Naruto © Masashi Kishimoto
Rose © White Apple Clock
Rate:T
Genre: Angst
Main Character: Hyuuga Hinata
Warning: AU, OoC, typo, gaje, dll.
DLDR!
Enjoy!
.
.
Hinata POV
Angin sepoi berhembus pelan. Melambaikan pohon-pohon dan bunga-bunga dengan lembut, juga helaian-helaian surai indigo milikku. Mahkota Dandelion elok terbang mengarungi angkasa, mengitari dunia. Kancil-kancil sibuk bermain di kebunku. Menikmati kesegaran dan keindahan berbagai jenis bunga yang menghiasi kebun. Mawar merah, Matahari, Dandelion, dan sebagainya. Kanvas biru langit memayungi bumi, membuat siang kali ini sejuk. Tidak terik panas seperti biasanya.
Aku terduduk di kursi goyangku. Aktivitasku terhenti–merajut. Karena, netra amethyst-ku berpaling dari benang-benang halus kepada pemandangan kebun di depan rumahku yang indah. Hidup ditengah-tengah padang rumput memang menyenangkan, meskipun sepi. Setidaknya, para kancil dan kuda peliharaanku menemaniku disini. Terlebih, aku hidup sendiri. Sebatang kara.
Netraku memandang sendu mawar merah yang berdiri kokoh agak berjarak dari kerumunanya. Melihat mawar merah segar itu bak melihatku dulu sebelum aku pindah kemari, hidup di kota bersama Tou-san. Dulu, aku dijuluki Hyuuga Hinata–Si Mawar Kota. Bagi mereka, parasku bak mawar merah yang tumbuh di tengah kerasnya kehidupan di kota. Hidup di kota itu keras, sangatlah keras. Hingga akhirnya setelah sebulan Tou-san meninggal aku membangun rumah di padang rumput ini dengan mengorbankan semua gold yang kumiliki.
Untuk menghindari segala rasa sakit itu.
Ya, bagaikan tertusuk oleh duriku sendiri, aku merasa sakit. Cinta, hidup, dan keluarga. Cukup membuatku rasanya ingin mati. Segala cobaan berat telah kulalui. Aku tak mau seorangpun mendekat. Karena, baik aku maupun dia, akan tersakiti bak tertusuk duri mawar. Intinya, aku terlahir dengan takdir yang begitu menyeramkan. Pembawa sial.
Seperti yang kubilang. Aku seperti mawar, indah namun menyakitkan.
Kisah cintaku berjalan dengan sangat tidak mulus. Pengorbanan yang berat, sakit hati yang luar biasa, sesak yang begitu mencekam, segalanya telah kurasakan. Mungkin karma, karena kami sama-sama menganggap enteng cinta. Egois merasuki jiwa setiap saat. Beradu di setiap tempat. Baik aku maupun dia, kami sama-sama merasakan sakit hati yang luar biasa.
Parahnya, aku sempat hampir kehilangan keluarga dan hidupku. Tou-san bercerita, sebelum aku terlahir ke dunia, hidup Tou-san dan Kaa-san tentram luar biasa. Tak ada masalah yang menghampiri. Ketika aku lahir, kami menjalani hidup dengan banyak cobaan. Selama aku hidup, aku selalu menjadi bahan tertawaan, olokan, dan selalu menjadi korban bully.Selalu, ada saja cobaan yang menghampiri kediaman kami. Perampokan, tempat pembunuhan, dan pertengkaran selalu terjadi. Dan itu semua terjadi saat aku ada di tempat kejadian.
Pada akhirnya, aku dijauhkan dari masyarakat. Ibuku melarikan diri karena tak sanggup menjalani hidup bersamaku. Hanya Tou-san yang mampu bertahan. Hanya Tou-san.
Aku kasihan melihat diriku sendiri. Seburuk itu kah aku?
Aku dan mawar merah itu sama. Sama-sama terisolasi dari kehidupan. Kami membuat tertarik tapi tak mampu membuat orang meraih kami. Karena kami meyakitkan.
Akankah ada seseorang yang mampu mengambil cinta sesuci mawar ini? Jika ada, aku akan menunggunya. Sampai akhir hayatku. Karena, hanya dia yang tulus dan terbaik yang diciptakan Tuhan untukku. Kapanpun itu.
THE END
Review?
