Alunan musik waltz of the flower karya Peter Ll'yich Tchaikovsky mengalun di dalam ruangan yang penuh dengan kaca yang menjadi dindingnya dan disepanjang pinggiran kaca itu terdapat bar atau besi penyangga, yang berdiri kokoh. Lagu tersebut merupakan salah satu lagu dalam pertunjukan The Nutcracker yang sudah sangat terkenal.

Di dalam ruangan itu ada sekitar 12 orang berserta dua orang pengajar disana. Diantara ke sepuluh murid yang berada disana, ada dua orang dengan penampilan mencolok dan paling menarik perhatian seluruh orang. Dua orang dengan penampilan sama bisa dikatakan identik, namun berbeda gender.


...

Staring : Uzumaki Naruto, Uzumaki Naruko, Uchiha Sasuke, Sabaku Gaara and other character from anime "Naruto"

...


Point shoes yang dikenakan keduanya sama seperti yang dikenakan siswa lainnya, tapi entah mengapa terasa sangat berbeda dengan yang mereka kenakan. Seakan kaki-kaki mereka melayang tak menapak lantai.

Hingga alunan musik berhenti, tatapan kagum berganti dengan riuhnya tepuk tangan yang diberikan untuk mengapresiasi keduanya.

Namikaze Naruto dan Namikaze Naruko, si kembar dari keluarga Namikaze itu membungkukkan tubuhnya dan mengucapkan terima kasih dengan senyum lebar yang menawan.

Siapa yang yang tak mengenal kedua kembar identik berbeda gender itu. Keduanya sang primadona dari sanggar Partita Ballet yang sudah sangat terkenal dengan menciptakan para ballerina dan danseur yang terkenal di dunia. Dan generasi yang diciptakan mereka selanjutnya adalah si kembar Namikaze itu.


...

Disclaimer : MASASHI KISHIMOTO

...


"Naruto, bisakah kau mengajari kami gerakan seperti tadi?" pinta salah seorang siswa bernama Konohamaru pada Naruto yang baru saja selesai meneguk air mineral.

"Tentu saja, bagaimana jika kita mulai dengan bantuan bar terlebih dulu."

Namikaze Naruto. Umur 18 tahun. Sudah menjadi seorang penari balet bersama kembarannya sejak umur 8 tahun. Saat ini sedang mempersiapkan diri memasuki jenjang perkuliahan dengan jurusan Art and Theater di University of Tokyo. Pemuda dengan wajah yang cukup manis ini terkenal dengan keramahannya dan juga senang dengan ramen.


...

KANON1010

PROUDLY PRESENT

...


"Naruko, bagaimana dengan kompetisi minggu depan apakah kau akan tampil bersama Naruto lagi?" tanya seorang siswi berambut pink yang bernama Tayuya pada Naruko yang sedang merengangkan tubuhnya.

"Tentu saja. Pasanganku harus selalu Naruto tak ada yang bisa menggantikannya." Balas Naruko sedikit sinis. "Naruto! Ayo kita pulang, supir sudah menjemput.

"Baiklah tunggu sebentar." Teriak Naruto dari tempat yang cukup jauh dari Naruko saudarannya.

Namikaze Naruko. Umur 18 tahun. Sama seperti Naruto, ia pun menjadi seorang penari balet sejak umur 8 tahun. Karena melihat pertunjukan mengenai swan lake, keduannya jatuh cinta pada balet. Naruko sedikit lebih pintar dari Naruto makanya ia sudah menjadi mahasiswa semester pertama di University of Tokyo dengan jurusan Classical Music and Art.

Naruko sangat menyayangi Naruto dan tak bisa lepas lama dari Naruto. Sifatnya sedikit angkuh dan sangat tidak suka jika ada siswi atau perempuan yang mendekati Naruto. Baginya saudara kembarnya itu lebih polos dibandingkan dirinya.


...

"PASE DE DEUX"

...


"Naruto bagaimana persiapan ujian masuk universitasnya?sudah dipersiapkan semua?" tanya Naruko ketika keduanya telah sampai di rumah.

"Sudah, tapi masih ada beberapa materi yang tak begitu kumengerti. Ruko-chan bantuin yaaa..." pinta Naruto dengan wajah melasnya. Satu hal yang sulit di tolak bagi Naruko jika melihat tatapan melas dari kembarannya itu.

