Kekhawatiran Donghyuk

Abstract

After Johnny's incident, Donghyuk start to worrying about unnecessary things. Until at one day that reach the peak


Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Jika ada kesamaan tandanya kamu sama nistanya dengan saya.


WARNING Low Quality content


Seperti biasa Donghyuk ingin mengajak Mark untuk berangkat sekolah bersama di pagi hari. Donghyuk melajukan vespa piaggio merah nya dengan kecepatan sedang, dia bersenandung ria sambil sesekali menatap spion untuk melihat kondisi jalan sekaligus memeriksa penampilannya. Hari ini adalah hari yang aneh karena dia tidak merasa bersiap-siap dan bertengkar dengan adik-adiknya di rumah, tapi sudah seperti langsung berada di atas motor. "Ahh mungkin karena terlalu kangen dengan Mark hyung jadi otakkku agak konslet." Ucapnya.

Sesampainya di rumah Johnny, Jaehyun dan Mark, Donghyuk merasa aneh. "Kenapa semua gorden tertutup dan lampu tidak dinyalakan ya? Kenapa tidak ada tukang rumput ?" Biasanya rumah mereka sudah sangat terang. Kadang Donghyuk bertemu Johnny yang baru pulang Jogging pagi. Sekarang rumah seperti bernuansa mistis dan gelap.

Donghyuk memarkirkan motornya di carpool dan meletakkan helm nya disana. Aneh tidak ada mobil Johnny atau Jaehyun disini. Dia memencet intercom rumah tapi tidak ada yang menjawab. Saat dia mendorong pintu tiba-tiba pintu rumah terbuka.

"Ehh ? Tidak mungkin kenapa tidak dikunci ?" Perasaan Donghyuk semakin tidak enak. Jaehyun itu sangat telaten untuk mengunci segala pintu rumah ini.

Saat dia masuk semua lampu mati dan anehnya banyak lilin-lilin dengan api menyala di lantai. "Gila, aku tau obsesi Jaehyun hyung soal lilin aromatherapy, tapi apa-apaan ini !" ucap Donghyuk sambil menutup hidungnya karena bau lilin yang terlalu semerbak manis yang sangat menyengat. Tapi yang mengerikan semua lilin ini berwarna merah, seperti lilin yang ada di kelenteng dan lelehan lilin ini seperti darah yang banyak berceceran di lantai. Logisnya Donghyuk harusnya mematikan lilin-lilin ini agar tidak kebakaran. Tapi dia tidak peduli karena sungguh telah kalut dirinya sampai rasanya tubuhnya panas berkeringat, dia bahkan tidak menyalakan lampu. Ketika Donghyuk masuk kedalam rupanya kosong, tidak ada ribut-ribut Johnny atau suara Jaehyun yang bertelepon ria dengan Taeyong. Dia hanya melihat lilin-lilin di lantai dan perabotan rumah yang berantakan. Seperti di film Conjuring atau yang mana ya, yang jelas seakan telah terjadi fenomena poltergeist disana.

"MARKK HYUNG, MARKKK, JOHNNY, JAEHYUN HYUNG.." Donghyuk berteriak memanggil penghuni rumah. Apa ada pencuri? pembunuh sadis? Apa dia harus telepon polisi sekarang? Saat Donghyuk melihat ke arah dapur dia melihat dua kaki panjang seperti tertidur dilantai dan ada ceceran cairan merah. Donghyuk tau benar kaki jenjang dan panjang itu.

"JOHNNYY" Teriaknya sambil berlari dan yang ditemukannya di dapur itu sangat mengerikan. Johnny terbaring dengan kepala yang berdarah, dengan pecahan botol kaca bir di dekatnya. Johnny mengerang pelan seperti kesakitan.

"HYUNG KENAPA HYUNG,KAU KENAPA HYUNG." Donghyuk membersihkan potongan beling dari dekat Johnny dengan asal dan dia meletakkan kakaknya Mark itu dipangkuannya. Dia tidak peduli kalau dia terkena serpihan beling kecil, atau celana sekolahnya terkena darah Johnny.

"Hyuk... Maaf... aku tidak bisa menghentikannya... Dia adikku juga.. adikku... dia.." Johnny berbicara tidak jelas.

"Hyung, hyung kenapa, apa yang terjadi ? Hyung bertahanlah. " Donghyuk sudah meneteskan air mata. Siapa yang berani melakukan ini, Johnny itu kuat . Bisa melawan banyak preman sekaligus. Melihat Johnny yang periang dan suka bertingkah bodoh jadi begitu rasanya hatinya hancur. Donghyuk menarik sapu tangan dari kantung seragamnya dan menekan kepala Johnny yang berdarah.

"Ouch... thanks Donghyuk." Johnny yang lemas memegang sapu tangan itu.

"Mana Mark? Jaehyun Hyung? Apa mereka di atas ? Aku harus melihat mereka." Donghyuk tidak tega meninggalkan Johnny sendiri. Tapi hatinya melampaui logika, dia hanya ingin memastikan Mark tidak apa-apa dan selamat.

"NOOO DON'T DO THAT... AHH... HE IS CRAZY! NO.. PLEASE DONGHYUK DON'T DO THAT.." Johnny tiba-tiba berteriak dan memeluk tangan Donghyuk , agar dia tidak pergi.

