"Kumohon, jangan mati! Jangan pergi meninggalkanku! Kumohon…jangan…pergi," isaknya sambil memeluk tubuh yang hampir tak bernyawa itu. "Selamat tinggal," dengan senyuman yang indah, nyawanya sudah melayang menuju angkasa. "TIDAK!"
JKT48: 泣く人形のための報復
Chapter: 1 - Prologue
Rated: T
Genre: Mystery, Horror, Fantasy
Disclaimer: HUMAN!
WARNING(!): OOC, TYPO, GAJE, ABAL, GAK NYAMBUNG, Chara-died (jangan bunuh saya kalau oshi kalian mati TAT)v)
Naomi POV
Sudah enam bulan semenjak meninggalnya Frieska. Dan, selama itulah Melody menyendiri. Semenjak kehilangan adik tercinta, Melody menjadi pendiam dan penyendiri. Ia tak banyak berkomunikasi pada yang lain. Walaupun begitu, ia tetap tersenyum dan aktif saat diatas panggung atau didepan kamera.
Dasar, selalu memakai topeng didepan publik, batinku.
"Ayo, kak Naomi," ajak Della, salah satu member JKT48 tim KIII.
Aku menoleh ke arahnya, "oke," lalu mengangguk.
Aku segera berlari menuju Della dan berjalan menuju panggung theater kami bersama member tim KIII yang lain. Kami menyanyikan lagu Warning! Alunan musik mulai terdengar.
Jalan kesucian cepat menjadi gelap
Tidak terlalu jujur dan tidak keras kepala
Diriku sebenarnya case by case
Ingin bertemu dia yang esok sudah tak bisa bertemu
Suara merdu kami mulai berkicau yang diiringi chant dari para fans yang datang ke theater. Aku tersenyum mendengar chant itu. Membuatku tambah bersemangat untuk menebarkan musik-musik ini. Dan, tak ada seorangpun tahu. Bahwa, dibelakang theater. Terdapat seorang gadis yang sedang duduk sendiri sambil memegang bonekanya yang cukup…menyeramkan. Gadis itu memainkan rambut bonekanya itu, "Besok adalah hari yang besar, kau tahu?" ucapnya sambil tersenyum kepada bonekanya yang bertampang sedih. "Besok adalah hari yang penuh teriakan dan…" ucap gadis itu tersenyum licik, "darah…"
~{JKT48 Fanfiction}~
Tanggal 4 Maret 2014 [Normal POV]
Seorang gadis cantik yang berumur 21 tahun itu telah sampai di theater JKT48. "Lalalala~" senandungnya sambil berjalan menuju belakang theater. Ia melihat sekeliling, "hm…sepi sekali! Biasanya, Ghaida sudah datang jam segini, tapi, kok, dia gak ada sih?" gumamnya sambil melirik jam tangan karet mainannya XD
"Oh, kau sudah datang, Sendy," ucap seseorang.
Sendy menoleh ke belakang, "eh, kak Rica!".
Gadis yang bernama Rica itu mendekati Sendy, "dimana Ghaida? Tumben gak datang paling pagi,".
"Gak tahu nih kak, aku dari tadi gak nampak tuh anak," jawab Sendy.
Merasa ada yang ganjal, Rica menoleh ke belakang. Ia melihat sebuah boneka bertampang sedih sambil menangis. Rica mengerutkan keningnya. Air yang keluar dari boneka itu tampak tak bening. Warnanya merah dan―tunggu dulu, merah!?
Rica melihat sekelilingnya sambil mencari sesuatu.
"A-ada apa, kak Rica?" Tanya Sendy, yang agak ketakutan. Rica tak mengubris pertanyaan Sendy. Ia membulatkan matanya ketika melihat bercak merah. Ia segera berlari menuju bercak merah yang berjejak. "Eh, kak, Kak Rica, tunggu!" seru Sendy mengejar Rica.
Rica kalang kabut ketika mengetahui bercak merah itu tak ada lagi.
"A-ada apa, Kak Rica?" Tanya Sendy yang ketakutan.
"Aku merasa ada sesuatu yang buruk tentang bercak merah dilantai," tutur Rica yang menoleh ke kanan-kirinya.
Sendy melihat bercak merah yang berada dilantai. "Hah!?" seru Sendy menyadari sesuatu.
"Ada apa, Sendy!?" Tanya Rica menoleh ke arah Sendy.
"A-aku sepertinya mencium sesuatu," "Sesuatu seperti apa!?"
"Amis, baunya amis," ucap Sendy tertunduk.
Lalu, menoleh ke arah lemari yang tak jauh dari mereka, "dari arah sana!".
Rica melihat ke arah lemari itu. Perlahan―tapi pasti―Rica mendekati lemari itu.
"Me-menurutmu, apa itu kak?"
"Sesuatu yang buruk, pastinya,"
"Ka-kalau buruk, ke-kenapa kakak buka?"
"Karena kita harus tahu apa isi lemari ini!" seru Rica nekad membuka pintu lemari itu.
BRAK! Suara pintu lemari yang dibuka Rica dengan keras. Sendy dan Rica membulatkan matanya ketika melihat isi dari lemari itu. "I-ini tak mungkin…" ucap Rica berjalan mundur. Matanya tak percaya melihat pemandangan tak sedap didepan matanya. "KYAAA!" Boneka yang menangis dengan air merah itu sudah berada didekat mereka, "maafkan aku,".
~{JKT48 Fanfiction}~
"Hai, Melody!" sapa Naomi yang menemui Melody dijalan.
Melody menoleh ke arahnya, "hai,".
