KONOHA TALKSHOW WITH UCHIHA FAMILY

Semua karakter milik Kishimoto-sensei

Story by Kaho

Warning!

Fic Sindiran, don't like don't read.


.

.

.

"Banyak suka dan duka yang dialami oleh keluarga Uchiha. Dari sekedar nyinyiran sampai pernyataan kasar yang tak sepantasnya untuk diucapkan. Pria cacat, wanita kasar tidak berguna, serta anak haram. Entah apa yang sebenarnya terjadi pada mereka, tapi seolah tak suka dengan keeksistensian dari keluarga kecil ini mereka terus menghujatnya. Lalu bagaimana kira-kira tanggapan dari keluarga Uchiha ini sendiri? Bagaimana mereka menyikapi semua kritikan dan hinaan pedas para haters? Selama satu jam kedepan, kita akan membahas masalah ini tentunya dengan kehadiran keluarga Uchiha." Host menunjuk kearah pintu dan mempersilakan keluarga Uchiha untuk hadir di studio. Seorang pria lengkap dengan jubahnya berjalan gagah, dibelakangnya sang istri berambut merah muda berjalan sembari menunjukkan senyum cerianya sementara di gandengannya, seorang bocah perempuan berjalan sambil menampakkan raut wajah seperti sang ayah.

"Sebelum kita mulai pada pertanyaan intinya, aku mau memberitahu kalian semua yang berada disini." Sang host berdiri mendekati penonton, "sebenarnya tuan Uchiha itu menolak hadir saat kami undang kemari," host kembali duduk, "jadi apa alasan anda sempat menolak undangan kami?"

"Aku masih belum berubah pikiran sampai sekarang." dengan ekspresi datar dan nada suaranya yang enteng Sasuke menjawab, "apa untungnya kami mengikuti acara seperti ini?"

"Yah, setidaknya kalian harus memberitahukan tanggapan kalian tentang kabar-kabar yang beredar. Memangnya kalian ingin terus menerima hujatan dan tetap diam?"

Sasuke menghela nafasnya, "meskipun kami memberi sebuah tanggapan atau pun memberikan kejelasan pada mereka, tidak akan ada jaminan mereka akan berhenti menghujat kami. Jika mereka memang sudah dari awal membenciku dan keluargaku, mau sebaik apapun perbuatan kami itu akan tetap terlihat buruk di mata mereka."

"Suamiku selalu bilang, cara melawan orang bodoh adalah diam." Sakura tersenyum seolah kabar-kabar miring yang menerpa keluarganya bukanlah hal yang serius.

"Aku mengerti alasan kalian, tapi berhubung kalian sudah hadir disini, mau tidak mau kalian harus menanggapi atau menjawab pertanyaan-pertanyaan dari haters." Host menunjuk layar besar di belakangnya, "pertanyaan pertama, 'Sakura itu jelek, dada rata pula.' Lalu tanggapan apa yang mau kalian berikan tentang pernyataan ini? Mulai dari anda Sakura-san, bagaimana perasaan anda saat orang berkata seperti itu?"

"Hm, agak sedikit sakit hati ya, haha." Sakura terkekeh, "melihat atau menyukai wanita karena dadanya sebenarnya bagiku sudah termasuk pelecehan seksual."

"Apakah kau pernah iri dengan ukuran dadamu?"

"Kenapa harus iri?" Sakura kembali terkekeh, "aku beruntung dengan ukuran dadaku, sebagai seorang ninja, aku banyak berlari dan melompat, akan sangat merepotkan kalau dadaku terlempar kesana kemari." Segera setelah tanggapan konyol ini para penonton tertawa riuh.

"Aku mengerti, haha. Lalu bagaimana dengan pendapat Sasuke-san tentang ini?"

"Hn?"

"Kau tidak menyukai wanita berdada besar?"

"Heh, tubuh wanita tidak menjadi patokan bagiku untuk menyukai seseorang. Dengan kata lain tidak masalah dia berdada besar atau rata. Lagipula, siapa bilang Sakura berdada rata?"

"Maksudmu?" host mengernyitkan dahinya.

"Dia handy."

"...pas ditangan?" tanya host.

Sasuke mengangguk, Sakura blushing.

"Lalu apakah menurutmu Sakura-san itu jelek?"

"Cantik itu relatif. Aku bisa bilang begini, kalau Sakura memang jelek dan tidak menarik tidak mungkin Lee,Naruto dan bahkan pria yang berlari cepat itu—err-aku lupa siapa namanya menggodanya."

"Ah, dan jangan lupakan shinobi dari iwa yang memberiku surat cinta." Sakura nyengir.

Sasuke noleh, "siapa?"

"He? A—itu.."

"Kau tidak pernah memeritahu apapun tentang ini." Sasuke bisik-bisik.

"A—aku menolaknya kok."

"Tetap saja kau harus memberiku penjelasan setelah ini!"

"Kalau Sarada-chan sendiri bagaimana tanggapanmu?"

"Hn? Aku tidak terlalu mengerti mengapa mereka membedakan antara dada besar dan kecil. jadi aku tidak tahu bagaimana menanggapinya."

