Not Sensitive
Cast : Uzumaki Naruto , Gaara
Genre : Romance , Friendship , Drama , M-PREG
Rate : M (berubah sesuai alur)
WARNING:YAOI,LEMON,RAPE,ALUR BERANTAKAN,M-PREG,GJ
Don't Like, Don't Read
Please enjoy my first Fanfiction
Summary: "Gaara yang dijodohkan oleh Daimyo pun menolak dengan alasan dia sudah memiliki orang yang dia sukai. Dan ternyata cintanya bertepuk sebelah tangan,tetapi Gaara tidak akan menyerah dan akan membuat cintanya terbalaskan. Lalu apa yang akan dilakukan Gaara?"
Chapter: 1
oOo
FLASHBACK
"Huh,, Kupikir kau tidak datang…"
"Aku akan menjaganya, sampai semua hal menetap di antara kita.."
Androkyuubi
"Wuuuussshhhh….."
Semilir angin sore menerpa Desa Daun atau bisa kita sebut Desa bernama 'Konoha' ini. Di atas pahatan jejeran patung Hokage, berdiri seorang pemuda berambut kuning spike menatap desanya dari kejauhan menikmati hembusan angin yang menerpa dirinya di sore hari ini.
Yah, pemuda itu adalah seorang Pahlawan Desa yang berhasil membawa kemenangan melawan Uchiha Madara dan Kaguya saat Perang Dunia Shinobi ke-4.
Dia adalah "Uzumaki Naruto".
Naruto menghembuskan nafas panjang setelah mengingat ucapan sang sahabat aka "Uchiha Sasuke" padanya sebelum meninggalkan desa untuk yang kedua kalinya. Memang dia tau bahwa Sasuke sedang melakukan perjalanan penebusan dosanya, tapi entah kenapa dia merasa bahwa Sasuke tidak ada di dekatnya lagi sama seperti sebelumnya.
"Naruto". Dia menoleh saat seseorang memanggil namanya..
"Huh? Sakura-chan?"
Sakura mendekati Naruto dan berdiri di sampingnya "Apa yang kau lakukan, Naruto?".
Naruto kembali mengalihkan pandangannya menatap langit "Tidak ada. Hanya saja, aku merasa semua yang kita lalui berjalan terlalu cepat. Dan tentang Sasuke, setelah dulu dia meninggalkan desa dan sekarang harus meninggalkan desa lagi".
Sakura yang semula menatap Naruto, mengalihkan pandangannya ikut menatap langit sore "Um,, aku juga merasa seperti itu. Tapi aku merasa lega Sasuke-kun bisa berubah dan kembali pada kita, bukankah itu yang terpenting Naruto? Lagipula Sasuke-kun pasti akan kembali dari perjalanan penebusan dosanya".
"Kau benar Sakura-chan". Jawab Naruto menatap Sakura dan memberikan senyum tipisnya.
"Eh..?" Sakura berjengit kaget seperti ada sesuatu yang dia lupakan dan baru mengingatnya.
"Naruto, aku baru ingat kalau Kakashi-sensei menyuruhku untuk memanggilmu.."
"Benarkah? Baiklah aku akan ke kantor Hokage sekarang. Terimakasih Sakura-chan". Naruto berlari menjauh.
Sakura menatap punggung Naruto yang semakin menjauh "Aku yang seharusnya berterimakasih padamu, Naruto. Arigatou , Hontouni Arigatou" gumam Sakura.
oOo
Akhirnya Naruto sampai di depan pintu ruang Hokage.
Tok Tok Tok
"Masuk" Jawab seseorang dari dalam.
Cklek
Naruto membuka pintu dan tampaklah pria bermasker yg sedang duduk di kursi Hokage sambil berkutat dengan dokumen-dokumennya. Tentu saja kalian disini tau siapa yang menjadi Hokage selanjutnya, yaitu Hatake Kakashi yang telah di angkat menjadi Rokudaime Hokage setelah Godaime Hokage Tsunade.
Setelah melihat siapa yang masuk ke dalam ruangannya, Kakashi mengalihkan perhatiannya kepada Naruto.
"Oh, kau Naruto,,?" Kakashi menyapa Naruto sambil tersenyum di balik maskernya.
Naruto mengangkat sebelah alisnya dan menatap tajam Kakashi "Huhh? Ada apa dengan senyumanmu itu Kakashi-sensei? Apa kau mau mengejekku karna kursi Hokage yg kau duduki sekarang itu?. Menyebalkan sekali, dan cepat katakan kenapa kau memanggilku kemari?"
Kakashi hanya bisa menghela nafas panjang melihat kelakuan Naruto yang tidak pernah berubah itu.
