FOR BIG EVENT HUNHAN INDONESIA

PRESENT

Am I Wrong to Loving You?

Genre: Hurt, Romance, Comfort

Rate: M

Main Cast: Oh Sehun, Xi Luhan, Park Chanyeol,

Byun Baekhyun, Kim Jongin, DO

Kyungsoo

Another Cast: Kim Junmyun, Kim Jongdae, Zhang

Yixing, Huang Zi Tao, Wu Yi Fan, Lee

Hyorin, Kim Taeyeon, Lee JiEun

WARNING!: Genderswitch fanfiction

"Apakah aku salah mencintaimu, Oh Sehun? Aku tidak pernah berfikir akan mencintai orang yang dunia kehidupannya berbeda 180derajat denganku sebelumnya" - Xi Luhan

( Chapter 1)

"Aish, harus pakai baju apa aku ke kampus hari ini? Ini hari pertamaku. Aku tidak mau penampilanku terlihat jelek". Gadis itu pun mengambil kemeja putih dari lemarinya. "Hm, apa aku pakai ini saja? Tetapi ini terlalu biasa huh". Gadis itu kembali membuka lemarinya, mengambil long coat berwarna cokelat, dan celana jins putih. "Ah, aku pakai ini sajalah. Ini pun sudah terlihat bagus", kata gadis itu sambil masuk ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Tak berapa lama ia pun keluar dari kamar mandi dan segera memakai sepatunya.

"Luhan-ah, ppali turun sarapan. Nanti kau terlambat berangkat ke kampusmu Luhan".

"Ne eomma. Sebentar lagi aku turun". Gadis itu lalu bercermin memperhatikan penampilannya, dan sedikit mengoleskan liptint dan bedak ke wajahnya.

Luhan, ya, Xi Luhan. Dia adalah seorang anak tunggal perempuan dari orang tua yang begitu kaya raya. Ibunya bernama Huang Zi Tao, adalah seorang pejabat tinggi dari China yang memiliki selera fashion yang sangat tinggi dan elegant sekaligus kolektor berlian dan emas paling terkenal di China. Sementara ayahnya adalah seorang konglomerat sekaligus pemilik perusahaan 'Daily 12' yang bergerak di bidang bisnis, yang berdarah campuran China dengan Amerika bernama Wu Yi Fan.

Keluarga Luhan seringkali tinggal berpindah - pindah negara karena ayahnya Luhan ingin ekspansi perusahaan di tiap negara tersebut sukses dan terkontrol oleh dirinya sendiri. Perusahaan ayahnya tidak membutuhkan waktu lama untuk berkembang dan maju di Korea Selatan. Kini perusahaan ayah Luhan adalah perusahaan nomor 1 di Korea Selatan.

Sudah 2 tahun sejak kepindahan Luhan dari Jepang ke Seoul. Tahun ini, Luhan sudah menginjak umur 17. Artinya Luhan sebentar lagi akan masuk universitas. Tidak sulit bagi Luhan untuk masuk universitas yang dia inginkan. Selain kaya, Luhan juga memiliki otak yang encer dan kecerdasan yang luar biasa. Maka dari itu, Luhan memilih Seoul National University sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikannya.

Hari ini adalah hari pertama Luhan masuk universitas. Makanya, Luhan ingin penampilannya sempurna di hari pertamanya masuk kuliah.

Setelah selesai memasang sepatunya dan berdandan, Luhan turun dari kamarnya untuk sarapan. "Selamat pagi eomma, appa", sapa Luhan dengan wajah cerianya. "Selamat pagi sayang. Ayo, cepatlah sarapan. Ini kan hari pertamamu masuk kuliah. Eomma tak ingin kau terlambat, Lu", kata eomma Luhan sambil mengoleskan selai di rotinya. Luhan pun duduk lalu langsung mengambil roti yang ada di depannya dan mulai memakannya.

"Appa, eomma, hari ini kan hari pertamaku masuk universitas, apakah appa tidak ingin memberiku hadiah? Seperti mobil mungkin? Aku bosan appa, eomma kalau kemana - mana harus diantar supir, aku sudah besar, jadi aku ingin mengendarai mobilku sendiri", rengut Luhan dengan mulut yang terisi penuh dengan roti.

