, apalagi di atas ranjang! Dia bisa di seret ke pengadilan dengan tuduhan mengumbar privasi orang. Tsk!

Tapi bayarannya! Astaga gadis ini pasti anak dari konglomerat kaya raya yang kesepian. Bayangkan saja, bayaran untuknya mengambil foto pemuda angkuh tadi ketika sedang di toilet saja sangat cukup jika untuk membiayai kebutuhannya sehari-hari selama setahun. Dan kali ini, untuk foto di atas ranjang pemuda itu, dia bahkan yakin nominal itu cukup untuknya pindah ke apartemen mewah yang sama dengan pemuda beriris onyx yang menjadi objeknya itu.

Dia, Uzumaki Kyuubi. Akan mendapatkan predikat orang kaya baru hanya dengan menjual potret tuan muda penerus perusahaan nomor satu di dunia dalam keadaan tengah membakar kalori di ranjang.

GILA! Ini benar-benar bagaikan hidup segan mati jangan sampai.

Yaiyalah! Kyuubi harus berpikir keras untuk melanjutkan hidupnya di ibukota yang kejam seperti Tokyo sendirian tanpa merepotkan kedua orang tuanya yang kini tengah mengurus kedua adik kembarnya di desanya.

Keluarganya hanyalah keluarga miskin. Karena itulah Kyuubi berjuang di kota ini untuk menjadi dokter yang sukses di kemudian hari.

Dan bagaimana dirinya membiayai kehidupannya jika keluarganya di desa sana untuk mendapatkan makan dalam satu hari saja sangat sulit?

Ya. Bekerja adalah satu-satunya pilihan. Karenanya kini Kyuubi bekerja. Sebuah pekerjaan yang tidak memakan banyak tenaga, waktu dan pikiran hanyalah menjadi fotografer.

Kyuubi memang bukanlah profesional. Namun hasil jepretan tiap fotonya layaknya seorang profesional.

Terima kasih untuk pamannya yang memberikan kameranya pada Kyuubi ketika dirinya masih berumur 5 tahun saat paman tersayangnya itu pergi meninggalkan dunia ini.

Dan jangan sampai Kyuubi mengikuti jejak pamannya besok karena mati kelaparan setelah menolak permintaan gila kliennya. Ya, jangan sampai.

Kyuubi memutar otak. Bagaimana? Bagaimana caranya mendapatkan foto itu?

Bagaima―AH!

Dia dapat! Khukhukhu.

Seringai Kyuubi terkembang ketika ide cemerlang tertangkap oleh otaknya yang jenius.

Ya! Kyuubi memang jenius! Dia bahkan mendapatkan peringkat tertinggi tanpa harus belajar di angkatannya.

"Khu―HAHAHAHAHA―kena kau, Uchiha Itachi."

.

"Apa-apaan kau Kyuu! Menyuruhku berlari di tengah musim panas? Kau ingin membunuhku dengan membuatku dehidrasi?!"

Kyuubi mendengus tak acuh menatap pemuda dengan surai hitam di hadapannya. Menyeret ke dalam apartemennya, pemuda yang habis ia perintahkan untuk berlari keliling komplek sebanyak kurang lebih hampir mencapai lima puluh putaran.

"Lepas pakaianmu." Perintah Kyuubi ketika mereka sampai di kamar di dalam apartemen sederhana milik pemuda bersurai merah itu.

"A-apa?" Tanya pemuda itu ragu jika pendengarannya terganggu. Pasalnya Kyuubi memerintahkannya melakukan hal yang sedikit err―ero?

"Lepas pakaianmu. Atau kubakar semua lukisan mesummu itu. Shimura Sai."

Sai, pemuda yang diancam Kyuubi mau tidak mau melepaskan pakaiannya. Memperlihatkan tubuh seorang pemuda yang sangat jelas terlihat jika dia tidak pernah berolahraga.

"Astaga. Itu tubuhmu?"

Kyuubi memandang Sai meremehkan. Mengatakan hal-hal yang membuat harga diri Sai sebagai seorang laki-laki runtuh.

