The Black Cat

Pairing :KiWook, KyuWook, HaeMin, YeChull

Disclaimer :Super Junior milik SMEnt, Semua member milik mereka sendiri, tapi untuk Kim Kibum adalah milik saya, dan ryeowook adalah calon saya #kena Gampar#

Rated : T

Warning : Typos, bad plot, gaje, gak da humornya, YAOI, BOYS X BOYS don't like don't read

Summary :Dimulai dari Agen Elit super Rahasia yang dijuluki Black Cat, hingga sang agen bertemu dengan seorang namja buta yang membuatnya berpikir ulang untuk membunuhnya. Masa lalu yang penuh misteri serta penghianatan sang presiden

Genre : Crime, Romance

Tiiit..Tiitt…Tiiittt…

Seberkas senyuman tampak di wajah seorang namja mengenakan jas putih di sebuah laboratorium raksasa miliknya. "Hae.. kemarilah! Adikmu akan segera bangun" teriaknya memberikan berita gembira pada namja yang jauh lebih muda darinya yang kini berlari kecil menemui appanya.

Senyum indah merekah di bibir mungil donghae. Dia menepuk tabung kaca yang berisi adik kandungnya itu. Dia melirik namja yang mengenakan jas putih di sebelahnya. Namja muda yang mungkin masih berusia 20 tahun. "Appa, kibummie akan membuka matanya? Apa bummie…" Yesung – namja jas putih – appa dari seorang kim donghae dan kim kibum—namja yang usianya hanya terpaut dua tahun dari donghae yang berada dalam tabung kaca di tengah ruangan laboratorium itu.

Berlahan kibum kecil membuka matanya, seolah cairan dingin yang menjaganya tetap hidup di dalam tabung itu bukan sebuah masalah untuk membuka matanya dan menatap saudaranya. Kibum menyentuh kaca tabung seolah kaca itu tak ada dan ia sedang bersentuhan secara langsung dengan donghae.

"Annyoung kibummie, kau ingat dengan hyung" sapa donghae ramah. Yesung bisa melihat senyuman kecil di balik selang oksigen yang menutup mulut dan hidung kibum. Dia seolah seperti ikan yang hidup dalam akuarium. Kibum menatap Yesung. Yesung tersenyum.

"Ini appa kibummie" donghae menarik tubuh Yesung mendekat. Kibum menepuk kaca tabungnya seolah ingin memeluk tubuh Yesung, appanya yang sudah sangat lama tak di lihatnya.

Kibum melihat sekelilingnya, banyak sosok yang takjub melihatnya hidup kembali. Ini buah kerja keras appanya yang mencoba menghidupkannya kembali. Professor itu berhasil, anak manisnya itu kini hidup dan bisa melihat dunia. Dia melihat kesisi kirinya. Sesosok namja cantik sedang tertidur sama sepertinya sebelumnya. Penuh dengan kabel yang terpasang di seluruh tubuh dan selang oksigen di mulut serta hidungnya.

Kibum bergerak berlahan, menatap sosok yang paling ia kenal. Namja cantik yang rambut panjangnya tergerai di dalam air. Mengenakan pakaian yang sama sepertinya, pakaian putih yang tampak membuat wajah itu semakin cantik. "eomma" kibum berujar pelan.

Tittttt..…. alat pendeteksi detak jantung kibum mulai tak tentu arah. Donghae – si anak jenius yang mewarisi bakat ayahnya itu mulai mengutak-atik computer tabung kibum, merasa ada kejanggalan pada jantung adiknya. "Appa!" donghae melirik appanya yang seolah takjub dengan reaksi kibum.

Yesung mengalihkan perhatiannya, "Kibum! Dengar appa! Eommamu tidak apa-apa! Jangan berpikiran yang aneh! Kibum! Dengar kibum!" yesung menepuk tabung yang berisi anaknya itu.

Sementara kibum, ia sama sekali tak mendengarnya. Ia menatap sosok cantik itu. Kejadian beberapa tahun silam kembali merasuki pikirannya.

-Flashback-

"Eomma! Appa!" suara isak tangis donghae terdengar, di peluknya tubuh hyungnya itu. Hyungnya itu memang sangat cengeng meski orang-orang menginginkan sang hyung dan tentu saja dirinya sendiri. Entah kenapa… yang jelas ia masih terlalu kecil untuk mengetahuinya.