"Telan dulu makanan yang ada di mulutmu kalau ingin berbicara, Lu. Nanti kalau kau tersedak, appa yang repot dan appa bisa terlambat bekerja", kata appanya sambil tertawa kecil. "Pakailah mobil sport appa. Appa belum pernah sekalipun memakai mobil itu. Tapi ingat, hati - hati. Jangan ugal-ugalan dan jangan mengebut. Kau kan anak satu satunya appa. Appa tidak mau kehilangan kau, Luhan", kata ayahnya sambil mengacungkan kunci mobil di tangannya yang langsung di sambut senyum sumringah Luhan. Luhan pun langsung menaruh roti yang sedang dimakannya dan menelan cepat-cepat sisa roti yang ada di mulutnya.

"Ne appa, kalau begitu aku langsung berangkat ya! Bye eomma, bye appa", teriak Luhan sambil berlari menuju garasi mobilnya.

"Ya Xi Luhan, kau tidak menghabiskan rotimu dulu? Nanti kau sakit, Lu kalau tidak sarapan", teriak eomma Luhan. Tetapi sudah tidak ada jawaban dari Luhan. "Anak itu benar - benar", kata ibunya sambil menggelengkan kepala.

Seoul National University, Penerimaan Mahasiswa Baru hari pertama.

Luhan yang berparas cantik, imut, kulitnya yang putih bersih, halus, dan rambutnya yang saat itu sudah melewati pundaknya tergerai dengan indah, membuat semua pandangan tertuju padanya. Tidak butuh waktu lama, kabar bahwa anak pemilik grup 'Daily 12' yang berkuliah di SNU pun tersebar ke seluruh kampus. Akibatnya banyak mahasiswa dan mahasiswi yang sengaja keluar dari kelasnya untuk melihat Luhan sehingga membuat Luhan susah untuk mencari kelasnya. Sampai akhirnya Luhan melihat seorang perempuan yang sedang duduk di koridor sambil mendengarkan musik lewat headsetnya sambil bernyanyi dengan suara keras dan merdu. Luhan pun menepuk bahu gadis itu.

"Annyeonghaseyo! Apakah kau tau jalan menuju kelas bisnis? Jam pertama ku adalah bisnis. Dan sampai sekarang aku belum menemukan kelasku".

Gadis itu menoleh ke arah Luhan dan langsung melepaskan headset dari kupingnya. "Oh, annyeong! Kau anak bisnis internasional juga ne? Perkenalkan, namaku Byun Baekhyun, aku dari jurusan Bisnis Internasional juga", sapa gadis itu ramah dan riang yang diketahui bernama Byun Baekhyun. Tetapi sesaat kemudian Baekhyun menutup mulutnya. Ia sadar orang di depannya ini siapa.

"Ka..ka..kau, apakah kau Xi Luhan? Anak pemilik perusahaan 'Daily 12'?"

"Ah ne, aku Xi Luhan. Aku dari kelas bisnis internasional juga. Jangan menyebutku seperti itu. Aku tidak suka kau membawa perusahaan ayahku di belakang namaku. Aku sudah bosan mendengar perkataan itu".

Luhan paling tidak suka dipanggil seperti itu dan dianggap layaknya putri raja. Ia ingin dianggap sebagai orang biasa saja yang asik untuk dijadikan teman. Karena selama ini, banyak yang enggan untuk berteman dengannya karena menurut orang sekitar, Luhan terlalu kaya, dan pasti mereka tidak akan bisa mengikuti gaya Luhan yang glamour itu. Padahal kenyataannya Luhan anak yang tidak pernah memperhitungkan status sosial dalam pertemanannya.

"Ah, mianhae Lu. Aku tidak tau", jawab Baekhyun sambil menggaruk tengkuknya merasa tidak enak.

"Gwaenchana Baekhyun-ah. Kajja, kita ke kelas. Sebentar lagi kelas akan mulai ne?"

"Ah, kajja Lu!", kata Baekhyun sambil menggandeng lengan Luhan dengan semangat.