Baru hendak memakai pakaiannya kembali karena mendapatkan cacian dari pemuda tidak berperasaan di hadapannya, tubuh Sai justru dihempaskan di futon yang sudah tegelar di sebelah ranjang king size milik pemuda merah itu.

"Lepas celanamu."

"A-apa?!" Sai membelalak. Menatap horor pemuda yang berdiri dengan tangan terlipat di hadapannya.

"K-Kyuu, A-aku t-tidak―"

"Buka. Atau aku yang merobeknya!"

Glup.

Entah kenapa tiba-tiba saja tenggorokan Sai tercekat. Ingin kabur tapi pemuda di hadapannya sudah mengunci kamarnya. Bahkan kuncinya sudah ia buang keluar jendela―Sai melihatnya dengan sangat jelas ketika Kyuubi membuangnya.

Perlahan Sai mengikuti perintah sahabatnya. Astaga. Entah apa yang merasuki Kyuubi, yang jelas Sai yakin jika keperjakaannya akan melayang tidak lama lagi.

T-tapi tunggu? Kyuubi hanya memintanya melepas pakaian dan celananya. Tapi tidak dengan Boxernya, atau bahkan c-ce-celana terakhirnya. Ahahaha….

"Sekarang lari di tempat selama lima menit. Keluarkan keringatmu. Dan berposelah seperti kau sedang bergumul dengan adikku."

"APA?! TIDAK! KAU GILA KYU! AKU TIDAK―"

"Jika begitu, akan kuberitau Naruko jika kau tidak lebih dari pemuda mesum yang―"

"TIDAK! A-aku t-tidak akan menolak perintahmu Kyuu~ tolong jangan katakan itu pada Nana-chan~"

.

Menjijikkan.

Jika bukan karena bayaran dari kliennya yang bisa membuatnya kaya mendadak, Kyuubi tidak akan sudi menyuruh sahabatnya yang gila akan lukisan hentai itu berpose menjijikkan seperti ini.

Kyuubi mulai membuka laptop merahnya, mengecek jaringan hotspot pada laptopnya lalu membuka private message pada inbox e-mail-nya.

Setelah memastikan jika foto sahabatnya yang bersarang di kameranya berpindah kedalam laptopnya setelah ia lakukan transfer data. Kyuubi mulai mengedit-edit beberapa bagian dari foto itu agar kliennya tidak menyadari jika foto yang akan dia berikan bukanlah foto pemuda yang gadis itu inginkan.

Dan SENT!

Tinggal menunggu, sampai notifikasi nominal di rekeningnya bertambah.

Khukhukhukhukhu.

"Sebenarnya untuk apa semua ini Kyuu?"

Kyuubi menoleh, mendapati sahabatnya tengah duduk dengan kepala tergolek pada sandaran sofa marun miliknya.

"Kau! Jangan duduk di sofaku! Aku malas membuang uang hanya untuk membersihkannya yang penuh dengan bau keringatmu, kau tau!"

Sai memutar mata bosan. Sudah ia duga jika Kyuubi akan berkata begitu, karenanya dia sudah mandi di kamar mandi pemuda itu tadi sebelum menghampirinya yang tengah tersenyum-senyum tidak jelas di atas karpet di depan sofa miliknya.

"Aku sudah mandi Kyuu~" Ujar Sai dengan nada sing a song.

BRAK.

Sai menatap horor sahabatnya yang baru saja memukul meja kayu yang menjadi alas laptop pemuda itu.

P-pasti sakit kan? Itu kayu dari pohon oak.

"Berani-beraninya kau menggunakan kamar mandiku tanpa izin, Shimura! Kau sudah bosan hidup ya?!"

S-sial, Sai benar-benar lupa jika berhadapan dengan Kyuubi tidak akan ada habisnya. Setelah keluar dari kandang singa dia malah terperangkap di kandang rubah yang jauh lebih ganas.

Sai memutar otak cepat, mencari-cari alasan apa yang kira-kira akan bisa meredakan rubah yang tengah mengamuk di hadapannya.

Glup.

"T-tapi kan, a-aku harus mandi K-kyuu. K-kau tidak ingin a-apartemenmu bau keringatku k-kan?"

