ADIT SOPO JARWO, adalah milik resmi dari MD Entertainment, Indonesia.

HETALIA AXIS POWERS, adalah milik resmi dari Himaruya Hidekazu, Japan.

-chapter I-

TANGGAL

-17 Agustus 2017-

23:10 WIB.

Ada dua orang anak-anak semi remaja yang berumur 13 tahunan duduk bersebelahan di dalam aula Hetalia International Junior High School di kota Semarang, Indonesia.

.

Mereka berdua sepertinya teman akrab, terbukti dari mereka berdua yang saling bercakap-cakap.

Bersematkan nama Haryanto Candhanwardi Ahmad dan Peter Kirkland.

"Di."

"Hm."

"Menurutmu, bagaimana kalau Indonesia merdeka tanggal satu Januari 1945? Kan malah bagus, tuh, kemerdekaan kita dirayakan berbarengan dengan tahun baru."

Wardi tersedak minuman teh botol Misro yang sedang ditenggaknya. "Justru malah mengerikan, Peter! Lebih beruntung tujuh belas Agustus ketimbang satu Januari!"

Peter mengernyitkan dahi.

Bingung? Memang iya.

"Kenapa? Kan cantik malahan. Juga mungkin bisa tambah meriah dan semakin banyak suka cita, 'kan?" Sekedar informasi, Peter ini sepertinya terlalu banyak bermain dengan anak perempuan sebaya yang memang kebanyakan cantik-cantik di lingkungannya.

"Hey, kautahu, apa kaitan antara tanggal kemerdekaan Negara Republik Indonesia dengan lambang negaranya?" Candhan minum lagi, sayangnya hanya tinggal empat tegukan dan langsung habis teh bermerk Misro-nya.

"Garuda yang mencengkeram pita Bhinneka Tunggal Ika itu? Yang bawa perisai lambang kelima sila pada Pancasila?" terka Peter.

"Nah, kamu benar pada poin pertama..." Wardi menyobek asal selembar kertas dari bukunya. Pula dia ambil atlas dunia, dimana terdapat Garuda Bhinneka Pancasila.

"Nah, kaitannya itu... Tanggal kemerdekaan Indonesia?"

"Tujuh belas Agustus tahun 1945..."

"Nah. Tujuh belas dilambangkan pada jumlah bulu pada sayap masing-masing, kanan dan kiri, mesti tujuh belas jumlah bulu semuanya."

Peter mengangguk paham. "Kalau delapan?"

"Bulu ekor, jumlahnya delapan. Sembilan belas, dua angka pertama pada tahun kemerdekaan NKRI, tergambar pada jumlah bulu pada leher. Hitung saja, pasti jumlahnya sembilan belas."

"Setunggal. Kalih. Tiga. Sekawan. Gangsal..."

Dalam bahasa nano-nano yang tidak diketahui oleh Wardi maknanya, Peter menghitung jumlah bulu pada leher.

...

"Gangsal welas, enem belas, pitulas, wolulas, sangalas... Bener sembilan belas."

Wardi yang hampir (bahkan tinggal satu sentimeter lagi jaraknya) menggigiti botol dari minuman teh kosong (yang sekali lagi) bermerk Misro.

"Dan juga 45, dua angka terakhir dari tahun kemerdekaan Indonesia itu lambangnya ada di bulu bagian bawah perisai..."

Peter menunjuk, akan menghitung. "Tidak usah dihitung. Nanti lama."

Tidak jadi.

"Terus, kaitannya dengan pertanyaanmu tadi itu..."

Peter menunggu, rupanya dia memang tidak nyantol...

"Kalau Republik Indonesia merdeka pada tanggal satu Januari 1945, nah, rupa dan bentukan Garuda Bhinneka Pancasila, bagaimana? Bisa membayangkan?"

Hening.

"Peter?"

"..."

"..."

"..."

"... Peter?"

"..."

Sudah berapa kali? Tidak ada respon. Peter mematung.

Wardi beranjak, berdiri di samping telinga kiri Peter.

.

Hendak berteriak, tetiba saja Peter terjengkang memeluk Wardi. "MENGERIKAN!"

•••

••