SORA KAIZOKU

Disclaimer : NARUTO memang milik Masashi Kishimoto-sama

Warning : sedikit OOC, AU

DON'T LIKE, DON'T READ...

Chapter 1 – Sebuah awal hidup

Matahari mulai bersinar dengan cahayanya yang hangat untuk menerangi pagi yang sejuk dan indah ini. Lalu di sebuah kamar seorang anak berambut hitam dengan mata onyx, baru saja terbangun dari tidur malamnya. Dia pun segera bergegas mandi dan setelah mandi dia pun menyiapkan makanan lalu meletakkannya di tempat makanan yang sudah disediakannya. Lalu dia pun meletakkan makanan-makanan itu di plastik dan membawanya lalu berlari keluar rumah. Tak lupa dia membawa ranselnya.

"Aku harus bergegas, pasti Onii-chan sudah sangat lapar", gumamnya.

Pemuda itupun berlari menuju hutan yang berada di pinggiran desa Konoha. Setelah sampai di tengah hutan, dia pun melihat sebuah kapal raksasa berwarna merah dengan lambang tengkorak dan pedang yang disilang. Dia pun segera berlari menuju pintu kapal itu dan mengetuk pintu kapal itu.

Tok tok tok...

"Yah siapa ya"?, ujar seorang pria sambil membuka pintu kapal itu.

"Ini aku Onii-chan, Sai", ujar anak itu sambil tersenyum dan memeluk kakaknya.

"Wah, Sai-chan ternyata sudah sebesar ini, aku rindu sekali padamu adikku sayang", ujar orang yang merupakan kakak dari Sai itu.

"Aku juga sangat rindu pada Shin nii-chan, hehehehe", ujar Sai sambil tertawa kecil.

"Ayo masuk Sai, Itachi-san juga sudah menunggu di dalam", ujar Shin.

"Ok Nii-chan, aku juga sudah membuat sarapan untuk kita santap sama-sama", ujar Sai.

Mereka pun masuk ke dalam ruangan lalu duduk mengitari meja panjang yang berada di tengah kapal-kapal raksasa tersebut. Lalu mereka pun menghidangkan makanan yang dibawa Sai di atas meja tersebut. Kapal raksasa itu bernama Akasora. Memang itu merupakan sebuah kapal tapi tidak berlayar di laut melainkan memilki kemampuan berlayar di udara. Shimura Shin merupakan kapten kapal itu, dia adalah seorang perompak yang ingin mendapatkan harta yang paling terindah di dunia ini. Lalu selama perjalanan dia ditemani oleh Uchiha Itachi yang merupakan sahabat karib Shin sejak kecil. Mereka berdua sebenarnya adalah ninja dari desa Konoha, namun karena kegemaran mereka yang suka berpetualang dan mencari harta, akhirnya mereka memutuskan untuk menjadi perompak.

Lalu anak kecil yang berambut hitam dan bernama Sai itu merupakan adik dari Shin. Sudah 5 tahun lamanya dia tidak bertemu kakaknya semenjak kakaknya pergi meninggalkan desa dan bertualang mencari harta. Setelah diberitahu bahwa kakaknya akan singgah di Konoha sebentar hari ini, Sai pun bergegas menemui kakaknya setelah 5 tahun tak bertemu.

"Sai baik-baik saja kan selama ini bersama paman dan Bibi?" tanya Shin.

"Baik Onii-chan, paman dan bibi baik kok pada Sai", ujar Sai.

"Lalu sekarang umur Sai sekarang berapa?" Tanya Itachi.

"10 tahun, Itachi nii-san", ujar Sai.

"Wah berarti sudah makin pintar ninjutsu nih?" tanya Itachi sambil tersenyum.

"Ah biasa saja Itachi nii-san, hehehe", kata Sai sambil tersenyum

Setelah sarapan pagi, mereka pun terus duduk di depan meja itu sambil bercakap-cakap. Suasana terlihat akrab dan menyenangkan sambil melepas rindu karena telah lama tidak bertemu. Sai pun menceritakan masa-masa bermainnya dengan kawan-kawannya pada kakaknya juga Itachi.

