Beautiful Liar
Cast : LeoN VIXX
All Member of VIXX
LR
Riuh tepuk tangan menggema di stadium tempat acara koncer berlangsung. Disana, di atas panggung dua namja tampan sedang menyanyikan lagu andalan mereka bertitle 'beautiful liar' , duo grup LR-Leo Ravi- tampil begitu mempesona. Suara lembut mengalun dari seorang namja tampan bernama Jung Taekwoon, atau orang orang lebih mengenalnya sebagai jung Leo. Dipadukan dengan rapp hasil ciptaan Kim Wonshik yang memiliki nama panggung Ravi.
Orang orang yang memadati stadium ikut larut dalam lagu yang dilantunkan kedua namja tampan tersebut. Sambil mengayunkan ligshtik ditangan mereka, sesekali mengibarkan banner besar yang mereka miliki, ada juga yang menyeka airmatanya karena terlalu larut dalam lagu yang dinyanyikan. Beautiful Liar, lagu yang berisi tentang seseorang yang membohongi hati dan perasaan, lebih kepada seorang pengecut.
Usai lagu terakhir berhasil dinyanyikan, dan berhasil membuat ribuan orang larut dalam lirik lagu tersebut, sambutan tepuk tangan meriah diberikan kepada dua namja yang memberikan penghormatan terakhir sebelum konser selesai. Dan lampu perlahan mulai dipadamkan, kedua namja yang menjadi idola itu berlari kebelakang stage dan disambut dengan sorakan meriah dari para kru mereka. Konser perdana mereka berhasil sukses.
Yaah, mereka baru debut satu tahun yang lalu, dan debut mereka disambut antusias oleh orang orang se-korea. Selain mengusung musik yang sedikit berbeda dari grup kebanyakan, suara merdu dan lembut Leo mampu menghipnotis ribuan orang orang, sehingga membuat duo ini melejit sukses. Dan ini adalah konser perdana mereka di Seoul, dan mereka berencana melakukan tour ke luar negeri. Sesuatu yang pantas untuk kerja keras mereka.
"yeaayyy… chukaee nee….." seorang namja manis yang berstatus asisten salah satu dari mereka, bertepuk tangan menyambut kedua namja yang sudah ada diruang tunggu.
Lalu memberikan handuk yang sudah ia pegang tadi, untuk diberikan kepada salah satu namja diantara keduanya.
"gomawo.."
Leo mengambil handuk tersebut dan menyeka keringat yang penuh didahinya. Mendudukkan dirinya di bangku untuk menghilangkan penatnya sejenak. Namja manis yang memberikan handuk itupun lantas membereskan beberapa peralatan artisnya. Mereka harus segera pulang dan mengistirahatkan tubuh mereka. Dua hari lagi mereka akan terbang ke Jepang. Istirahat satu hari seperti emas buat mereka.
Usai membereskan peralatan yang diperlukan, Hakyeon-namja manis tadi, mengajak kedua artisnya untuk pulang.
"kajja… kalian butuh istirahat…"
Leo sudah mengganti pakaian konser mereka dengan pakaian kaos dan memakai jaket. Mereka berjalan keluar gedung konser dimana mobil sudah menunggu mereka.
Leo medudukkan dirinya dibelakang bersama asisten manisnya, sedangkan Ravi duduk didepan bersama dengan supir pribadi mereka. Suatu hal yang memang sudah biasa.
Ketika mobil perlahan jalan, Leo membaringkan tubuhnya dipangkuan namja manis disampingnya, namja yang merupakan asisten pribadi yang juga merangkap sebagai kekasihnya. Selalu nyaman seperti biasa, batin Leo.
Hakyeon tersnyum menatap namja yang kini memejamkan mata dipangkuannya ini. Lalu mengelus dengan sayang kepala sang kekasih. Hakyeon bersyukur bisa menyaksikan kesuksesan kekasihnya hingga sejauh ini. Ia ingat bagaimana perjuangan Leo untuk menjadi seorang penyanyi, yaa dia adalah saksi jatuh bangunnya seorang Jung Taekwoon.