"Hhhh….! Bisakah kau lebih sopan sedikit Naruto? Jika saja aku tidak ikut berperang waktu itu, aku tidak akan pernah percaya pada gelar Pahlawan yang kau sandang itu." Tegur Kakashi sambil menekan kata Pahlawan pada nada bicaranya.
"Aaaa… Wakatta wakatta, jadi cepat katakan ada apa Kakashi-sensei?" sahut Naruto. Jika saja Naruto tidak ingat bahwa orang yang ada di depannya ini orang berharga dalam hidupnya juga, sudah di pastikan Naruto akan membelah bokongnya(?) itu.
"Kau ini selalu saja Naruto tidak berubah. Baiklah langsung saja pada intinya, Kazekage Suna ingin bertemu denganmu secara pribadi Naruto. Dan aku tidak tau kenapa, surat yang dia kirim hanya mengatakan bahwa dia ingin membicarakan hal pribadi itu denganmu. Apa kau merasa memiliki masalah dengannya? Bukannya aku mencampuri urusan pribadi itu, tapi aku hanya memastikan tidak ada masalah besar yang terjadi di antara dua desa." Jelas Kakashi.
Naruto menatap bingung pada Kakashi "Huhh? Gaara? Untuk apa? Hal pribadi apa maksudnya sensei? Aku tidak mengerti, bukannya sensei juga tau terakhir aku bertemu Gaara saat perang usai?" berbagai pertanyaan muncul di otak Naruto.
Setelah berfikir, Kakashi mengambil keputusannya "Begini saja, jika kau tidak sabar ingin mengetahui alasan kenapa Kazekage ingin berbicara masalah pribadi itu denganmu maka cepatlah pulang dan bersiap. Aku akan memberimu cuti dari misi untukmu ke Suna menemui Kazekage sampai kau kembali. Lagipula saat ini kelima Negara Besar sedang damai sekarang. Dan berangkatlah besok pagi-pagi, kau mengerti Naruto? Ingat, jangan membuat keonaran di Desa orang Naruto! Mengerti!".
"Baiklah Kakashi-sensei, aku pamit dulu". Akhirnya Naruto keluar dari ruangan itu.
oOo
OTHER SIDE
"Hhhhh…..!"
Terdengar helaian nafas panjang dari pemuda berambut merah yang sedang memandang jauh hamparan pasir di depannya. Saat ini dia sedang mengalami kebingungan yang membuatnya tidak bisa berfikir jernih, bagaimana bisa dia mengucapkan sesuatu yang mungkin bisa di anggap lelucon. 'Bagaimana ini, bagaimana aku harus menjelaskan semua padanya?' batinnya. Sejenak dia teringat rapat sebelumnya bersama para tetua yang mebuatnya bingung setengah mati seperti ini.
FLASHBACK
Gaara memandang bingung pada sekumpulan orang tua yang ada di depannya ini, untuk apa dia di panggil kemari? Pasti ada sesuatu yang penting, pikirnya.
"Ada apa kalian memanggilku kemari?" Tanya Gaara memecah keheningan.
"Langsung saja pada intinya, Daimyo Negara Angin ingin Kazekage-sama membantunya". Kata tetua berbadan kurus dan menoleh pada tetua berbadan gemuk di sampingnya bermaksud untuk menceritakan semua.
Tetuah berbadan gemuk itu mengangguk "Hm,, Daimyo ingin Kazekage-sama menikah dengan Putri dari Negri Matahari(?) karna saat ini sahabat Daimyo selaku Raja Negri itu sedang mengalami Kudeta dengan orang-orang yang menentang peraturan Negri Matahari. Jadi Daimyo memberikan saran pada sahabatnya agar menikahkan putrinya dengan anda Kazekage-sama. Dengan tujuan agar mereka orang-orang yang menentang membatalkan rencana Kudetanya. Lalu, apa jawaban anda Kazekage-sama?"
"Jika anda menolaknya, kami harap anda memberikan jawaban yang meyakinkan. Jika anda tidak menolak, kami akan menyiapkan semuanya dan merundingkan semuanya dengan orang-orang Negri Matahari" lanjut tetua lainnya.
Gaara menopang dagu dengan kedua tangannya dan memejamkan mata sejenak, lalu membuka matanya dan berkata "Hm,, apa-apaan itu? Lalu, jika aku menolak apa kalian mau membantuku?" Tanya Gaara dengan wajah datarnya tetapi di dalam hatinya sangat kalut memikirkan permintaan Daimyo yang seenaknya itu.
Para tetua menatap bingung satu sama lain, lalu menatap Gaara dengan pandangan bertanya.
"Maksudku, aku akan menolaknya dengan meminta bantuan pada kalian. Karna aku sudah mempunyai sesorang yang aku sukai untuk saat ini". Ya ampun, apa yang sudah kukatakan? batin Gaara.