"Ketika aku sedang bermain di kali sama Neji, Sasuke dan Naruto, kami mengalami pengalaman yang lucu-lucu, seperti ketika waktu Naruto mau menangkap kodok di kali kakinya tersandung dan akhirnya dia pun jatuh di tempat yang penuh dengan lumpur, hehehe. Wajahnya sudah kayak monster dari planet mana gitu, hahaha.", cerita Sai sambil tertawa..

"Wah, temanmu Naruto itu kayaknya agak bodoh, ya", ujar Shin sambil tertawa kecil.

"Yah, begitulah dia, bodoh dan suka buat onar" ujar Sai.

"Lalu bagaimana dengan hobi menggambarmu, apa kau masih suka menggambar seperti waktu kecil dulu?", tanya Shin

"Tentu saja! Ah aku ingin menunjukkan salah satu gambarku pada Onii-chan!", ujar Sai.

Sai pun mengambil sketchbook yang ada di ranselnya dan membuka salah satu halamannya dan menunjukkan gambarnya pada Shin dan Itachi. Shin pun terkejut melihat gambar itu dan kemudian tersenyum lebar sementara Itachi juga tersenyum setelah melihat gambar Sai.

"Wah, kau semakin pintar menggambar yah adikku! Bagus sekali! Mantap!", ujar Shin sambil mengancungi jempol pada Sai.

"Kau berbakat sekali, Nak.", ujar Itachi.

"Hehehe, biasa saja.", kata Sai sambil tersenyum dan menggaruk-garuk kepala belakangnya.

"Sai, sudah mau malam nih, kamu ngak balik ke rumah paman?", tanya Shin.

"Ah, aku nginap sini saja ya sama Onii-san? Boleh ya?", ujar Sai sambil memohon.

"Ya ya, boleh dech. Tapi jangan ribut ya..", kata Shin.

"Aye-aye Captain!", kata Sai sambil memberi hormat pada Shin.

Shin dan Itachi pun tertawa melihat tingkah Sai begitu lucu. Tidak terasa sudah malam. Kegelapan mulai menyelimuti hutan tersebut. Dan di dalam kapal Shin dan Itachi berada di sebuah ruangan yang terlihat gelap. Mereka pun mulai bercakap.

"Itachi, ada yang ingin kutunjukkan padamu", ujar Shin.

"Apa itu Kapten Shin?", tanya Itachi.

Lalu Shin membuka sebuah lemari yang berada di dalam ruangan tersebut. Didalamnya terdapat sebuah pedang yang sangat indah bentuknya. Berwarna emas dengan ukiran-ukiran yang bernilai estetik tinggi, pedang itu memiliki panjang yang hampir sama dengan katana pada umumnya.

"Ini adalah pedang Golden Dragon yang melegenda itu, pedang katanya yang memiliki kekuatan yang luar biasa dan bisa menggabungkan 5 elemen dasar menjadi satu. Aku akhirnya dapat menemukan pedang ini ketika kau sedang kembali ke Konoha 2 tahun lalu", ujar Shin

"Be..benar ini Golden Dragon", kata Itachi sambil terperangah melihat pedang itu.

"Besok, kita akan berangkat ke Moon Island, Itachi, jadi beristirahatlah", ujar Shin.

Mereka berdua pun keluar dari ruangan tersebut dan menuju ruang tengah. Shin pun melihat Sai telah tertidur di sofa dengan pulas. Maklum waktu telah menunjukkan pukul 10 malam. Shin pun menggendong Sai ke kamarnya lalu membaringkannya di tempat tidur. Lalu dia pun keluar dari kamar dan duduk di sofa.

"Shin, aku keluar sebentar ya, ada yang ingin ku urus di desa.", kata Itachi

"Ok, hati-hati di jalan ya", jawab Shin

Satu jam kemudian...

BRAKKK..

"Bunyi apa itu?", gumam Shin sambil menuju pintu depan kapal.

Sai pun terbangun dari tidurnya karena mendengar suara tadi. Dia pun keluar dari kamar dan berjalan menuju arah ribut-ribut itu.

"Apa yang kalian lakukan di kapalku, hei Anbu-Anbu Konoha!", tanya Shin dengan nada tinggi.

"Kapten Shimura Shin kami diperintahkan untuk menangkapmu atas tindakan pencurian terhadap pusaka penting milik Konoha yaitu Golden Dragon.", ujar salah satu Anbu.

"Apa mencuri?! Siapa yang mengatakannya hah?, tanya Shin dengan nada menantang.