"Hyung, gwechana" dia menepuk punggung donghae bermaksud menenangkannya, meski namja itu lebih tua darinya.

Suara tembakan dan dentuman bom terdengar di rumah mereka sedangkan mereka sudah di ungsikan oleh orang tua mereka di ruang bawah tanah rumah mereka itu. "Aku takut bummie"

Yesung masuk bersama seorang namja cantik yang memang merupakan namja yang mengandung dan melahirkan mereka. Kenapa bisa seperti itu? Salahkan appa mereka yang terlalu jenius untuk menjadikan segalanya menjadi mungkin. "Chagiya! Berlindunglah bersama mereka. Aku akan baik-baik saja" ujar Yesung

"Anni.. aku jauh lebih kuat darimu kim yesung. Aku bisa melindungi kalian"

"Kim Heechul! Aku adalah suamimu! Biarkan aku melakukan kewajibanku!" mendengar hal itu heechul terdiam, di peluknya anak sulungnya yang sejak tadi menangis dalam pelukannya. Sementara kibum, ia terlalu berani, ia menatap punggung sang appa berharap ia akan menjadi sosok seperti itu di masa depan, dapat melindungi keluarganya.

Tak beberapa lama kemudian beberapa sosok namja berpakaian perang menghampiri mereka. Di bekapnya tubuh kibum yang memang terpisah dari heechul. "Jangan sentuh anakku!" teriaknya saat melihat tubuh mungil kibum menjadi sandera mereka. Yesung terdiam, dia berusaha memutar otaknya untuk menyelamatkan anak bungsunya itu.

Donghae melepas pelukan eommanya, berlari hendak menyelamatkan sang adik. Sebuah peluru tepat mengenai bahunya. "Omona.." heechul berlari. Menarik donghae kembali ke pelukannya.

"kalian ingin aku kan? Kembalikan anakku maka aku akan membuatkannya untuk kalian"

"Tidak! Anak ini akan menemanimu!" Yesung tahu maksudnya, dengan membawa kibum bersamanya, dia takkan berani membuat pemberontakkan. Kibum menggigit tangan namja yang menyanderanya, dengan bekal bela diri yang di ajarkan eommanya, di putarnya tangan namja itu dan mulai menghempaskan tubuh besar namja itu seperti pegulat professional.

Namja lain menendang tubuh kibum kuat hingga dia terlempar, dengan sigap heechul menangkapnya hingga ia ikut terseret kebelakang gudang ruang bawah tanah. "Bawa anak yang itu saja, anak yang satu itu bisa membuat masalah" mereka berganti membawa donghae. Donghae meringis kesakitan saat peluru yang bersarang di tubuhnya tersentuh.

Yesung patuh, dia melihat dua namja lain yang begitu ia cintai. "Kami akan menyusulmu!" teriak heechul keras. Disaat itulah hal tak terduga terjadi. Gudang bawah tanah itu di bom waktu oleh orang-orang jahat itu. Hingga tentara dari pihak Yesung dating dan member bantuan.

-end flashback-

Ingatan itu masih membekas di ingatan kibum kecil kita. Dia masih mendendam ibunya yang masih melindungi di saat terakhir, meski bom itu memang berhasil hampir membunuh mereka. Tapi sekarang ia hidup sedangkan eommanya, masih tertidur di tabung sebelahnya tanpa bisa membuka mata. Ia masih melihat wajah appa dan hyungnya yang selamat.

Dia tak ingin hidup, bahkan tak berharap jika namja yang melahirkannya itu masih tertidur di sana. Dia tak ingin. "ARRRGGGGHHHHHHHHHHHH" kibum mengerang saat dirasanya jantungnya akan meledak. Di tariknya dengan paksa kabel-kabel yang terpasang di tubuhnya. Darah keluar dari tubuhnya, mewarnai air dalam tabungnya. Selang oksigennya tercabut.

Yesung bergerak cepat hendak memecahkan tabung yang sudah error system. Ia tak ingin anak bungsunya itu harus mati sekali lagi di dalam air, terperangkap dalam tabung yang sama sekali tak bisa di pecahkan oleh bom sekalipun. Ia memukul paksa kaca itu sambil melihat anaknya yang sudah megap memburu oksigen. Darah sudah memancar dari buku-buku jarinya. Donghae ikut membantunya.

"Bummie, kau dengar appa? Raih selang oksigen itu!" kibum memegangi jantungnya, semua hal mengerikan yang menyebab ia dan ibunya tewas dulu kembali menghantuinya. Membuatnya takut, ia kembali akan menemui ajalnya. Tapi lihat sisi baiknya, dia meninggal di tengah keluarganya. Appanya bahkan sedang menatapnya, eommanya sedang tertidur di tabung sebelahnya, sementara hyungnya sedang menangis memukuli kaca untuk menyelamatkannya bersama appanya.

Sekarang ia melihat Yesung menangis, ia tersenyum. Ingin rasanya memeluk namja yang selalu ia jadikan panutan itu. "Jika kau mati, eomma akan sedih dan tak bisa hidup kembali" teriak Yesung dengan menekan setiap kata dalam kalimatnya berharap kibumnya akan melihat gerak mulutnya.

Mata kibum membulat saat membaca kata-kata appanya soal sang eomma. Kibum mengepal tangannya. Dia ikut memecahkan tabung itu. "Appa sistemnya error, tidak bisa terbuka!" teriak donghae panic masih dengan komputernya.

PRAAANGGG….entah keajaiban apa yang membuat kibum bisa sekuat itu, ia memecahkan kaca tabung yang memenjarakan dan membantunya hidup selama ini. Yesung menangkap tubuhnya yang megap mencari oksigen. Baju putihnya berubah merah. "Eomma harus hidup appa! Harus!" katanya ditengah nafasnya yang tak beraturan.

"Nee.. ayo kita berusaha bummie" donghae memeluk kibum dengan penuh sayang.

%ika. Zordick%

8 tahun kemudian

Hotel Bintang 5, Tokyo, 21.00

Seorang namja tambun paruh baya duduk di kursi kayu dengan posisi tangan terborgol. Tubuhnya bergetar hebat, matanya menunjukkan ketakutan luar biasa. Seorang yeoja cantik nan sexy duduk di depannya dengan wajah sayu menggoda. Seringgai mengerikan tampak di wajah yeoja itu.

"Mr. Park?" tanyanya dengan memainkan senapan berlaras pendek di tangannya. "Jawab pertanyaanku dengan singkat dan cepat, jika kau salah menjawab maka peluru akan menembus tubuhmu" katanya merayap di tubuh namja paruh baya itu, berbisik di telinganya dengan nada menggoda tanpa segan menunjukkan belahan dadanya.

Yeoja cantik itu memasang peredam di senapannya. Dirapatkannya kursinya mendekat dengan kursi namja tambun itu hingga jarak mereka hanya sekitar 2 cm. "Apa kau mencintaiku?"

"Tentu saja chagiya~" jawab namja tambun itu gugup. Yeoja itu tersenyum hambar. BLASSTT.. darah segar mengalir dari paha namja tambun itu. Senapan itu sudah memuntahkan sebuah peluru yang sekarang bersarang di kaki sang namja.

"Wahh.. kau bohong ya? Bagaimana mungkin kau bisa mencintaiku, aku mengerikan" yeoja itu tersenyum, dihidupkannya perekam suara. "Namamu"

"Park Il Ma"

"Benarkah kau menggelapkan dana pajak?"

Namja tambun itu menelan ludah kecut. Dilihatnya senapan itu sudah siap memuntahkan peluru lagi. "Nee…"

"Berapa banyak?"

"30 Milyar won"

"Kejahatanmu yang lain?"

"Membunuh menteri perhubungan"

"Tak ada lagi?"

Yeoja itu tertawa saat melihat namja tambun angkuh itu buang air kecil di celananya. Seringgai jahat kembali tampak di wajahnya. "Bagaimana dengan pemerkosaan terhadap model dan membunuh anak gelap yang kau hasilkan?"

"Iya.. aku melakukannya" namja itu menangis meraung. Yeoja cantik tersebut mematikan perekam suaranya.

"pertanyaan terakhir, apa kau ada terlibat dalam kasus penyerangan laboratorium professor gila Kim Yesung?"

"aaa…aadaa" yeoja itu terdiam, dengan sigap diangkatnya senapannya, langsung di tembaknya di kepala namja tambun itu. Di pijaknya dada namja tambun yang sudah sekarat itu dengan sepatu yang mengenakan higheels 1mm yang ia kenakan. Ia tertawa bagai orang kesetanan saat namja tambun itu meraung kesakitan. Diambilnya pisau saku kecilnya, ia duduk di perut namja tambun itu mulai menggoreskan pisaunya seolah sedang mengukir diatas kertas, melukiskan kebenciannya.

"anni.. aku sungguh tak tahu" PRAANGG… imanjinasi yeoja itu musnah seketika, dia tak habis membunuh namja itu, namja itu masih hidup, masih bergetar ketakutan melihatnya. Yeoja itu menendang kursi di hadapannya hingga namja yang mendudukinya terjungkal kebelakang.

"Kalau begitu selamat malam"

%ika. Zordick%

Hotel Bintang 5, Tokyo, 10.15

Seorang yeoja cantik berpenampilan sexy membuat kericuhan di hotel mewah Tokyo. Pasalnya dia memang begitu mirip dengan salah satu artis pujaan Jepang. Maria Ozawa. Dia mendorong tas besarnya setelah check out dari hotel tersebut, melenggang indah membuat semua namja menatapnya sambil mengeluarkan cairan merah kental dari hidung mereka.

Dia menaiki pesawat yang akan menuju bandara Incheon saat itu juga.

Bandara Incheon, seoul, 14.00

Seorang namja yang menggenakan pakaian serba hitam sedang berjalan dengan langkah tenang sambil mendorong tas besarnya. Kaca mata hitam bertengger di wajahnya yang tampan, semua orang meliriknya seolah mereka menerka-nerka apakah mereka mengenalnya. Apa mungkin namja itu salah satu personel boyband yang terkenal melihat betapa tampannya dia.

Anting hitam ditelinganya mendesing, ia menekannya. "Hei.. kau dimana?"

Namja itu diam, tak menyahuti suara yang berasal dari antingnya. Dia mempercepat langkahnya hingga ia sudah sampai di depan pintu bandara. Dilihatnya sosok yang ia kenal, salah satu namja berbadan tegap dan satu lagi berwajah polos yang sangat ia rindukan. "Aku merindukanmu" kata namja itu memeluk namja berkaca mata hitam.

"Yak! Kangin hyung, kenapa kau tak mengangkat barang bawaannya?" kangin menatap tajam pada namja ikan aka kim donghae yang sedang memerintahnya. Dia siapa? Bahkan tak ada ikatan bahwa mereka itu atasan dan bawahan. Intinya mereka sederajat. Kemudian namja yang baru tiba itu? Sang black cat, agen khusus yang mesti sangat ia hormati.

Baru kali ini kangin bertemu dengan sosok idolanya selama ini, ia tak menyangka namja ini jauh lebih muda dari bayangannya. Legenda diantara para agen di dunia ini. Kangin berusaha mengangkat tas itu untuk dimasukkan ke bagasi mobilnya. Tas itu tak bergeming, sangat berat bahkan terlalu berat. "Waeyo?" Tanya donghae bingung menatap wajah agen baru yang sepertinya memerah tak kuat mengangkat barang bawaan tersebut.

"Bisa bantu aku?"

Orang yang di juluki black cat itu mengangkat tasnya dengan entengnya. Di masukkannya di bagasi mobil. Dan masuk di kursi penumpang mobil. Sekali lagi kangin harus terkagum melihat aksi sang idolanya. Mobil itu pun melaju.

%ika. Zordick%

"Jadi kau menyamar menjadi maria ozawa? Gila?" teriak donghae kegirangan mendengar cerita dari sang black cat. "Bummie, sudahlah gunakan suara aslimu dan perkenalkan dirimu pada agen Kangin. Dia orang yang baik kok" perintah sang hyung hanya dib alas anggukan oleh kibum.

Dia membuka kaca matanya, menunjukkan betapa kalah jauhnya kangin terhadapnya. Namja itu bahkan terlalu muda. "Kim kibum imnida, the black cat" katanya tenang dan tetap dengan wajah dinginnya.

"Kangin imnida, boleh kutahu umurmu?" kangin berdoa dalam hati semoga lebih tua dari seorang kim donghae, dia saja cukup terkejut mendengar namja muda yang berusia 18 tahun itu sudah menjabat menjadi agen rahasia hebat.

"16" BRAAAKKK.. kangin tepat melanggar mobil yang ada di depannya. Agen legenda itu masih hidup di dunia ini selama 16 tahun, yang benar saja? Itulah kenyataannya. Donghae nyengir pada adiknya, seketika itu pula wajah kibum berubah menjadi wajah kepala kepolisian kota ini.

Seorang polisi lalu lintas memberi hormat kepadanya. "Kami mengejar penjahat secara rahasia, tolong amankan!" suara kibum pun persis seperti kepala polisi itu. Mereka kemudian berlalu dengan tentram.

%ika. Zordick%

Gedung inti pertahanan Negara 18.00

Kangin pov.

Aku menatap nanar punggung black cat atau kim kibum lebih tepatnya. Entahlah.. apa mungkin itu nama aslinya atau tidak. Aku bahkan bingung yang mana wajah dan suara aslinya. Ia mendorong tas besarnya dengan mudah. Aku penasaran apa isi tas besar itu. Dia bahkan menggunakan sarung tangan hitam di ruangan ini.

Ia membuka pintu ruangan yang menjadi ruangan rapat pertama ku. Aku terkesan gugup, ya..itu benar aku sungguh gugup. "Black cat" dia menunjukkan tanda pengenalnya dan merubah kembali suaranya.

"Kim donghae"

"Kim Young woon" kataku dan kami bertiga di persilahkan masuk. Aku melihat atasanku disini bahkan president pun ada disini. Apa karena black cat? Yang ku dengar black cat hanya bisa di perintah oleh presiden langsung. Dia membuka tasnya. Seorang namja tambun keluar dari sana. Mwo? Jadi namja itu yang ada didalam tas itu. Kok bisa. Dia menyingkirkan selang tabung oksigen kecil yang di gunakan namja itu bernafas di tempat sempit itu.

Dia melempar sebuah perekam suara kepada pimpinan rapat. "aku selesai, ayo pulang hyung" dia meraih tangan donghae. Tak kusangka dia seberani itu bahkan di depan seorang presiden.

"Tunggu sebentar black cat ssi" presiden berjalan dengan langkah gopoh ke hadapan black cat. Dia memberikan sebuah flashdisk ketangan black cat. Presiden kemudian membungkuk formal padanya. "Kumohon selesai tugas ini"

Aku tak percaya melihat ini, seorang yang paling tertinggi di Negara ini begitu menghormati namja muda ini. "Asalkan kau memberikan apa yang appaku inginkan akan kulakukan" jawab kibum acuh, sang black cat itu memutar tubuhnya tanpa memberi hormat balik. "Dan juga berikan agen baru ini untukku"

"Eh…" dia menunjuk diriku. President langsung mengangguk setuju. Aku terdiam, apa maksudnya ini.

"Hyung-ah.. kemarilah! Ikut kami!" donghae menarik tanganku. Haa? Benarkah ini?

%ika. Zordick%

Kim's house 20.17

Aku melihat kesekelilingku, rumah ini bagaikan istana. Tapi tak kusangka saat aku melewati ruang utama, aku tiba di lorong gelap yang di ujungnya adalah laboratorium serba putih. "Aku pulang appa" teriak donghae riang memeluk namja muda yang.. omo! Kurasa usianya hampir sama denganku. Dia sepertinya yang di panggil dengan professor Kim, kukira dia namja tua yang botak dan berwajah jelek.

Diluar dugaan, dia namja tampan yang stylish, muda dan rambutnya tebal. "Apa bummie juga sudah pulang?"

"Aku disini appa" tak kusangka black cat yang dingin itu pun memeluk professor itu, sungguhkan dia appa dari seorang kim donghae dan black cat aka kim kibum?

Aku mengedarkan pandanganku, mataku tertuju pada sosok cantik yang berada di dalam tabung seperti manisan mangga(?). sungguh sangat cantik. "Eomma.. aku pulang" donghae dan kibum membungkuk hormat pada yeoja di dalam akuarium itu.

"Bagaimana perkembangannya appa?"

"eomma kalian akan sembuh sebentar lagi" prof. Kim Yesung tersenyum cerah disambut anggukan oleh kedua anaknya. "Oh.. iya, siapa namja ini?"

"Kangin imnida, aku bawa.." sebelum aku sempat menyelesaikan kata-kataku. Si songong donghae memotong, "Dia temanku dan kibum appa, dia sepertinya bisa menjadi teman yang baik untukmu juga"

Aku tertegun, jadi kibum membawaku kesini bukan sebagai bawahannya, melainkan sebagai seorang sahabat?

%ika. Zordick%

Kibum pov.

Aku sudah mendapatkan datanya, data mengenai orang yang harus kulindungi. Namanya cho kyuhyun anak tunggal presiden. Ini arti yang singkat bahwa aku harus masuk ke sekolah yang sama dengannya. Ini merepotkan. Aku berjalan kaki mengelilingi kota seoul, sekaligus mencari data mengenai cho kyuhyun.

Aku mengedarkan pandanganku, tak ada yang boleh mengetahui aku sebagai sebagai seorang black cat, aku memutuskan untuk berpakaian ala anak seusiaku. Memainkan skateboard kurasa tidak buruk. Aku menelusuri tiap titik yang mungkin di gunakan musuh untuk mengincar target yang kulindungi.

Mataku tak sengaja menatap sosok mencurigakan, itu sniper. Aku mengalihkan pandanganku kepada targetnya. Oh.. shit! Kenapa cho kyuhyun malah berada disana. Secepat kilat aku menaiki skateboardku, ku edarkan pandanganku antara cho kyuhyun dan sniper itu. Bagus! Dia pakai peredam suara.

Aku melihat dia mulai menembak, TRASH… kurasakan peluru itu menembus bahuku, aku menabrak cho kyuhyun. "Mian he.." ucapku cepat kemudian berlari menuju gedung itu. Darah mulai mengucur deras dari bahuku. Tidak terlalu sakit, aku memanjat cepat untuk sampai ke atap gedung. Aku berhenti tepat di belakang sniper itu. Kekekekee… inilah alasan mereka memanggilku black cat.

Aku cepat memotong jarinya sebelum menembak lagi. Potongan jari itu jatuh di lantai beserta senapan sniper yang ia gunakan. Aku menarik nafas dan mengubah suaraku. "Siapa yang menyuruhmu? Siapa targetmu?" tanyaku

Dia diam, aku tersenyum saat dia berbalik dan mendapati diriku. "Anak kecil?" dia mengeriyit heran.

"Black cat!" kuucapkan nama samaranku dan CLEEP kulempar pisau ditanganku tepat di dahinya hingga menembus otaknya. Dia tewas seketika. aku menarik kembali pisauku, mengibaskannya sekali dengan kuat sudah cukup membuatnya bersih. Aku memasukkannya kembali di kantongku. "Good bye"

%ika. Zordick%

Aku berusaha memanjat turun, kurasa aku kehilangan banyak darah sekarang. BRUUKK.. aku terjatuh disalah satu beranda kamar tempat aku memanjat naik. Tubuhku terlalu lemas untuk bergerak. "Suara apa itu?" aku mendegar suara cempreng mendekat padaku. Kumohon jangan kemari, kalau kau melihat wajahku kau akan mati.

Namja kecil berwajah err- mungkin manis berada di hadapanku. "Bau amis" katanya membuatku menatapnya lebih tajam. Dia buta. "Kau terluka? Kau siapa?"

Aku tak menjawab, kesadaranku hilang seketika.

%ika. Zordick%

Aku terbangun saat kulihat waktu menunjukkan pukul 2 pagi di arlojiku. Kulihat namja buta tadi masih setia mengompres dahiku. Aku berusaha bangkit, "Hei.. jangan bergerak dulu, kau masih terluka"

Dia tak mengenaliku kan?

Author pov.

Kibum menulis sesuatu yang ia perlukan di tangan namja yang baru saja ia temui atau lebih tepatnya menemukannya. Ia sedikit bisa bernafas lega karena namja ini memang tak bisa melihat dan tak mungkin mengenalinya. "Kau butuh air panas dan lilin?"