"Siapa yang gila? Ka.." belum sempat Donghyuk menyelesaikan bicaranya terdengar suara yang mengejutkan kedua orang disitu,

"ARGHHHHHH" Terdengar suara teriakan Mark dari arah lantai dua.

"MARK " Teriak Donghyuk. Dia langsung melepaskan jas nya dan menaruhnya di lantai dan meletakkan Johnny disana. Tidak mendengar Johnny yang memohon untuk dia jangan pergi menemui Mark.

Donghyuk berlari menaiki tangga dengan sekuat tenaga bahkan dia nyaris terpleset tapi dia memegang pegangan tangga dan terus berlari. Ke arah kamar Jaehyun. Ya, suara itu berasal dari kamar Jaehyun dan bukan kamar Mark.

"..." Napas Donghyuk tercekat melihat piyama garis-garis Mark di lantai berceceran di depan kamar yang tertutup itu.

Kakinya bergetar, tidak seluruh tubuhnya rasanya bergetar dia sangat ketakutan. "Tidak... tidak mungkin... apa ini ? tidak.." gumamnya seperti orang setengah waras.

Hendak di tariknya engsel pintu kamar itu tapi dia berhenti.

"Ah... ah...nggh ahh please stop it please...hyung.. ahh.." Terdengar suara desahan seseorang sudah sangat Donghyuk kenal, seseorang yang tidak pernah Donghyuk membayangkan mengeluarkan suara yang begitu sampai memohon dengan sangat pasrah.

"Wooow..No.. no.. you say stop but your asshole clench like a fucking manslut ARGHH fuck this is good. SO GOOD, say my name, SAY IT SLUTTY BROTHER. " Telinga Donghyuk berdenging dan kepalanya pusing pusing sekali sakit, berputar, dia sesak. Tidak mungkin suara itu dia tau benar, dia sangat menyayangi Mark, tidak mungkin berteriak kasar seperti itu. Donghyuk sudah mau pingsan saja tapi entah dengan kekuatan siapa dia menarik engsel pintu itu. Pintu terbuka lebar. Demi Tuhan, demi seluruh hidup Lee Donghyuk dia lebih baik mati daripada melihat kembali pemandangan terkutuk itu.

"JAEHYUN... engghh Jaehyun... Jae...hh" teriak Mark mengalahkan suara derit tempat tidur berbunyi kencang seiring dengan hentakan maju mundur lelaki yang lebih tua darinya di pantat belakangnya. Menghujam, melesakkan penisnya dengan kecepatan yang menggila terlihat dari keringat yang sudah membasahi rambut pirang dan dadanya terbentuknya yang basah.

Tangan Jaehyun yang satu menahan tubuh Mark untuk tetap menungging diatas tempat tidur dan yang satu menarik kasar rambut pink Mark. Wajah Mark yang sudah merah , bibirnya bengkak dan menganga mulutnya dengan liur yang menetes seperti hewan liar. Matanya ditutup dengan penutup mata untuk tidur dan Donghyuk tidak mau membayangkan seperti apa mata indah mark sekarang, apakah seperti Jaehyun yang matanya seperti predator yang sedang setengah sadar tidak sadar.

"Ka..kalian... APA INI... KENAPA?" Teriak Donghyuk seperti orang kesetanan.

Jaehyun menoleh ke kiri , ke Donghyuk yang telah masuk ke kamarnya tapi baru dia sadari karena dia terlalu fokus pada Mark dan tidak bekerja indra pendengarannya kecuali untuk mendengar suara kecipak keluar masuk penisnya ke lubang Mark dan desahan adik sepupunya yang sedang dia dosakan itu.

Jaehyun menghentikan pergerakannya. Dia menatap Donghyuk membelalakan matanya dan menyeringai. Sungguh mengerikan Donghyuk yang sudah bergetar seluruh tubuhnya merasa bulu kuduknya merinding.

"Bro, pacar kecilmu datang." Jaehyun menunduk dan berbisik di telinga kiri Mark. Dengan suara baritone rendahnya.

Mark menggelengkan kepalanya. "Donghyuk... Hyukkie ?" Panggil Mark dengan suara parau.

"Hyung, apa ini semua, kenapa kau melakukan ini dengan DIA." Teriak Donghyuk menunjuk Jaehyun yang masih tersenyum tipis sambil mengelus paha polos Mark. Tidak peduli Mark memakai penutup mata dan tidak bisa melihatnya. Air mata Donghyuk telah mengalir dengan deras. Napasnya naik turun. Emosinya perasaan nya yang beragam , marah, kaget, terkejut, sedih, kecewa, semua menggumpal menjadi satu dan tumpah. Cintanya dikhianati. Kekasihnya melakukan hubungan badan dengan sepupunya sendiri. Orang yang sudah seperti kakak kandungnya sendiri.

"Uh... yes...". Jaehyun dengan brengseknya malah kembali melanjutkan mendorong pantatnya maju mundur dan mendorong kemaluannya kedalam rectum Mark. Kepalanya sudah terangkat ke atas, menunjukkan lehernya. Sepertinya dia sangat keenakan. Oh ya yang berkata-kata tadi itu Mark. Donghyuk mau muntah.