"Aku orangnya", ujar seseorang.

Tiba-tiba muncullah Itachi di tengah-tengah para Anbu Konoha tersebut. Dia menyeringai sambil menatap tajam Shin.

"Itachi! Tak mungkin kau? Kau kan temanku, mana mungkin kau..?", ujar Shin

"Memang aku, aku ini sebenarnya adalah Anbu Konoha yang menyamar untuk mengawasimu karena kau terlihat yang paling mencurigakan setelah Golden Dragon hilang dari Konoha', ujar Itachi.

"Ta..tapi kau tahu kan aku tak mungkin mencurinya, aku menemukannya di tempat lain bukan mencurinya dari Konoha", kata Shin

"Huh, mana mungkin maling ada yang ngaku, ayo tangkap dia!", kata Itachi.

"Ku kira kau sahabatku Itachi, tapi kau justru hanya seorang pengkhianat keji!", ujar Shin dengan geram.

Para Anbu pun mulai menyerang Shin, Shin pun mulai bertarung dengan mereka. Sementara itu ternyata Sai telah memperhatikan semua kejadian itu daritadi dari balik meja yang ada di dekat situ. Dia melihat kakaknya yang sedang terdesak melawan 6 orang Anbu yang menyerangnya bertubi-tubi. Kakaknya pun mulai terluka akibat sayatan-sayatan pedang yang dilancarkan anbu-anbu tersebut. Sai tidak tahan melihat kakaknya yang sudah mulai kewalahan karena luka-luka yang diderita. Sai pun berteriak:

"Onii-chan!", teriak Sai.

"Sai! Cepat pergi dari sini! Ayo cepat pergi!", teriak Shin untuk adiknya.

Lalu salah satu Anbu berlari menuju Sai dan bersiap untuk menebas Sai dengan pedangnya. Sai pun terkejut namun hanya bisa terdiam dan tak bisa lari. Sai pun berteriak sambil menutup matanya, pasrah kalau dirinya akan segera mati.

AAAARGGGHGGGHH!

JLEBBB..

Sai pun membuka matanya dan ternyata di depannya, telah ada Shin yang mendekapnya, namun Shin telah tertusuk oleh pedang di bagian sekitar jantungnya. Anbu itu pun mencabut pedangnya. Lalu Shin pun terbaring disitu. Sai pun menangis tersedu-sedu melihat kakaknya yang sudah sekarat itu. Shin pun berkata:

"Sai, kau kan anak yang kuat, jangan nangis gitu dong", ujar Shin.

"Onii-chan, huhuhuuuuhuuu, jangan tinggalkan aku", kata Sai terisak-isak.

"Walaupun sebentar lagi aku akan meninggalkan dunia, tapi selamanya aku akan berada di sini, di hatimu", ujar Shin sambil menunjuk dada Sai.

"Lalu ambillah jubah yang kupakai ini, kau harus mewarisi semangat perompak yang kumiliki. Kau harus jadi kapten yang kuat Sai..", ujar Shin lagi.

"Onii-chan..huhuhuhuuuuuhuuu, jangan pergi...", ujar Sai sambil menangis.

"Janji ya kau akan menjadi kapten yang kuat?",tanya Shin sambil mengangkat jari kelingkingnya di hadapan Sai.

"Huhuuuhuuu... aku janji onii-chan...", jawab Sai lalu menautkan kelingkingnya pada kelingking kakaknya.

Seketika itu mata Shin pun tertutup dan dia menghembuskan nafas terakhirnya di saat itu. Akhirnya nyawa seorang kapten perompak Shimura Shin telah direngut. Sai pun menangis terisak-isak meratapi kepergian Onii-channya tercinta. Lalu setelah mendengar ledakan besar dari depan kapal, Sai pun memutuskan lari lewat pintu belakang sambil membawa jubah yang diberikan kakaknya itu.

"Apa perlu aku mengejarnya?", tanya seorang Anbu.

"Tidak perlu, biarkan saja..", jawab Itachi.

Sai pun berlari sambil membawa amarah yang besar. Perasaannya bercampur antara kesedihan dan kemarahan yang begitu besar. Dia berniat membalas apa yang telah dilakukan Konoha terhadap kakaknya. Jiwanya terbakar api kebencian terhadap Desa yang disebut "Konoha"

To Be Continued...