Disclaimer: Masashi Kishimoto-sensei

Warning: OOC, Gaje, Maybe Typo

Title: Turns Out You Still Love Me

Author By: Yui Mori

Summary:

Sasuke, kenapa kau lakukan semua ini padaku? Apa salahku? Kenapa kamu bersama wanita lain tanpa sepengetahuanku? Aku menyesal mempunyai kekasih sepertimu! Aku benci melihatmu lagi!

Diam! Aku sudah muak melihatmu yang terus-menerus miskin. Aku ingin menjadi kaya!

NaruSaku opening and SasuSaku ending!

Don't Like, Don't Read!

.

Chapter 1

Apa yang terjadi denganku? Mataku membengkak, seakan aku menangis dan menderita. Apa yang terjadi denganku? Ah, aku baru ingat laki-laki bangsat itu telah menghancurkan hatiku! Sasuke Uchiha, kenapa kau tega melakukan semua ini padaku? Kenapa kau bersama dengan 3 wanita lain? Aku benci melihatmu lagi!

Perkenalkan Namaku Sakura Haruno, SMA kelas XI. mungkin aku adalah perempuan yang tidak berguna di bumi ini. Miskin, menyendiri, dan tidak mempunyai siapa-siapa. Kenapa aku bisa begitu? Yah begitulah, aku tidak tahu asalku dari mana, dan akupun tidak tau siapa orang tuaku. Aku terbuang, kenapa orang tuaku tega melakukan semua ini padaku!

Hujan yang indah, tapi sedikitpun aku tidak bergerak dari selimutku. Aku melanjutkan tidurku dengan tangisan yang menimpa dihatiku saat ini. Hidupku tambah berantakan saja, kenapa hubunganku dengan Sasuke berakhir dengan benci! Sasuke, aku sangat mencintaimu! Aku tahu kau juga pasti mencintaiku. Tapi kau sangat gila. Mencari wanita yang bertubuh sexi, dan mempunyai banyak harta. Ah, aku kecewa denganmu Sasuke.

Kring, kring, kring...

Jamku berbunyi untuk membangunkan aku dalam tidurku. Akupun segera bergerak dengan malas-malasan. Uh, hari Selasa. Hari yang paling aku benci, karena hari itu aku didapatkan di tong sampah, hari itu aku dikeluarkan dari pekerjaanku, dan hari itu dimana hari hubungan aku dan Sasuke berakhir. Sungguh menyebalkan, sebentar apalagi yang akan menimpaku?

''Hoaammbb.. Ck, hari selasa!'' Aku bangun dari tidurku dan langsung mengomel. Aku melihat jamku, ternyata sudah jam 08.20. Aku bergegas dengan sangat cepat karena waktuku tinggal 10 menit lagi untuk ke sekolahku.

Aku tinggal disebuah rumah sederhana dan bisa dibilang lumayan kecil. oh iya, aku tinggal bersama bibi yang mendapatku di tong sampah namanya Tsunade. Aku merasa kasihan padanya, karena semakin lama semakin dia beranjak tua dan sakit-sakitan. Aku berpikir, bagaimana nasibku jika dia sudah tiada? Sungguh, aku adalah salah satu wanita yang sangat malang.

Setelah aku mandi, memakai baju seragam sekolahku, dan menyiapkan perlengkapan sekolahku. Aku segera berangkat sekolah dengan berjalan kaki, sebenarnya ini ke 7 kalinya aku berjalan kaki. Karena hari-hari Sebelumnya aku digonceng sepeda dan Sasuke yang membawanya. Aku selalu berpikir kapan aku dan Sasuke akan melakukan ini lagi.

''Sakura!'' Panggil seseorang dengan suara cemprengnya. Naruto, dia adalah sahabatku yang paling baik dan sangat perhatian padaku. Mungkinkah dia suka padaku? Aku juga tidak tahu.

''Ah, Naruto!'' Kataku lagi.

''Hehehe, pergi sekolah bareng yuk!'' Ajak Naruto dengan cengiran khasnya.

''Iya, ayo!'' Kataku.