Donghyuk dengan emosi berjalan ke arah dua bersepupu di atas tempat tidur itu sudah dilayangkan kepala tinjunya ingin didaratkan dengan keras ke pipi Jaehyun tapi dengan gampang ditangkis oleh Jaehyun. Gampang sekali. Di wushu diajarkan pertama cara menangkis tinjuan, kemudian setelah ditangkis maka kalau mau menyerang balik tinggal diputar. Pria berkulit pucat yang tidak mengenakan apa-apa ditubuhnya ini mencengkram tangan Donghyuk dan memelintirnya perlahan

"AKKKHHHHH." Teriak Donghyuk keras, badannya ikut memutar dia takut tulangnya patah.

"DONGHYUK, Hyung jangan sakiti dia !" Teriak Mark hendak melepaskan diri dan turun dari tempat tidur.

"Kau diam Mark Lee atau aku benar-benar patahkan tangan kekasih payahmu ini hah." Tangan Jaehyun yang satu mencengkram pinggang Mark. Adik sepupunya itupun ketakutan.

Jaehyun melepaskan kemaluannya dari dalam lubang pantat Mark dan terdengar suara menjijikkan telinga Donghyuk seperti ditusuk-tusuk.

"Ahh... Lil JJ belum puas tapi kau bocah mengganggu kami hah ? " Jaehyun bangkit dari tempat tidur merenggangkan otot leher dan punggungnya kemudian membawa Donghyuk dari samping tempat tidur ke depan tempat tidur. Kamar Jaehyun itu luas jadi ada ruang besar sampai Donghyuk hampir dekat dengat tembok. Jaehyun melepaskan kuncian pada tangan anak berseragam sekolah itu dan

'PLAKKK' Jaehyun menampar keras muka Donghyuk dengan punggung tangannya. Ditampar dengan telapak tangan mungkin panas dan perih. Di tampar dengan punggung tangan orang bisa langsung terjerembab jatuh bahkan sampai berdarah. Seperti Donghyuk sekarang ini.

Donghyuk kaget. Dia tidak percaya Jae Hyung yang sangat baik padanya , suka mengelus kepalanya dan Mark dengan sayang jadi seperti kerasukan setan begitu.

"Jangan Hyung, kasihani dia." Mark sudah melepaskan penutup matanya dan turun dari tempat tidur dengan tertatih-tatih dia berjalan menghampiri Jaehyun, memegang kedua tangan Jaehyun.

"Kau pikir kenapa dia mau melakukan ini semua denganku hah ? Karena kau itu masih BOCAH , membosankan , bisanya dipegang, dicium saja, tidak bisa memuaskan Mark ku yang sudah dewasa ini. Anak burungmu itu tidak ada rasanya dibandingkan dengan ini." Jaehyun berkata tajam sambil menunjuk penisnya. Dia memeluk Mark dari samping dengan amat erat. Mark hanya diam saja.

"Benar itu Hyung? semua yang dia katakan ?" Air mata Donghyuk tidak berhenti. Hancur sudah pride sebagai lelaki tapi yang paling hancur hatinya. Kenapa Mark tidak melindunginya? Dia mencintai Donghyuk kan. Harusnya dia tidak berteriak keenakan tapi menghajar sepupu mesum yang biadab itu. Lagipula Donghyuk masih 16 tahun. Dia masih takut untuk naik level dalam berhubungan dengan Mark. Kekasihnya tidak pernah memaksa atau mengeluh. Mereka sepakat saat Donghyuk 17 tahun, atau 18 tahun umur Korea baru mungkin mereka akan mempertimbangkan untuk melakukan 'itu'. Tapi mungkin Mark lelah menunggu ? Tapi tidak seperti ini juga caranya. Ini menikam Donghyuk dari belakang.

"Iya... Maaf Donghyuk.., awalnya memang aku dipaksa, tapi Jaehyun hyung sangat hebat, dia bisa memuaskanku semua keinginan yang selalu aku pendam, yang tidak bisa kau lakukan. Meski Johnny melarang dan mengatakan ini gila tapi..aku. He is really good, I am going crazy. Oh..." Mark meremas rambutnya frustasi , Jaehyun memberi kecupan pada pipi , leher dan pundak Mark. Hati Donghyuk seperti disobek melihat Mark melenguh keenakan begitu.

"Okay my sexy lil brother so you want to stop,and help this stupid kid, or you want to continue our business. Aku tidak akan memaksa. Katakan saja kau mau apa. Katakan dan lihat mata kekasihmu itu." Jemari panjang Jaehyun menyusuri paha bawah, ke atas menggerayanginya sampai pada kemaluan Mark yang sudah basah oleh precum.

"Mark, kumohon sadar." Ucap Donghyuk dengan lirih dengan mengiba. Bisa tau betapa perih hatinya dari isak tangis lelaki manis itu. 'Ya Tuhan, hentikan semua ini, ini tidak nyata hanyalah mimpi buruk. Kumohon Mark sadarlah kenapa kau begini.' Donghyuk berkata dalam hati.

"Please continue" ucap Mark sinting sambil menatap mata Donghyuk.

Terdengar tawa Jaehyun yang menggema di kamar itu. Dia sangat senang, puas, adik polosnya sekarang menjadi budak seks yang penurut. Hidupnya sempurna. Mereka memang belahan jiwa. Tentu yang satu tidak bisa menolak keinginan yang lain.

