The Best Plan for My Dear Enemy
Sutradara tampan yang sedang di masa 'istirahat' akan cinta dan seorang Freelancer yang bahkan selama hidupnya tidak pernah mengikat suatu hubungan tapi keduanya malah terikat oleh keadaan yang membuat mereka bermusuhan dan merasakan cinta sekaligus.
Disclaimer : Naruto punya babeh Masashi Kishimoto dan FF ini punya orang cakep (tunjuk diri sendiri)
Genre : Romance,Comedy,Drama
Pairing : Naruto Uzumaki & Hinata Hyuga
Rate : M
Warning : Typo(s),OOC,absurd dan lain lain.
By : Deidakatsuki. Original dari pemerahan otak selama 3 hari.
Silakan dibaca
Semoga Suka
Chapter 1
Suasana di ruang tunggu sebuah stasiun televisi yang ramai akan lalu lalang orang-orang dari TV maupun artis-artis tidak membuat lelaki paruh baya ini bosan. Titik-titik keringat mulai muncul didahinya,keningnya berkerut tanda ia sedang berpikir keras. Tangannya yang semula bersedekap didada kembali ia angkat untuk mengurut kepalanya pelan,begitu seterusnya selama 10 menit ini. Ingin rasanya ia mengeluarkan rokok yang sedari tadi menggoda dibalik jasnya untuk menghilangkan stress yang sekarang ia alami, namun apa boleh buat semua orang tahu jika ruangan ini terdapat plat berbentuk lingkaran merah terbaca No Smoking.
Iris biru cerah itu bergerak tidak karuan,sudah beberapa kali ia memejamkannya. Tanpa dia sadari disebelah ia duduk sudah ada lelaki berperawakan tinggi yang berciri khas rambut hitam yang nyentrik sedang mengibaskan tangan tepat didepan wajahnya.
"Hoi Dobe," panggilnya berusaha membuyarkan lamunan si Dobe ini.
"Teme," gumam si Dobe yang sudah sadar setelah 5 kali panggilan untuknya.
"Jika kau memikirkan film,aku sudah membawa naskahnya. Kau punya waktu sekitar 10 menit untuk membaca sebelum diseret ke panggung," Pemuda Teme ini mengulurkan sebuah kertas yang memuat beberapa percakapan-percakapan.
"Dimana Lee? Apa dia tahu aku sudah disini menunggunya. Kau kan tahu jika terlambat sebentar saja maka akan—" Pemuda disebelahnya malah mengibas-ibaskan tangan besarnya lagi.
"Aku tahu,Lee sedang mengantar Ibunya yang mendadak sakit perut ke Dokter. Tidak usah dipikirkan"
"Anak itu,sudah beberapa kali dia tidak disiplin."
Pemuda iris biru itu mendengus sambil mengangkat tangannya untuk membaca kertas yang ternyata berisi naskah film yang akan direncanakannya. Irisnya bergerak dari kiri ke kanan dengan sangat cepat,dia memang sedang terburu-buru saat ini. Setelah beberapa lembar ditelannya,pria ini melipat naskah itu menjadi gulungan lalu memasukannya kedalam saku jasnya.
Terdengar nada dering sms memecah keheningan kedua pria itu.
"Naruto," pemuda iris biru ini menoleh kearah pemuda yang duduk disampingnya.
"Istriku melahirkan," terlihat jelas dimata hitamnya sebuah keterkejutan,kebahagiaan,bercampur aduk jadi satu,lalu dengan cekatan dia memasukkan handphonenya kedalam saku sekaligus mengambil sebuah kunci mobil.
"Selamat kalau begitu," ucap Lelaki bernama Naruto ini tak lupa menyungginggkan senyum andalannya.
"A..aku pergi dulu. Semangat!" Teme ini langsung beranjak dari duduknya,dia sepertinya gugup terlihat dari bibirnya yang gemetar.
"Pasti. Salam untuk Sakura."
"Iya. Sampai nanti Dobe."