Aku dan Naruto akhirnya bersama-sama ke sekolah dengan berjalan kaki. Naruto adalah laki-laki yang selalu menjagaku, dan selalu perhatian pada orang lain, tapi yang membuatku bingung adalah: Kenapa belum ada satu saja perempuan yang menyukai Naruto?

Setelah bercakap-cakap di jalan tanpa kami sadari, kami telah sampai di sekolah. Oh iya, Naruto adalah Laki-laki yang sama sepertiku. sederhana, tapi dia masih mempunyai orang tua. Jadi bisa dibilang kehidupan dia lebih sempurna daripada aku.

''Ah, sudah sampai ternyata. Ayo Sakura, kita ke kelas!'' Ajak Naruto lalu menarik tanganku.

''Eh, iya!'' Akupun mengikuti Naruto dari belakang.

Setelah sampai dikelas aku bertemu Sasuke dengan sikap dinginnya. Aku hanya cuek ketika melihatnya. Dia menatapku dengan bosan. Dan segera pergi, akupun melihatnya dengan jengkel. Tiba-tiba Naruto mengagetkanku.

''Hei, Sakura!'' Panggil Naruto sambil menepuk pundakku, membuat aku kaget.

''Eh.. Iya ada apa?'' Tanyaku.

''Kau masih belum baikkan dengan Sasuke?'' Tanyanya lagi.

''Mungkin tidak akan pernah lagi Naruto!'' Jawabku.

''Kenapa bisa begitu? Mungkin saja bisa kok!''

''Entahlah Naruto!''

Flashback:

Aku sangat senang hari ini, aku akan membuat kejutan buat Sasuke tersayang. Aku akan mendatangi rumahnya dengan membuat sebuah makanan favoritnya, Nasi Goreng dengan ekstra tomat. Aku juga memakai baju yang sangat cantik untuk sedikit menarik perhatian Sasuke.

Akupun berangkat sambil bernyanyi-nyanyi di jalan dan membawa sebuah ranjang makanan. Setelah sampai di rumah Sasuke, aku tidak mau mengetok pintu rumahnya, Akukan mau membuat kejutan untuknya. Aku segera membuka pintu rumahnya.

Ceklek..

Setelah membuka pintu rumah Sasuke, mataku membulat dan sangat kaget setengah mati. Aku merasa tidak percaya dengan kelakuan Sasuke yang sangat menyakiti perasaanku. Sasuke dikelilingi 3 orang wanita yang sedang merayunya. Sasuke cuma mengipas-ngipas uang ke mukanya sambil tertawa senang. Aku kaget lalu menjatuhkan makanan yang kubuatkan untuk Sasuke. Akupun menangis lalu meneriaki Sasuke.

''Sasuke, kenapa kamu melakukan semua ini padaku? Apa salahku? Kenapa kamu bersama wanita lain tanpa sepengetahuanku? Aku menyesal mempunyai kekasih sepertimu! Aku benci melihatmu lagi!

Dia membalas ucapanku dengan kasar, dan hampir membuatku menjatuhkan air mata.

''Diam! Aku sudah muak melihatmu yang terus-menerus miskin. Aku ingin menjadi kaya!'' Katanya dengan kasar. Aku tidak tahan menjatuhkan air mataku lagi, ternyata Sasuke cuma mencari harta. Bukan mencari cinta! akhirnya air mataku jatuh dengan sendirinya. Dengan secepat mungkin aku pergi dari rumah itu sambil terus menangis di setiap jalan.

Aku berpikir sejenak, aku sangat kecewa dengan sikap Sasuke tadi. Membuat hati ini serasa ditusuk jarum yang sangat tajam, aku mencintainya dengan tulus tapi dia membalasnya dengan sikap kasar. Seminggu aku selalu mengurung diri di kamar dan menangis berturut-turut, sampai akhirnya Naruto datang menghiburku.

End Flashback:

''Kau ini, sejak hubunganmu dengan Sasuke berakhir kau menjadi pendiam Sakura! Aku bingung denganmu.'' Kata Naruto sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

''Aku juga tidak tahu Naruto!'' Ucap Sakura sambil menghela nafas.