"Hah~ baiklah. Materi apa yang kurang kamu kuasai?" Naruko memposisikan dirinya duduk disamping Naruto.

"Yang ini sama yang ini." Tunjuk Naruto pada hal yang dimaksud. Kedua anak kembar ini akhirnya larut dalam kegiatannya.

Meskipun tampaknya Naruto kelihatan lebih lemah dari Naruko, namun itu salah. Ada kalanya Narutolah yang selalu menjadi pelindung Naruko, mengingat sifat Naruko yang kadang kurang bersahabat membuatnya pernah mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan. Saat itulah Naruto yang menjadi tameng kembarannya itu.

Naruto dan Naruko lahir dari pasangan Uzumaki Kushina dan Namikaze Minato. Ayahnya yang seorang pengusahan dalam bidang pertambangan dan ibunya dulu adalah pelukis yang lumayan terkenal, tapi semenjak melahirkan kedua buah hatinya ia memutuskan berhenti dari melukis meskipun tak jarang beberapa kali ia melukis sekedar untuk mengisi waktu luang.

"Hei anak-anak ibu, kalian tidak lapar? Ibu sudah memanggil kalian sejak tadi." Kushina masuk ke kamar Naruto dan menghampiri kedua anaknya yang tampak asik dengan dunia mereka sendiri.

"Maaf bu, aku sedang mengajari Naru materi untuk ujian masuk kuliah."

"Iya maafkan Naru juga ya bu tak mendengar panggilan ibu."

Kushina tersenyum melihat kedua anaknya begitu akrab dan saling membantu satu sama lain. "Tak apa, makanlah dulu baru lanjutkan lagi setelah makan. Kalian habis dari sanggar kan? Pasti lapar." Dengan lembut Kushina membelai rambut kedua anaknya.

"Baik bu." Naruko dan Naruto memeluk ibunya dengan erat.

...

...

...

Naruto terbangun pukul 06.00 pagi akibat mendengar gesekan biola yang dimainkan oleh Naruko. Jarang sekali Naruto mendengar Naruko memainkan biolanya di pagi hari seprti ini, biasanya hanya dentingan piano dan lagu-lagu yang dibawakan selalu yang ceria semacam Mozart.

"Tzigane, huh?" Naruko menghentikan sejenak permainanya dan menoleh ke arah orang yang telah menginterupsi permainannya. "Ohayou Ruko-chan."

"Ohayou mo. Ravel membayangiku sejak semalam, mungkin ia merindukanku." Jawab Naruko sambil kembali melanjutkan permainannya yang tertunda.

Naruto duduk di atas ranjang saudaranya, memejamkan mata menikmati alunan permainan Naruko. Lagu Tzigane by Ravel memang kurang cocok dinikmati di pagi hari semacam ini, tapi ia akui permainan saudaranya itu sungguh sangat sempurna.

Gesekan di atas dawai berhenti, Naruto bertepuk tangan mengagumi kehebatan Naruko.

"Bagaimana? Sudah lama tak menyentuh biola jari-jariku sedikit kaku."

"Perfect as usual." Naruto mengacungkan dua jempolnya membuat Naruko mengajak rambut kembarannya itu. "Apa kau bisa menemaniku ujian hari ini?"

Naruko mengambil bathrobe beserta handuk bersiap untuk membersihkan dirinya. "Maaf Naru hari ini aku ada tugas praktek, cuma bisa nganterin sampai gedung fakultasnya aja tak apa kan? Kita satu gedung kok hanya berbeda jurusan saja."

"Baiklah kalau begitu. Berarti hari ini kamu nggak ke sanggar?"

"Tidak, aku ijin dulu sehari ya. Tapi ingat! Awas kalau kamu berani mencari pasangan menari balet selain aku." Ancam Naruko

"Itu aku tidak janji Ruko-chan." Naruto berlari keluar kamar kembarannya sebelum ia dilempari bantal.

Kadang Naruto suka bingung dengan kelakuan Naruko yang terlalu amat sangat protektif terhadap dirinya. Sempat ia terpikir bahwa Naruko mencintainya bukan sebagai seorang saudara tetapi sebagai seorang wanita dengan pria. Dan hasilnya Naruto mendapatkan jitakan super keras dari kembarannya itu akibat pemikiran bodohnya bahwa mereka akan incest.

