Rated: T
Genre: Romance, Humor, Hurt/Comfort.
Warning: OC, OOC, AU, Typo, EYD, Humor gagal, dll.
Pairing: [OC/Reader's x Kise Ryouta]
.
Reader's Pov
"[Name]! Cepat bersih bersihnya ya! Gedung olahraga mau ditutup!"
"Ha'i senpai! Otsukare desu!"
Pagi hari ini aku disuruh bersih bersih gedung olahraga sendiri, karena ada latihan pagi ekskul voli. Yang sebenarnya jadwal piket pembersihan gedung olahraga itu bersama temanku, tapi dia sedang sakit hari ini, yah... jadinya mau tidak mau aku harus membersihkan sendiri.
Oh iya, namaku Akashi [Name]. Pada musim gugur ini aku akhirnya menjadi anggota resmi ekskul voli. Aku berada di kelas 1-A. Dan aku mempunyai seorang kakak laki laki bersama Akashi Seijuurou. Kakak ku sangat berprestasi dibidang akademik maupun dibidang olahraga, dan dia sangat populer dikalangan siswi SMP Teikou ini. Kakak ku adalah sosok yang sangat ku kagumi dan sangat menyayangiku. Kakak ku sudah menginjak tahun ke 3, dan sebentar lagi dia akan lulus. Tetapi, dia akan melanjutkan ke SMU Teikou, cabang dari sekolah ini. SMP dan SMU Teikou sudah sangat terkenal dikalangan masyarakat.
"Ah! Sudah jam segini, aku harus cepat! Kalau tidak aku akan ketinggalan pelajaran!" Aku mengumpulkan sampah ke tong sampah, dan akhirnya selesai juga.
"Yosh! Tinggal kubuang ke pembuangan sampah di belakang!" Aku membereskan alat alat yang kupakai tadi, dan setelah itu keluar dari gedung olahraga dengan membawa tong tersebut bersamaku, lalu menuju tempat pembuangan sampah.
"Aaah... berat sekali ini..." Aku terus melangkah dan pandanganku tertutup karena berhubungan tong sampah ini menutupi penglihatan ku, jadi aku berjalan ke arah yang telah ku hafal.
BRAK
"Ittai!" Aku meringis kesakitan karena terjatuh.
"A-aaah... gomen-ssu." Aku melihat sosok yang menabrak ku, penampilannya seperti perempuan, rambut pirangnya menutupi wajahnya sampai ke alis mata dengan surai sepanjang leher. Dan aku melihat ke arah tong sampah yang sekarang sudah...
"Berantakan... gimana inii? berantakan... semua ini gara gara kau!" Aku berdiri dan melihatnya sedang memunguti sampah yang terjatuh tersebut.
Aku menatapnya dengan wajah yang penuh amarah, karena aku sudah kesal dengan sampah yang sudah ku bereskan dengan rapi, kini menjadi berantakan gara gara laki laki ini!
"Hah... ini sudah rapi kembali-ssu...?"
"Kau... TIDAK BISA KU MAAFKAN!" Aku berlari mengejarnya dan dia juga ikut berlari karena ketakutan, dan terlihat jelas di raut wajahnya dia takut.
Tidak peduli dilihat oleh siapapun, aku sangat marah, marah, marah, marah!
"Bukannya aku sudah minta maaf-ssu?!"
"Apa kau pikir aku akan memaafkanmu dengan begitu saja HAH?!"
Aku melewati berbagai koridor dengan terus berlari dan dia juga berlari sampai dia akhirnya berhenti di sebuah kelas.
"UWAAA! SIAPAPUN TOLONG AKU-SSU!" Dia berhenti di depan orang yang sangat ku kenal.
"Nacchan- eh, Nao-senpai?" Aku pun ikut berhenti dan orang itu bersembunyi di belakang Nao-senpai. Nama lengkapnya adalah Midorika Nao, dia mempunyai paras cantik dengan warna rambut hijau muda, dengan kedua iris mata senada dengan surai rambutnya.
"[Name]-chan? Sedang apa disini? Dan... Kise-kun? Kamu kenapa?"