Perlahan sosok itu menghilang ditengah keramaian koridor ruang tunggu ini membuat Naruto kembali didera demam panggungnya. 'Seorang Naruto Uzumaki tidak boleh seperti ini' beberapa kali ia meneriakkan dirinya bermaksud untuk memperoleh motivasi diri.
Kepala Naruto turun untuk memperhatikan jam tangannya. Sudah waktunya dia tampil di panggung.
Dengan langkah tegas yang serasa dibuat-buat dan degup jantung yang ikut tegas tetapi tidak dibuat-buat, membawa Naruto menuju studio setelah dia dipanggil oleh salah satu kru televisi.
"Ini dia Sutradara muda dan berbakat kita,Uzumaki Naruto. Beri tepuk tangan yang meriah!" setelah MC selesai mengumandangkan namanya,Naruto langsung masuk ke studio dengan sebuah senyum yang terukir dipipi berkumis tiga-nya.
Dengan sopan ia membungkukkan badannya ke arah MC maupun penonton dan tidak lupa melambaikan tangannya ke arah penonton lalu terbalas dengan teriakan sebagian besar wanita yang bisa disebut sebagai fans setianya. Naruto memang seorang sutradara 'muda' yang bertangan dingin dengan wajah tampan,iris matanya sewarna biru laut,rambutnya yang blonde dan segala rahasia-nya yang dianggap menarik oleh kaum hawa,seperti tato bergambar rubah berekor sembilan dan tato-tato lain yang menurut 'penglihatan' seorang fans terletak di bawah perutnya. Tetapi Naruto sendiri menyangkalnya,dia bukan orang yang terlalu 'berani' untuk mentato di bagian itu,mengingat betapa paranoid dan gugupnya ia.
"Terimakasih Uzumaki-san sudah menyempatkan diri disela-sela kesibukan anda untuk menghadiri acara ini," ucap sang MC berbasa-basi.
"Tidak,saya memang memiliki tujuan untuk datang kesini," Naruto masih menyunggingkan senyuman mautnya kepada seluruh penjuru studio.
"Oh iya,kabarnya sedang ada film baru yang sedang anda garap? Beritanya banyak dimuat diberbagai media loh,"
"ah...begitu? Iya,masih dalam tahap perencanaan. "
"Kalau boleh tahu,film yang bercerita tentang apa?"
"Tentang drama percintaan," Naruto terkekeh pelan. Ide Lee ini memang sedikit mainstream dengan mengangkat genre percintaan,tapi Naruto sendiri baru membaca sinopsisnya 15 menit yang lalu.
"Tapi dalam setting kerajaan,rencananya akan saya buat seperti drama Kerajaan dengan intrik-intrik didalamnya." Lanjutnya.
"Wow sepertinya menarik,apakah anda sudah menemukan aktor yang cocok untuk berperan di film ini?" tanya sang MC lagi.
"Sudah ada beberapa aktor yang saya pilih minggu lalu,"
'Sejujurnya si Kepala Nanas itu yang memilihnya'
"Apakah boleh diberitahukan disini?"
Naruto tersenyum.
"Maaf,ini akan menjadi kejutan nantinya. Saya berharap anda semua dapat terkejut walaupun secara terpaksa setelah film ini keluar." Semua orang distudio tertawa mendengar candaan sang sutradara muda ini tak terkecuali sang MC.
Faktanya, Naruto belum mengetahui siapa saja aktor yang akan main di filmnya karena beberapa bulan belakangan ini ia harus kena 'hukuman' dari sang kakek untuk berkebun di desanya. Iya berkebun,menanam tumbuhan ini-itu,membajak sawah dan memetik buah. Untungnya media tidak begitu mengeksposnya.
"Memang sudah tidak mengherankan lagi,seorang Uzumaki Naruto memang harus melakukan yang terbaik,bukan?"
'Harus,ya?'
"Hahaha tidak,saya hanya sedang mencoba." Sanggah Naruto.