Saat akan sampai ke kelas, lewatlah seorang laki - laki di depan mereka sedang berjalan sambil mendengarkan musik dari iPod touchnya. Laki - laki itu tinggi, kurus, memiliki kulit seputih susu, dan pastinya tampan. Jakun dan rahangnya yang tegas semakin memperkuat aura ketampanan laki -laki itu. Luhan pun terdiam memandang laki - laki yang lewat di depannya tersebut. Baekhyun yang sudah ingin masuk ke kelasnya, kembali berjalan mundur menghampiri Luhan.

"Nuguseyo?", tanya Luhan.

"Nuguseyo? Siapa yang kau maksud Luhan-ah?"

"Itu, namja yang berjalan lewat di depanku tadi"

"Ah itu. Dia sunbae-nim dari kelas seni. Kalau tidak salah namanya Oh Sehun. Dia memang terkenal disini. Tapi kau harus hati - hati, Lu. Banyak yang bilang kalau dia itu maniak seks. Bahkan ada beberapa mantan pacarnya yang mengaku sudah hamil dengannya".

Mendengar itu, Luhan langsung terdiam sampai akhirnya Baekhyun harus menarik Luhan masuk ke kelasnya. Di kelas pun, wajah Sehun yang tadi lewat di depannya masih bersarang di pikiran Luhan. "Apakah benar dia maniak seks? Kenapa namja setampan itu harus mempunyai kebiasaan sejelek itu?", tanya Luhan dalam hatinya terus menerus hingga tak sadar mata kuliah bisnisnya sudah selesai.

"Luhan-ah, aku duluan ya. Ibuku sudah menelepon menyuruhku pulang. Kedai hot dog ku sedang ramai dan ibu membutuhkan bantuanku", kata Baekhyun sambil membereskan tasnya dengan cepat.

"Mwo? Kedai hotdog?", Luhan yang tadinya sedang melamun memikirkan Sehun langsung menengok ke arah Baekhyun dengan cepat.

"Ne Lu. Myeongdong street, kios berwarna kuning yang di depannya ada patung hotdog besar. Jika kau ingin mampir, datanglah kesana. Ku pastikan kau dapat diskon jika mampir kesana", jelas Baekhyun sambil tertawa.

"Oh ya, boleh ku minta nomor mu Lu? Siapa tau aku perlu untuk menghubungimu"

Luhan pun mengambil handphone Baekhyun dan mengetik nomornya. Luhan sengaja mensave namanya di handphone Baekhyun dengan sebutan 'Kitty Luhan' karena Luhan sangat suka dengan Hello Kity.

"Nomorku ini sangat mahal. Jadi jangan sampai terhapus ne, Baek?"

"Sangat mahal? Tapi kenapa kau memberiku secara gratis? Apa karena aku yang hanya menjual hotdog sehingga tak mampu membeli nomormu yang sangat mahal itu?", jawab Baekhyun sambil tertawa.

Luhan sudah siap membuka mulutnya untuk membalas ucapan Baekhyun tapi terhenti karena Baekhyun yang buru-buru ingin pergi.

"Baiklah. Aku pergi dulu Lu. Aku sudah terlambat dan ini karena kau. Sampai bertemu besok ne", kata Baekhyun cekikikan sembari melambaikan tangan dan langsung berlari keluar kelas.

Tak lama setelah Baekhyun pergi, Luhan pun juga keluar kelas dan berjalan melewati koridor belakang menuju parkiran. Luhan sengaja melewati koridor belakang yang sepi karena ia tak mau dijadikan tontonan para mahasiswa lagi karena moodnya sedang tidak baik. Tiba - tiba, terdengar suara dari ruangan yang berada di koridor itu. Luhan pun langsung menyembunyikan badannya di balik dinding ruangan itu.

"Ya, Hyorin-ah. Kapan kau akan berhenti menggodaku seperti ini? Kau kan sudah tau, aku paling tidak tahan dengan tubuhmu yang seksi itu".

Luhan mencoba mengintip dari jendela. Pandangan yang ia lihat pun membuat ia kaget sampai-sampai nafasnya tertahan dan dadanya terasa sesak. Ternyata yang ada di ruangan tersebut adalah Oh Sehun dan juga Hyorin, yeoja chingunya. Luhan pun langsung memegangi dadanya untuk mengatur nafasnya.

