A/N : Sebenarnya Fic ini udah Up hingga Chapter 4 di Akun... author yang pertama bername ' Nine.666' . Yah, karena tidak mau merepotkan author publiskan kembali di Akun yang ini, tapi sedikit author rubah seperti 'Nama' Char boboboy nya di ganti dengan OC... Soo nikmati!
[ The Chronicles Master of Taijutsu ]
Naruto : Masashi Kishimoto
Author : Yami no Yusuf
Summary : Di kecilkan karena ia mempunyai Chakra yang sedikit dan tidak berbakat dalam Ninjutsu, membuat ia muak dan berlatih dengan keras untuk membuktikan kepada mereka.
Warning : Strong!Naru, Taijutsu!Naru, OC, Typo, OOC,...Dll
Pair : Naru x ( nanti pasti muncul sendiri )
Chapter 1 [ Sensei! ]
•
Sejauh mata memandang...terlihat pohon-pohon yang menjulang tinggi dan lebat di sekitarnya, sesekali terdengar suara gemerisik daun yang di terpa oleh angin. Itulah yang di tangkap pendengarannya.
Damai
Ya itu yang di lihat dan di rasakan Jiraya. Saat ini ia dengan pakaian khasnya duduk di atas sebuah batu di depan dekat sebuah gubug yang ada di dalam Hutan dekat Desa Konoha. Salah satu dari Lima Desa besar Elemental yang sekarang di pimpin oleh Hokage ke Tiga Sarutobi Hiruzen, murid dari Hokage ke Dua yang tewas dalam Perang Shinobi Kedua. Dengan di temani sebuah buku di atas paha dan sebuah pulpen di tangan kanannya, ya saat ini dia sedang singgah di dekat Konoha..Desa tempat kelahirannya.
Melanjutkan menulisnya di sebuah buku kecil nya, saat ide di otaknya muncul.
Ke adaan Hutan yang damai membuat ide-ide yang di Otaknya bermunculan dengan itu di iringi menyalurkan idenya di tulis ke sebuah buku yang saat ini ia kerjakan.
Terlihat ujung pulpen nya bergerak dengan lincah menulis kanji-kanji Jepang di permukaan lembaran kertas di buku, sesuai pemikirannya. Sesekali senyum tercipta di wajah tua nya saat ide-ide itu bermunculan. Tiba-tiba gerakan ujung pulpen nya berhenti dan seraya mengadahkan kepala nya yang di penuhi rambut putih itu ke kanan saat mendengar suara tangisan anak kecil
Berdiri dari duduknya dan meloncat, mendarat di depan batu itu. Dengan raut mengkerut bingung Jiraya melangkah ke asal suara tangisan itu, yapi setelah membereskan buku dan pulpennya.
Setelah memakan sedikit waktu, ia melihat seorang anak berpakaian kaos hitam polos dengan celana pendek silver, sekitar berumur sebalas Tahun berambut jabrik hitam sedang menangis. Yang membuat heran dirinya, adalah bocah kecil itu menangis dengan kedua tangan meninju batang pohon di depannya dengan penuh emosi. Terlihat jelas emosional dalam tinjuan itu di mata Jiraya.
•
Dengan emosi meninju batang pohon di depannya, Naruto. Sesekali mulut kecilnya mengeluarkan umpatan kepada teman (mungkin bukan) se Akademi nya yang selalu mengejek dan menjauhinya karena alasan, hanya dirinya yang mempunyai Chakra yang sedikit pada UMUMnya.
Mengangkat dan menghantamkan kaki kanan berukuran kecilnya ke arah batang pohon di hadapannya.
Brak! Bugh! Brak! Bugh!
Meninju dan menendang pohon tidak berdosa itu dengan keras dan penuh emosi.
"Oy! Kenapa kau menangis sambil memukul pohon itu."
Jiraya mencoba menghentikan kelakuan bocah kecil itu dengan menangkap lengan berlumuran darah akibat meninju batang pohon di hadapannya yang keras, untuk memberhentikan tinjuan itu ke batang pohon tak berdosa itu. Karena pelanpiasannya. Terlihat juga oleh mata Jiraya kaki kanan bocah itu berdarah dan membiru. Membuat bingung adalah kenapa bocah kecil ini menangis...apa tidak di beri uang oleh kedua Orang tuannya, atau di marahi kedua orang tuanya. Atau mungkin di tolak oleh gadis yang di cintainya..
Menggelengkan kepala nya, saat pikirannya sudah terlalu kemana-mana. Mana mungkin bocah kecil berumur sekitar sebelas tahunan ini sudah main Cinta pikir Jiraya.
