Angin.
Aku sangat menyukai angin, hampir sepanjang tahun aku selalu menunggu kehadirannya. Tapi hanya angin lembut yang tak ribut dan tak terlalu dinginlah angin yang benar-benar aku sukai.
Karena angin seperti itu lah yang akan membawakanku sesuatu yang begitu indah.
.
Wind and Wednesday (Short-Fic) © The Bloody Phoenix
Disclaimer: The Characters in this fanfiction are belongs to God, SM Entertainment, their family and them self.
Casts: Choi Siwon, Cho Kyuhyun, Shim Changmin (numpang lewat)
Genre: Romance, Comedy
Rated: PG-15
Warning: Sangat tidak jelas. Harap berhati-hati!
Summary: Ini tentang angin dan 'sesuatu' yang membuat Kyuhyun jadi gila. Angin, oh angin XD
Hope you guys enjoy the story,
Don't like don't read please~
. . .
.
Hari ini hari Rabu yang datar, sama seperti hari Rabu yang sebelum-sebelumnya. Saat terbangun dari tidur di pagi hari, Kyuhyun berdo'a agar Tuhan membuat hari Rabu ini menjadi lebih menyenangkan.
Langkah kaki Kyuhyun terdengar berderap di lantai kayu rumahnya yang sederhana nan nyaman. Setelah mengambil sejumlah uang saku dari laci khusus di ruang keluarga ia memutuskan untuk segera pergi ke sekolah.
Sekolahnya tak begitu jauh, hanya memerlukan waktu lima belas menit berjalan kaki untuk sampai di sana. Begitu Kyuhyun memasuki areal sekolahnya, ada suara lembut seorang anak perempuan memanggilnya dari belakang.
"Kyuhyun sunbae!"
Kyuhyun menoleh. Beberapa meter di belakangnya ada Mimi, adik kelas yang diam-diam Kyuhyun gebet, berdiri sambil melambaikan tangan lalu berlari-lari kecil menghampiri Kyuhyun.
"An~nyeong!" sapa Mimi dengan suaranya yang imut hingga membuat wajah Kyuhyun serasa terbakar.
"Annyeong, Mimi-ya" balas Kyuhyun dengan hidung merekah, girang.
"Hehe, selamat pagi sunbae! Semoga harimu menyenangkan!" kata Mimi sambil berjalan mendahului Kyuhyun dan melambaikan tangannya. Mimi pun menghilang di balik koridor E-3.
Tuhan mengabulkan do'aku dengan cepat. Rasanya hari ini akan jadi lebih baik.
Dengan riang Kyuhyun kembali melangkah. Saat melewati lapangan multifungsi yang dapat membuatnya lebih cepat sampai di kelas, sesuatu melayang di udara menuju ke arahnya.
Tuiiiiiiing
Bukkk!
"Awww!"
Sebuah bola basket mendarat mulus di kepalanya membuat Kyuhyun limbung untuk beberapa saat. Seorang anak laki-laki seumurannya yang bertubuh sedikit gempal berlari menghampiri Kyuhyun untuk memungut bola.
"Aduh, maafkan bola ini ya. Temanku yang tadi melemparnya sampai mengenai kepalamu" kata anak itu sambil menunjuk seorang anak laki-laki lain yang berdiri di sisi barat lapangan yang sedang tersenyum tanpa dosa sambil membuat peace sign dengan tangannya.
Dengan kesal Kyuhyun berbalik menjauhi si anak yang memungut bola dan meneruskan perjalanannya(?) dengan wajah masam.
Ternyata tidak benar-benar lebih baik, pikirnya.
.
.
WonKyu
.
.
Jadi, hari Rabu yang biasa berjalan sangat-sangat biasa, malah bisa dikatakan 'lebih buruk' dari biasa.
Pukul enam sore di musim semi membuat langit tidak cepat berubah kelabu. Langit masih dihiasi gumpalan awan putih yang menggemaskan. Eindel High School masih dipenuhi siswa yang menunggu datangnya kelas malam. Banyak diantaranya yang memilih menghabiskan waktu istirahat mereka di kantin sekolah ataupun tetap di kelas untuk tidur.
Lain halnya dengan Kyuhyun, sejak satu jam yang lalu ia sibuk berjalan bolak balik dari kelas-perpustakaan-ruang guru untuk membatu Han sam memindahkan buku dan lain sebagainya. Berkat predikat 'The Best Class President' yang disandangnya, Kyuhyun harus menerima nasibnya untuk menjadi 'kaki tangan' para guru, atau Kyuhyun sendiri sering menyebut dirinya sebagai 'pesuruh'. Nasib sial bagi anak yang sangat baik seperti dirinya.
Setelah kelelahan mengangkat buku-buku yang total beratnya lebih dari dua puluh kilogram, Kyuhyun mengistirahatkan dirinya di atap terbuka sekolah. Kyuhyun berbaring tanpa alas sambil besenandung.
Oh musim semi yang indah
Kini aku rasa gundah
Datangkan penghilang lelah
Angin tersayang cukuplah sudah
"Suaramu lumayan juga" seseorang berbicara pada Kyuhyun. Kyuhyun bangun untuk melihat siapa yang datang, kemudian kembali berbaring dan memejamkan mata.
"Terimakasih. Ku anggap itu sebuah pujian" jawab Kyuhyun datar.
"Maaf untuk yang tadi pagi" katanya. Rupanya yang datang adalah anak laki-laki yang telah membuat kepala Kyuhyun terkena benturan bola basket.
