M-E-K-A-K-U-S-H-I

Kagerou Project © Jin (Shizen no Teki-P)

(various pair, romance/angst/drama/hurt/comfort/friendship/humor, T, canon)

-This fanfic is for nothing but fun. I do not gain any profit for making them. Read it, or just leave it-

.

.

.

M-E-K-A-K-U-S-H-I

(main character: Shintaro Kisaragi)

Memories / Memori

Kelopak mata itu mendadak terbuka, dengan tangan kanan yang menggeggam udara secara tidak sadar. Padal Shintaro yakin kalau sekelebat syal merah itu berhasil ia tangkap sebelum jatuh dalam kegelapan...

"Master?"

Suara yang sangat familiar terdengar agak samar. Sambil menggosok-gosok mata untuk memperjelas pengelihatan, pemuda berambut hitam itu mencari handphone-nya dalam gelap. Tubuhnya masih terlalu lemas untuk sekadar bangkit dan menekan saklar lampu yang terdapat di sisi kiri pintu.

"Kenapa bangun tengah malam seperti ini?"

Ah, Shintaro baru ingat. Gadis cyber yang sekarang memandangnya melalui layar seukuran tiga inci itu tidak tidur, sehingga suara sekecil apapun yang ia hasilkan dapat terdengar. Pemuda berjaket merah itu menonaktifkan layar setelah menjawab pertanyaan Ene.

"Tidak apa-apa. Cuma... mimpi."

Sekilas, senyum seorang gadis dengan seifuku hitam dan syal merah terefleksi dari layar handphone Shintaro.


Maroon / Marun

Hanya beberapa orang yang tahu kalau Shintaro dulu sangat benci dengan warna merah marun.

"Marun mengingatkanku dengan seseorang yang kubenci," jawab Shintaro waktu itu.

"Apa yang ia lakukan hingga kau sangat membencinya, Master?"

"Ia meninggalkanku tanpa ucapan selamat tinggal, dan hanya kembali untuk membebaniku dengan tanggung jawab yang sangat berat."

"Apa kau pernah bertanya mengapa ia melakukan itu?"

"Tidak."

"Tapi pasti ia memiliki alasan tersendiri untuk melakukan itu," tebak Ene semangat. "coba lihat dirimu sekarang, Master, jersey yang kaukenakan itu kan, warnanya merah marun juga! Bahkan kau tidak pernah melepasnya meskipun cuaca panas seperti ini!"

Shintaro melihat pakaian yang melekat di tubuhnya sekilas, lalu tersenyum. "Benar juga. Sepertinya aku tidak benar-benar membencinya."


Master / Tuan

"Bisakah kau memanggilku 'Shintaro' saja, Ene? Tanpa embel-embel 'Master'?" pinta Shintaro dengan tampang memohon saat gadis berkuncir dua itu mulai men-spam telinganya dengan panggilan 'Master' berulang-ulang. Lagu yang separuh jadi dan ingin diputar ulang terpaksa dihentikan dulu agar tidak tercemari dengan suara nyaring Ene.

"Baiklah, Shintaro-sama~"

"Bukan itu maksudku!"

"Hmm, bagaimana kalau Shintaro-chan~?"

"TIDAK!" jerit Shintaro. "Aku ingin dipanggil dengan 'Shintaro-kun' –Arrgghh! Bisakah kau diam barang sebentar saja, Ene? Aku masih membuat lagu!"

"Baiklah, Master..."

"HEERRGGHH!"


Melancholy / Melankolis

"Kau tahu, aku bosan melihatmu murung sejak kejadian itu," celetuk Momo suatu hari. Saat itu mereka baru saja pulang dari markas Mekakushi-dan, tentu saja setelah diinisiasi menjadi salah satu dari mereka. "kudengar wajah yang selalu tersenyum terlihat sepuluh tahun lebih muda daripada wajah yang terlihat murung, lho."

"Kau menyindirku?" balas Shintaro sambil melotot ke arah adiknya, yang jelas-jelas terlihat sangat-jauh-berbeda daripada dirinya. Maklum, idola harus berpenampilan menarik. Momo hanya tertawa lepas.

"Tapi setidaknya kau yang sekarang terlihat jauh lebih muda dan segar daripada yang dulu. Tetap pertahankan, ya, Niisan!"