Kyuubi tampak berpikir. Agak lama sampai dia bangkit dari posisi duduknya, dan menghilang dari hadapan Sai.

Paling tidak Sai bisa bernapas lega untuk sekarang ini, kan?

BRUSK.

Beratnya tekanan yang dirasakan Sai tepat di pangkuannya membuat pemuda yang sebelumnya sempat terpejam berniat untuk tidur di sofa marun milik Kyuubi itu lantas membuka matanya.

Mengerjap-kerjapkan matanya berusaha mencerna apa yang terjadi.

Di pangkuannya terdapat futon yang jika tidak salah adalah futon yang sama dengan yang ia gunakan pada saat bergumul tadi―ehm, maksudnya hanya berpose. Berpose seolah tengah bergumul.

Lalu untuk apa?

Jangan bilang Kyuubi mengajaknya untuk ber-ber-ber―

"Bawa itu pulang ke apartemenmu."

Hah?

―Berniat menyuruhnya menghilangkan bau keringatnya dari futon ini? Sial.

Dahi Sai berkedut kesal.

"Apa maksudmu kau menyuruhku menghilangkan bau keringatku yang ada pada futon ini?"

Kyuubi bergeming. Tangannya tetap menari di atas keyboard laptopnya.

"Terserah, yang pasti jangan pernah bawa futon itu ke sini lagi."

A-apa?

Yang benar saja? Kyuubi memberinya futon? Kyuubi yang pelit itu?

"Kau memberiku futon?"

Kali ini Kyuubi menoleh. Memandang Sai dengan dahi berkerut dan sebelah alis terangkat.

"Kheh? Kau pikir aku semurah hati itu? Itu futon-mu. Mana mau aku mengorbankan barang-barangku untuk terkena keringat orang lain. Baka."

Lalu kembali melanjutkan aktifitasnya mengetik di laptopnya. Sedangkan Sai ternganga dengan tidak elitnya yang disadarkan oleh perkataan Kyuubi selanjutnya.

"Cepat pergi dari sini. Atau kubakar semua lukisanmu."

C-chikuso! RUBAH SIALAN!

.

[Kau menipuku! Ini jelas bukan foto Itachi-sama! Cepat berikan yang asli atau kutuntut kau atas dasar penipuan! Ingat, aku bisa melakukan apapun. Kurama-san!"]

Tsk! Bagaimana? Bagaimana bisa ketahuan?! Brengsek!

BRAK.

"Uzumaki, ini di tengah pelajaran. Uzumaki Kyuubi kembali duduk di kursimu! Uzumaki Kyuubi! Hei kau mau kemana?"

SRAK.

Pintu geser itu tertutup. Meninggalkan kelas yang kacau ditinggalkan oleh salah seorang siswa yang terkadang suka seenaknya tapi sayangnya dia siswa yang jenius.

Kyuubi melangkahkan kakinya cepat, membawa kedua tungkainya menelusuri lorong sekolahnya dengan tergesa.

Dia akan menemui Sai. Karena pemuda mesum itu dia jadi ketahuan!

Ini salahnya karena memiliki tubuh yang kurus kerempeng!

Kyuubi baru saja akan mencapai parkiran untuk menemukan motornya dan pergi dari sekolah ini sebelum suara seorang yang sangat ia kenali menginterupsi keinginannya.

"Urusan kita belum selesai kan, Rubah?"

Kyuubi menoleh.

Mengacak rambutnya kesal lalu melirik pemuda di belakangnya dengan menantang tanpa membalikkan tubuhnya.

"Cepat selesaikan! Aku punya urusan lain!" Ujarnya sakartis dan kembali mengalihkan pandangannya ke depan. Enggan menatap pemuda yang sudah menuduhnya mencuri―yah, meskipun kenyataannya memang seperti itu.

"Hmn? Sou? Bagaimana jika…, kau kuizinkan mengambil fotoku lagi?"

Kyuubi membalikkan tubuhnya cepat. Menatap tidak percaya pemuda yang tengah tersenyum di hadapannya.

"Kheh. Kau bercan―"

"Satu."

