Seorang pria dewasa terlihat tergesa gesa di lorong rumah sakit. Keringatnya bercucuran membasahi pelipisnya. Senyumnya terlihat mengembang selagi ia tergesa gesa. Kedua anaknya dilahirkan secara sehat. Tidak, mereka tidak kembar. Satu anak dilahirkan oleh wanita berbeda. Ya, pria dewasa ini tengah menghamili dua orang dan sedang melahirkan bersamaan di rumah sakit.
BRUK!
"Ah, maaf suster." Pria dewasa itu mengambil sebuah papan nama yang terjatuh berantakan di hadapannya. Suster itu mengeryit bingung. Karena papan nama ini sudah diurutkan, takutnya tertukar.
"Saya rasa papan ini tidak tertukar sama sekali suster. Saya sudah mengurutnya berdasarkan jatuhnya. Jadi tenang saja." Seolah mengerti depan tatapan si suster, pria dewasa tersebut menjawabnya. Suster tersebut mengangguk dan mengucapkan terimakasih.
Tanpa mereka tahu bahwa ada dua bayi yang namanya tertukar.
Byun Baekhyun yang seharusnya bernama Wu Kyungsoo
Wu Kyungsoo yang seharusnya bernama Byun Baekhyun
Takdir yang merubah nasib mereka.
15 tahun kemudian…
"A—ayah, apakah tidak apa apa aku bergabung ke keluarga kalian?" Hankyung tersenyum lalu mengusap rambut halus milik pemuda manis yang sedang menatapnya dengan takut. Satu tangannya tetap berada di stir mobil mencoba mengendarai dengan pelan sembari menatap anaknya yang kini menunduk.
"Hey, Baekhyun. Ayah yakin mereka akan menerima dengan senang hati. Kau tahu, ayah selalu menangis jika melihatmu seperti ini, Baek. Sudah dua tahun lamanya kau hidup sendiri tanpa orang dekat."
Hankyung tersenyum miris melihat bagaimana pengorbanan Baekhyun yang hidup sendiri tanpa orang dekat. Apalagi dia jarang melihat Baekhyun karena tempat tinggalnya saat jauh dengan tempat tinggal Baekhyun. Jadi, agak susah untuk memantau Baekhyun karena ia takut istrinya curiga.
Ya, Hankyung mempunyai istri dengan dua anak laki laki. Orang tua mereka berdua, menjodohkan mereka tanpa tahu bahwa anaknya mencintai wanita lain—ibu Baekhyun—Tidak ada yang menyetujuinya dengan Kibum—ibu Baekhyun karena Kibum miskin dan tidak mempunyai orang tua dan juga saudara kandung. Sementara wanita jodohannya tersebut sungguh kaya seperti dia. Maka dari itu, dia menjalin hubungan secara rahasia dengan ibu Baekhyun sehingga Baekhyun lahir di hari yang sama dengan anak bungsunya.
Ibu Baekhyun sudah meninggal dua tahun lalu tepatnya ketika Baekhyun baru berusia tiga belas tahun. Selama dua tahun Baekhyun harus hidup mandiri untuk memenuhi kebutuhannya. Tak lupa juga Hankyung selalu mengirim Baekhyun uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan Baekhyun selalu menggunakan uang itu baik baik. Ia tidak ingin mengecewakan Hankyung, yeah—walaupun Kibum dan ayahnya tidak ada ikatan menikah.
"Aw, ayah sakit." Baekhyun memegang pipi tirusnya ketika Hankyung mencubit pipi Baekhyun dengan gemas. Ia tidak tahu bahwa anaknya ini sungguh manis. Mata bulan sabit sipit yang indah, hidung yang mancung, bibir yang selalu tersenyum, membuat sang ayah bertanya tanya apakah Baekhyun laki-laki atau perempuan.
"Kau memikirkan apa? Kelihatan serius sekali!" Baekhyun hanya mengerucutkan bibirnya sebal. Tapi, Baekhyun dengan segera membelakkan matanya ketika mobil sang ayah berdiri di depan sebuah rumah yang besar berbeda dengan apartement kumuhnya dulu.
"Nah, Baekhyun sudah sampai. Kau diam disini dulu, ayah ingin membicarakan dengan ibu sebentar." Hankyung melepaskan seatbelt yang ia pasangkan ditubuhnya kemudian ia mengacak rambut Baekhyun gemas. Baekhyun hanya tersenyum manis melihat ayahnya yang begitu menyanyangi-nya. Sepeninggalan ayahnya, Baekhyun merasa berdosa ketika ia menginjakkan kaki dirumah ini. Seharusnya ayahnya tidak perlu membawanya kemari karena Baekhyun bukan anggota keluarga ini, apalagi Baekhyun lahir oleh perempuan selingkuhan ayahnya.
Baekhyun yakin, ibu tirinya—Heechul—tidak akan menerimanya, maka dari itu Baekhyun melepas seatbeltnya dan berjalan menuju pintu besar di hadapannya. Baekhyun akan meminta maaf pada keluarga ayahnya dan pergi meninggalkan mereka. Bila perlu ia tidak akan pernah menemui ayahnya lagi.