Suasana menjadi cair oleh Naruto sendiri,dia memang berencana melakukannya. Setelah 10 tahun bergelut di bidang yang berhadapan dengan kamera masih membuat Naruto demam panggung. Semua yang apabila berhadapan dengan orang-orang membuat tubuhnya kaku seketika,tapi tidak bisa dipungkiri lagi kalau dia memang harus menghadapinya karena kecintaannya pada perfilman yang memaksanya untuk bertahan.
"Tidak seru jika tidak menanyakan hal pribadi,iya kan penonton?" MC itu berbalik ke arah penonton dan disambut dengan teriakan dan tepuk tangan.
'Sial,jangan lagi. Cepat sekali MC ini mengalihkan topik'
Matanya kembali berkedip selama beberapa detik dan keningnya berkerut. Naruto mengakui bahwa hal seperti ini sudah melenceng dengan tujuan awal dia kemari.
"Maaf sebelumnya. Kau kan sudah kepala tiga,apa kau tidak tertarik untuk berumah tangga?"
'Pertanyaan ini lagi. Ok akan kujawab dengan jawaban yang sama pula.'
"Tentu saja saya tertarik,tapi belum ada wanita yang menarik hati saya."
Beberapa penonton di studio kembali mengucapkan kata kagumnya pada Naruto dan membuat sang kepala tiga ini menjadi risih. Sudah ratusan kali ia ditanya oleh wartawan—ah bukan,bukan hanya dari wartawan saja,ibunya,tetangganya,keluarga besarnya,bahkan nenek-nenek yang kala itu dia bantu untuk menyebrang jalan saja bertanya apakah dia mau diperkenalkan dengan cucunya. Tapi Naruto tidak ambil pusing dengan masalah ini justru ia merasa risih,sudah beberapa kali Ibunya berkata ingin menimang seorang cucu mengingat Naruto memang anak tunggal.
Tapi sekali lagi. Hal ini bukan prioritasnya. Prioritas utamanya adalah membahagiakan ibu dan ayahnya dengan cara 'sukses tanpa pasangan'. Dia percaya jika dia sukses,wanita pasti akan didapat dengan mudah. Faktanya seorang Naruto ternyata susah menemukan pasangan yang pas,setelah kejadian beberapa tahun lalu yang merenggut pacarnya dalam sebuah kecelakaan. Kejadian itu mungkin berpengaruh pada Naruto hingga sekarang belum memiliki pacar,bukan tidak bisa move on tetapi dia hanya membiarkan hatinya kosong untuk sejenak.
"Apa kau masih mengejar kesuksesanmu?" Tanya sang MC lagi.
Ingin rasanya mengucapkan 'Iya' tapi bibirnya berkebalikan dengan otaknya.
"Tidak,saya hanya..." Otaknya berhenti tiba-tiba sehingga membuat perkataan Naruto terputus.
Sebelum sang MC penasaran itu membuka mulutnya lagi,disamping kamera yang on sudah terangkat papan tulis yang bertuliskan 'Break', papan itu diangkat oleh seorang kru.
'Hampir saja'
"Hahaha,baiklah kitabreak dulu. Jangan kemana-mana ya. Tetap di Konoha News" Mc itu tertawa garing,Naruto hanya menghembuskan napas lega. MC ini bahkan lebih membuat dia kesal dibanding berhadapan Lee dan Konohamaru sekaligus.
Untungnya setelah iklan selesai,tanggung jawab Naruto akan digantikan oleh sang asisten director,Shikamaru. Sebelum dia naik ke panggung,Naruto sudah menelponnya agar dalam 15 menit sudah sampai di sini. Shikamaru juga tidak bisa menolak perintah atasan sekaligus sahabatnya itu.
"Katakan pada MC cerewet itu kalau aku sedang sibuk membuat film ini jadi harus segera meninggalkannya mendadak,okay?"
"Semua orang tahu jika film ini belum di apa-apakan. Hanya casting pemain saja."