"Bolamu hanya membuat kepalaku sedikit benjol. Itu bukan masalah besar"
Anak itu tertawa mendengar perkataan Kyuhyun yang bernada gurauan. Ia duduk di samping Kyuhyun dan mengikuti posisinya, berbaring.
"Namaku Choi Siwon." Suaranya begitu dekat dengan telinga Kyuhyun membuatnya membuka mata.
Angin musim semi yang sejuk berhembus cukup kencang untuk membuat rambut bagian depan Siwon berkibar. Kyuhyun terpaku melihatnya untuk beberapa saat.
"Aku.. aku Cho Kyuhyun"
Angin berhembus lagi, membuat kulit wajah Siwon tertarik dan mengembangkan(?) senyumnya.
Angin tersayang cukuplah sudah
Kau datangkan yang terlalu indah..
Kyuhyun melanjutkan senandungnya dalam hati. Angin. Angin. Ia rasa Rabu ini tak jadi terlalu buruk. Angin membawakannya sesuatu yang belum tentu seindah ini bahkan dalam mimpinya.
Angin tersayang..
.
.
WonKyu
.
.
Setelah hari Rabu yang 'itu' berlalu, perlahan-lahan Kyuhyun berubah. Ia jadi agak gila.
Errr, kalau dia sering tersenyum bodoh sendiri tanpa mengenal tempat dan bicaranya jadi sedikit melantur, itu tandanya dia memang sedikit gila bukan?
Sekarang saja, saat jam istirahat tiba Kyuhyun berdiri di depan jendela kelasnya sambil memerhatikan orang-orang yang berlalu lalang di luar. Beberapa menit kemudian lewat lah seorang Choi Siwon, yang membuat Kyuhyun kaget melihatnya karena ia belum pernah melihat Siwon melintasi kelasnya sebelumnya. Dan beberapa detik kemudian Kyuhyun megeluarkan senyum bodohnya dan melamun.
Siang hari, saat istirahat kedua tiba, Kyuhyun duduk berdua bersama sahabatnya, Changmin, di tribun penonton lapang multi-fungsi sekolahnya. Mereka menghabiskan waktu istirahat yang cukup panjang untuk merefresh pikiran sambil mengobrol di sana. Dan bukan hanya itu yang membuat Kyuhyun berada di sana, di sana ada...
"Oh Tuhan, kau mulai gila, Kyu!" pekik Changmin tepat di telinga Kyuhyun yang membuatnya berjengit kaget.
"Kenapa memangnya?" tanya Kyuhyun polos, atau mungkin sok polos. Changmin memutar bola matanya jengkel.
"Kau mulai tersenyum like an idiot tahu!"
Kyuhyun mengangkat bahu tidak peduli, "Kau harus mulai terbiasa menghadapi aku yang seperti ini, Shim Changmin."
Changmin mencibir, "Tapi kau bertingkah seperti anak perempuan, menggelikan."
Kyuhyun mendelik, "Wajar saja bukan kalau aku seperti itu? Lihat lah dia." Kyuhyun menunjuk seseorang di tengah lapangan yang tengah memainkan bola basket dengan lincah. Angin meniup rambutnya nakal sesekali. "Dia terlalu mempesona untuk dilewatkan. Kalau kau jadi aku, mungkin kau akan merasakan hal yang sama, Changmin-ah~" sambung Kyuhyun.
Changmin langsung menjauh beberapa sentimeter dari Kyuhyun dengan posisi tangan berdoa, "Tidak, aku tidak mau. Ya Tuhan, lidungilah aku dari makhluk dan pesona makhluk yang 'menyimpang' seperti mereka. Amin"
"Sialan kau!" Kyuhyun melayangkan pukulannya ke tangan Changmin, "Aku tidak menyimpang! Ish"
Changmin tergelak, "Kalau bukan menyimpang apa namanya? Mau kau kemanakan Mimi mu tersayang itu. Ahaha"
"Diam saja, bodoh." Kyuhyun bersungut-sungut. Tak lama terdengar suara bel berteriak nyaring ke seluruh penjuru sekolah memberitahu para siswa agar segera kembali ke kelas. Changmin bangkit dan mengajak Kyuhyun untuk kembali.
"Aku akan di sini sebentar lagi. Kau duluan saja." Kata Kyuhyun, Changmin pun kembali ke kelas seorang diri.
Kyuhyun masih duduk di tribun, memasang idiotic smilenya yang luar biasa konyol. Di tengah lapangan masih ada tiga orang yang sedang bermain basket dengan seru seakan mereka tidak mendengar bel masuk. Salah satu diantaranya tampak menonjol. Siwon.
Angin menderu cukup kencang dari arah barat membuat debu beterbangan dan masuk ke mata Kyuhyun. Ia mengucek matanya yang perih hingga debu berhasil disingkirkan. Sekali lagi angin berderu kencang, membuat rambut sosok yang memesona berkibar bak bendera negara yang terpasang di lapang upacara sekolahnya.
Kyuhyun menatap lekat-lekat sosok Siwon di bawah sana, tiba-tiba...
Dia menatap balik pada Kyuhyun! Dan ada senyum di wajahnya.
OH MY!
Kyuhyun membeku, ia tertangkap basah sedang memandangnya.
Uuuh, bisakah angin menerbangkan wajah Kyuhyun saja agar ia tak perlu merasa malu untuk saat ini?
WAAAAH~ AKU MALU!
Batin Kyuhyun menjerit mengenaskan.
.
.
END