"Beg for it Minhyung, beg for it." Bisik Jaehyun di telinga kiri Mark sambil menatap Donghyuk dengan tatapannya yang sangat jahat.

"Jay fuck me again, fuck Mark again, fuck me till I am AHH... ah.." Mark tidak bisa menyelesaikan kata-katanya karena dia sudah didorong untuk membungkuk dan telah masuk sesuatu ke dalam rongga diantara kedua pipi pantatnya.

Donghyuk menutup telinganya , punggungnya melengkung dia tidak ingin melihat semua ini dengan jarak sedekat ini. Melihat tubuh Mark yang bergerak maju mundur. Jaehyun yang sudah menceracau.

"BUKA MATAMU DONGHYUK BUKA ADIK BODOH." Teriak Jaehyun sambil tertawa gila. Donghyuk tidak mau membuka matanya, suara desahan Mark membuatnya ingin muntah dia tidak kuat lagi sungguh bunuh saja.

"Almost there... faster come on ahhh this is crazy please please" tidak pernah Donghyuk membayangkan Mark nya yang cool itu memohon mohon seperti aktor film JGV/JAV.

"Cum on his face, you can do it, Lakukan MARKK"ucap Jaehyun sambil menggenjot dengan kekuatan yang tidak manusiawi.

"ARGHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH" Teriak Donghyuk. Terasa wajahnya basah. Basak memang tapi tidak lengket, benar benar basah oleh air biasa.

"AKHIRNYA KAU BUKA MATAMU JUGA ADIK BODOH." Teriak seorang perempuan. Itu kembaran Donghyuk. Dia memegang semprotan dengan wadah kecil, seperti untuk tanaman. Dia berada di atas tempat tidur, berusaha membangunkan kembarannya si Lee Donghyuk ini yang dari tadi berteriak teriak dan berkeringat banyak sekali dan menggeliat geliat di kasur. Sampai menangis segala. Dia memang suka bertengkar dengan Donghyuk tapi dia tidak tega juga melihat kembarannya seperti tersiksa begitu mimpi apa sih ?

Donghyuk terduduk dan mengatur napasnya yang tidak karuan. Ditatapnya sekeliling ruangan ternyata ini adalah kamarnya. Bukan kamar Jaehyun dan itu kembarannya jadi dia pasti dirumah. Dipeluknya kembarannya itu.

"Hey, kau kenapa sih ? Jangan buat aku takut" Kembarannya itu memeluk balik. Seakan jantung yang satu berusaha menenangkan jantung yang lain agar detakannya dapat memelan dan seirama. Mereka itu serahim pernah bersama jadi tentu tubuh mereka tidak asing satu sama lain.

"Aku harus menemui Mark Hyung sekarang, sekarang." Donghyuk yang sedikit lebih tenang melepaskan pelukannya dan melompat dari kasur.

"Hoyy ini masih pagi ! Mau kemana kau !" Teriak saudaranya itu. Donghyuk berlari keluar kamarnya, menyambar kunci motor di gantungan dan helm di rak lemari. Tidak memperdulikan sapaan dan pertanyaan Ayahnya di meja makan. Dia seperti kesetanan berlari keluar rumah , memakai sendal dan memacu vespa nya dengan kecepatan tinggi tanpa memanaskan terlebih dahulu.

"Hee, itu Donghyuk kenapa seperti itu ? Appa ngeri melihatnya." Ayah Donghyuk bertanya pada Dohee saudara Donghyuk yang baru saja keluar dari kamar.

"Tidak tau appa. Dia sepertinya mimpi buruk. Sudah aku coba bangunkan, aku kasih wewangian parfum, aku tempelkan handus basah ke tangan, aku pelintir tangannya, tusuk telinganya, terus meneriakin donghyuk-AH donghyukaaahhh , donghyukahhh, aku teriaki dia untuk membuka matanya, tapi yang paling ampuh ya benar kata appa, yaitu air." Kata Dohee sambil menunjukkan penyemprot air untuk tanaman.

"Ya kan diciprat saja pakai tangan begitu, kenapa semprot segala ? Pantas adikmu itu basah kuyub begitu !" Kata tuan Lee sambil melipat korannya.

"Itu keringat dia Appa. Ya ada sih sedikit air ini, tapi serius dia berkeringat seperti mandi." Ucap Dohee pelan sambil menatap ke udara kosong.

"Ehh.. kau mengkhawatirkan dia ya ?" Goda Appa nya. Jarang-jarang dia begini. Mereka kan bertengkar terus di rumah.

"Siapa juga ! Huh, sudah ya aku mau beres-beres kamar dulu." Kata perempuan berambut sebahu itu.

"Eh.. mau kemana nak? Mana Donghyuk? Katanya membangunkan dia?" Tiba-tiba mamanya datang dari arah dapur dan mencegat anak perempuannya.

"Pergi tadi sayang, buru-buru seperti dikejar anjing." Kata Ayahnya menatap istrinya.

"Ehh ? sepagi ini? di hari Sabtu? Lee Donghyuk ? Dia naik apa?" Kata ibunya heran

"Naik vespa piaggio nya." Kata Ayahnya lagi.

"Lho, dia kan belum punya SIM? Mau kemana anak itu?" Ibunya tiba-tiba khawatir.

"Ke rumah Mark, itu kan dekat dari sini dan ada jalan yang tidak ada polisi." Kata Dohee menenangkan ibunya yang gampang khawatir.

