Naruto © Mashashi Kishimoto
Conclude
Sasu/Naru or ?/Naru
Rate : T
Friendship/Romance/Humor(?)
Warn : Sho-ai, typo, OOC and etc.
~AkiraChiharu~
.
.
.
Sudah sejak lama, sejak semburat cahaya jingga di ujung langit malam pudar tergantikan dengan hitam kelamnya malam yang entah kenapa, rasanya lebih kelam dari malam kemarin... Huh? suram sekali. Dengan berbekal senter sebagai penerangan Naruto berjalan melewati jalan setapak bermandikan lumpur untuk menembus kegelapan tengah malam yang telah menantinya, sepertinya hujan sore hari tadi cukup deras.
Dengan langkah santai Naruto menuju sebuah rumah pohon di belakang bukit sekolah, sudah lama sekali sejak terakhir kali Naruto mengunjungi tempat itu. Kalo tidak salah tepat sehari sebelum kepindahannya ke Tokyo untuk meneruskan kuliah disana, sudah berapa tahun ya? Satu.. dua.. ah-sudah enam tahun ya?
Naruto menghentikan langkahnya ketika ia sampai diujung tangga kayu yang menghubungkan dengan rumah pohon, lumut telah menutupi hampir seluruh tangganya beberapa bagiannya bahkan sudah keropos dimakan usia. Bulu kuduk Naruto bergedik ngeri membayangkan bilamana nanti dia mencoba naik keatas rumah pohon Ihh,, tidak.. tidak..terima kasih, dia terlalu muda untuk mati, ingat usianya baru 23 tahun. Bahkan dia baru saja dipromosikan menjadi jenderal manajer, hebat bukan? Tapi jujur Naruto tak habis pikir entah kenapa Temujin 'ThePerfecBosss' mau-maunya dan secara sadar tanpa paksaan mempromosikan dirinya yang notabenenya sledor bin teledor dan tidak cukup pintar-kalau tidak ingin disebut bodoh-sebagai seorang manager.
Sraak..sraakk, suara semak bergesekan membangunkan Naruto dari lamunannya, Siapa yang cukup waras ketempat ini pada tengah malam seperti ini?-kecuali Naruto tentunya-. Sesosok siluet manusia tinggi berwarna hitam berjalan menuju kearah Naruto yang berdiri menggenggam erat senter berwarna hitam miliknya, sial sepertinya dia ingin kencing di celana sekarang. Seberkas sinar dari cahaya layar ponsel menyilaukan mata naruto yang masih terpaku pada sosok itu, tangan berbalut jaket berwarna hitam menyentuh pundaknya yang tegang karna ketakutan, Kami-sama dia benar-benar ketakutan sekarang.
"Naruto?" tanya sosok itu sambil menyinari wajah Naruto secara kesluruhan.
"Sa-sasuke? Sialan, kukira kau hantu!" sosok yang dipanggil Sasuke itu hanya diam dan berjalan menaiki rumah pohon diatasnya, merasa diabaikan Naruto pun mengikuti Sasuke memanjat tangga penuh lumut dan rapuh disana-sini.
"Oii, Sasuke sedang apa kau disini tengah malam seperti ini?" tanya Naruto setelah mereka sampai diatas rumah pohon, Sasuke menatap lurus kearah mata blue saphire milik sosok dihadapannya.
"Aku memang sering ketempat ini" Naruto yang ditatap seperti itu entah kenapa tiba-tiba merasa bersalah, ia pun hanya mengamati Sasuke yang beranjak mengotak-atik lemari kecil di sudut ruangan dan mengambil sebuah benda dari dalamnya. Naruto hanya mengerutkan kening ketika Sasuke menyodorkan sesuatu padanya.
"Apa ini?" perlahan Naruto membuka bungkusan berwarna biru dongker itu perlahan, matanya membulat melihat isi bungkusan yang adaa digenggamannya.
"I-ini? Dimana kau menemukan ini Sasuke? Bukankah kalung ini sudah jatuh ke dalam danau?" sebuah kalung prisma berwarna biru aqua terlihat berkilauan terpantulkan cahaya bulan terlihat begitu indah berada di genggaman Naruto.
"Aku mencarinya untukmu, kukira aku bisa mengembalikannya sebelum kepindahanmu ke Tokyo. Tapi, aku terlambat... jadi, mumpung kau berada sini aku ingin mengembalikannya." Alis Sasuke mengerut tak suka mendengar cuara cekikikan Naruto yang terdengar tiba-tiba itu, dengan tangan bergetar karna efek tertawa Naruto menepuk-nepuk pundak sosok yang lebih tinggi darinya 7 cm.
"Gomen.. gomen.. aku tak tahan dengan ekspresimu itu, sudah sejak lama sejak terakhir kali aku mendengarmu berbicara sepanjang itu Sasuke! Haha, serius muka mu lucu sekali" Naruto yang tertawa terbahak-bahak tak menyadari sepasang mata onyx yang memandangnya dengan takjub, senyum tipis mengembang diatas wajah pucatnya.