Setelah itu dijelaskan oleh Naruko bahwa itu hanya perasaan alami yang belum siap jika akan berpisah dengan kembarannya. Perasaan anak kembar memang lebih peka terhadap satu sama lainnya.

...

Universitas Tokyo

Beribu-ribu remaja berjuang masuk kedalam kampus nomer satu di Jepang. Mereka belajar mati-matian agar bisa menjadi salah satu mahasiswa di kampus tersebut. Masa depang cerah memang sangat dijanjikan oleh kampus ini, jebolan kampus ini bisa dipastikan akan mendapat pekerjaan sesuai dengan minat dan tujuan. Jika tidak bekerja sesuai yang diinginkan, masih ada keisitimewaan lain. Apabila melamar pekerjaan maka kalian akan diprioritaskan diterima. Tak heran banyak orang yang membuat ijasah palsu dengan mengatasnamakan Universitas Tokyo.

"Naru, ini tempat testnya. Kamu ingat apa saja yang sudah dipelajari kan? Jangan lupa berdoa, jika sudah selesai segera hubungi aku." Pesan Naruko pada Naruto sang adik. Naruto lahir lima menit lebih lama dari Naruko.

"Iya Ruko-chan, calon mahasiswa nih kita kan seumuran meski kau lebih beruntung sudah kuliah duluan."

"Masih calon, dan semoga saja otak bodohmu tidak kumat saat ini."

"Naruko! Aku tidak bodoh, yasudah sana semoga praktekmu lancar my sister." Naruto yang lebih tinggi dari Naruko mengacak rambutnya dan setelah dipastikan Naruko sudah berjalan menuju jurusannya, Naruto baru masuk kedalam ruang ujian dan mencari nomer duduknya.

"Hei, apa kau juga mengambil jurusan ini?" tegur seseorang disaat Naruto sedang membaca beberapa materi. "Namaku Sakura. Astaga! Kamu Namikaze Naruto kan? Si kembar Namikaze penari balet itu?"

"Naruto, salam kenal Sakura." Balas Naruto dengan senyum hangatnya, membuat Sakura sedikit terpesona. "Bagaimana kau bisa mengenaliku?"

"Yaampun kalian Namikaze twins sudah sangat terkenal di dunia seni terutama balet. Minggu lalu aku sempat menonton pertunjukan The Nutcracker mu bersama sepupuku, apa kau mengenal Tayuya? Satu sanggar denganmu."

"Ah Tayuya itu sepupumu? Aku mengenal gadis manis itu."

Berlanjutlah obrolan mereka hingga jam mulainya ujian berbunyi. Naruto dan Sakura saling mendoakan agar mereka bisa keterima bersama.

Hampir sekitar 3 jam ujian masuk berlanjut, dan Naruto orang pertama yang selesai mengerjakan tes disusul beberapa peserta ujian lainnya.

Hasil dari ujian yang mereka lakukan akan diumumkan seminggu setelahnya melalui line telepon dan di tempel di papan pengumuman di depan gedung fakultas.

...

...

Siang sudah berada di titik peraduan paling atas, dimana saat ini meskipun matahari seharusnya bersinar dengan terang dan terik namun untuk bulan desember nampaknya sang matahari sedikit malu-malu muncul dikarenakan saatnya musim dingin menunjukan dirinya.

Ya, meskipun jam sudah menunjukan pukul satu siang tetapi matahari yang bersinar tak menimbulkan hawa panas, karena angin dingin mengalahkan panasnya matahari.

Naruto sedikit merapatkan mantelnya yang tertiup angin. Naruto lebih menyukai musim panas dibandingan Naruko yang menyukai musim dingin. Bagi Naruto musim panas saat dimana ia bisa bermain-main dibawah teriknya matahari ataupun berrendam di kolam renang.

"Kau sudah datang Naruto? Dimana Naruko?"

Naruto sudah berada di lobi depan sanggarnya, hari ini memang jadwalnya latihan balet.

"Naruko ijin hari ini sensei, ia sedang ada tugas kampus." Naruto melepaskan mantelnya dan menggantungnya di lengan tangan. "Apa sudah ada yang datang?"

