My Sweet Corn.
Cast : Kim Kibum, Cho Kyuhyun, Choi Siwon, etc
Genre : