Drabble IchiRuki

Disclaimer : BLEACH © TITE KUBO

[[]]

[[]]

I warn you! This Fanfic OOT, OOC(ness), Typo(s), AU!, DLDR!

1. Keterkejutan

Seorang pemuda berambut orange melihat sekeliling apartemennya. Kursi, meja, dan selimut nampak tak beraturan. Bungkus makanan ringan seperti snack dan kaleng minuman berceceran di lantai. Pemuda itu mendecakkan lidah, kesal. Semua ini pasti karena ulah sahabat-sahabatnya semalam.

Salahkan dirinya yang ketiduran karena kepalanya pusing dan tubuhnya sangat lelah. Sosok Ishiida, Sado, Kenpachi, dan Renji yang ia ingat semalam berkunjung ke apartemennya. Hah, datang tak dijemput, pulang tak pamit padanya. Meninggalkan sampah pula. Dengan sedikit malas, pemuda itu mulai mengambil kantong plastik besar dan berwarna hitam yang akan ia gunakan sebagai tempat penampungan sisa-sisa kehebohan sahabat-sahabatnya.

Setelah satu jam berkutat dengan sampah-sampahnya salah sampah keempat sahabatnya, Ichigo segera kembali ke kamarnya. Membersihkan badannya yang berbau keringat. Mungkin tidak buruk juga karena kegiatan bersih-bersih mendadak itu, sama saja dengan dirinya jogging mengelilingi kawasan apartemen sebanyak lima puluh kali putaran.

Ichigo Kurosaki, nama pemuda itu segera mengambil handuk dan mencoba mengeringkan sisa-sisa keringat yang ada di bagian wajahnya. Sekaleng yoghurt rasa strawberry dingin tak lepas dari genggamannya. Dibukanya tutup yoghurt tersebut dan mulai ia teguk cairan berwarna merah muda yang beberapa menit yang lalu memenuhi botol plastik berukuran seratus mililiter itu.

Setelah merasa sedikit lebih baik, Ichigo segera melangkahkan kakinya menuju kamar dan mengambil handuk yang tergantung di salah satu bagian sisi kanan tembok kamarnya, kemudian segera memasuki kamar mandi yang ada di dalam kamar bergaya minimalis tersebut.

Lima belas menit waktu yang cukup bagi Ichigo untuk membersihkan tubuhnya. Pendingin ruangan yang ia lupa matikan, membuat Ichigo harus segera menggunakan pakaian untuk menutupi tubuh bagian atasnya yang terekspose, tak tertutup handuk. Ia segera menuju lemari pakaian yang cukup besar, berlapiskan cat warna coklat dominan dengan pinggiran lemari bercat warna hitam

Ichigo segera menarik pegangan pintu lemari yang terbuat dari besi itu. Setelah pintu lemari tersebut terbuka, ia tak bisa berkutik. Dirinya sungguh terkejut mendapati sesuatu yang tak mungkin bisa ada di dalam lemarinya. Raut keterkejutan muncul di paras tampan pemuda bermanik coklat madu itu.

Dihadapannya saat ini, tengah tertidur sosok gadis berambut hitam yang sedang menikmati waktu tidurnya di dalam lemari pakaian milik Ichigo. Merasa terganggu dengan sinar terang yang masuk, gadis di dalam lemari pakaian itu segera mengerjapkan kedua kelopak matanya. Mencoba menyesuaikan dengan banyaknya sinar yang masuk secara tiba-tiba.

"Rukiaaaaaaaaaaa, apa yang kau lakukan di dalam lemariku?"

Ichigo tak bisa menahan lagi suaranya. Gadis yang merasa namanya dipanggil dengan antusias itu segera membuka secara penuh kelopak matanya. Raut wajah heran tercetak pada kedua telinganya ia tutup dengan menggunakan tangan-tangan mungilnya.

"Hentikan, Ichigo. Kau mengagetkanku, bodoh."

"Aku yang seharusnya kaget! Bukan kau, dasar chibi." Ichigo mempoutkan bibirnya. Tangannya mencoba mengusir sosok gadis cantik itu keluar dari dalam lemarinya.

"Hei, jangan menarik tanganku paksa, baka mikan! Dan hentikan panggilan chibi itu untukku!" Rukia mencoba menjauhkan tangan pemuda Kurosaki itu dari tubuhnya. "Aku bisa turun sendiri tanpa bantuanmu."

Rukia akhirnya menapakkan kaki mungilnya di lantai kamar Ichigo. Dirinya mencoba mengamati sekeliling kamar pemuda itu. Pandangannya tertuju pada sasuatu yang tak seharusnya ia lihat di usianya yang masih belia. Rukia segera membalikkan tubuhnya membelakangi sosok Ichigo yang sedang berusaha menata beberapa pakaiannya yang menjadi alas tidur gadis bernama Rukia tersebut.

Setelah berkutat dengan pakaian dalam lemarinya selama kurang lebih lima menit, Ichigo segera mengambil pakaian dengan lengan panjang untuk menutupi bagian atas tubuhnya. Dengan segera ia memakai pakaian warna hitam dengan garis-garis berwarna ungu yang ada di bagian dada.

Pemuda itu merasa heran karena sosok gadis yang berdiri di sampingnya itu terdiam sejak ia menapakkan kedua kakinya di kamar Ichigo. Karena merasa heran, pemuda bermarga Kurosaki itu menepuk pelan bahu mungil sang gadis. Karena tindakan tiba-tiba yang Rukia dapatkan di kedua bahunya, membuat gadis itu sedikit terkejut. "Apa kau sudah memakai pakaianmu, Ichigo?" tanya gadis itu terdengar sedikit gugup.

"He? Ternyata kau diam karena hal itu?" alis pemuda itu bergerak-gerak ke atas dan ke bawah. Ternyata hal itu yang membuat gadis Kuchiki yang terkenal dengan keangkuhannya itu tak berani menantangnya saat ini. "Aku sudah memakai pakaianku, Rukia," bisiknya pada telinga sebelah kanan Rukia. Nadanya terdengar seperti menggoda.

"Kau yakin sudah memakainya?" Rukia dengan sudut matanya melirik sekilas ke belakang di mana sosok Ichigo sekarang berdiri. Namun lirikannya tersebut membuat wajah putihnya itu memerah sempurna. Kelopak matanya menutup sempurna, tak memperlihatkan manik violet indah yang mampu memukau para pemuda jomblo di luar sana.

"He? Kenapa wajahmu memerah? Ayolah, Rukia. aku sudah memakai pakaianku. Lagipula kau polos sekali karena melihat seorang pemuda tampan sepertiku bertelanjang dada wajahmu sudah seperti itu?" Ichigo melipat tangannya di depan dada. Entah kenapa, dirinya merasa heran dengan sikap Rukia. Padahal Ichigo pernah melihat Rukia bersama sahabatnya di kolam renang dan di situ wajah Rukia tak seperti ini. Bahkan Ichigo ingat Rukia melihat Renji bertelanjang dada dan gadis itu bersikap biasa. Apakah Rukia sebegitu membencinya sampai-sampai tidak mau melihatnya? Tunggu, pemikiran apa barusan yang terlintas di kepala Ichigo?

Rukia tak menjawab, dirinya masih kokoh berdiri membelakangi Ichigo.

"Hei, baiklah kalo itu maumu. Aku ingin tahu kenapa kau bisa ada di dalam lemari pakaianku?"

"Aku mencari tempat tidur yang hangat, Ichigo. Saat kami datang ke apartemenmu, sebenarnya aku sudah mengantuk sekali. Akan tetapi Renji memaksaku untuk ikut dengannya."

"Jadi kau kemarin ikut?"

"Kau tak tahu?" Rasanya Rukia ingin menjitak kepala Ichigo. Namun ia urungkan karena sampai sekarang tak ada perubahan pada kondisi pemuda orange itu.

"Lalu kenapa kau tak tidur di tempat tidurku saja?" tanya Ichigo polos atau pura-pura polos.

"Aku tak mau terjadi skandal, mikan bodoh!" Cukup. Rukia kali ini benar-benar sebal. Sepertinya ia harus mengatakan secara terang-terangan kondisi mereka saat ini.

Rukia secepat kilat membalikkan tubuhnya menghadap Ichigo. Menatap tepat di manik coklat madu sang pemuda. "Apa kau tak merasa dingin, Ichigo?"

Ichigo menatap balik manik violet itu. Begitu mempesona. "He?"

"Sebaiknya kau lihat tubuh bagian bawahmu sekarang juga, bodoooooooooohhhhhhh!"

Rukia berlari meninggalkan kamar Ichigo. Mengambil tas chappy nya dan beranjak keluar apartemen pemuda itu.

Ichigo yang mendengar teriakkan Rukia menggema itu segera menggerakkan kepalanya dan melihat-

"uuuuuuuWWWWAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHH, tidaaaaaaaaaaaakkkkkk..."

Ichigo segera membuka kembali lemari pakaiannya dan mencari celana yang bisa menutupi tubuh bagian bawahnya yang ternyata sedari tadi terbuka secara sempurna. Ya Tuhan saat ini ia ingin membuang handuk yang seharusnya melindungi tubuh bagian bawahnya tadi. Sekarang ini dia harus menanggung malu kepada sahabatnya -Rukia- yang diam-diam ia kagumi itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

END

A/N : Halo minna-taichi, kembali lagi dengan Yuiko di sini. Yui datang dengan fic drabble kali ini. Bagaimana menurut minna-taichi. Kritik dan saran ya :D

See you,

next chap : "kebodohan"