"Ah... kangen pacar begitu ya sampai buru-buru." Kata ibunya sambil terkekeh.

"Hussh pacar apa , kamu ini." Kata Ayahnya Donghyuk.

"Iya Umma buat aku merinding." Ucap Dohee.

Nyonya Lee hanya tersenyum saja. Donghyuk dan Mark memang bersahabat dekat. Tapi dia tahu benar anaknya itu menyukai Mark tidak semata-mata sebagai hyung atau sahabat saja. Insting seorang ibu sangat tau jika anaknya jatuh cinta atau apapun. Apalagi melihat Mark juga sepertinya memiliki perasaan yang sama. Nyonya Lee tidak mengatakan apa-apa lagi.

Donghyuk memacu vespa nya cepat sekali. Tidak peduli dia hanya pakai kaus tipis di musim semi yang masih agak lumayan dingin karena sisa-sisa musim dingin. Itu tadi mimpi. Mimpi terburuk yang pernah dia dapat dan terasa sangat nyata seluruh tubuhnya dapat merasakan itu. Dia harus memeriksa Mark, jangan sampai ,jangan sampai. Kata nya mimpi itu firasat atau pertanda. Ya ampun apa benaran terjadi, atau akan terjadi? Donghyuk akhirnya sampai di rumah yang dihuni tiga lelaki tampan. Dia memarkirkan vespa di carpool. Tidak ada ada mobil Johnny dan Jaehyun. Ya ampun persis mimpinya. Tidak ada tukang kebun juga. Lalu dia pencet intercom tidak ada yang menjawab. Dilihatnya pintu depan agak terbuka, dia gemetaran masuk kedalam rumah tapi dia tidak bisa melangkahkan kakinya karena terlalu takut. 'Ayo Donghyuk , tidak mungkin tidak mungkin tenang saja, YA TUHAN.' Dia berteriak dalam hati. Dia pun masuk kedalam semua terang, tidak gelap, tapi tidak ada suara, sepi. Akhirnya dia melihat Johnny. Tidak berdarah tapi sedang duduk di meja makan sambil minum kopi dan membaca buku dengan judul tulisan Mandarin.

"JOHN HYUNGGG" teriaknya dan berlari memeluk Johnny. Lantas orang yang diteriaki kaget karena holyshit anak ini datang darimana dan langsung memeluknya.

"Lho, Donghyuk? ada kau?" Johnny memeluk Donghyuk balik dengan awkward.

"Hyung tidak apa kan? tidak ada yang luka?" Kata Donghyuk memeriksa seluruh tubuh Johnny.

"Luka kenapa? Puji Tuhan aku sehat saja kok." Kata Johnny mengelus rambut Donghyuk.

Donghyuk menghela napas dan melepaskan pelukannya dari kakak kandung Mark itu. Dia duduk di kursi makan dan mengelus dadanya sendiri.

"Hyung, pintu kenapa terbuka begitu ? dan mobil kalian kemana ? Aku kaget keduanya tidak ada" Ucap Donghyuk setelah menetralkan napasnya.

"Aku tadi keluar untuk beli coffee mix sebentar di Seven Eleven lalu buru buru masuk karena sudah ingin membuat kopi. Kalau mobilku sedang ganti kulit jok sedangkan range rover Jaehyun sedang ganti sounds system di dalamnya. Benar-benar kebetulan yang sial jadi di rumah ini tidak ada mobil kan. Jaehyun sih keras kepala, padahal dia sedang tidak bisa naik mobil ini!" Kata Johnny kesal sambil menyesap kopinya.

"HAH Dimana mereka ?" Kata Donghyuk keras dan langsung berdiri. Mendengar kata Mark, Jaehyun, anak berambut kemerahan itu jadi berpikir yang tidak-tidak.

"Di kamar mandi." Kata Johnny heran melihat tingkat kekasih adiknya itu sambil menunjuk ke arah kamar mandi dengan ibu jarinya.

Donghyuk melesat berlari ke kamar mandi. 'Jangan bilang mereka melakukannya di kamar mandi !' batin anak itu. Dia mendobrak pintu kamar mandi dengan sangat keras.

'BRAKKKK'

...

...

...?

Jaehyun dan Mark memang sedang melakukan sesuatu bersama. Dua bersepupuan sedag berdiri bersebelahan di depan wastafel itu melongo sambil melihat pintu kamar mandi yang telah didobrak. Donghyuk berdiri membeku. Semua terdiam kaget.

"Donghyuk?" Kata Mark heran sambil melepas sikat gigi dari mulutnya.

Jaehyun hanya diam dan menggosok giginya kembali.

Hampir jatuh jantung Donghyuk, ternyata mereka hanya sedang sikat gigi. Dia tidak membalas Mark lalu masuk ke kamar mandi dan memeluk lengan kekasihnya.

"Kau tidak bilang mau datang kesini ? Sepagi ini lagi." Mark bingung. Biasanya weekend Donghyuk tidur seperti kerbau. Kecuali kalau mereka jogging bersama beramai-ramai berlima.

"Hanya ingin inspeksi dadakan saja. Sapa tau kau selingkuh." Kata Donghyuk dengan nada bercanda tapi dia tidak sepenuhnya berbohong.