"Aku hanya ingin membuatmu terus merasa senang Sehun-ah", Hyorin pun menarik tengkuk Sehun lalu mencium Sehun dengan perlahan. Sehun pun membalas ciuman Hyorin. Sambil melumat bibir Hyorin, tangan kanan Sehun meraba kancing kemeja Hyorin lalu mulai mencopot kancingnya satu persatu.

Melihat itu, Luhan yang tak sadar berjalan mundur untuk pergi. Tapi ia tak sadar kalau di belakangnya ada tumpukan batu bata. Luhan pun menyenggol batu bata itu dan seketika batu bata itu jatuh menimbulkan suara yang keras. Sehun pun segera melepaskan ciumannya dan berjalan keluar untuk melihat apa yang terjadi, sementara Hyorin memasang kancing bajunya kembali.

Luhan yang kaget dan panik segera berlari menuju parkiran mobil. Sehun pun melihat Luhan yang sedang berlari dari belakang dan mengeluarkan smirk nakalnya. Sehun ternyata tahu siapa yang mengintip ia dan Hyorin.

"Jadi itu yeojachingunya Sehun? Mereka sudah berpacaran berapa lama? Apakah mereka sering melakukan hal itu?", pertanyaan itu terus muncul dalam pikiran Luhan. Perasaan bingung, sedikit sesak, dan putus asa untuk bisa dekat dengan Sehun pun campur aduk jadi satu.

Luhan pun yang sedang menyetir tidak dapat berkonsentrasi ke arah jalan. Luhan tidak memperhatikan kalau ada mobil yang akan belok di depannya. 'BRAKKK!' kepala Luhan langsung terpentok ke stir mobilnya. Bunyi rem mobilnya pun langsung berdecit dengan keras.

"Aww, sakit sekali", teriak Luhan sambil mengelus dahinya. Tapi sesaat kemudian, ia tersadar dengan perkataan appanya tadi.

"Huaaa bagaimana ini? Bagaimana kalau appa tau mobilnya menabrak orang? Belum lagi kalau orang itu meminta tuntutan dariku? Lalu aku akan disidang dan dimasukkan penjara, AAAAAAAAA!", teriak Luhan (lagi) sambil mengacak rambutnya.

"Tok Tok Tok. Agasshi, kau tidak apa-apa di dalam? Apakah kau terluka?", seorang namja mengetuk mobilnya.

Luhan pun langsung membuka pintu mobilnya dengan ketakutan. Ia takut kalau ia akan dituntut dan masuk penjara seperti bayangannya.

"Neo..neo..mu mianhae. Mianhaeyo. A..aku sedang melamun. Ja..jadi aku kurang memperhatikan jalan", ucapan Luhan terbata. "Tolong jangan tuntut aku. Aku masih muda. Tidak mau masuk penjara. Bagaimana kalau mobilmu dibawa ke bengkel dan aku yang membayar semua biayanya? Jebal. Aku tau mau masuk penjara", Luhan memohon dengan muka ketakutan dan memelas sambil mengacungkan kedua tangannya di dada.

Namja itu tersenyum. "Kau ini lucu sekali. Tenang saja. Aku tidak akan menuntutmu. Lagipula mobilku hanya rusak sedikit. Kau tidak perlu khawatir".

Mendengar kata itu ekspresi Luhan langsung berubah menjadi cerah. "Jinjja? Aaaaaa neomu kansahamnida. Akhirnya aku tidak jadi masuk penjara. Gomawoyo! Gomawoyo!", Luhan pun membungkuk berkali-kali sambil menjabat tangan namja itu.

"Cheonmayo", kata namja itu. Namja itu pun kemudian melirik jam tangannya. "Sepertinya aku harus jalan lebih dulu. Aku hampir terlambat. Sekali lagi, kau tidak perlu merasa bersalah. Ini hanya insiden kecil".

"Ne! Sekali lagi kuucapkan terimakasih", kata Luhan sambil tersenyum lebar. Namja itu pun berjalan menaiki mobilnya dan pergi.