"Belum semua, baru ada Konohamaru saja. Katanya dia masih penasaran dengan gerakanmu kemarin makanya ia ingin berlatih." Balas sang sensei yang sudah dengan leotard terpasang ditubuhnya. "Naru nanti ada yang ingin sensei katakan untukmu dan Naruko."

"Baiklah, aku berganti pakaian dulu ya, dan mungkin sedikit membantu Konohamaru."

Sang sensei menatap tubuh Naruto sambil tersenyum. Sebagai seorang pengajar yang sudah mengajari salah satu kembar Namikaze itu sejak kecil, ada perasaan bangga tersendiri melihat muridnya itu meskipun sudah mahir namun masih saja berlatih keras dan mau membantu sesama siswa.

"Ayo perbaiki lagi gerakan dasarnya." Tegur Naruto pada salah seorang teman satu sanggarnya. Selain menjadi murid, Naruto kadang juga sukarela menjadi tutor bagi teman lainnya. Lain hal dengan Naruko yang tak mau menjadi tutor, ia cukup menjadi dirinya sendiri jika ada yang bertanya ia akan menjelaskan sekali, tak peduli orang itu mengerti atau tidak.

"Naruto-kun kenapa hari ini Naruko-san tidak masuk?" tanya Rin salah satu teman sekelas Naruto.

"Maaf, hari ini Naruko ijin karena ada tugas kampus. Memangnya kau ada keperluan apa dengan Naruko, Rin?"

"A-anoo... aku ingin belajar cara melakukan Pirouette (gerakan seperti angsa sedang menari). Aku sudah mencobanya sendiri dengan melihat video namun masih tak bisa."

"Mau kuajarkan? Intinya adalah anggaplah dirimu sekor angsa dan lemaskan tubuhmu, biarkan lawanmu yang membawa tubuhmu."

"Terima kasih Naruto-kun, aku berharap bisa lolos dalam audisi pertunjukan swan lake yang akan diadakan dua bulan lagi. Tak mendapatkan peran utama juga tak apa asalkan aku bisa berpartisipasi itu sudah sangat cukup, aplagi kalau lawannya Naruko-san mungkin aku pasti sudah kalah jauh."

"Berjuanglah aku akan membantumu, bisa kita mulai sekarang?" Rin membalas dengan anggukan kepala.

...

"Swan Lake? Aku dan Naruko?"

Naruto melebarkan kedua matanya dan jari telunjuknya menunjuk dirinya sendiri. Baru saja ia mendengar kata swan lake dari salah satu temannya, sekarang ia mendengarnya lagi langsung dari sang sensei.

"Iya, dua bulan dari sekarang akan diadakan audisinya. Aku sangat mengharapkan kau dan Naruko bisa bergabung dalam pertunjukan itu, bukankah kalian berdua memulai balet karena melihat pertunjukan itu?" Naruto mengangguk.

"Masalahnya kali ini dalam pertunjukannya sedikit berbeda." Naruto mengerutkan keningnya membiarkan sang sensei berbicara hingga selesai. "Sutradara menginginkan karakter Odette dan Odile diperankan dengan dua orang yang berbeda, dan aku berharap kau dan Naruko bisa menjadi Odette dan Odlie."

"WHAT! Are you crazy? Oh sensei,Odette dan Odile adalah wanita dan aku adalah seorang pria. Bagaimana bisa kau berpikiran semacam itu?" Naruto menghempaskan tubuhnya diatas sofa dengan kedua tangan yang saling menyilangkan.

"I'm not crazy, maybe just a little bit insane." Terdengar tawa dari sang sensei ketika melihat wajah horror muridnya itu. "Ha...ha...ha... Maaf Naruto, sungguh aku sangat tau jenis kelaminmu itu apa, tapi pikirkan wajah kalian sangat mirip meskipun kembali lagi ke masalah jenis kelamin. Apa salahnya sekali-kali bercross dressing."

"Bagaimana dengan peran pangeran? Aku bisa mengisinya kalau perlu menjadi si penyihir saja sekalian."

"Ckckck sorry peran pangeran sudah ada dua kandidat. Sutradaranya sendiri yang langsung memilih calon pangeran."

"Siapa mereka?"

"Kalau tidak salah namanya Sabaku Gaara dan Uchiha Sasuke."

...

...

...