"Dasar, dobe. Sudah 6 tahun, wajar aku berubah" Naruto mengamati Sasuke secara keseluruhan, kalau dipikir-pikir Sasuke memang terlihat beda, dia lebih tinggi, tampan dan terlihat lebih dewasa tentunya.
"Kau benar Sasuke, kau sekarang terlihat berbeda dan lebih dewasa tapi.. rambut pantat bebekmu masih sama saja" Naruto mangut-mangut seperti seorang detektif mengamati sosok rivalnya itu.
"Dan kau masih saja berkepala duren dan idiot" seringaian khas Uchiha sukses membuat dahi Naruto berkedut kesal.
"Sialan, mulutmu tetap saja tajam Uchiha. Ngomong-ngomong untuk apa kau sering datang ke tempat ini? Naruto menggaruk lehernya merasakan gatal karna gigitan nyamuk, "nyamuk sialan " batinya kesal.
"Kau sendiri kenapa ada disini?" Sasuke mengulurkan sebuah lotion anti nyamuk sachet kepada Naruto.
"Aku sedang liburan disini dan teringat tempat ini, aku jadi kangen dan ingin lihat-tunggu, kenapa malah aku yang menjawab pertanyaan mu! Brengsek, nyamuk-nyamuk sialan ini seperti vampire! Apa sih maunya!" dengan penuh emosi naruto mengoleskan lotion keleher dan kedua lengannya.
Sasuke hanya memutar bola mata melihat kelakuan rivalnya itu, "Mungkin mereka rindu dengan mu dobe" jawab Sasuke dengan jari-jari asik bermain layar sentuh ponsel di genggamannya.
"Ck, mungkin karna aku ini tampan, jadi nyamuk-namuk ini tergila-gila padaku. Oh ya, kau belum menjawab pertanyaanku!"tuding naruto menggunakan kemasan sachet lotion anti nyamuk yang sudah kosong *kenapa dari tadi membahas lotion anti nyamuk sachet? Okeh, abaikan*.
Mata onyx itu mengalihkan pandangan dari layar ponselnya dan menatap langit malam dari jendela kecil disampingnya, "Hanya ditempat ini aku merasa tenang" ujarnya parau. Naruto terpaku pada suara sendu itu, Apa yang terjadinya dengan Sasuke? Dia akui sejak pindah, dia tak pernah lagi berkomunikasi dengannya. Bukan, bukannya dia tidak pernah memcoba menghubungi Sasuke tapi... Sasukelah yang tiba-tiba menghilang.
"Ku dengar kau selama ini ada tinggal di California ya?" Sasuke hanya mengangguk dan kembali menatap langit malam, lagi... sialan benar Uchiha bungsu satu ini, seenaknya saja tak menghiraukan keberadaan Naruto.
"Heh, kau brengsek sekali. Pergi diam-diam seperti itu, cih... tipikal Sasuke sekali." Sasuke kemudian berdiri, menepuk-nepuk belakang celananya sebentar lalu berjalan menuruni tangga.
"Oii,oii.. kau mau kemana? Pembicaraan kita belum selesai, hey! Tunggu..." dengan langkah tergesa-gesa Naruto menuruni tangga dan mengejar Sasuke, namun tiba-tiba sosok dihadapannya malah berhenti sehingga dahi Naruto bertumbukan dengan punggung kokoh si pantat ayam *ditabok Sasuke*.
"Senang bertemu dengan mu lagi Naruto, sampai jumpa..." tangan sepucat mayat itu mengelus puncak kepala Naruto dan bergegas pergi menghilang dibalik rimbunnya pohon dalam kegelapan malam.
Naruto hanya berdiri mematung menatap kepergian rivalnya,"Hsh, kenapa bulu kudukku jadi berdiri begini? Aneh... lebih baik aku pulang sekarang, terlalu lama disini membuatku menjadi paranoid." Dengan kecepatan tinggi melebihi kecepatan cahaya *bo'ong ding~* Naruto berlari meninggalkan tempat itu tanpa menyadari sesosok manusia berdiri menatapnya tajam dari balik pohon.
"Kau sudah, kembali eh?" sosok itu tersenyum misterius, iris berwarna hijau zamrud terpantul oleh cahaya bulan itu terbias begitu indah menghasilkan warna yang menawan, ah.. menenangkan. Namun, semua keindahan itu seakan sirna ketika sebuah seringaian keji yang terpatri apik di wajah ruapawannya.
"Ah, aku jadi lapar..." ujarnya ambigu kemudian mengayunkan kakinya mengikuti Naruto yang tengah berlari terbirit-birit di depan sana.
Fin or TBC?
Hola~
Akichi the new generation of absurd creature has come with my first fict ^_^)v
Aneh? Gajekah? Gantung? Hehe, maklum ini fict pertama saya di fandom Naruto :3
Biasanya saya cuman baca, dan akhirnya setelah mengumpulkan keberanian yang segede biji kacang ijo. Saya berani publish juga~ XD
Kritik dan saran selalu terbuka untuk saya, pssst~ tapi, jangan kejam-kejam ya? Hehe :D
Mind to review? ^_^)v