Kibum menulis lagi seolah ia adalah orang bisu agar namja itu tak mengenali suaranya. "ne.. gommawo" itulah yang ia tulis.

"Baiklah, kau tunggu aku!" namja itu berlalu. Kibum tak menyangka namja itu sungguh mengingat apapun di rumahnya ini. Tak lama kemudian namja itu sudah muncul dengan apa yang ia minta. Ia mengeluarkan pisau serbagunanya, di tusuknya bagian bahunya yang terkena tembakan senjata. Di keluarkannya secara paksa selongsong peluru yang bersarang di tubuhnya.

Ia bisa melihat wajah namja buta yang ketakutan padahal sama sekali ia tak melihat proses pengeluaran timah panas itu. Entahlah.. mirip seperti wajah eommanya saat melihat appanya tak sengaja melukai dirinya sendiri kemudian berusah mengobati luka itu. Saat berhasil mengeluarkan peluru itu dimasukkannya ke dalam air panas dan mulai melap lukanya. "Kau takut?" kibum menulis lagi di tangan namja itu.

"apakah sakit?" rasanya kibum ingin tersenyum melihat ekspresi namja yang tak mengenalnya itu yang kini terkesan khawatir.

"Tidak, aku sudah biasa"

"Bisakah aku membantumu?"

"Berbicaralah terus dengan suara keras. Kau bisa?" namja buta itu mengangguk. Dia mulai berbicara dengan suara tenornya.

"Namaku Kim Ryeowook. Kau bisa memanggilku wookie. Kita berteman ya!" dia terus mengoceh panjang lebar sementara kibum berusaha menutupi ringis kesakitan yang mungkin keluar dari mulutnya saat pisaunya itu ia bakar di lilin hingga panas kemudian dia tempel dikulit bahunya yang terluka sehingga luka itu melepuh dan kulit tipis mulai menyatukan mereka. Inilah akibatnya jika ia lupa membawa peralatan jahitnya.

Kibum menulis ditangan ryeowook lagi saat dia sudah selesai. "gommawo wookie, aku harus pulang"

"Mwo pulang? Ini sudah sangat larut. Aku tak tahu kau siapa, tapi tinggallah disini, hatiku tak cukup tenang membiarkanmu pergi dari rumahku"

Entah kenapa kibum patuh. Patuh pada orang lain selain keluarga kandungnya. Wookie tiba-tiba menggenggam tangannya. "Aku merasakan rasa kesepian dari nafasmu, sebuah kerinduan" seolah wookie adalah sosok yang ia rindukan di tengah hidupnya yang mengerti dirinya.

Kibum menunduk, saat tiba-tiba wookie memeluknya. Ia juga merasakan rasa kesepian dari nafas namja buta itu. Membuatnya terhanyut dan untuk pertama kalinya ia merasa tenang dalam tidurnya, di pelukan namja yang baru saja ia kenal. Seolah rasa takut kehilangan nyawa dan kehilangan orang yang dicintainya terlupakan seketika.

"kau akan menyesal saat mengenalku wookie" dia menulis di telapak ryeowook lagi.

Tak tahu apa yang merasuk di hati wookie saat itu, entah karena dia terlalu baik hingga harus mengkhawtirkan nasib orang yang tak di kenalnya itu. Sosok cacatnya seolah begitu sempurna saat menunjukkan betapa pedulinya dia. Di elusnya kepala sang kucing hitam yang kini hampir terlelap di dekapannya. "Waeyo? Siapa namamu?"

Kibum diam, dia sudah benar-benar terlelap di bahu namja imut itu. Apakah sang bidadari ini sungguh akan melindungi dirinya, sang kucing hitam yang siap menerkamnya kapan saja. Sang bidadari yang berwujud merpati putih yang bisu.

TBC

Lanjut kagak ya?

Oke… review ya? Sst... kalau gak banyak yang review.. gak akan saya lanjutkan!#ancam. Hei..hei…where's the kiwook shipper yang minta-minta cerita crime lagi nih… mohon pertanggung jawabannya buat ngajak teman-teman chingu buat review…