"Hah, masih untung namja itu baik. Kalau tidak...hiiii seram", rupanya Luhan membayangkan dirinya jika masuk penjara. Luhan pun masuk ke mobil. Tiba-tiba ekspresinya yang sudah kembali cerah berubah jadi cemas lagi. "Harus berkata apa aku pada appa tentang mobilnya? Bisa-bisa aku tidak diijinkan membawa mobil lagi untuk selamanya. Ah tidaaaaaaaak!", Luhan pun menyenderkan kepalanya ke stir dan mencoba untuk berpikir alasan apa yang akan dia berikan ke ayahnya ketika ditanya masalah mobilnya.

"Selamat siang nona Luhan", sapa pelayan rumahnya ketika Luhan sampai dirumah. Luhan yang kalut dengan pikirannya hanya tersenyum kepada pelayannya lalu berjalan ke arah tangga. Tetapi setelah mendekati tangga, ia mendapat ide soal mobilnya dan berlari menuju pelayannya.

"Pelayan, tunggu! Aku ingin minta tolong sesuatu!".

"Ada apa nona Lu?"

"Ehm, jadi begini. Tadi, aku tak sengaja menabrak mobil seseorang di jalan. Jadi bagian depan mobil ayahku yang kupinjam sedikit rusak. Maukah kau membawanya ke bengkel? Tapi jangan sampai appa tahu. Kalau apa tahu, aku tidak akan bisa mengendarai mobil lagi", Luhan pun memasang muka memohonnya kepada pelayannya.

"Kalau appa nona bertanya sedang dimanakah mobil itu, harus ku jawab apa?".

"Bilang saja...ehm...bilang saja...", pikir Luhan. Ia sendiri pun bingung harus bilang apa.

"Bilang apa nona?"

"Bilang saja... Ahhhh! Bilang saja mobilku sedang dipinjam temanku untuk keperluan mendadak. Ah ne ne, kau bilang begitu saja".

Pelayan itu lalu terlihat berfikir sejenak. "Baiklah nona, akan ku bawa mobil ini ke bengkel secepatnya. Nona tidak perlu khawatir ne", pelayan itu tersenyum sambil mengacungkan jempolnya.

" Ne! Gomawoyo sudah mau membantuku", Luhan pun tersenyum ke arah pelayannya dan langsung naik menuju kamarnya.

"Huh, Sehun oppa. Gara-gara dia mobilku jadi begini", kata Luhan sambil menjatuhkan badannya ke kasur. "Apakah aku masih punya kesempatan untuk mendekatinya? Apalagi dengan kebiasaan seksnya itu huh". Luhan pun terus memikirkan soal Sehun hingga ia pun tertidur.

'Take your time waenji dugundeneun bamiya no no no, no no no no', handphone Luhan berbunyi dengan sangat keras. Luhan yang masih menutup matanya meraba dimana handphonenya.

"Yeoboseyo?", Luhan pun mengangkat handphonenya dengan nada malas.

"Yak Xi Luhan! Kau ini dimana?! Sudah jam berapa ini? 10 menit lagi mata kuliah pertama dimulai dan kau belum sampai!", terdengar suara tinggi serak melengking dari seberang sana yang ternyata itu adalah Baekhyun.

Luhan segera membuka matanya lebar-lebar dan langsung mengambil jam wekernya. "Andwae! Bagaimana mungkin aku tidur selama ini? Baekhyun-ah! Tunggu aku di kampus ne. Aku segera kesana!", Luhan langsung menutup panggilan dari Baekhyun.

"Untung kau sanggup sampai ke kampus dalam 10 menit. Kalau tidak, tamat riwayatmu di tangan dosen killer itu, Lu", kata Baekhyun sambil memasukkan 1 sumpitan jajjangmyeon ke mulutnya.

Luhan tersenyum kecut. "Hehehe, aku sendiri tak tahu kenapa aku tidur bisa selama itu. Dari sore hingga pagi aku tidur".

"Mungkin kau terlalu kelelahan. Apa jangan-jangan...kau kebanyakan memikirkan Sehun sunbae ne?", goda Baekhyun.

"A...aniyeo! Untuk apa aku memikirkan dia. Aku saja baru melihatnya sekali".

"Yakin? Tapi entah kenapa feelingku mengatakan seharian kemarin kau memikirkan dia terus".