Naruto POV

Seminggu telah berlalu dari percakapan anatara aku dan sensei dan sampai sekarang rasanya ingin memotong rambut panjang kembaranku itu karena ia malah sangat setuju 100% dengan usulan agar aku melakukan cross dressing. Harga diriku sebagai seorang pria benar-benar terasa dijatuhkan.

Tepat hari ini adalah hari pertama aku masuk kuliah. Tak perlu heran, meskipun Naruko lebih pintar dariku tetapi aku juga sebenarnya tak kalah pintar dari kembaranku itu, hanya saja aku ingin merasakan masa-masa di sekolah lebih lama.

BRUK...

"Maaf, saya tidak sengaja." Ujarku pada seseorang yang sudah kutabrak akibat kelalaianku saat berjalan.

Sambil memunguti barang orang yang kutabrak barusan, ada sepasang tangan yang akan membantuku juga. Namun ketika tangan itu hendak sampai membantu memunguti buku-buku yang... hei, ini tentang swan lake.

"Jangan dibantu, biarkan ia yang memungutinya." Lamunaku terhenti dengan suara bass yang sangat angkuh.

"Maaf sudah menabrak anda." Aku menunduk hormat dan ketika salah seorang pemuda itu mau membalas ucapanya terhenti akibat pemuda disebelahnya.

"Jangan dibalas, dia memang salah. Lebih baik segera ke kelas Gaara." Pemuda tersebut menarik kawannya.

Gaara? Tunggu apa itu Sabaku Gaara? Yang rambut merah kan? Terus yang rambut hitam dengan model mowhak belakang itu siapa? Apa jangan-jangan... Uchiha Sasuke?

Berarti aku satu kampus dengan mereka.

...

"Memang mereka berdua salah satu mahasiswa disini. Uchiha Sasuke dan Sabaku Gaara satu jurusan denganku dan berada dua tingkat diatasku." Jelas Naruko padaku ketika aku bertanya mengenai keduannya.

"Jangan bilang kau ingin bersaing menjadi tokoh pangeran dengan mereka? Oh come on Naruto, ambillah peran Odile dan aku akan mengambil Odette, bukankah peran semacam itu akan lebih membuat chemistry keduanya lebih baik?"

"No thanks !" aku meninggalkan Naruko dari kantin dan beranjak ke ruangan teater, hari ini sudah dimulai pelajaran akting.

Dalam perjalanan menuju ruangan teater, aku melewati beberapa kelas. Hingga salah satu kelas menarik perhatianku. Di dalam sana, Sabaku Gaara yang baru saja kubicarakan dengan kembaranku sedang duduk di depan sebuah grand piano.

Sayup-sayup terdengar alunan lembut dari Chopin. Alunan musiknya begitu lembut membuatku terpejam menikmati setiap nada yang mengalun hingga riuh tepuk tangan mengakhiri penampilannya. Wajahnya memang sedikit menakutkan, tapi bisa kulihat ia memiliki aura seperti seorang pangeran.

Benar-benar tampan...upss! what apa yang barusan kukatakan? Aku jadi mirip Naruko ketika ia memuji ketampanan salah seorang artis jepang idolanya. Bagaimana bisa aku yang pria memuji ketampanan sejenisku dengan nada begitu... terpesona.

Kurasa aku sedikit gila dengan semua ini, semua gara-gara swan lake.

End Naruto POV

...


"Jadi dalam dunia teater itu kita dibebaskan bereksplorasi dengan segala hal. Gerakan tubuh sangat penting dalam dunia teater. Beberapa orang mengatakan akting dalam teater sangat berlebihan bahasa gaulnya lebay." Ucapan seorang dosen bernama Ebisu membuat gelak tawa para mahasiswa termasuk Naruto.

"Ok tenang kembali, akan saya lanjutkan. Statment itu benar sekali, dalam teater gerakan dan ekspresi wajah pun terasa berlebihan. Kenapa? Karena pertunjukan teater itu ruang geraknya hanya panggung ini. Tidak ada LCD, makanya semaksimal mungkin kita membuat penonton yang duduk jauhd ari panggung tetap bisa menikmati pertunjukan kita. Tetapi berlebihannya juga jangan yang sangat out of character dan dibuat-buat. Ada pertanyaan?"

Naruto mengangkat tangannya dengan semangat. "Nama saya Naruto, saya mau tanya apa dalam dunia teater cross dressing juga ada?"