"Apa?"

Pemuda itu menyeringai. Perlahan berjalan mendekat ke tempat pemuda merah di hadapannya berpijak. Menepuk bahu kiri pemuda bernama Kyuubi yang masih berdiri menunggu jawabannya dengan tangan kanannya. Lalu berbisik di telinga kanan Kyuubi.

"Satu foto. Hanya sekali. Karena itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya."

Kyuubi bergeming. Otaknya berpikir keras. Sedangkan pemuda yang menjadi objeknya telah berlalu. Meninggalkannya yang masih berdiri di depan pintu gerbang Konoha Gakuen sendirian. Seolah terpaku.

Lalu saat dirinya tersadar, Kyuubi merogoh saku gakuran yang berada tepat di dadanya. Ia masih sadar ketika si tuan muda Uchiha itu menepuk dua kali dadanya―tepat dimana saku gakuran-nya terletak.

Sebuah kertas. Bertuliskan nomor telepon dan alamat e-mail. Tsk, Kyuubi benar-benar tidak percaya jika pemuda itu serius.

Yah ini adalah kesempatan emas. Tapi bagaimana caranya dia meminta tuan muda itu untuk berpose seperti itu?!

Kyuubi tidak akan bisa meminta seorang perempuan untuk menjadi umpan. Dia tidak akan menyerahkan pekerjaannya pada seorang amatir. Tidak akan pernah.

Lalu bagaimana?

Atau, bagaimana jika dengan cara yang sama dengan yang ia lakukan pada Sai?

Ah! Benar. Kyuubi akan mengambil foto pemuda itu tepat setelah pemuda itu selesai berolahraga. Atau jika tidak, mungkin setelah pemuda itu keluar dari kamar mandinya dengan bulir-bulir air madinya yang masih belum mengering di tubuhnya juga boleh.

Ya. Kyuubi akan memakai cara itu.

Meremas kertas dalam genggamannya lalu pemuda beriris ruby itu pun melemparkan kertas itu pada tempat sampah terdekat. Ia tidak membutuhkan kertas itu lagi, karena isinya sudah ia ingat dengan baik di sudut otaknya. Dan akan segera ia lupakan ketika urusannya dengan tuan muda angkuh itu terselesaikan.

Khu―khuAHAHAHAHA.

Tunggu sampai tanggal mainnya tiba.

Kyuubi kembali membalikkan tubuhnya, melanjutkan keinginannya menemui Sai. Dia akan tetap membuat perhitungan dengan pemuda kerempeng itu.

.

Kelopak mata itu menyipit, menenggelamkan iris onyx di dalamnya. Dan bibir pemiliknya membuat sebuah seringaian. Ketika dilihatnya sebuah e-mail masuk ke dalam telepon genggam pintarnya.

Sebuah undangan? Ajakan? Hee? Apapun itu, Uchiha Itachi tidak peduli. Yang pasti, pemuda Rubah yang menjadi targetnya sejak seminggu yang lalu telah masuk ke dalam perangkap.

Dan ia tidak tau jika pemuda itu begitu agresif sampai-sampai mengundangnya tapi di apartemennya sendiri? Padahal dia pikir pemuda itu akan memilih tempat yang aman untuknya seperti apartemen sederhana milik pemuda itu atau di tempat ramai yang memungkinkan pemuda itu untuk berteriak jika berada dalam keadaan bahaya.

Dan ternyata, si Rubah kecil malah memilih terkurung di kandang srigala pemangsanya.

Memutar kursi di ruang kerjanya, pemuda itu lantas berujar dengan suara serak.

"Saa, kita lihat seagresif apa Kurama-chan yang terkenal dengan keliarannya itu."

.

Dan waktu yang mereka rencanakan pun tiba.

Siang itu, cuaca cukup terik. Namun hal seperti itu tidak akan mengurungkan niat Kyuubi untuk menjemput calon uangnya~

Hari yang menyenangkan untuknya. Karenanya Kyuubi tak henti-hentinya mengembangkan senyum sejak dalam perjalanan ke apartemen yang mewah ini.