"Hah, selingkuh dengan siapa ? Masa dengan Jay Hyung ?" Mark balas bergurau sambil berkumur-kumur tanda dia sudah selesai sikat gigi. Anak beramput pink itu tidak menyadari tatapan sengit yang Donghyuk berikan pada Jaehyun. Sedangkan pria berambut pirang itu membalas tatapan Donghyuk dengan wajah bingung.

"Ayo, sudah selesai kan ?" Kata Donghyuk hendak menyeret Mark.

"Hyung, kau tidak apa kan ? Aku duluan ya!" Kata Mark sambil memakaikan penutup sikat gigi dan menaruh sikat gigi ke tempatnya.

"Iya it's okay Mark. Tunggu, itu mulutmu masih ada busa." Kata Jaehyun sambil menggosok gigi dengan tangan kiri dan meraih pinggir mulut Mark dengan tangan kanannya.

'PLAKK'

Tinju Donghyuk beradu dengan telapak tangan Jaehyun.

"Holyshit Donghyuk what are you.." Mark kaget melihat kekasih pecicilannya berlaku setidak sopan itu.

"Jangan sentuh Mark Hyung." Kata Donghyuk dengan suara rendah yang sangat jarang dia gunakan.

Mark kebingungan diseret keluar kamar mandi, Tangan Jaehyun masih terangkat di udara setelah dua orang itu keluar. Dia menelan ludah dan tertelan sedikit busa pasta gigi. Dia kaget. Itu bukan tinjuan main-main. Nyaris saja dia lengah tadi. Akan tetapi Jaehyun tidak emosi pada Donghyuk karena dia sepertinya mengerti kenapa bocah nakal itu jadi bertingkah diluar kebiasaannya begitu. Jaehyun menggelangkan kepalanya dan berkumur-kumur membersihkan mulutnya karena akan lanjut membersihkan wajahnya.

/-\

\-/

\-/

Jaehyun telah segar. Dia berjalan keluar kamar mandi dengan perlahan seperti siput. Maklum kaki habis keseleo harus hati-hati dan pelan-pelan. Sudah sakit kaki, banyak pikiran, ditambah si Donghyuk ini dia berjalan tapi pikirannya melayang-layang jauh.

"Hey, tidak apa Jay mau di aku bantu?" Johnny tiba-tiba sudah ada disampingnya hendak memegang lengannya.

"Tidak, terima kasih aku tidak perlu. Aku ini bukan orang cacat." Jaehyun memberikan gesture tangan menolak.

"Kau memang bukan orang cacat, tapi kan sedang terkilir. Sini. " Johnny mau memegang bahu Jaehyun.

"Jangan sentuh ah !" Jaehyun berkata sengit.

Baiklah, kalau sudah dia seperti gadis telenovela begini tandanya mood Jaehyun sedang dalam posisi terburuk Johnny hanya mengikuti Jaehyun sampai dia duduk di kursi taman belakang. Johnny dengan sigap mengambil kursi lain untuk kaki Jaehyun. Akhirnya adik sepupunya yang telah duduk dikursi membiarkan Johnny menyentuh kakinya untuk diangkat dan dibaringkan kakinya di kursi satu lagi yang sudah berbantalkan selimut lembut yang tebal.

"Aku ambilkan salepnya ? Obatnya masih minum obat kan ?" Johnny berdiri dan meletakkan tangannya di pinggang.

"Salep sih masih, obatnya aku belum makan. Harus di pijat-pijat dan diputar juga." Kata Jaehyun menatap kakinya sedih.

Yasudah. Salep saja dulu lalu pijat, untuk makanan karena tidak ada mobil,kita delivery saja, tunggu ya." Johnny menatap Jaehyun.

"Hey, kan masih ada cake Red Velvet dari Taeyong ? Makan itu sajalah." Jaehyun ingat Taeyong memberinya itu sebagai permintaan maaf.

"Baiklah, Goshyujin-sama." Ucap Johnny sambil menyentuh dada kiri dengan tangagn kanannya dengan tangan kiri nya dan membungkuk mundur dan berjalan pergi. Jaehyun hanya diam saja melihat tingkah laku kakak sepupunya itu.

"Lama sekali sih, apa aku ambil sendiri sajalah ? Tapi salepnya di atas lagi, sial." Jaehyun hendak berdiri tapi tidak jadi. "Oh... MY... GOD..." Ucapnya keras sambil memegang keningnya. Bagaimana dia tidak pusing, melihat kelakuan Hyung nya itu.

Johnny datang dengan setelan jas hitam dan kemeja putih didalamnya. Tidak lupa silver plate besar dengan sepotong red velvet, obat, gelas berisi air putih , dan salep. Di lengannya ada handuk putih mungkin untuk ala-ala serbet Butler. For fuck sakes Johnny pakai sarung tangan putih. Kemudian dengan cekatan meletakkan semua benda dari silver plate ke atas meja taman. Silver plate nya dia letakkan sembarangan di kursi lain disana. Ada empat kursi disitu.

"Maaf lama menunggu silahkan dinikmati hidangannya Goshyujin-sama." Kata Johnny menunduk pada Jaehyun

"Hyung.. kakiku yang satu lagi ini sehat saja lho, tolong berhenti memanggilku seperti itu membuatku merinding." Jaehyun menatap Hyungnya kesal.