Hakyeon dan Leo adalah sahabat sejak kecil, mereka tumbuh dan besar bersama. Hakyeon benar benar saksi hidup seorang Jung Taekwoon, bukan hanya saksi atas perjuangannya, tapi juga saksi bagaimana Leo bangkit dari keterpurukannya dalam hal cinta.
Hakyeon masih ingat bagaimana hancurnya Leo ketika putus cinta dari pacarnya yang dulu. Namun itu semua bisa dilewati Leo dengan bantuan sahabatnya, Hakyeon. Kehadiran hakyeon mampu menghilangkan kepedihan itu, hingga pada akhirnya sosok Hakyeon yang dibutuhkan oleh Leo. Mereka memutuskan untuk menjalin hubungan lebih dari sekedar sahabat, dan mereka juga merencanakan pertunangan tidak lama lagi. Kedua orang tua mereka yang memberi usulan. Namun masih ada yang mengganjal dihati Hakyeon, karena hubungan mereka masihlah dirahasiakan dari publik. Permintaan khusus dari management mereka. Tak apa, hakyeon tak perlu gusar karena ia yakin cinta Leo padanya tidak akan hilang.
Namun, benarkah apa yang dipikirkan Hakyeon?
Benarkah sosok cinta lama Leo telah benar benar pergi?
Mampukah Hakyeon menggantikan sosok itu?
Atau ia hanya sosok pengganti, dan akan kembali diganti jika sosok itu datang kembali?
****BL*****
"aku lelah sekalii….."
Ravi berteriak ketika kakinya memasuki apartmen yang juga merupakan dorm mereka. Leo dan Ravi tinggal bersama, begitu juga dengan Hakyeon. Awalnya Leo dan Hakyeon hanya ingin tinggal berdua, namun takut akan pendapat orang orang akhirnya mereka bertiga tinggal bersama.
"jangan lupa cuci mukamu sebelum tidur ravi yaa…" Hakyeon memperingatkan namja yang mirip larva itu, kemudian Ravi menoleh kearah sumber suara. Dimana Hakyeon masih menenteng tas yang berisi keperluan mereka. sedangkan Leo sudah masuk kekamar duluan
"tsk… kenapa kau tidak minta kekasihmu yang membawa itu semua hyung?" tanya Ravi
"eoh?" Hakyeon membeo, dan menghentikan langkahnya menatap Ravi.
"kalian sudah terlalu capek… sudahlah sana istirahat, jangan lupa cuci mukamu…" ucap Hakyeon lalu masuk kedalam kamar yang tadi dimasuki Leo.
Hakyeon mengernyit melihat sang kekasih sudah memejamkan matanya diranjang. Sedikit kesal karena kekasihnya kembali lalai. Diletakkannya tas yang ditentengnya, lalu kemudian berjalan mengambil pencuci muka dan kapas. Hakyeon naik keatas ranjang disamping Leo berbaring.
Perlahan dituangkan pencuci muka kekapas, lalu kemduian dengan perlahan Hakyeon membersihkan wajah sang kekasih.
"kau selalu lupa membersihkan wajahmu sebelum tidur Leo yaa…"
Membasuh bagian pipi, kening hingga keseluruh wajah.
"untuk apa? bukannya sudah ada kau"
"tsk… bagaimana jika aku tidak ada?"
JLEB
Perkataan Hakyeon sukses membuat mata itu kembali terbuka. Menatap tajam kedalam mata Hakyeon.
"apa maksudmu? Kau berniat pergi dariku?" suaranya beraura dingin, sedingin suaca diluar sana.
"a..aa..ani… maksudku bagaimana jika aku sedang pergi atau tidak disampingmu? Hehhehehe" Hakyeon melihat tatapan tajam sang kekasih menjadi takut.
Leo mengambil tangan sang kekasih yang masih membersihkan wajahnya. Menggenggam erat pergelangan tangannya.
"sepertinya kau harus dihukum agar tidak berbicara sembarangan" seringaian licik muncul diwajah tampan itu.
Hakyeon melupakan satu hal, kekasihnya ini memiliki trauma dalam mengenai hal hal berbau ditinggal.
Hakyeon bergidik ngeri, namun tidak bisa berbuat apa apa ketika sang kekasih sudah menindih tubuhnya yang kini berbaring.