"Apa segitu menyenangkannya hanya untuk mendapatkan fotoku?" Ujar pemilik apartemen seraya meletakkan segelas jus apel di atas meja tepat di hadapan pemuda dengan surai merahnya. Dan duduk di sofa single di hadapan pemuda itu.

"Kheh? Jangan terlalu percaya diri, tuan muda Uchiha. Aku memotretmu bukan untuk diriku. Melainkan untuk―"

"Kau jual?"

Kyuubi terdiam. Sudah ia duga jika Uchiha di hadapannya memang telah mengetahui pekerjaannya.

Melirik segelas jus apel di hadapannya, Kyuubi benar-benar tergoda untuk menenggak habis isi gelas itu. Tapi, untuk saat ini sepertinya ia akan mengurungkan niatnya yang satu itu mengingat betapa dirinya ingin segera beranjak dari tempat ini.

Anggap da bodoh karena telah masuk ke kandang seekor srigala. Tapi dia Kyuubi, ingat? Dia tidak akan sudi mengizinkan orang lain meneteskan bahkan setetes keringat di apartemennya. Ya, Kyuubi gila kebersihan―jika tidak ingin menyebutnya pelit karena enggan mengeluarkan uang lebih untuk membersihkan perabot di dalam apartemennya.

"Jadi? Pose seperti apa yang kau inginkan dariku?"

Entah hanya perasaannya saja atau Kyuubi memang sekilas melihat seringai tercetak di bibir pemuda yang kini tengah tersenyum manis di hadapannya?

"I-itu. P-pose…. I-itu…."

"Ya?"

"P-posenya…, erm, p-pose…."

"Pose?"

"BERHENTI MENYELA PERKATAANKU UCHIHA!"

"Wah wah, padahal aku kan hanya ingin mempercepat waktu, tapi sepertinya kau lebih suka jika berlama-lama bersamaku ya?"

Kyuubi mendengus kesal. Tsk. Susah sekali memang mengatakan hal seperti itu pada orang lain. Saat meminta pertolongan (baca:memerintah) Sai saja dia langsung menyuruh pemuda itu berpose seperti yang dia inginkan tanpa mengutarakannya.

Brengsek! Jika Kyuubi mengenal gadis yang menjadi kliennya, dia bersumpah akan menguna-guna gadis itu agar menderita.

"Tsk. Berposelah setelah kau selesai mandi."

Ujar Kyuubi akhirnya, dengan wajah yang menoleh ke kiri. Tentu saja dia malu! Hey! Ini jauh lebih sulit daripada mencuri foto orang telanjang tanpa ketahuan!

"Hanya itu?"

Itachi terlihat menaikkan alis kanannya seolah meremehkan. Dia pikir pose macam apa yang membuat pemuda di hadapannya terlihat enggan mengucapkannya.

Lalu Itachi terkekeh seksi―ya, jika aja Kyuubi adalah seorang gadis maniak Uchiha sejenis pemuda di hadapannya.

Dan Kyuubi merasa diremehkan. Kesal―sangat kesal.

"KAU PIKIR APA LAGI SELAIN ITU HAH?! POSE KAU SEDANG MELAKUKAN ADEGAN SEKS?!―Mmpph!"

Keceplosan.

Dan Itachi semakin terbahak. Sebelum ia bernjak lalu menghilang dari hadapan pemuda yang tengah pucat pasi sambil membekap mulutnya sendiri di hadapannya.

Bodooooh! Aku keceplosan!

.

"Hei Rubah. Menolehlah, dan siapkan kameramu."

Sebuah suara berat menyapa indra pendengaran Kyuubi. Suara yang sarat akan perintah namun tetap terdengar lembut meskipun suara itu sedikit serak?

Kyuubi pun ban bangkit berdiri dan menoleh, hanya untuk mendapati seorang pemuda dengan iris onyx-nya yang menawan dan surai hitam yang basah meskipun sekilas dapat Kyuubi ketahui surai itu masih terikat kecil di bagian belakangnya. Tubuh atletis yang membuat Kyuubi tanpa sadar meraba perutnya sendiri―oh betapa dia selalu menginginkan tubuh seperti milik pemuda yang tengah berdiri di depan sebuah pintu yang agak jauh di hadapannya. Selain tubuh yang masih meneteskan bulir-bulir air, tangan yang memperlihatkan otot yang tidak berlebihan itu pun masih meneteskan buliran air bening.