"Nice question." Ebisu menjentikan jarinya. "Cowo memerankan peran wanita maupun sebaliknya bukan hal baru di teater, kalian tau pertunjukan Kabuki? Wajah cantik-cantik itu semuanya adalah 100% pria. Semua pemain kabuki adalah pria. Tak perlu malu juga mendapatkan peran menjadi wanita, karena itu adalah seni yang kita lakukan adalah seni bukan untuk merendahkan diri." Jelas Ebisu panjang lebar. "Jadi intinya dalam teater yg kita pikirkan adalah bagaimana kita bisa menyampaikan isi cerita dengan sangat baik. Mengerti?"

"Mengerti senseiiii..."

"Good, kalau begitu sampai jumpa di pertemuan selanjutnya. Selamat siang."

Dengan kalimat terakhir dari Ebisu, mengakhiri perkuliahan Naruto. Ucapan Ebisu mengenai bahwa cross dressing bukan hal baru di dunia teater, membuatnya jadi memikirkan tawaran menjadi Odile. Jujur dulu Naruto sangat terpesona dengan ballerina yang memerankan menjadi sang princess swan lake. Gerakannya yang bagai angsa itu sungguh cantik.

"Naruto!" Sakura berteriak sambil menepuk pundak Naruto dengan kencang.

"Ya! Sakura jangan berteriak seperti itu, kau mau membuat telingaku tak berfungsi lagi?" Naruto menepuk-nepuk telinganya yang terasa sedikit pengang.

"Maaf, habis daritadi kupanggil kau tak menyahut." Sesal Sakura.

"Baiklah maafkan aku juga, jadi ada apa kau memanggilku?"

"Kudengar dari Tayuya akan ada pertunjukan swan lake, apa kau dan Naruko-san akan ikut audisinya?"

"Entahlah, kalau Naruko mungkin akan ikut sebagai Odette sedangkan aku mungkin tidak." Jawab Naruto dengan sedikit lesu. Keduannya saat ini sedang berjalan menuju kelas selanjutnya yaitu act class, atau kelas akting.

"Heh? Kenapa? Kenapa tidak menjadi pemeran pangeran saja?"

"Itu tidak mungkin, karena kandidat pemeran pangeran sudah ditentukan dan mereka adalah senior di kampus kita ini."

"Siapa? apa Gaara-senpai ya?"

"Bagaimana kau bisa tau?"

"Jadi benar? Yaampun aku asal nebak saja Naruto. Aku hanya berpikir senior kita yang cocok menjadi seorang pangeran hanya Gaara-senpai. Soalnya dia benar-benar seperti pangeran. Sosoknya begitu elegan, tapi Sasuke-senpai juga lumayan cocok jadi kandidat."

"Memang kedua orang itu kandidat utamanya." Tak terasa dengan obrolan yang sedang berlangsung, langkah keduanya sudah mencapai ruang kelas.

"Sasuke-senpai memang tampan, tapi dia lebih cocok menjadi seorang kesatria dibandingkan menjadi pangeran. Lagipula menurut gosip yang beredar dia itu memang pengawal Gaara-senpai."

"Pengawal maksudnya?"

Sakura memutar bola matanya dengan malas dengan Naruto yang tak mengerti juga dengan ceritanya. "Menurut gosip nih, Sasuke-senpai itu pelayan pribadinya Gaara-senpai. Setiap saat selalu berada disamping Gaara-senpai, terus ya coba deh perhatiin kalau Gaara-senpai mau duduk pasti dia selalu membersihkan kursi yang mau di dudukin Gaara-senpai. Kalau bukan pelayan apa dong?"

"Kamu tau dari mana semua info itu?"

Sakura tersenyum lebar. "Tentu saja sebelum masuk sini aku sudah mengobservasi dulu tentang kampusnya dan penghuni di dalamnya."


...

Étre Continuer ...*to be continue*

...


Pojokan Kanon1010 :

*Pase de Deux* artinya dansa ballet yang dilakukan 2 orang (duet )

Isi cerita ini yang berhubungan dengan balet dan teater hanya kanon dapatkan dari observasi berbagai artikel dan juga tayangan balet yang pernah kanon lihat. Jika ada yang salah dari informasi yang ada di dalam fic ini, mohon di koreksi.

Terima kasih ^^