"Hehehe.. iya My Lord Eh Jaehyun." Kata Johnny sambil tertawa menggaruk kepala belakangnya.

"Kau makan kue nya ya sembari aku pijit." Kata Johnny. Jaehyun pun menyantap Red velvet itu dengan lahap. Tidak hanya rasanya, aroma red velvet juga sangat enak. Makanya Jaehyun suka. Kalau dia dan Taeyong berburu cake bersama pasti Taeyong akan pesan serba cokelat. Kalau Jaehyun sih random, tapi red velvet dia lumayan suka. Jaehyun hampir tersedak kue.

"Dipijat bukan diraba. Yang sakit itu pergelangan kaki bukan pahaku. Kau itu hadap sini jangan memunggungiku begitu," Jaehyun menggenggam erat garpu dan menutup matanya. Ini benaran minta dihajar Johnny Seo.

"Maaf sepertinya saya lupa. Baiklah iya sekarang serius." Dia berjalan maju ke pergelangan kaki Jaehyun dan mulai memijatnya dengan benar.

"Ah.. bagus iya enak hyung seperti itu.." Kata Jaehyun sambil memakan kuenya.

"Sedikit lebih keras. JANGAN terlalu keras.. uh.. keep it..keep it that's good." Jaehyun meminum air dari gelas. Jaehyun heran juga Johnny ada bakat menjadi Masseur.

"AWW jangan diputar keras-keras! Kau gila hah." Jaehyun berhenti mengunyah.

"Harus diputar, biar bisa meregang tidak kaku. Tenang saja aku kan sudah sering melakukan ini padamu." Johnny memutar pergelangan kaki itu.

"Ya tapi hati-hati, kalau sampai aku tidak bisa berjalan dengan benar seperti minggu lalu, awas saja kau John," Jaehyun memotong kue red velvet nya. Si Johnny minggu lalu saat dia masih agak parah kakinya dengan seenaknya memutar kaki nya dengan agak kasar.

"I'll be gentle, maaf waktu itu aku melihat di video jadi mengikuti yang seperti itu hahaha." Johnny memang melihat di youtube tapi dia melihat cara pijat ala Thailand yang agak ekstrim.

"Ujung, sampai ke ujung juga... ohww mantap ... you are really good!" Jaehyun menyuruh Johnny untuk memijit ujung jemari kaki.

"Sepertinya sudah saja yah? Aku capek." Kata Johnny kelelahan, dia kan dari tadi berdiri.

"Tunggu belum.. sedikit lagi lah... sebentar lagi... oke OWH" Jaehyun agak kaget karena Johnny menarik agak keras pergelangan kaki Jaehyun yang keseleo.

"Sudah puas ?" Tanya Johnny sambil menyentuh kaki Jaehyun.

"Puas, dan penuh." Jaehyun memegang perutnya. Anak itu makan dua potong besar red velvet sepeti babi. "Biasanya Taeyong yang melakukannya padaku , tapi dia itu kurang enak karena dia tidak tega keras-keras dan takut menyakitiku, padahal kan tidak apa kalau sakit pasti aku bilang." Memang kadang Taeyong yang memijatnya kalau dia ada waktu luang untuk menemani Jaehyun. Sayangnya laki-laki tampan itu sedang sibuk dengan dance crew kampusnya. Mau ada pertandingan. Bahkan hari sabtu latihan dari pagi sehingga Jaehyun dan Taeyong tidak teleponan seperti biasa.

"Kalau Taeyong sibuk aku penggantinya begitu ? Oke bagus." Johnny melepas sarung tangannya dan mengolesi salep ke kaki Jaehyun.

"Harusnya diolesi sebelum tadi ya, biar licin begitu." Maksudnya memijatnya jadi gampang.

"Aduh tanganku lengket begini." Kata Johnny jijik karena bekas salep.

"Nanti bisa kau bilas dengan air. Atau pake lap handuk yang kau bawa." Jaehyun menunju Silver Plate yang didalamnya ada handuk putih kecil.

"Oh iya lupa." Johnny membersihkan tangannya.

"Hyung, aku mau lagi." Ucap Jaehyun dengan nada manja menunjuk piring bekas red velvet.

"Ya ampun, kau ini rakus ya. Tapi aku juga jadi ingin." Johnny hanya minum kopi pagi ini dan belum makan pagi.

"Eh tapi aku mau mengatakan sesuatu. Kau duduk dulu." Jaehyun menunjuk kursi yang bersebrangan dengan dia. "Kau tau , tadi Donghyuk mau meninju aku?" Jaehyun langsung to the point.

"Hah? Ah sudah biasa dia kan, ya kau kuat tak masalah." Kata Johnny sambil memainkan handuk.

"Kali ini dia benar-benar serius. That's a real punch He even threaten me ini semua gara-gara ulahmu itu!" Jaehyun menunjuk Johnny.

"Koq aku? memangnya aku kenapa?" Apa hubungannya Johnny dengan keakraban Donghyuk dan Jaehyun.

"Gara-gara postingan instagram sialanmu itu dia jadi agak berubah padaku dalam 3 minggu ini! Dia suka memandangku dengan tatapan seperti ingin menginjak kakiku yang terkilir. Saat Taeyong ,Mark dan Donghyuk mengantarku check up ke dokter. Waktu Aku merangkul bahu Mark saat aku mau mengambil kruk misalnya, dia seperti mengawasi seakan aku bisa menerjang Mark kapan saja." Jaehyun memutar bola matanya.