"YAAAKKK….." Teriakannya tak diperdulikan Leo, karena kini bibir Hkayeon sudah dibungkam oleh bibir sang kekasih.
Dan terjadilah ciuman panjang, sebelum akhirnya mereka saling menanggalkan pakaian masih masing untung melanjutkan aksi mereka.
"eeuunghh…kau lelaahh sayaannghh… eeuunghh" Hakyeon masih sempat mengingatkan sang kekasih yang kini menguasai daerah lehernya.
Tidak memperdulikan peringatan sang kekasih, Leo justru semakin gencar melakukan aksinya. Dan kini ciumannya pindah kebagian Dada sang kekasih. Tangannya memilin niple sebelah kanan, lalu mulutnya memasukkan niple satunya lagi.
"Uughh..." Hakyeon hanya dapat meremas rambut sang kekasih untuk memperdalam kulumannya.
Mendengar desahan sang kekasih semakin membuat Leo gencar melancarkan aksinya. Desahan Hakyeon ibarat irama pengiring baginya. Dan kini ciuman Leo berpindah ke bibir sang kekasih, memagut lebih dalam, menghisap lidah satu sama lain, dan Leo memperdalam ciuman itu demi mengalihkan rasa sakit yang dirasakan Hakyeon, Karena kini milik Leo sepenuhnya masuk kedalam tubuh Hakyeon.
"Sshhhh...haahhhh...aahhh..." Sama sama memdesis nikmat,
Bagaimana Leo memperlakukannya selembut mungkin, bagaimana Leo menekan ke titik terdalamnya tanpa membuat rasa sakit, dan bagaimana Leo memberikan nikmatnya hingga ia seperti berada diatas langit.
"Aarrrghhhhh...hakyeonaaahh" Leo berhasil.
Berhasil mencapai puncaknya, bersama sama. Dan sekarang mereka masih saling bertatapan dengan Leo masih berada diatas hakyeon. Leo memberikan kecupan kecupan ringan diwajah Hakyeon, membuat Hakyeon begitu bahagia dan larut dalam kelelahannya.
"Tidurlaahh" bisik Leo
"Leo yaa... Saranghae..."
Hakyeon selalu mengucapkan itu setelah merek selesai, meski dengan Mata terpejam tapi ia tak pernah melupakan mengucapkan Kata kata itu.
Leo hanya terpaku menatap wajah dibawahnya yang sudah terpejam. Tidak tau, Leo tidak tau harus membalas apa. Bukankah dia harus menjawab 'nado saranghae Hakyeon ah'
Tapi lidahnya kelu, seperti berat mengatakannya. Leo sudah sering mengatakan cinta dulu, namun tetap saja orang yang dicintainya pergi begitu tidak mau mengalami hal yang sama. Dia tidak mau Hakyeon pergi daei hidupnya. Tapi sebisa mungkin Leo akan bangkit dari masa lalunya, karena sudah ada Hakyeon dihadapannya, namja manis yang selalu setia dan selalu ada untuknya.
"Hakyeon ah, saranghae..." Bisik Leo
Namun didalam hati Leo akan selalu mengucapkan
'mianhae'
*****BL*****
Pagi pagi sekali adalah waktu yang paling disukai oleh Cha Hakyeon, karena dipagi seperti ini dia bisa dengan begitu tenang menguasai dapur untuk menyiapkan makanan untuk kedua namja yang masih bergelung di dalam selimut mereka masing masing. Hakyeon begitu cekatan memotong wortel dan kentang yang akan ia masukkan kedalam panci yang berisi air mendidih.
Ravi dan Leo pasti masih betah berada didalam selimut, maklum saja konser semalam emmbaut tenaga mereka terkuras, dan ditambah lagi kegiatan yang dilakukannya dengan Leo, pasti Leo sangat lelah. Seketika semburat merah muncul dipipi Hakyeon membayangkan apa yang dilakukannya malam tadi bersama sang kekasih. Padahal bukan kali pertama mereka melakukannya.
karena hari ini mereka tidak memiliki jadwal sama sekali, mereka diberi waktu untuk beristirahat total sebelum besok berangkat ke Jepang.
"sepertinya aku ahrus mencari apartemen baru..."