Teng, teng, teng...

Lonceng masuk berbunyi anak-anak mulai memasuki ruangan kelas mereka masing-masing. Naruto dan aku akhirnya ke bangku kami masing-masing begitu juga dengan Sasuke. Sasuke duduk di belakang bangkuku, jadi Sasuke bisa begitu jelas melihatku, tapi aku tidak mau mengurusinya.

Setelah pelajaran selesai akhirnya kami semua bisa beristirahat. Aku bersama temanku Ino dan Tenten segera ke kantin untuk sarapan. Tanpa sengaja, ternyata disana ada Sasuke juga yang sedang sarapan. Sebenarnya aku ingin kembali tapi mau bagaimana lagi, perutku sudah tidak bisa diajak kompromi. Aku dengan terpaksa melangkahkan kakiku ke meja samping Sasuke karena memang semua meja sudah penuh.

''Hn.'' Katanya ketika melihatku duduk. Uh, aku sangat benci ketika dia mengatakan 'hn' aku ingin sekali meramas mulutnya itu.

''Hn, Sasuke! Ada apa hn?'' Tanyaku agak kasar

''Hn?'' Dia mengangkat alis sebelah kirinya, dan untuk kedua kalinya ingin sekali aku menjambak rambutnya.

''Rggh! Hn! hn? Hn, hn. Hnnnn! Kataku tidak jelas dan tanpa aku sadari Ino, Tenten, Naruto, Kiba dan Neji sedang menatapku dengan bingung. Hah, aku tertunduk malu. Ini semua gara-gara Sasuke tak jelas itu.

''Kau kenapa Sakura?'' Tanya Kiba kepadaku.

''Engg.. Ah, Mas! Baksonya satu yah!'' Kataku yang berpura-pura mencari alasan.

''Hn, aneh!'' Kata Sasuke lagi. menyebalkan!

Setelah selesai makan di kantin bersama temanku, aku mengajak mereka untuk segera pergi dari situ karena aku muak melihat Sasuke yang begitu menyebalkan.

''In, Ten! Ayo pergi dari sini!'' Ajakku ke mereka.

''Aduhh, Sak! Lu gimana sih, kita masih kenyang nih!'' Kata Ino sambil mengelus-elus perutnya. Menggelikan!

''Iya Sak, istirahat dulu napa sih!'' Sambung Tenten. Temanku memang kadang menyebalkan, tapi aku tetap suka pada mereka karena mereka sering membantuku jika aku ada masalah.

''Iya deh!'' Kataku dengan pasrah.

''Sakura, kamu mau kemana?'' Tanya Naruto padaku.

''Aku mau ke belakang sekolah, kamu mau ikut tidak?'' Ajakku.

''Ayo, aku juga sering kesana.'' Kata Naruto lalu menggandeng tanganku untuk pergi ke sana.

Setelah berlari cukup cepat, akhirnya aku dan Naruto sampai juga di tempat itu. Kami sama-sama capek dan memilih untuk beristirahat di sebuah bangku kosong. Aku dan Naruto saling bercakap-cakap sambil tertawa ceria bersama. Sampai seketika Naruto menanyaiku dengan serius.

''Sakura, engg.. kamu masih membenci Sasuke?'' Tanya Naruto dengan wajah serius, aku tidak tahu mau menjawab apa karena apapun kesalahan Sasuke, aku seperti tidak bisa membencinya.

''Err... Menurutmu?'' Tanyaku pura-pura bodoh.

''Jawab aku Sakura, aku serius!''

''I..iyalah aku membenci Sasuke, sudah jelas dia bersama wanita lain.'' Jawabku berbohong.

''Kau tidak berbohongkan?'' Tanyanya lagi dan sedikit tidak mempercayaiku.

'' kok! Kenapa kamu tanya tentang hal itu?'' Kataku penasaran.

''Ah, tidak kok! Aku cuma penasaran saja. Ayo kita pergi dari sini!''

''Iya.'' Aku merasa aneh dengan Naruto, kenapa tiba-tiba dia menanyaiku? Sepertinya dia menyembunyikan sesuatu dariku, tapi apa yah?

.