Pemuda berambut hitam itu tertegun, berusaha mencerna kata-kata yang terlontar dari mulut adiknya sebelum melanjutkan langkah. Baru ia sadari kalau pengalaman yang ia lalui hari ini sedikit-banyak mengubah –ralat, mengembalikan –kepribadiannya seperti dulu.

"Hmph, saran yang bagus dari seorang selebriti."

Momo membuang muka, julukan 'Selebriti' jika disuarakan kakaknya selalu terdengar seperti ejekan ketimbang pujian. Sayang gadis berambut pirang itu tak melihat senyum yang terkembang di wajah Shintaro...


Mend / Menambal

Perlahan tapi pasti, kehadiran teman-teman barunya mampu membawa suasana yang lain di hati Shintaro. Entah itu disebabkan oleh kejahilan Kano dan dibalas oleh jitakan dari Kido, atau kegugupan Mary, atau semangat Seto yang tinggi, atau Hibiya yang berkali-kali memanggil adiknya dengan sebutan 'Tante', bahkan Konoha yang paling jarang berkomentar juga mempengaruhi karakteristik Shintaro. Waktunya yang dulu selalu habis di depan layar komputer, kini berganti dengan wajah teman-temannya yang jauh lebih nyata dan lebih bersahabat. Meskipun sejauh ini hanya ia satu-satunya anggota Mekakushi-dan yang tidak memiliki kemampuan mata, namun semuanya tetap menyambut kehadiran pemuda berjaket merah itu dengan senang hati. Tidak ada diskriminasi –oh, mungkin sedikit bully yang lebih sering diprakarsai oleh Kano karena ia pemuda yang paling lemah diantara semuanya itu tidak termasuk dalam kategori diskriminasi. Bahkan kegiatan-kegiatan tersebut justru mempererat persahabatan yang terjadi diantara mereka semua, sehingga Shintaro juga tak keberatan.

"...Sepertinya kau sedang bersenang-senang dengan teman-temanmu, ya."

Shintaro menoleh. Tidak ada siapapun di sampingnya, kecuali Seto dan Hibiya yang memandangnya dengan tatapan heran.

"Ada apa, Shintaro?"

"...Tidak ada apa-apa."

Tanpa sepengetahuan Shintaro, bayangan Ayano tersenyum di sudut, kedua telapak tangannya ditangkupkan di depan dada.

"Syukurlah kau dapat tersenyum lagi, Shintaro-kun..."


Mistake / Kesalahan

"...Apa menurutmu aku melakukan suatu kesalahan?"

Shintaro mengakhiri curahan hatinya dengan menunduk, sementara Konoha masih diam seperti biasa. Semua anggota Mekakushi-dan sudah tidur, Konoha masih belum berniat memejamkan mata, dan Shintaro yang masih terbayang-bayang oleh masa lalunya sudah hilang keinginan untuk beristirahat, sehingga pemuda jangkung itulah yang paling tepat untuk menceritakan segala masalahnya. Lagipula, Konoha tidak kenal dengan Ayano, dan sepertinya sikap pendiamnya sangat membantu agar masalahnya tidak bocor kemana-mana.

"Entahlah. Aku belum pernah mengalaminya."

"Arrgghh! Percuma aku meminta saran darimu!" keluh Shintaro kecewa sambil memegangi kepalanya, namun senyum segera terbentuk dari bibirnya. "Tapi terima kasih sudah mendengarkan ceritaku. Setidaknya bebanku bisa terangkat sedikit."

"Sama-sama. Omong-omong, siapa nama temanmu yang bunuh diri itu?"

"Ayano, Ayano Tateyama. Ada apa? Kau kenal dengannya?"

Diam sejenak sebelum pemuda berambut putih itu menjawab.

"Tidak."


Monochrome / Monokrom

"Di dunia ini ada banyak sekali jenis warna, Master. Ada yang putih, dan ada yang merah –"

"Ene, kau sedang menyanyi lagu anak-anak atau apa?" ujar Shintaro tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari layar. Lagu yang akhirnya berhasil dibuat ulang oleh pemuda berambut hitam itu sukses di pasaran dan menembus peringkat utama dari lagu-lagu lain, sehingga Shintaro ingin mengulang kesuksesan serupa. Untung saja sang pengganggu utama bersikap tenang dan tidak mengusik pekerjaannya seperti dulu, karena mengulang dari awal itu butuh waktu dan pikiran yang tidak sedikit.