Keduanya berjalan bersama menuju theater. Walaupun Melody lebih tua 2 tahun dari Naomi, Naomi tak memanggilnya kakak. Karena, Naomi menganggap Melody adalah teman sebayanya. Lagipula, Naomi adalah member terdekat dengan Melody saat ini. Nabilah juga cukup dekat dengan Melody, tapi, tak sedekat dulu, saat Frieska masih ada.
"Dimana Sinka?" Tanya Melody.
"Eh, dia sudah ke theater duluan bersama Delima, Yupi, dan Sonia," jawab Naomi.
"Oh,"
Naomi hanya manggut-manggut.
"Sebaiknya kau menjaga Sinka dengan baik,"
"Eh? Maksudmu?" Naomi menoleh ke arah Melody.
"Kau harus lebih perhatian kepada adikmu, karena dia adalah sesuatu yang berharga dalam hidupmu,"
"Eh, aku sudah―"
"Kau belum begitu perhatian kepada Sinka," Melody menghentikan langkahnya, sama halnya juga dengan Naomi.
Naomi menoleh ke arah Melody, menunggu ucapan yang akan Melody lontarkan kepadanya.
"Hatinya menangis, mengharapkan perhatian lebih dari kakaknya, tapi, ia tak pernah dapat apa yang ia inginkan,"
Naomi tertegun mendengar ucapan Melody. Mungkin, betul apa yang dikatakan sahabatnya itu. Ia kurang perhatian terhadap Sinka. Ia lebih perhatian kepada Frieska dan yang lain waktu dulu. Dan, sekarang, ia lebih perhatian kepada Melody dibandingkan adiknya.
"Ayo, yang lain sudah menunggu," ucap Melody menoleh ke arah Naomi dengan senyuman yang tak berapa lama pudar.
Naomi tertegun melihatnya, lalu tersenyum, "oke!". Naomi mengejar Melody yang sudah berjalan duluan. "Akhirnya, ia tersenyum kembali setelah sekian lama,"
~{JKT48 Fanfiction}~
Ketika sampai di theater, Naomi dan Melody dibingungkan dengan banyaknya polisi yang beroperasi dan beberapa member yang sudah datang yang menangis. Segera, Naomi dan Melody menghampiri member-member itu.
"A-apa yang terjadi?" Tanya Naomi khawatir.
"Hiks…hiks…Ghaida, Ghaida dia…" ucap Sendy yang terisak bersama Delima, Sonia, Sinka, Yupi, dan member lain yang sudah datang.
"Kenapa? Ada apa dengan dia!?" Tanya Naomi penuh kekhawatiran dan penasaran.
"Dia dibunuh, kakak!" jawab Sinka menatap tajam kakaknya dengan matanya yang memerah, karena menangis.
"A-apa…!?" Naomi yang mendengarnya penuh tak percaya. Ia dan Melody melihat ke belakang. Jasad Ghaida yang dikantungkan sudah diangkat dan diantar ke Rumah Sakit terdekat untuk diautopsi. Mereka juga melihat Rica yang sedang membentak-bentak para polisi yang sedang beroperasi.
"Aku tak percaya ini," tutur Naomi menutup mulutnya dan berjalan mundur. Sebagai sahabat dari Ghaida, tentu Naomi tahu perasaan Sendy. Sendy, member terdekat dengan Ghaida setelah Diasta grade pasti sungguh terpukul atas kematian Ghaida. Terlebih lagi keluarga yang ditinggalkan.
"Tapi, kenapa!? Kenapa dia dibunuh!? Apa salahnya!?" seru Sendy yang tak terima atas kematian sahabatnya itu.
"Yang sabar kak Sendy, sabar," ucap Yupi menenangkan Sendy.
Melody melihat ke arah polisi yang tengah memegang sebuah boneka. Melody menghampiri polisi itu.
"Ada apa dengan boneka itu, pak?" Tanya Melody.
"Boneka ini ada dilokasi ketika pembunuhan terjadi, pasti ada sesuatu yang mengantar kami kepada pembunuh Ghaida,"
Melody manggut-manggut, "bonekanya…menangis,"
"Eh, iya, dia menangis," ucap pak polisi itu yang baru sadar bahwa boneka itu menangis, "tapi, kok, bisa ya, dia menangis? Terlebih, air matanya berwarna merah," pak polisi itu menggaruk-garuk kepalanya melihat bingung boneka itu.
"Mungkin ia merasa sakit,"
"Eh?" pak polisi itu menoleh ke arah Melody.
"Ia merasakan rasa sakit yang luar biasa, bukankah, menurutmu boneka itu mirip seseorang?"
"Hmm…" pak polisi itu menggaruk-garuk kepalanya. Lalu, membulatkan matanya, "iya, dia mirip..."
"Frieska!"
…Chapter 1 is Completed…
Nacchan: Akhirnya selesai juga! Gomen ne, YWMK sama KF blom Nacchan lanjutin, malah buat FF bru
Ryouta: Ya elah, nih Author, kerjaannya buat FF bru truzz~
Nacchan: *bingung* (nih anak ngapain kesini? Ini kan bukan tempat syutingnya)
Ryouta: Kenapa? Ada yang salah dengan muka gue!?
Nacchan *ngangguk-ngangguk* ngapain lo disini...? Ini kan bukan tempat syuting lo,
Ryouta: Yeee, sukalah, masalah gitu buat elo!?
Nacchan: Nggak sih, oh ya, Nacchan cuman mau bilang, kalau Nacchan juga punya ide FF satu lagi!
Ryouta: *sweatdrop* (ya elah, nih Author, FF bru truzzzzz)
Nacchan: Tentang JKT0048! Tapi, member generasi brunya itu dri OC-OC kalian! Tpi, nanti aja Nacchan bikinnya, selesain FF yang lain
Simon: Jangan lupa review, ya, minna!
Ryouta & Nacchan: *sweatdrop* (telat datangnya, bro!)
!~Arigatou Gozaimasu~!