"Dasar bajingan! Kau tidak tahu hiks hiks sialan kau!"
Baekhyun menatap kaget dihadapannya ketika melihat Heechul tengah memukul ayahnya brutal dengan air mata yang mengucur deras di kedua pipinya. Hankyung hanya diam sambil berlutut dihadapan Heechul dan menerima semua pukulan. Karena ia merasa pantas mendapat pukulan tersebut.
Baekhyun kembali mengedarkan pandangannya melihat kedua anak laki laki berada di tempat yang sama. Satu orang sedang duduk di sofa dengan memainkan PSP miliknya seolah tidak peduli dengan pertengkaran keluarganya sementara yang satunya lagi menunduk melihat pertengkaran kedua orang tuanya.
Ketika Baekhyun melihat Heechul mengambil sebuah gelas dan mengarahkan gelas itu ke kepala Hankyung, Baekhyun sudah tidak tahan dia segera masuk dan menjadi tameng segera menutup matanya karena gelas tersebut ingin mengarah ke kepalanya.
Baekhyun mengerutkan keningnya ketika gelas tersebut tidak memukul kepalanya. Baekhyun membuka matanya dan menaikkan kepalanya melihat Heechul kini menatap ke arah wajahnya. Mata Baekhyun memanas ketika matanya melihat bagaimana mata Heechul kini mengeluarkan air mata dalam diam, tanpa mengucapkan satu kata pun dengan tangan yang masih memegang gelas. Hati Baekhyun bergerumuh, seperti ada rasa rindu di dalam hatinya ketika melihat ibu tirinya. Tanpa tahu sebenarnya Heechul juga seperti ada kerinduan yang mendalam di hatinya yang ia tidak tahu apa artinya.
Gelas tersebut pecah karena Heechul tidak sengaja menjatuhkan gelas tersebut ke lantai membuat semua yang berada disana terkejut melihat Heechul yang terdiam ketika melihat wajah Baekhyun. Mata Baekhyun memerah ketika menatap iris mata Heechul.
PLAK!
Baekhyun tersungkur hebat ketika pipinya ditampar oleh Heechul.
"DASAR ANAK PEMBAWA SIAL! LEBIH BAIK KAU TIDAK LAHIR!"
Hati Baekhyun terasa sakit tanpa tahu alasannya. Ia hanya memegang pipinya yang memerah karena tamparan Heechul. Sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah karena tangan Heechul mengenai sudut bibirnya.
Heechul menghampiri Baekhyun dan memukul Baekhyun. "Dasar! Kau seharusnya hiks tidak lahir kau pembawa hiks sial." Pukulan Heechul melemah dan ambruk di lantai. Hankyung terbangun dari bersimpuhnya dan memegang badan Heechul.
"Sayang, aku mohon. Hidupku tidak akan lama lagi. Aku mohon untuk meminta ijin padamu untuk Baekhyun. Baekhyun tinggal disini. Dia sudah tidak mempunyai siapa siapa lagi. Dia masih lima belas tahun. Dia tidak bisa hidup sendiri, ini permintaanku yang terak—"
"Su-sudahlah, jangan bahas tentang kematianmu hiks a-aku—"
Heechul pingsan dan tidak melanjutkan kalimatnya lagi. Hankyung menghela nafas dan memanggil Kris—anaknya yang memainkan PSP tadi untuk menggendong ibunya ke dalam kamar.
Setelah Kris menggendong ibunya, Hankyung melihat Baekhyun yang meringkuk dengan menggigit telapak tangannya. Ia tahu, anaknya sedang menahan tangis. Ia tahu anaknya sedang menahan sakit luar biasa akibatnya. Baekhyun yang merasa diperhatikan ayahnya segera bangun perlahan-lahan dan tersenyum manis seolah ia tidak merasakan kesakitan.
"Cih, akting." Pemuda yang sedari dati menunduk karena pertengkaran itu akhirnya berbicara kemudian pergi menjauh dari Baekhyun dan Hankyung.
"Baekhyun, maafkan ayah." Hankyung segera memeluk Baekhyun dengan meringis begitu juga dengan Baekhyun yang meringis karena menahan sakit ditubuhnya akibat pukulan Heechul.
"Tidak apa apa ayah. Aku bisa hidup sen—"
"Tidak! Ayah tidak akan membuatmu hidup sendiri. Tolonglah Baekhyun. Ini permintaan terakhir ayah." Baekhyun meneteskan air matanya melihat ayahnya seperti ini. Ya ayahnya mengidap penyakit kanker dan dokter bilang bahwa Hankyung tidak akan hidup lama lagi.
"Ayah, aku yakin. Ayah pasti akan sembuh, aku dan keluargamu akan ada selalu untukmu."