"Ehehe... ada sedikit kesalahpahaman dengannya."
"Eh- ini..." Aku menengok ke atas, dan aku melihat papan nama kelas... 3-A?!
"E-etto... ano... aku benar benar minta maaf senpai! Aku tidak tahu kalau kamu adalah kakak kelas! Sekali lagi aku meminta maaf senpai atas ketidaksopanan ku!" Aku menundukkan kepala ku. Aku tidak tahu harus berbuat apa, ah... sekarang aku sangat malu.
"Tidak apa apa kok, lagipula ini salahku yang sudah menabrakmu, aku juga minta maaf padamu-ssu. Yang penting angkatlah kepalamu, aku jadi tidak enak padamu."
"Uwaa... tapi senpai, aku juga tidak enak pada senpai."
"Sudah, tidak apa apa kok."
"Sekali lagi aku minta maaf, etto..."
"Kise Ryouta, kamu?"
"Aka-"
"Loh [Name]? Kok kamu bisa disini?" Tanya seseorang yang keluar dari kelas itu.
"Nii-san? Um... ada sedikit kesalahpahaman dengan Kise-senpai."
Uuu... aku lupa kalau Nao-senpai sekali dengan Nii-san
"Memangnya terjadi masalah apa antara kalian berdua."
"Bu-bukan masalah yang penting kok."
"Oh... yasudah, sebaiknya kamu kembali ke kelasmu, pelajaran sudah mau dimulai."
"Benar juga. Aku permisi kembali ke kelas senpai."
Aku pun berlari kecil meninggalkan kelas tersebut dan mulai berjalan biasa lalu kembali ke tempat tong sampah yang kutinggalkan tadi dan segera kubuang. Lalu dengan cepat aku kembali ke kelas, dan akhirnya aku tepat waktu sampai ke kelas.
"[Name], kau dari mana? Lama sekali kau, pelajaran akan dimulai." Tanya Kei, teman masa kecilku sekaligus adiknya Nao-senpai. Keluarga kami bertetangga dengan keluarga Midorika.
"Midorika-kun benar, kau dari mana saja?" Sambung salah satu sahabat ku, Kuromi Akane.
"Hm... ada masalah sedikit sih tadi, tapi bukan hal yang penting kok."
Ding Dong...
"Anak anak, pelajaran akan segera dimulai. Silahkan duduk ditempat masing masing."
"Ha'i!" Dan akhirnya pun pelajaran dimulai.
.
Ding Dong...
Bel pulang sekolah telah berbunyi, semua murid dikelas ku mulai pergi dari kelas. Ada yang melakukan kegiatan ekskul dan ada juga yang langsung pulang.
"Aah... akhirnya selesai juga, capeeek..." Keluh Kei sambil merapihkan meja dan sesekali menguap.
"Kau ini, jika aku tidak duduk di samping mu, kau pasti sudah kena marah gara gara tertidur terus." Omel Akane-chan yang sedang menyapu kelas pada Kei.
Aku yang sedang membersihkan papan tulis, lalu membuka jendela untuk membersihkan penghapus papan tulis itu, tapi aku melihat seseorang yang melambaikan tangannya padaku dari jarak aku yang sedang berada di lantai dua, dan dia berjalan menuju gerbang sekolah.
"Ah, Kise-senpai." Aku tersenyum dengan membalas lambaian tangannya. Saat dia lihat aku merespon, dia tersandung sesuatu dan membuatnya hampir terjatuh.
Dia tertawa ke arahku, dan aku pun ikut tertawa pelan.
"[Name], kamu melihat siapa disana?" Tanya Kei padaku, dan aku kembali menutup jendela kelasku.
"Hm? Bukan siapa siapa kok..." Aku kembali menaruh penghapus tersebut ke tempat semula.
"Kau aneh [Name]."
Aku pun segera mengambil tas ku karena aku sudah selesai piket.
"Ja, aku duluan ya." Aku pun langsung menuju gedung olahraga untuk melaksanakan kegiatan klub.
.
Skip Time
Saat aku sampai ke rumah hari sudah gelap.