Hakyeon sedikit berjengit kaget dan langsung menoleh kearah sumber suara.
"wae?" tanyanya polos, dengan tangan yang memegang tutup panci
"aku tidak tahan jika setiap malam harus mendengar sura desahan kalian" Ravi, ternyata sumber suara itu.
Dia sudah berpakaian rapi dengan jaket jeans dan juga topi serta masker diwajahnya.
Hakyeon merunduk malu, dan langsung mengalihkan wajahnya ke bahan makanan yang ada didepannya. mencoba untuk tidak menggubris perkataan Ravi.
"coba saja jika kau pindah, ku jamin hidupmu tidak akan teratur. apa kau yakin ingin tinggal sendiri? heol.." Hakyeon mencibir
"sudah tau begitu setidaknya gunakanlah perasaan kalian, hargai aku yang belum memiliki pasangan... awwww"
Sebuah jitakan dihadiahi kepada Ravi, siapa lagi pelakunya jika bukan Jung Leo. Hakyeon menoleh ke belakang dan terkikik geli karena keaksihnya memberi jitakan pada ravi.
"pindah saja sana... dan kupastikan tubuhmu akan kurus" cibir Leo dan dengan santai menghampiri kekasihnya untuk memberikan kecupan dipipinya.
"aiisshh tunggulah dimeja wonie..." ucap Hakyeon mencoba mengelak dari ciuman sang kekasih, namun berhasil ditangkap oleh Leo
"aiihh... sepertinya aku harus segera mendapatkan kekasih"
"yaa... cepatlah cari kekasih agar milikmu tidak karatan" Ujar Leo, yang kini sudah duduk manis dibangku dan menunggu kekasihnya menghidangkan makananya
"YAAAKK..." Kembali Ravi berteriak tidak terima atas ucapan teman satu grupnya
"hahahhah... tenanglah Ravi yaa..." Hakyeon tertawa geli melihat wajah yang benar benar mirip Larva itu "ah iyaa kau mau kemana Ravi yaa? kenapa sudah rapi?"
Hakyeon melupakan pertanyaan yang sebenarnya ingin ia tanyakan tadi
"aku akan pergi ke studio hyung... ada beberapa yang harus aku kerjakan"
"tsk... ingatlah jangan terlalu lelah, kalian akan pergi besok" ucap Hakyeon mencoba menasehati
"tenang hyung, jika aku atau Leo hyung sakit kan ada kau yang akan selalu merawat kami...AARRGGHHH"
Sebuah garpu melayang mengenai kepala Ravi kembali, dan pelakunya lagi lagi namja tampan yang sedang menikmati sup kentang buatana kekasihnya.
"yang ada kau merepotkan Hakyeon, jika sampai kau sakit kupastikan perawat perawat genit yang akan merawatmu"
"ANDWAEEE... aku tidak akan sembuh jika dirawat oleh mereka, aku akan sembuh jika N hyung yang merawatku" Ravi menarik Hakyeon kedalam pelukannya, kebetulan hakyeon masih berdiri diujung meja dekat keduanya, atau lebih dekat ke ravi.
Kontan saja tingkah Ravi sudah akan dihadiahi lemparan piring sebelum Ravi bergegas melepas pelukan itu
"OKEE OKE OKE... Aku hanya bercanda.. turunkan piring itu Hyung" Ravi mengacungkan kedua tangannya, takut jika Leo benar benar melempar piring tsb "posesif Jung" bisiknya, untung saja Leo tidak mendengar, hanya Hakyeon yang mendengar.
"hahahhahah... sudahlah jangan bertengkar. aku akan tetap mengurus kalian berdua. bagaimanapun aku sudah menganggap Ravi seperti adikku sendiri" Hakyeon mencoba menengahi, dan kini dirinya duduk di sebelah Leo.
"mehrongg..." Ravi menjulurkan lidahnya ke arah Leo, dan dihadiahi tatapan tajam dari singa tersebut.
Hakyeon hanya mampu tertawa sekali lagi. sunggu indah pagi ini.
selalu seperti ini, pagi Hakyeon terasa indah karena ia lalui bersama dengan kedua namja yang begitu berarti dalam hidupnya. Leo sang kekasih dan juga Ravi yang sudah dianggap seperti namdongsaeng untuknya.