" Yak! Kau i...".

Belum sempat Luhan melanjutkan ucapannya tiba-tiba...

"Apakah disini kosong?".

Luhan pun langsung mendongak ke arahnya dan kaku pun langsung menjalar ke seluruh badannya.

Ternyata itu OH SEHUN! Namja yang seharian kemarin ia pikirkan hingga mobilnya menabrak mobil orang lain.

"Ne. Duduk lah disitu kalau kau mau", Baekhyun pun cekikikan melihat ekspresi Luhan yang kaget dan kaku.

'Ah gomawo". Sehun pun langsung duduk dan mulai mengaduk bibimbapnya.

Luhan tak menghiraukan Baekhyun yang cekikikan di sampingnya. Matanya tak bisa lepas dari Sehun. Ia tidak menyangka akan bisa sedekat ini dengan Sehun.

Sehun pun tahu dan sadar kalau sejak tadi ia makan Luhan tak berhenti menatapnya. Sehun semakin senang saja karena rencana mengerjai Luhan yang telah mengintipnya dan Hyorin berjalan lancar.

Tiba-tiba Sehun sengaja melirik ke arah Luhan. Luhan yang sedang memperhatikan Sehun pun kaget dan langsung melempar muka ke arah lain.

"Kau daritadi memperhatikanku eoh?".

"A..a..ani. Perasaanmu saja mungkin".

"Jinjja? Kalau begitu kenapa pipimu merah ketika ku tanya seperti itu?"

"Mwo? Pipiku biasa saja", Luhan langsung memegang pipinya sambil menunduk. "Ah sudahlah! Kajja kita pergi Baek. Sebentar lagi mata kuliah kedua kita mulai", Luhan segera berdiri dan menarik Baekhyun yang masih asik dengan jajjangmyeonnya.

" Ya..yak. Mieku belum habis tapi", Baekhyun menahan tangan Luhan.

"Lanjutkan nanti saja pas pulang. Aku tidak mau terlambat".

"Xi Luhan ini benar-benar. Ah, annyeong sunbaenim", Baekhyun pun menunduk dengan cepat sambil diseret oleh Luhan.

Sehun hanya melihatnya dengan senyum datar. Tapi, tak sadar ia menggumam "lucu juga", sambil memperhatikan Luhan.

Dan sepertinya babak baru antara Sehun dengan Luhan akan segera dimulai.

"Kau terlihat begitu lucu Lu ketika Sehun memergokimu sedang melihat dia", Baekhyun tertawa puas.

"Yak! Kau sepertinya senan sekali ya melihat temanmu ini malu", Luhan sudah siap ingin menjitak kepala Baekhyun, tetapi terhenti karena dosen mereka tiba-tiba masuk dan diikuti oleh seseorang.

Luhan pun kembali kaget karena ia mengenal orang yang mengikuti dosennya. Orang iyu adalah orang yang kemarin mobilnya ditabrak oleh Luhan.

"Selamat pagi. Hari ini kita kedatangan mahasiswa baru. Dia pindahan dar universitas bergengsi di Amerika, Harvard University. Perkenalkan, namanya Park Chanyeol".

"Annyeong, namaku Park Chanyeol. Senang bisa bergabung di kelas ini", katanya sambil membungkukan badan. Park Chanyeol yang mempunyai tinggi 186cm, dengan rambut hitam yang ditata rapi, memakai kaos begaris hitam putih dengan celana jeans itu, mampu membuat Baekhyun yang sedari tadi tertawa mengejek Luhan jadi tertuju padanya.

"Andwae, andwae. Itu kan orang yang kemarin ku tabrak mobilnya. Andwae", Luhan pun tak hentinya mengucapkan kata-kata itu.

"Kau kenal dengannya, Lu?"

"Ne Baek. Kemarin...mobilku menabrak mobilnya di perempatan jalan".

"Berarti, aku bisa berkenalan dengan dia lewatmu dong, Lu?"

Gantian Luhan yang menertawai Baekhyun dengan keras. "Kau suka dengannya, Baek? Tak kusangka seleramu setinggi itu".

Baekhyun tak menghiraukan kata Luhan. Matanya tetap tertuju pada Chanyeol yang sedang berjalan ke arah tempat duduknya.