.

Panas matahari yang menembus celah-celah rumahku, membuatku keringat dingin. Oh iya, aku baru ingat. Aku juga seorang penjaga kasir di sebuah toko besar milik Tuanku namanya Orochimaru aku biasanya menyebutnya Orochimaru-sama. Hari ini aku akan kerja disana.

Menurutku dia seorang pria yang sangat kaya dan sering menambahkan gaji para pekerja di toko ini, itu yang membuatku suka padanya. Bisa juga dibilang dia pria yang dermawan. Tapi yang aku tidak sukai dari dia atau sifat buruknya adalah suka membawa wanita ke dalam ruangan. Aku tidak tahu mereka sedang apa di dalam sana, yang jelas setelah Orochimaru-sama keluar dari ruangan itu, wanita tadi akan memberikan sejumlah uang yang lumayan banyak. Aku tahu, itu yang membuat Orochimaru-sama menjadi kaya.

Setelah berjalan kaki dari rumahku, akhirnya aku sampai juga di toko milik Orochimaru-sama. Dan apa yang aku lihat? Yah, lagi-lagi aku melihat Orochimaru-sama membawa sambil merangkul pinggang seorang wanita yang bertubuh sexi. Ck, membuatku bosan. Tempat ruangan 'itu' di samping toko Orochimaru-sama jadi, jika Orochimaru-sama membawa wanita aku bisa melihatnya dengan jelas. Ya sudahlah, tidak usah dipikirkan! Lebih baik aku segera bekerja sebelum Orochimaru-sama menegurku.

''Ini uangnya yah!'' Kata seseorang sambil memberikan uangnya padaku. Akupun melayaninya dengan baik

''Iya terima kasih.'' Jawabku tersenyum.

Setelah seharian aku bekerja, akupun pulang dengan membawa sejumlah uang yang sudah aku terima dari Orochimaru-sama, karena ini adalah hari gajian untuk aku beserta pekerja lainnya. Aku segera pulang ke rumah dengan wajah bergembira. Uang ini akan kusimpan untuk biaya sekolahku nanti, dan yang terpenting membawa bibi Tsunade ke dokter untuk berobat.

Setelah sekian lama aku menelusuri jalan, aku bertemu dengan 2 preman yang sangat mengerikan, badannya juga sangat besar aku tidak mungkin bisa melawannya. Mereka ingin merebut uangku, aku berusaha meminta tolong tapi di sini sangat sepih. Aku juga ingin lari tapi mereka terus menghalangiku.

''Hey, serahkan uangmu!'' Kata salah satu preman yang memakai anting sangat banyak di bagian telinganya.

''Tidak akan!'' Kataku melawan.

''Cuma seorang wanita, tapi sok tau sekali! Pilih nyawa atau harta?'' Tanyanya tersenyum penuh kemenangan sambil menyodorkan pisau tajam kearah leherku.

''To..tolong!'' Kataku berteriak, preman-preman itupun segera menutup mulutku dengan tangannya.

''Kau berani bertindak yah! Kau ingin mati hah!'' Ucap preman satu lagi.

Aku cuma bisa berharap seseorang untuk menolongku. Dan benar, ternyata dengan tidak sengaja Naruto lewat dengan motornya. Aku sangat senang sekali. Narutopun turun dan berkata pada preman-preman bangsat ini.

''Oy, Jangan berani sama perempuan! Kalau berani, sini lawan aku!'' Kata Naruto sambil membawa sebuah tongkat yang berukuran cukup besar.

''Haha, jadi kau mau menantang kami anak ingusan?'' Kata preman itu dengan nada meremehkan.

''Hh,'' Narutopun maju dan segera menyerang preman satu itu, sedangkan preman satunya lagi masih menutup mulutku dan terus menahanku agar aku tidak bisa lari. Dengan sekuat tenaga akupun menginjak salah satu kakinya. Diapun meringis kesakitan, dan ini kesempatanku untuk membantu Naruto menghajar preman itu.

Pak, buagh, duagh!

''Rasakan ini!''

''Makan itu!''