Bad Destiny
ChanBaek! Yaoi. BoyxBoy
Prolog
Dua tahun lamanya Baekhyun tinggal dirumah besar ini dan satu tahun ayahnya pergi meninggalkan mereka semua menyisakan hawa duka dirumah ini. Heechul masih saja menganggap Baekhyun tidak ada. Ketika Hankyung sudah pergi, Heechul lebih menganggap Baekhyun angin lewat atau menjadikan Baekhyun pembantu. Apalagi Kyungsoo, ia memang menganggap Baekhyun tidak seperti saudaranya melainkan pembantu. Sementara Kris, ia pergi ke China sebelum ayahnya meninggal. Hingga sampai sekarang, Kris belum pulang.
Baekhyun mengayuhkan sepeda usangnya menuju sekolah yang sama dengan Kyungsoo. Bedanya, Kyungsoo menaiki mobil diantar supir sementara Baekhyun tetap menaiki sepeda yang dibelikan ayahnya dulu. Baekhyun memakai kacamata culun, rambutnya yang ia belah dua, dan kemeja yang terkancing hingga atas. Benar benar membuatnya seperti orang nerd.
Itu semua ulah Kyungsoo karena Kyungsoo ingin Baekhyun selalu dibully karena ia culun. Tentu saja Baekhyun hanya menuruti Kyungsoo, karena Kyungsoo selalu memukul Baekhyun ketika ia marah. Baekhyun hanya bersyukur, walaupun ia selalu di bully, dimarahi, tidak dianggap ada. Setidaknya ia masih bisa hidup dan menikmati dunia.
Baekhyun sampai di depan sekolahnya dan memakirkan sepedanya. Sekolah elite ini bernama Sungsan High School. Banyak siswa siswi kaya bersekolah disini. Baekhyun hanya siswa miskin—karena Kyungsoo tidak menganggapnya saudara—dan siswa nerd. Baekhyun menghela nafas dan mengeratkan tas yang ia pakai berjalan menunduk melewati siswa siswi yang bergaya heboh.
BRUK!
Seseorang mendorong Baekhyun sampai terjatuh mencium tanah. Baekhyun mendengus kesal. Ia hendak berdiri dan lagi lagi mencium tanah karena seseorang menginjak kepala Baekhyun menggunakan kakinya.
"Culun seharusnya berada dibawah."
Park Chanyeol. Siapa yang tidak mengenal pemuda yang satu ini. Pemuda yang mempunyai sekolah ini, tampan, tinggi, idaman. Chanyeol adalah pemuda perfect tidak seperti Baekhyun. Semua wanita ataupun pria gay akan mengejarnya. Chanyeol tidak terlalu peduli, ia suka menyakiti seseorang disekitarnya.
Kakinya masih berada di kepala Baekhyun dan menggesek kaki tersebut hingga wajah Baekhyun ikut tergesek di tanah membuat Baekhyun menggigit bibirnya menahan sakit.
"Jangan lupa nanti siang kau belikan kami makanan." Kami yang dimaksud adalah teman-teman se-geng Chanyeol dan juga Chanyeol. Kyungsoo datang bersama Sehun dan memeluk Chanyeol dari belakang membuat Chanyeol mengeryit dan menoleh ke belakang.
"Kau mengangetkanku saja." Chanyeol mendengus dan memeluk pundak kecil Kyungsoo. Kyungsoo yang melihat siapa yang diinjak Chanyeol hanya tersenyum senang melihat Baekhyun—yang menurutnya perusak keluarga orang—pantas diperlakukan seperti itu seumur hidupnya.
"Ayo ke kelas, biarkan saja si culun ini." Chanyeol mengangguk dan mengusap rambut Kyungsoo gemas. Kemudian ia menurunkan kakinya dan menendang perut Baekhyun menggunakan kaki satunya. Ia berjalan meninggalkan Baekhyun bersama Kyungsoo dan juga Sehun yang daritadi hanya diam.
Baekhyun kembali menggigit bibirnya pelan dan memegang perutnya kesakikan akibat tendangan Chanyeol. Baekhyun membuka matanya dan melihat sekeliling. Tidak ada yang melihatnya dan berjalan lurus. Bahkan ada saja yang saling berbisik melihat Baekhyun. Tidak ada yang berani menolong Baekhyun karena takut oleh Chanyeol.
"BAEKHYUN!"
Sebuah suara cempreng yang membuat Baekhyun harus cepat cepat bangkit karena suara cempreng itu akan menghhawatirkannya. Dia adalah Luhan, sepupu Chanyeol.
To Be Continue.
a/n: huaa maaf saya nistain baekhyun disini hiks. Sebenarnya saya ga tega kalo giniin baekhyun tapi apa daya/? Saya pengen ngebuat baekhyun menderita dulu hohoho. Kangen bikin ff menderita soalnya. Oh ya, saya bukan hatersnya kyungsoo ataupun heechul ya huhu. Saya hanya merasa mereka berdua sangat cocok dengan karakternya. Pasti banyak yang gasuka sama kelakuan chanyeol, ya memang seperti itulah jalan ceritanya. maaf juga baru dikit.
mind to review?