Kyuubi bahkan melihat buliran itu mengalir dari leher pemuda dihadapannya menyusuri tubuh atletisnya dan berakhir di suatu tempat yang terlindungi handuk biru gelap yang melingkar di pinggang pemuda itu hingga kira-kira satu jengkal di atas lutut.

Glup.

B-bodoh a-apa-apaan aku in―

"Suka, dengan yang kau lihat? Kyuu-chan?"

Bariton pemuda itu menyadarkan Kyuubi. Membuatnya berkedut kesal ketika dilihatnya ternyata pemuda di hadapannya tengah bertolak pinggang―angkuh. Cih.

"Jadi? Tunggu apa lagi?"

Entah kenapa Kyuubi merasa gugup saat ini.

Tenang Kyuu, tidak akan terjadi apapun. Tarik nafas perlahan. Dan jangan sampai Uchiha keriput itu mencurigaimu.

"Berposelah!" Perintah Kyuubi pada akhirnya.

"D-di sofa ini." Lanjutnya seraya menunjuk sofa gading panjang di sebelah sofa yang tadi sempat menjadi tempat ia duduk.

Itachi mengikuti kemauan Kyuubi. Pemuda itu berjalan menuju sofa yang ditunjuk oleh pemuda merah yang entah kenapa dimatanya terlihat sangat manis kali ini.

"Lalu? Aku harus apa? Jangan menyianyiakannya karena kesempatanmu hanya satu kali."

Kembali Kyuubi menelan ludah. Sekarang? Mau tidak mau dia harus berkata jujur kan?

Memejamkan matanya erat setelah sebelumnya menolehkan wajahnya. Kyuubi pun berkata,

"B-berposelah seolah k-kau sedang melakukan―"

"Seks?"

Kyuubi lantas membuka matanya dan menoleh cepat. Di dapatinya pemuda yang tengah duduk di tengah sofa dengan tangan kanan yang tertekuk bertumpu pada lututnya tengah menopang wajahnya. Kakinya terbuka―khas seorang laki-laki ketika dalam posisi duduk―dan dia menyeringai seolah mengejek Kyuubi yang tengah menatapnya tajam.

Perlahan Itachi bangkit. Berjalan perlahan mendekat ke arah Kyuubi yang entah kenapa malah refleks berjalan mundur. Merasa bodoh karena dia malah berjalan mundur, akhirnya Kyuubi berhenti. Dia bukanlah penakut yang akan menghindar dalam keadaan seperti ini! Ya itulah Kyuubi.

"Hee, berani juga kau ya?

"Kau! Sudah berjanji akan memberiku satu foto, Keriput!"

"Apa aku pernah mengatakan jika aku berjanji? Hmn?"

"A-APA MAKSUMMPPPHH!"

Kyuubi terperangkap. Dan dia sadar jika dia sudah sangat terlambat jika menyesalinya sekarang. Bibir yang memerangkap bibirnya semakin liar. Menghisap, mengecup dan bahkan menjilat. Berusaha memancing pemuda rubah yang sudah terperangkap di dalam dekapannya.

Pemuda ini benar-benar rubah liar! Dia hampir saja menyakiti aset masa depan milik Itachi dengan lutut lincahnya. Namun jangan anggap Itachi sebagai Uchiha jika menjinakkan rubah liar saja dia tidak bisa.

Tepat saat si rubah hendak menyerangnya, Itachi lebih dulu memukul tengkuk pemuda itu. Hingga kini Kyuubi tak sadarkan diri di atas sofa panjang tempat dia menyuruh Itachi berpose sebelumnya.

"Mattaku, rubah liar memang sedikit merepotkan." Gumam Itachi menatap pemuda yang tengah terbaring dihadapannya dengan lapar.

.

.

.

.

TBC.

.

Terima kasih sudah membaca.

.

11.08.15

Edited.

Sign, Kina.