Aku dan Naruto berhasil mengalahkan mereka dengan tangan dan kaki kami. Kamipun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk kabur dari situ. Akhirnya kami menaiki motor Naruto dan segera pergi dari tempat itu.

''Terima kasih Naruto! Kalau tidak ada kau pasti aku akan kehilangan uang ini. Sekali lagi terima kasih!'' Ucapku pada Naruto.

''Hehehe, sama-sama Sakura. Aku juga salut loh sama kamu. Ternyata kamu juga bisa melawan preman-preman itu yah!'' Puji Naruto padaku.

''Ah, hahaha.. tanpa kamu, aku juga pasti tidak akan bisa melawan mereka.''

''Hehehe..'' Naruto hanya membalas dengan cengiran khasnya. Aku suka ketika dia tertawa, membuat hatiku yang tadinya hancur menjadi tenang. Aku tidak pernah melihat Sasuke tertawa, dia cuma mengatakan 'hn' itu membuatku bosan.

Akhirnya aku dan Naruto melanjutkan perjalanan hingga ke rumahku.

''Sakura, aku pulang dulu yah! Dadahh..'' Pamit Naruto ketika aku turun dari motornya. Akupun membalasnya dengan senyum yang terhias dibibirku.

''Iya, hati-hati yah!'' Kataku sambil melambaikan tangan ke arah Naruto.

''Iya, hehehe..''

Ketika aku masuk kedalam rumahku, aku sangat kaget ketika melihat bibi Tsunade terjatuh lemas di lantai. Dengan secepat mungkin aku mengangkat bibi Tsunade ke kasur dan bertanya.

''Bibi, apa bibi baik-baik saja?'' Kataku dengan cemas.

''I..iya Sa..kura! Uhuk, uhuk!'' Kata bibi sambil batuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya.

''Ah, bibii! Aku bawa ke rumah sakit yah?'' Kataku sambil menangis dan terus menggenggam tangan bibi Tsunade.

''Tidak usah Sakura! Uhuk, terlalu merepotkanmu!''

''Tidak bi. Bibi tidak pernah merepotkanku, malah aku yang selalu merepotkan bibi. Pokoknya aku akan mengantarkan bibi ke rumah sakit sekarang.

''Uhuk, terserah kamu saja Sakura!''

Akupun dengan wajah sedih mengangkat bibi Tsunade ke luar dan mencari taxi. Aku juga masih membawa uang tadi. Setelah mendapat taxi, dengan cepat aku membawa bibi ke dalam mobil dan segera menuju Konoha Hospital.

Setelah sampai di Konoha Hospital, aku memanggil salah satu suster dan menyuruh membawa bibi ke salah satu ruangan pasien. Setelah sampai di ruangan itu, aku disuruh tinggal dulu di depan ruangan. Di luar aku cuma putar kesana-kemari dengan wajah yang sangat cemas. Dan setelah sekian lama menunggu, akhirnya salah satu suster datang menghampiriku.

''Kamu yang bernama Sakura?'' Tanya suster itu kepadaku.

''Iya sus, bagaimana keadaan bibi saya sus?'' Tanyaku hampir menangis.

''Bibi kamu masih baik-baik saja, tapi bibi kamu harus dirawat di rumah sakit ini. Dan menunggu sampai sakitnya pulih betul.''

''Em, iya deh! Boleh saya melihat bibiku?''

''Iya, silahkan!'' Katanya sambil mempersilahkanku masuk.

Aku melihat bibi Tsunade yang terbaring lemas di kasur. Aku menatapnya lalu aku berkata dalam hati 'Apakah aku bisa membayar biaya perobatan ini? Dari mana aku akan mendapatkan uang itu?'

Hah, hidupku memang tambah kacau! Mudah-mudahan saja nasibku akan berubah.

TBC

.

Heheheheheheheheheheheheheheh#Reader = Napa lo?

Ah, hay! Bagaimana ficku gaje, abal, jelek, aneh, parah...? *Kebanyakan!*

Gomen, saya terlalu bersemangat. Kalau fic ini ada kekurangan beri tau saya yah! Maklum, Author baru.. :)

R.E.V.I.E.W E W E W ? ?