"Naruto"
"Huhh..?"
Para tetua memandang bingung pada Gaara, dan sepertinya Gaara pun juga bingung apa yg barusan dia katakan.
"Orang yang kusukai".
Hening
Hening
Hening
Cling..! Otak mereka telah tersambung.
"EEEEHHHHHH…!"
Suasana ruangan pun ricuh dengan pertanyaan yang "kenapa" menjadi deretan huruf pertanyaan mereka pada sang Kazekage. Sedangkan Gaara hanya diam dengan tampang datar wajah tak berdosanya, 'sial, ini pasti ulah Shukaku. Jangan seenaknya mengendalikan pikiranku Rakun Jelek, apa maksudmu dengan menyebutkan nama Naruto di saat seperti ini huh?' batin Gaara dan mengajak bicara seekor monster yang tersegel di dalam tubuhnya, Shukaku tidak menyahut.
Akhirnya Gaara angkat bicara "Baiklah, kita bicarakan ini nanti. Aku ingin memikirkan ini juga tentang aku dan Naruto".
oOo
Pagi menyingsing, matahari memperlihatkan batang hidungnya(?). Di sebuah ruangan kecil terlihat seorang makhluk hidup yang masih bergelut dengan selimutnya.
"Krrriiiinnnggggg….."
"Uwwaaahhhhh…" Ternyata jam wekker sukses membangunkannya dan tanpa sadar Naruto langsung melompat dari tidurnya. Naruto menghembuskan nafas panjang, saat melihat jam wekker matanya langsung membulat.
"Huwaahh,,,, aku terlambaaatttt….!".
Saat sudah menyiapkan segalanya untuk dia berangkat ke Sunagakure, Naruto keluar dari apartementnya dan siap lepas landas melompat atap-atap rumah dan gedung dengan kecepatan kilat.
Disatu sisi, Gaara yang dilanda kekalutan itu sedang benar-benar marah pada Shukaku yang seenak bokongnya(?) mengatakan hal yang tidak-tidak saat rapat kemarin.
"Oi Shukaku, bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan dan menjelaskan semuanya pada Naruto? Ini semua salahmu,sialan!".
"Hahahah,,, seperti bukan dirimu saja Gaara.. Bukankah jauh di dalam hatimu hanya Naruto saja yang mendapatkan ruang yang pantas? Bahkan mungkin Naruto lebih istimewa daripada saudara-saudaramu,bukan begitu? Dan aku yakin, jika kau terlalu lama di dekatnya kau pasti bisa merasakannya Gaara" Sahut Shukaku
"Apa maksudmu?" Tanya Gaara bingung.
"Nanti kau juga akan tau. Sudahlah Gaara, ikuti saja permainanku ini. Kau mengerti?".
"Hhhh…! Terserah kau sajalah. Asal kau tidak membuat masalah yang menggangguku saja".
Tok..Tok..Tok..
Pembicaraan Gaara dan Shukaku berhenti dan terbukalah pintu ruangan Gaara dengan menampakkan sosok Kankuro dan Temari.
"Ada apa kalian kemari?" Tanya Gaara.
"Kami sudah mendengar semuanya Gaara, tentang rapat para tetua denganmu" Kata Temari.
"Dan kami ingin penjelasanmu sekarang" Lanjut Kankuro.
"Baiklah" Akhirnya Gaara terpaksa menceritakan semuanya dan juga tentang permainan Shukaku yang tidak jelas itu.
oOo
"Lalu apa yang kau lakukan sekarang?" Tanya Temari.
"Entahlah. Naruto akan menemuiku segera, lagipula aku juga sudah mengirim surat pada Konoha dua hari yg lalu untuk memanggil Naruto kemari. Jika cepat, maka dia akan sampai hari ini, mungkin" jawab Gara ragu. Dia juga berfikir apa Naruto akan datang secepatnya, dia benar-benar tak sabar untuk menjelaskan semuanya dan menyelesaikan masalah ini secepatnya.
Drap…Drap…Drap…
Terdengar langkah derap kaki dari kejauhan dan semakin lama semakin mendekat.
Drap..Drap..Drap..
BRAAAKKK…! GAARAA!
Deg
Seakan waktu berhenti berputar, ketiga penghuni ruangan itu mematung berjama'ah(?)
Dengan gerakan patah-patah, mereka menoleh kaku pada sang pelaku pendobrak pintu.
Berambut kuning (check)
Bermata biru (check)
Tiga garis di pipi (check)
.
.
.
NARUTO!
Ini ff pertama saya yang sudah saya edit dan saya perbaiki. Mudah-mudahan penulisannya menjadi lebih baik dari sebelumnya. jangan lupa reviewnya ya guys. masih tetap butuh saran dan masukannya, trims :-)
androkyuubi desu ;-)