Menghela nafas, "Apa yang kau lakukan, bocah kecil. Meninju batang pohon yang tidak bersalah..sebagai Laki-Laki itu memalukan sekali!" Tanya Jiraya sedikit menyindir ke bocah di depannya. Mata nya membulat kaget saat melirik melihat seberapa parah luka di tangan bocah kecil ini, dan apa yang di lihatnya luka di kepalan tinju bocah ini mengeluarkan sedikit asap di iringi lukanya perlahan menutup dan luka di kaki nya pun sama perlahan menutup ke sedia kala.
Menatap dengan intes bocah kecil didepannya yang terlihat raut bocah itu kaget dan ketakutan melihat tatapan intes Jiraya.
'Mati aku, pasti Kake tua ini pemilik pohon yang ku pukul!' batin Naruto polos dengan wajah ketakutan dan pucat.
"T-tidak, aku tidak melakukan apa-apa. Kake!" dengan ketakutan Naruto menjawab perkataan Jiraya.
Jiraya yang mendengar kata 'kake!' dari bocah kecil itu berkeringat sebiji kacang. 'Apa aku setua itu?'.
Menghela nafas lagi mungkin menatap dengan intes bocah itu, berlebihan.
•
Jiraya hanya mengangguk 'kan kepalanya, mengerti. Kenapa bocah kecil ini meninju batang pohon yang tak bersalah itu. Saat bocah kecil yang bernama Naruto yang kini bersila di hadapannya ini menceritakan atau atau seperti mengadu di pendengaran nya. Dari awal sampai alasannya karena dia di ejek dan di jauhi karena mempunyai Chakra yang sedikit dari Shinobi normalnya. Tapi yang mengganjal di pikirannya dari mana kemampuan reginerasi nya, karena saat menanyakan itu Jiraya hanya mendapatkan gelengan kepala 'tidak tau' dari Naruto.
Setelah tahu kehidupan Naruto yang ternyata tidak mempunyai kedua Orang tua dan selalu di ejek dan di jauhi oleh temannya (mungkin menurut Jiraya bukan), saat setelah mendengar cerita dari Naruto. Jiraya tiba-tiba ia mengingat anak Murid nya yang di titipkan kepadanya. Apa anak Murid nya sama kehidupannya seperti bocah ini, mengingat anak Muridnya itu Jinchuriki.
"Ano...sepertinya Kake tua Shinobi yang kuat. Apa... H-mm... mau melatihku."
Mendengar itu lamunan Jiraya buyar, dan menatap Naruto dengan dalam. Ada se 'cuil rasa bangga dalam dirinya saat mendengar kata 'kuat' dari bocah kecil di hadapannya ke padanya.
Melihat Jiraya diam, tidak mau ya! Pikir Naruto murung.
Melihat bocah di hadapannya ini Jiraya tidak tega.
Mengesampingkan itu Jiraya berpikir. Mungkin ia latih Seminggu tidak masalah, kelihatannya bocah ini menarik. Mengingat bocah kecil ini mempunyai Chakra yang sedikit Shinobi normal. Mungkin akan ia ajari menggunakan teknik 'Hachimon'. Apa lagi reginerasi nya yang memungkinkan me Masteri Hachimon dan bahkan kalau mempunyai kegigihan ia yakin bocah ini dapat melampui si Hijau itu dalam Taijutsu dan mungkin menjadi Master Taijutsu. Pikir Jiraya sambil menatap Naruto serius dengan mengelus-elus dagunya yang sudah di tumbuhi bulu janggut.
"Baiklah, pulanglah... besok pagi sekali datang ke tempat ini."
Naruto hanya mengangguk senang, berdiri berbalik sebelum membungkuk hormat kepada Jiraya dan berlari ke arah Desa Konoha dengan Matahari yang sudah hampir tenggelam dalam balik pepohonan. Yang menandakan Malam akan datang.
Pagi hari di dalam Apartemen Naruto
Tepat apa yang Kake tua itu katakan. Naruto bangun jam Lima Pagi dan membereskan tempat tidurnya, dengan tergesah-gesah. Setelah membereskan tempat tidurnya Naruto masuk ke Kamar Mandi untuk menyegarkan badannya, tapi setelah menyeduh Ramen Instan dengan air Panas.
Setelah mandi Naruto memakai baju Orange polos berlambang Konoha dengan garis hitam yang di ujung jaitannya. Dan memakai celana pendek berwarna silver bersaku. Setelah itu Naruto mengambil Ramen Instan nya yang sudah matang lalu mencampurkannya dengan bumbu-bumbu dan memakannya.