"Maksudku, kau harus lebih sering keluar untuk melihat warna-warna yang ada di dunia ini, Master. Sekaligus cari inspirasi untuk lagu barumu," jelas Ene riang.

"Semua inspirasiku sudah tersedia di Internet. Lagipula, aku sudah tahu berbagai jenis warna. Ada warna analog, komplementer, netral, hangat, dingin –"

"Bukan itu maksudku, Master. Semua yang kausebutkan sudah ada di Wikipedia, kau hanya mengulangi dan menghapalkannya saja. Aku ingin kau benar-benar merasakannya, bukan hanya melihatnya."

"Maksudmu?"

"Merah untuk gairah, oranye untuk semangat, kuning untuk keceriaan, hijau untuk ketenangan, apakah Master pernah merasakan itu semua?" tanya Ene balik. "Itulah yang kumaksud dengan merasakan warna. Merasakan makna yang tersembunyi di baliknya. Dengan itulah, hidupmu tidak akan monoton, Master."

Shintaro menunduk. Memori tentang Ayano masih tercetak jelas di ingatannya meski dua tahun berlalu sudah, sehingga tak mudah untuk menghapusnya begitu saja meski sudah mendapat bantuan dari teman-teman Mekakushi-dan.

"Bagaimana denganmu, Ene? Hidupmu berarti juga monoton?"

Hening.

"Memang." Ene menggigit bibir bawahnya, menahan emosi yang sebentar lagi tumpah. "Aku tak bisa makan, tak bisa tidur, tak bisa keluar dari sini... meskipun semua informasi bisa kudapatkan dengan mudah disini, bahkan yang paling rahasia sekalipun. Karena itulah... nikmatilah hidupmu dengan sepenuhnya, Master..."

"Agar kau takkan menyesal seperti diriku..."

Detik ini juga, Shintaro ingin memeluk gadis yang ada di hadapannya erat-erat.

.

.

.

TO BE CONTINUE

[bersambung]

.

.

.

-Behind the Scene-

[for those who have much free time and/or just curious about everything that happened when I wrote this fanfic]

Wuah, halo semuanya! Ini comeback saya setelah sekian lama bergelut dengan soal-soal UN, disambung dengan melanjutkan proyek novel yang tertunda (jadi sebagian besar waktu saya 'nganggur' dirumah dihabiskan buat ngetik lol), dan sekarang kembali belajar untuk SBMPTN (doakan saya keterima di jurusan & universitas yang saya inginkan! Amin!). Selain itu, ini kali kedua saya main ke fandom ini (fanfic pertama awalnya di fandom Vocaloid, tapi langsung saya pindahkan kesini setelah terdaftar di FFN) jadi saya senang sekali! :D

Sebelumnya saya ingin sekali main ke fandom ini lagi, tapi karena sindrom 'takut merusak canon' menyerang, jadi saya baru bisa buat sekarang, tepatnya setelah menyumbangkan fanfic untuk Mekakushi-ID Fanartbook Project Fanfiction. Idenya berasal dari Kagerou Days Trading Rubber Straps Box, setiap karakter mewakili setiap huruf dari Mekakushi ^^ kalau mau beli (tapi waktu saya pesan sudah habis hiksu T^T) bisa disini http (titik dua) (dobel garis miring) (tripel w) cdjapan (titik) co (titik) jp (garis miring) goods (garis miring) goods (underscore) (tanda tanya) KEY (sama dengan) NEOGDS (strip) 76806. Jadi fanfic ini bakal ada 9 chapter yang isinya drabble berdasarkan huruf tersebut, dan saya akan berusaha agar tamat sesegera mungkin XD

Btw tidak menutup kemungkinan lho saya akan membuat 2 chapter tambahan berdasarkan bonus yang ada disitu OwO tinggal nyari huruf yang cocok aja hehe (spoiler: 2 karakter tambahan di trading rubber straps itu tidak ada hurufnya)

Review for faster update! Ossu! /o/