Saat sampai tempat duduk, Chanyeol pun menengok ke arah Baekhyun dan tersenyum ke arah Baekhyun. Baekhyun pun membalas senyum Chanyeol dengan senyum salah tingkah lalu menundukkan kepalanya.

"Sekarang kau tau kan rasanya jatuh cinta? Makanya jangan menertawaiku kalau aku sedang memperhatikan Sehun".

"Iya, iya maaf, Lu", Baekhyun melemparkan cengiran kepada Luhan.

"Baiklah. Ayo kita mulai kelas kita hari ini. Keluarkan binder kalian. Karena hari ini ada beberapa rumus statistik yang akan diberikan", kata dosen pengajar sambil membuka laptopnya.

Mau tak mau Baekhyun pun harus melepaskan pandangan dari Chanyeol dan memperhatikan dosen pengajarnya.

"Baek, aku lapar. Dosen yang tadi benar-benar menguras otak dan perutku", Luhan berjalan sambil memegangi perutnya.

"Hm. Bagaimana kalau kita ke kedai hotdogku? Pasti eommaku senang kedatangan tam anak dari pemilik perusahaan nomor 1 di Korea".

"Boleh juga. Aku juga ingin sekali mencoba hotdog buatan kedaimu. Jadi, ayo cepat. Aku sudah lapar. Kita harus cepat mencari taxi sebelum aku mati kelaparan".

Baekhyun tertawa mendengar perkataan Luhan. Tapi ketika mereka sedang berjalan keluar kampus, ada yang memanggil mereka.

"Xi Luhan!".

Luhan pun menengok. Ternyata Chanyeol yang memanggil dia. Chanyeol pun langsung menghampiri Luhan.

"Tak disangka ya kita bertemu disini", kata Chanyeol.

"Ah ne", Luhan hanya tersenyum simpul. "Oh ya, bagaimana kau tahu namaku?".

"Tadi kan dosen memanggilmu di kelas. Jadi aku langsung tahu namamu".

"Ah iya", Luhan menggaruk tengkuknya. "Oh ya, bagaimana dengan mobilmu? Sampai sekarang aku masih merasa bersalah. Apalagi sekarang kau satu kampus denganku".

"Masih saja kau merasa bersalah. Sudah ku bilang kau tidak perlu memikirkannya ne? Tapi kalau kau tetap terus merasa bersalah, ehm...kau bisa menebusnya dengan mentraktirku makan".

Baekhyun yang daritadi memperhatikan Chanyeol terus, tersedak mendengar Chanyeol berkata seperti itu. Luhan pun langsung mendapatkan ide untuk mendekatkan Chanyeol dengan Baekhyu.

"Ah; Aku lupa mengenalkanmu, ini teman ku, Byun Baekhyun".

"Oh annyeonghasehyo", Chanyeol membungkukkan badannya sambil tersenyum dan dibalas oleh Luhan.

"Kau mau ku traktir makan? Kebetulan hari ini aku dan Baekhyun akan pergi ke keda hotdog Baekhyun. Kau mau ikut?".

Mendengar Luhan mengajak Chanyeol, Baekhyun meremas baju Luhan kuat - kuat. "Dasar pembalas dendam. Mentang-mentang aku selalu menertawai dan menggoda ia kalau bertemu Sehun, sekarang ia membuatku ingin mati berdiri. Awas kau Xi Luhan", ucap Baekhyun dalam hatinya.

"Boleh juga. Kebetulan aku sedang lapar. Kalau begit ayo naik mobilku. Kita kesana bersama-sama saja ne", kata Chanyeol.

"Ne! Ayo kita makan hotdog!", Luhan berteriak dengan semangat sambil menarik Baekhyun untuk mengikuti Chanyeol.

Sementara mereka berjalan, rupanya ada Sehun yang memperhatikan Luhan dan Chanyeol tadi. "Siapa namja itu? Apakah itu namjacinghunya? Harua ku cari tahu", Sehun pun segera menuju parkiran untuk mengambil motornya.

Sepertinya babak baru antara Luhan, Sehun, Baekhyun, dan Chanyeol akan dimulai.