•
Tidak lama Naruto keluar dari Apartemen nya dan berlari ke tempat Kake tua kemarin katakan.
Memakan waktu yang cukup Naruto tiba di tempat kemarin. Menengok kemana-mana ia tidak menemukan Kake tua itu, menundukan kepala nya. Tapi tidak lama ia mendenhar sebuah suara familiar seraya mendongak 'kan kepala nya ke atas.
"Kau telat bocah!" Naruto melihat Jiraya yang di atas dahan pohon yang tinggi tidak jauh datinya.
Entah apa yang merasuki Jiraya, datang awal ke sini seharusnya Muridnya dulu yang datang dari awal baru Gurunya yang datang. Biasanya ia malas-malas kalau soal melatih semenjak Muridnya tewas saat insiden Kyuubi yang menyerang Desa dua belas tahun lalu. Alasannya Insting pengalamannya mengatakan kalau Naruto suatu saat akan menonjol dan sejajar dengan Ninja-Ninja kuat lainnya.
Tidak ada tanggapan dari Naruto, Jiraya melanjutkan perkataannya setelah meloncat turun dan tepat mendarat di depan Naruto satu meter.
"Aku akan melatihmu satu Minggu penuh dari pagi sampai Sore dan tentang Akademi kau bisa meminta ijin tidak masuk selama satu minggu. Baiklah... kita mulai latihanmu, pertama. Dalam Dunia Shinobi kau harus mengendalikan emosi mu, contoh. Saat kau di ejek oleh seseorang kau harus mengendalikan emosi mu jangan marah atau terpancing, apa lagi dalam pertempuran itu membuatmu lengah, mengerti!" Tegas Jiraya panjang lebar kepada Naruto. Naruto mengangguk mengerti.
Melihat anggukan mengerti Naruto Jiraya berinisiatif melanjutkan, "Selanjutnya, inti latihanmu. Karena kau memiliki Chakra yang sedikit, dan bahkan kalau kau menggunakan Jutsu tingkat rendah pun Chakra kau mu pasti akan habis terkuras. Jadi aku akan ajari kau teknik Hachimon Tonko no Jin atau Delapan Gerbang titik Chakra karana hanya Taijutsu lah cocok dengan mu, bocah!"
Naruto yang mendengar nama teknik itu, tersenyum senang, 'keren!'.
"Hachimon tonko no jin atau delapan titik Chakra. Yaitu delapan titik-titik tertentu pada sistem aliran Chakra pada tubuh Shinobi, teknik ini membatasi aliran Chakra ke seluruh tubuh. Dan itu membuat tubuh menjadi lemah, jadi bocah kau harus melatih tubuh mu dengan keras mulai sekarang! Seseorang yang dapat membuka Gerbang Hachimon ini dapat membuat tubuh pengguna untuk melampui batas kekuatan fisik Normal. Bahkan kalau si pengguna dapat membuka Gerbang terakhir yaitu Gerbang ke delapan. Ia dapat melampui kekuatan seorang Kage sekalipun..." Jiraya panjang lebar. Dan melihat raut Naruto yang terlohat tertarik.
"...tapi~" dan seketika raut Naruto yang tadi tertarik berubah menjadi penasaran, saat Jiraya menggantung perkataannya..
"Tapi itu semua mempunya harga setimpal, setiap kau membuka Gerbang Hachimon bocah!"
"Harga setimpal jadi-"
"Ya..! Kesimpulannya di Dunia ini tidak ada jurus yang sempurna, semua pasti ada bayarannya, contoh. Saat seseorang menggunakan Jutsu tingkat tinggi dan harga nya harus rela Chakra nya terkuras sebanding dengan Jutsu yang di keluarkan." ujar Jiraya memotong perkataan Naruto.
"Jadi apa resikonya, sensei!" Tanya Naruto yang tidak lagi memanggil 'Kake tua'.
Senyum Jiraya, "Dengar baik-baik, aku jelaskan semua nya." ucapnya. Naruto mengangguk.
"Satu, Gerbang pembuka 'Keimon' ini terletak di Otak. Gerbang ini menghilangkan pembatas dari otak ke seluruh otot tubuh, sehingga 100% kekuatan pengguna dapat di gunakan.
Kedua, Gerbang penyembuhan 'Kyumon' sama ini terletak di otak. Gerbang ini dapat meningkatkan kekuatan Fisik setelah membuka Gerbang pembukaan Kaimon.