"Lalu bagaimana tanggapanmu dengan bentuk tubuh ibumu?"

"Hn, aku sempat melihat album lama mama sebelum menikah dan membandingkannya. Dia terlihat lebih langsing, padahal kau tau sendiri kebanyakan wanita setelah menikah dan mempunyai anak tubuhnya akan melebar. Dan kupikir ukuran dadanya pas untuk tubuhnya."

Host ngangguk-angguk, "baiklah kita ke pernyataan kedua. Masih tentang Sakura-san lagi."

"Aku lagi?"

"Hai, 'Sakura itu lemah, cengeng, dan galak. Dia hanya bisa menangis saat Sasuke dan Naruto bertarung, juga hanya bisa merepotkan Naruto untuk membawa Sasuke kembali. Dia sering memukul Naruto, aku membenci dia (Sakura)' Kita mulai dengan Sasuke-san."

"Hn? Sepertinya dia lupa siapa yang tiba-tiba berlari ditengah-tengah pertarunganku dengan Naruto, meski Sakura tidak bisa menghentikan kami, dia berani meletakkan nyawanya di tengah-tengah chidoriku dan rasengan Naruto. Sakura cengeng? Pernyataan seperti ini mau ku tanggapi pun percuma. Saat Sakura menangis mereka menganggapnya cengeng, saat dia tidak menangis mereka menganggapnya tak punya hati. Jadi aku tidak tahu bagaimana menanggapinya." Sasuke menghela nafas, "lalu pernyataan terakhir, apakah saat seorang pria menunjukkan tentang erotisme di hadapanmu para perempuan kalian akan diam saja? Kalau kau cukup bodoh dan mudah dilecehkan, terserah kau saja."

"Bagaimana kalau mereka balik berkata 'kau bisa memperingatkannya baik-baik.'?"

"Kau pikir Naruto orang yang bisa diajak diskusi?"

"Hai, hai. Sarada-chan, bagaimana pendapatmu sendiri."

"Mungkin mereka hanya menontonnya setengah-setengah. Aku tahu bagaimana kekuatan mama, jadi tidak perlu aku jelaskan dan tanggapi. Untuk mama yang suka memukul nanadaime, itu bukan hal yang serius, karena sebenarnya aku juga sering memukul Boruto karena selalu menggunakan jurus seksinya untuk berubah menjadi mama dan menggoda papa."

Sakura noleh, "jadi itu sebabnya kau semangat mengajarinya?"

"Hn." Sasuke buang muka.

"Tanggapanmu sendiri bagaimana Sakura-san?"

"Ku akui, saat genin aku tidak bisa melakukan apapun. Aku hanya menangis dan meminta bantuan Naruto. Tapi meski pun aku ingin ikut mengejar Sasuke-kun, nona Tsunade tidak mengijinkanku. Setelah melihat Naruto pulang dengan keadaan babak belur, aku merasa sangat sedih sekaligus menyesal. Sebagai teman satu timnya, aku merasa bahwa aku hanya menjadi beban karena aku terlalu lemah. Aku tidak terlahir di klan hebat seperti Sasuke-kun, tak ada orang yang bisa ku minta untuk mengajariku. Dan saat itu yang terlintas di pikiranku, aku ingin melindungi teman-temanku dengan menjadi ninja medis. Aku berusaha sangat keras, berlatih dari pagi sampai malam. Membaca banyak buku tentang pengobatan. Membuat obat baru. Itu sangat menguras tenaga, tapi saat mengingat teman-temanku, aku merasa ini masih belum cukup. Aku ingin berlatih lagi dan lagi." Sakura menghela nafasnya. "tapi mereka terus bilang aku tidak berguna karena tidak bisa bertarung di garis depan. Karena peraturannya seperti itu, kalau ninja medis tewas, siapa yang akan menyembuhkan orang yang sedang terluka? Maka dari itu aku terus saja berlatih lebih keras lagi hingga kini aku sudah bisa melanggar peraturan itu dan bertarung di garis depan."

"Banyak kabar beredar bahwa kau selalu memikirkan tentang Sasuke-san, dan tidak memikirkan yang lain."

"Ha? Aku tidak bertarung demi Sasuke-kun, aku bertarung demi desa, aku menjadi ninja medis bukan demi Sasuke-kun, tapi demi teman-temanku. Aku berlatih sangat keras bukan demi Sasuke-kun, tapi aku ingin sejajar dengan mereka, Sasuke-kun dan Naruto. Ini semua bukan hanya tentang Sasuke-kun. Aku mencintainya, tapi tidak terlalu bodoh untuk melupakan teman-temanku." Jawab Sakura sambil menepuk dahinya, bagaimana bisa orang berkata seperti itu?

"Hai, berikutnya 'Sasuke sebenarnya tidak mencintai Sakura, terbukti dia pergi bertahun-tahun meninggalkan keluarganya.' Untuk Sarada-chan, bagaimana keadaan sikap atau pribadi mamamu saat dia harus mengurusmu seorang diri? Apakah dia sering marah atau bagaimana.."