Shikamaru menatap sahabatnya heran yang ditatap hanya cengar-cengir sambil menggaruk tengkuknya.
"Pokoknya terserah kau mau bilang apa,asal posisiku aman."
"Bagaimana denganku?"
"Ya kau juga,maksudku."
Jika di komik-komik dahi sebelah kanan Shikamaru akan berbentuk titik keringat yang besar. Sweatdrop.
"Kau akan ditanyai hal-hal pribadi oleh MC itu,siap-siap saja." Kata Naruto sambil berbisik.
"Tapi kau kan cerdas, kau bisa menyangkalnya dengan mudah sedangkan aku tidak. Mengingat tadi,aku jadi tidak mau melihat mukaku tampil di TV hari ini." Lanjutnya.
"Iya aku tahu,kau ini merepotkan saja. Sudah sana pergi." Usir Shikamaru.
"Kau mau kupecat ya? Beraninya mengusirku seperti itu"
"Baiklah, aku saja yang pergi."
Dengan sigap tangan Naruto menarik lengan Shikamaru untuk berbalik.
"Kau sahabat terbaikku,tolong aku." Naruto mengatupkan kedua tangannya didepan wajah Shikamaru. Dengan sekali anggukan dan tatapan yang malas ke arahnya,Naruto membalikkan badan ke arah pintu keluar untuk meninggalkan stasiun televisi dengan MC bedebah ini.
"Merepotkan." Shikamaru mengeluh.
Naruto yang kini berkaca mata hitam sedang mengetukkan jarinya pada kemudinya mengikuti alunan musik yang berada di mp3 player di mobilnya.
Tidak salah lagi merekrut kepala nanas itu,dia bisa berguna dibanyak keadaan.
Naruto mengerem mobilnya di lampu merah, terlihat beberapa orang menyebrang di zebra cross. Tatapannya tiba-tiba saja terpaku pada seorang gadis bersurai indigo yang sedang menenteng banyak barang bawaan.
'Bruk'
Sudah seperti yang dia duga,gadis ini terjatuh karena tertabrak oleh beberapa penyebrang jalan lain. Gadis ini terjatuh tepat didepan mobilnya,buru-buru gadis itu membereskan barang-barangnya yang berceceran kemana-mana.
'Aku tahu aku terkenal,tapi tidak ku sangka kau akan berbuat seperti ini untuk mendapatkan perhatianku.'
Naruto menatap sinis ke arah gadis itu,moodnya sedang tidak baik hari ini. Lampu sudah menyala hijau tetapi gadis ini masih saja sibuk mengatur barang bawaannya.
"TIN..TIN..TIN!"
Tidak sabaran Naruto menekan klaksonnya,membuat gadis itu menoleh padanya.
Ia membuka kaca mobil tidak lupa kaca mata hitam yang sedari tadi ia pakai.
"Hei Nona! Kau buta?! Lampu untuk penyebrang jalan sudah merah dan kau masih saja diam disitu!" Naruto menggeram.
"Kau yang buta! Tidak lihat barang-barangku ini?!" Gadis itu tidak kalah sangarnya.
"Argh plastiknya robek." Gadis itu menggumam tapi masih bisa didengar oleh Naruto.
Betapa sialnya dia hari ini,ia merutuki dirinya sendiri. Dengan kasar dia membanting setir lalu melewati gadis yang terjatuh tadi. Tidak lupa menggeberkan knalpotnya didepan wajah gadis itu,mau tidak mau membuat sang gadis surai indigo harus menelan gas CO yang berasal dari knalpot mobilnya.
Naruto melirik dari spionnya. Gadis itu sedang terbatuk-batuk.
'Siapa suruh menghalangi jalanku.' Naruto terkekeh lalu dengan sigap ia memakai kacamatanya dan memutar mp3nya lagi.
.
.
.
To Be Continued (doakan saja)
Dont forget RnR ya,kritik & saran dari kalian akan sangat membangkitkan anu saya. Semangat maksudnya. Ehem.