Ke tiga, Gerbang kehidupan 'Seimon' terletak di sumsum tulang belakang. Di gerbang ini aliran darah meningkat dan pengguna dapat menggunakan teknik Ura Renge...
Ke empat, Gerbang penderitaan 'Shomon' sama dengan Seimon terletak di sumsum tulang belakang , meningkatkan kecepatan dan kekuatan pengguna. Jangan heran bocah!, nanti kalau kau membuka Gerbang ini akan mengeluarkan air mata.
Ke lima, Gerbang Batasan, 'Tomon' terletak di perut. Sama seperti Shomon, meningkatkan lagi kecepatan dan kekuatan pengguna. Ke Enama, Gerbang Penglihatan 'Keimon' ini terletak di lambung. Ke Tujuh, Gerbang Keajaiban 'Kyomon'' terletak di bawah perut. Ke delapan, Gerbang Kematian, 'Shimon' terletak di jantung. Memaksimalkan daya pompa Jantung pengguna sehingga melebihi kekuatan Gerbang lainnya...! Tapi aku percaya suatu saat kau bisa menguasai Gerbang itu semua. Karena reginerasi mu yang menyamai Jinchuriki dapat mengatasi kerusakan dalam tubuh mu saat menggunakan Gerbang-Gerbang itu, kau mengerti!"
•
Beberapa menit setelah penjelasan Jiraya tentang Nama-Nama Gerbang Hachimon dan Resikonya, sekarang Naruto tau resiko dan kelebihan penggunaan Hachimon dan syarat menggunakannya. Dan ia sangat beruntung mempunyai reginerasi yang kata sensi (Jiraya) dapat menyamai seorang Jinchuriki, entah ia tidak tau apa itu Jinchuriki. Tapi ia tidak ambil pusing hal itu..
Dan saat ini ia sedang melakukan Push Up target 100×, di bawah pohon yang lebat dedaunannya. Setelah Push Up 100× Naruto melakukan Back Up 100×.
Jiraya hanya diam duduk di atas batu dekat gubug, saat Murid nya yang tepar karena setelah melakukan Push Up dan Back Up 100×.
Tapi tiba-tiba senyum tercipta di wajah tuanya, saat melihat Naruto bangkit dari teparnya dan melakukan Sit Up 100×.
•
Tanpa henti Naruto berlatih dengan Jiraya di sekitar Gubug di dalam Hutan dekat Konoha, Pagi sampai Sore. Pagi lagi dan Sore lagi... terus berlatih tanpa henti, hanya Malam Naruto mengistirahatkan tubuhnya setelah latihan dengan Jiraya. Bahkan setiap berganti Hari Jiraya menanmbahkan porsi latihannya. Dan saat itu semua otot-ototnya terasa robek dan seluruh tubuhnya terasa mau copot dari badannya.
Hari terakhir pelatihan
Naruto berdiri tegak di sekitar Pohon-Pohon yang menjulang tinggi dengan pakaian Orangenya. Celana hitam panjang bersaku. Selama satu minggu ini terlihat perbedaan Fisik Naruto yang kini terlihat kekar dan kokoh. Iris hitamnya memandang tajam Sensei yang selama satu minggu ini melatihnya.
Jiraya dengan pakaian khas hanya tersenyum dan membalas tatapan tajam dari Naruto, mengingat peningkatan Naruto yang bisa di bilang memuaskan dalam satu minggu ini dalam bimbingannya. Pasti akan menarik, mengingat bocah itu sudah bisa membuka Gerbang ke Lima. Pikir Jiraya bangga dan senang. Memang Naruto selama satu minggu ini ia sudah dapat membuka Gerbang Hachimon sampai ketingkat Lima dan juga menguasai teknik berdiri di atas air dan Pohon atau di bidang Miring. Terimakasihlah reginerasi nua yang menyamai Jinchuriki walau begitu tetap efek pembukaan Hachimon masih berat dan butuh pelatihan lebih keras.
Saat ini mereka berdua berdiri saling berhadapan di dalam Hutan dekat Konoha, bertujuan Jiraya unyuk mengetes kemampuan Naruto setelah pelatihannya. Bisa di bilang ini pelatihan terakhir yang diberikan Jiraya kepada Naruto, sebuah 'Pengalaman' bertarung.
Walau tampak tidak terlihat samar-samar sebuah Kekai sudah mengitari sekitar mereka berdua.
•
•
•
•
•
~_To. Be. Continued_~
•
Yami no Yusuf Out~