"Kan sudah aku jelaskan kalau itu main-main. Aku sudah mengaku pada dia, kena omel panjang lebar. Untuk Taeyong, aku sampai membantumu yang sok romantis dalam meminta maaf , menari-nari seperti orang tolol di depan rumah Taeyong dan kau sok jadi Jaehyun Gosling menyanyi untuknya." Johnny mmengingat dia rela menahan malu . Kalau untuk Taeyong memang Jaehyun gila sampai melakukan aksi bodoh yang sangat cheesy.

"Lho, koq Taeyong kan kita bicara Donghyuk." Jaehyun berusaha mengalihkan.

"Padahal aku kalau dengan Mark itu tidak pernah mesum sepertimu. Hanya merangkulnya saja." Kata Jaehyun membela diri.

"Masa? Siapa yang suka meremas pantat Mark ?"Johnny menaikturunkan alisnya.

"HUSH aku tidak pernah yah, hanya tepuk saja." Muka Jaehyun memerah.

"Kau kadang suka meremas pantat Mark lalu kau tersenyum seperti om om gay mesum begitu." Johnny suka memperhatikan Jaehyun saat mereka bertiga jalan di mall.

"Aku hanya melindungi Mark dari para predator kau tau benar kan! Memang Hyung yang diam-diam dua hari lalu mengendap ke kamar mark dan mencium bibirnya saat dia tidur!" Jaehyun membuka aib Johnny.

Muka Johnny berubah. Ketahuan dia padahal dikiranya Jaehyun sudah tidur.

"Tau dari mana kau , aku mencium bibirnya ?" Johnny menantang. Jaehyun kan tidak melihat langsung.

"Dia pada malam itu kan memakai piyama pemberian Donghyuk yang ada motif kelinci. Dulu waktu kecil kau paling tidak bisa menahan diri kalau Mark kecil memakai piyama kigurumi kelinci. Kau akan menciumi dia tanpa dia pinta. Itu berlangsung sampai berjam-jam sampai Mark mau menangis karena dia capek mau tidur. Aku dulu sih hanya tertawa saja, kalau sekarang aku bayangkan lagi itu mengerikan semacam child porn kau sinting pokoknya Hyung. He is your little brother." Jaehyun memegang kedua pipi dengan kedua tangannya dan dia menganga lebar membuat ekspresi kaget.

SKAK MAT . Johnny mati kutu. Donghyuk bisa meracuni kopinya dengan sianida jika tau tentang hal ini.

"Baiklah aku akan meluruskan dan mengatakan dengan Donghyuk baik-baik kalau itu bukan kau yang membuat dan hanya bercanda. Lagipula kalau itu benar toh kau bertepuk sebelah tangan Jay, kan dia sukanya dengan Donghyuk." Johnny menyentuh dan mengelus dagunya sendiri.

"Ya tidaklah! Aku sudah bahagia dengan kekasih manisku." Jaehyun mendengus.

"Kekasih manis tampan cantik yang pulang latihan dance diantar oleh senior inisial PC lalu dia bercerita kalau mobil inisial PC itu punya sound system yang keren dan membuat kekasih nya yang tinggi dan juga tidak kalah tampan sampai mengganti sound system mobil barunya karena terbakar api cemburu, padahal dia sedang keseleo jadi tidak pakai mobil." Johnny sekarang yang membuka aib Jaehyun.

"Baiklah, I'll spill everything to Donghyuk you see." Jaehyun mau berdiri.

"Hoy hoy ampun Lord Jung jangan ya. Anak itu seperti hamster tapi dia bisa berubah jadi hamster ganas raksaksa yang menggigit kalau soal Mark ." Donghyuk sangat protektif kalau soal pacarnya yang lebih tua itu. Karena Mark masih lumayan polos.

Jaehyun tersenyum menang. Dia kemudian bersender santai di kursi menikmati matahari dan udara pagi yang segar.

"Hoy Jay, be honest okay. Our Mark is the cutest when He wore that rabbit kigurumi 10 years ago ,right ? Benar-benar menggemaskan adik kita." Johnny menggelengkan kepala dan menutup mulutnya agar tidak berteriak dengan sangat tidak manly. Membayangkan dulu masa kecil bahagianya.

"Yes definitely , he is fuckin cute Johnny." Jaehyun menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Mereka berdua tertawa dengan sangat nista.

Kalau Johnny yang mencium Mark, Jaehyunlah yang memeluk Mark dan menahan dia. Mark memakai yang kelinci putih sedangkan Johnny dan Jaehyun waktu itu memakai kigurumi/piyama onesie serigala. Meski sudah remaja dan akan dewasa tahun ini , tetaplah bagi Johnny dan Jaehyun Mark itu kelinci kecil kesayangan mereka.

TBC

.

/-\

\-/

\-/

TOMORROW I'LL FINISH THIS AND AGL AND REAL HIATUS. 2nd chapter will be full MarkHyuk dan lebih serious talk hehe.

CAOO

#YalordforgiveMe

*bagi saya Mark itu terlalu lucu dan cantik untuk tidak dinistakan maafkan. Ini hanya FF filler. I try too serious in AGL and stressed out myself hahahaha*