"Aku beruntung mama adalah mamaku, dia selalu bersikap ceria. Saat aku bertanya tentang papa, dia selalu sabar menjawabnya. Mama selalu bilang kalau kami berdua sangat berharga bagi papa, dan aku harus bersabar sampai papa pulang. Mama tidak pernah bilang padaku, tapi aku tahu dia sangat merindukan papa."

"Aku tak bisa bilang hal yang menyedihkan itu di depan Sarada, aku tidak bisa bilang kalau aku kesepian. Yang aku lakukan adalah selalu bersikap ceria dan terus menenangkannya." Sakura mengusap kepala Sarada, "Sasuke-kun telah mempercayaiku untuk mengurus Sarada seorang diri, maka dari itu aku berusaha kuat mendidiknya menjadi pribadi yang baik. Tapi beruntung dia memiliki karakter tenang seperti Sasuke-kun jadi tidak terlalu susah untuk mendidiknya."

"Tapi dia memiliki pribadi yang tidak sabaran sepertimu." Ujar Sasuke.

"Lalu kau sendiri bagaimana Sasuke-san?"

"Istriku tahu kenapa aku harus pergi selama bertahun-tahun, meski aku tahu ini sangat berat, tapi istriku bersedia menanggung semuanya. Mendidik anak seorang diri tidak mudah, aku bersyukur Sakura lah yang menjadi istriku, sikap cerianya lah yang membuatku bersyukur. Aku tidak pernah membayangkan kalau Sakura pendiam."

"Jadi dengan kata lain, Sakura-san melengkapi dirimu. Kau yang pada dasarnya pendiam, bersyukur memiliki istri yang ceria?"

"Kurang lebih seperti itu. Bukankah perbedaan yang membuat sempurna?"

"Ah, aku punya pertanyaan!" Sarada ngangkat tangannya sambil menoleh kearah sang ayah.

"Baik, silakan Sarada-chan."

"Sebenarnya aku tidak pernah berpikir apapun tentang ini. Tapi di akademi teman-teman selalu bilang kalau papa itu brengsek dan playboy, dia tidur bersama banyak wanita, dia berpasangan dengan wanita lain selain mama..."

"Bagaimana bisa temanmu berkata demikian?"

"Mereka membacanya di fanfiction. Sudah kubilang kalau semua itu hanya khayalan sang penulis saja, itu sama sekali tidak nyata. Tapi mereka tetap bersikeras kalau itu adalah nyata. Maka dari itu, aku ingin bertanya pada papa, bagaimana pendapatmu tentang cerita-cerita yang memasangkanmu dengan wanita lain?"

"Hn, biarkan saja, kita tidak bisa menyuruh orang untuk berhenti berkhayal."

"Papa tidak keberatan di pasangkan dengan wanita lain?"

"Hn, aku tidak menganggak Sasuke dicerita itu adalah aku."

"Maksudnya?" Sarada linglung.

Sakura menepuk kepala putrinya, "kau masih ingat dunia paralel yang mama ceritakan? Dimana ada papa dengan kepribadian yang buruk?"

"Ah, papa playboy?"

"Hai, papa selalu menganggap bahwa yang berada di dalam cerita adalah Sasuke yang playboy."

"Souka.." Sarada ngangguk-angguk. Tentu saja, ayahnya tidak pernah tertarik untuk bicara dengan wanita lain kecuali terpaksa bagaimana mungkin dia selingkuh. Dan tidak mungkin juga ayahnya akan selingkuh.

"Che, Uchiha adalah klan yang setia." Dengus Sasuke.

"Lalu bagaimana tanggapan Sakura-san sendiri atas cerita-cerita itu."

"Aku tidak terlalu mempermasalahkannya, karena pada kenyataannya Sasuke-kun sudah menjadi suamiku dan kami sudah memiliki seorang putri. Mereka bebas mengarang dan meluapkan khayalan mereka tentang Sasuke-kun, tapi kenyataan tidak bisa dirubah."

Penonton tepuk tangan.

"Hai." Host berdiri, ngomong sama kamera. "itu baru beberapa hujatan-hujatan dari para haters untuk mereka. Ngomong-ngomong aku merasa senang dengan tanggapan-tanggapan mereka yang terkesan menyepelekan, kalian bisa mendengar bahwa tak ada kata-kata yang terdengar marah atau tertekan. Tapi bagaimana tanggapan mereka untuk hujatan-hujatan yang selanjutnya? Masihkah mereka bersikap tenang dan menyepelekan? Tetap di KONOHA TALKSHOW!"

IKLAN


TBC/FIN


Haaaiiii, ini bisa disebut fanfic bisa juga disebut bukan :p bisa disebut sindiran juga. Saya sudah cukup diam selama ini mendengar keluarga uchiha di injak-injak. Saya sudah cukup diam selama ini mengetahui teman-teman SSL kehilangan akunnya satu persatu. Saya tau tanggapan macam apapun tidak akan menghentikan mereka, tapi setidaknya melalui ini saya bisa menyalurkan tanggapan saya. Review for next chapter. Untuk sekarang di complete, :p btw istilah handy aku dapet dari hitam putih :p