"Tadaimaa..."
"Okaeri [Name]." Nii-san menghampiriku dengan memakai celemek di tubuhnya, itu berarti.
"Nii-san yang memasak lagi?"
"Sebenarnya aku baru ingin memasak untuk makan malam. Kamu jarang baru pulang saat hari sudah gelap, ada apa?"
"Ada latihan tambahan. Sudahlah Nii-san, aku saja yang memasak." Bukannya aku tidak suka dengan makanan Nii-san, tapi jika aku setiap hari memakan tofu, rasanya membosankan juga.
"Kenapa? Kamu tidak suka makanan masakan kakak?" Nii-san memasang wajah kecewa padaku, aku agak sedikit tertawa mendengar Nii-san berkata seperti itu.
"Bu-bukan begitu Nii-san, aku hanya ingin saja."
"Hah... yasudahlah kalau kamu memaksa, cepat sana ganti baju. Baru kamu ke dapur ya."
"Baiklah."
.
"Nii-san, aku ingin membuat kari. Apa bahannya ada?" Aku bertanya padanya yang sedang membaca bukunya.
"Ada, ambil saja di kulkas."
Aku pun mengambil bahan untuk memasak kari, ada bumbu kari, garam, wortel, kentang, dan bawang bombay, dan peralatan yang lain.
"[Name], perlu ku bantu?"
"Tidak usah, Nii-san tunggu saja ya."
Oh iya, Otou-san adalah pemegang perusahaan Akashi Corp. yang sudah terkenal dimana mana, sedangkan Okaa-san adalah sekertaris di perusahaan Otou-san, jadinya setiap hari mereka sibuk, tapi aku dan Nii-san sudah terbiasa. Walaupun begitu, kami berdua tetap menyayangi orangtua kami. Keluarga kami pun memilih hidup di perumahan yang tidak terlalu mewah agar tidak berkesan sombong, itulah yang kusukai dari kedua orangtua ku, selalu merendah, tidak pernah menyombongkan diri.
"Nii-san, sudah jadi. Ayo ke sini."
Aku pun duduk berhadapan dengan Nii-san, dan mulai menyantap kari buatanku. Dan seperti biasa, setiap Nii-san memakan kari pasti ada yang dia sisakan.
"Nii-san, kamu menyisakan wortel lagi..."
"Aku kan memang tidak menyukai wortel, kamu tahu itu kan? Salahmu sendiri, kenapa memasukkan wortel ke dalam kari."
"Kalau tidak dimasukkan wortel, itu namanya bukan kari lagi Nii-san. Sudahlah, sini aku habiskan."
Aku pun mengambil sisa wortel yang ditaruh dipinggir piring nya lalu langsung kuhabiskan.
"[Name], biar aku yang mencuci piring nya, kamu kembali kamar saja."
"Ah, baiklah. Arigatou Nii-san, oyasumi desu."
"Oyasumi." Nii-san mengelus pelan puncuk kepala ku. Dan aku segera kembali ke kamar.
Sampai dikamar, aku melepas penat sedikit dengan merebahkan diri di kasur, dan mengingat hal yang tadi pagi terjadi.
"Namanya Kise Ryouta ya... penampilannya sungguh seperti perempuan, rambutnya sengaja dipanjangkan mungkin? Kise-senpai orang nya agak ceroboh..." Gumamku pelan.
Aku memikirkannya dan membuat wajahku terasa panas, mungkin demam? Ah, kurasa tidak mungkin.
"Oh iya, aku lupa memberitahu namaku. Besok mungkin aku akan membuatkannya bekal untuk permintaan maaf." Aku memikirkannya kembali menjadi lebih pusing saja kepalaku.
"Pokoknya itu adalah pertemuan terburuk dalam hidupku!" Aku mematikan lampu lalu tidur.
.
To Be Continued
A/N: Hallo! Entah kenapa saya membuat fic ini, tapi rasanya sudah lama tidak menulis fanfic jadinya ingin publish fic baru lagi. Sekian dari saya, dan dimohon untuk meninggalkan review setelah membaca :)