Jika ada masalah di kehidupan mereka kelak, setidaknya Hakyeon akan bertahan jika ada kedua namja ini. Mereka berdua adalah kekuatan Hakyeon, yaa setelah sahabatnya tentunya.
Ravi sudah pergi sejak 10 menit yang lalu, dan kini diapartemen cuma ada mereka berdua, Hakyeon dan Leo. Hakyeon masih mencuci piring bekas makan mereka tadi. sedangkan Leo duduk disofa depan tv, menekan tombol remote keatas kebawah, tanpa berminat akan siaran tv yang ada.
"Woniee... kau berencana akan kemana hari ini?" Hakyeon meninggikan suaranya agar terdengar oleh sang kekasih
"tidak ada..." jawab Leo dengan suara tinggi juga
Hakyeon segera mencuci tangannya saat tugasnya sudah selesai.
"lalu kenapa kau sudah berpakaian rapi, tumben sekali..." Hakyeon berjalan kearah sang kekasih dengan tangan yang membawa sepiring ptongan buah yang sudah ia sediakan.
"huft..." Leo menekan tombol off dan seketika layar tv mati "tadinya ingin keluar mencari udara segar, tapi sepertinya berdua denganmu lebih menyenangkan.
Hakyeon duduk disamping kekasihnya dan meletakkan piring buah dimeja, tapi sebelumnya ia mengambil potongan anggur untuk dimasukkan kedalam mulutnya.
Melihat hal itu Leo langsung menyambar bibir Hakyeon untuk merebut potongan anggur tersebut. Hakyeon yang diserang tiba tiba hanya bisa menatap geram sang kekasih, namun apa boleh buat buah dalam mulutnya sudah berpindah kedalam mulut sang kekasih.
"YAAKKK..."
"hahahahhah..." Leo tertawa sambil mengunyah buah didalam mulutnya, lucu sekali wajah menggemaskan sang kekasih.
Hakyeon menubruk tubuh Leo hingga membuat Leo terbaring disofa, mencoba memukul namjanya dengan pukulan sayang, namun apa daya tenaga Leo lebih besar darinya meski mereka sama sama namja. Leo menangkap tanagn Hakyeon dan balik mengurung Hakyeon dalam dekpannya. Mata mereka saling menatap satu sama lain. Terdiam beberapa saat untuk menyelami perasaan mereka masing amsing.
"saranghae Jung Hakyeon..." bisik Leo
Lalu kemduian menyatukan kembali bibir mereka, Hakyeon bahkan belum membalas ucapan itu, tapi tanpa membalaspun Leo pasti sudah tau bagaimana perasaan hakyeon pada Leo sesungguhnya.
Keduanya larut dalam ciuman panas, dimana tangan Leo perlahan menuju kebawah tubuh sang kekasih. MEncoba menyingkirkan apapun yang dapat mengganggu kegiatan mereka tanpa menyadari mereka ada dimana sekarang. Tapi apa peduli mereka, cuma ada mereka berdua disini, dan Ravi akan kembali setidaknya 6 jam kedepan.
Tapi nyatanya, mereka salah karena sudah ada yang berdiri mematung dipintu yang menghubungkan ruang tv dan ruang tamu. Menggelengkan kepalanya karena tidak percaya apa yang dilakukan keduanya.
"KALIAN BENAR BENAR TIDAK KENAL TEMPAT. SEPERTINYA AKU AKAN TIDUR DISTUDIO SAJA"
Teriakan Ravi dianggap angin lalu oleh mereka berdua, karena kini Leo dengan santainya malah semakin menindih Hakyeon. Meski Hakyeon meronta untuk dilepaskan, setidaknya ingin menghentikan kegiatan mereka karena malu ada Ravi, tapi Leo tidak perduli.
Ravi tadinya ingin mengambil barangnya yang ketinggalan dikamar, namun ketika kakinya baru ingin melangkah kekamar sudah disuguhkan adegan yang tidak senonoh dari kedua hyungnya.
Sepertinya Ravi akan mempertimbangkan untuk membeli apartemen baru, daripada matanya terus dinodai oleh kegiatan panas kedua orang tersebut.
*****TBC*****
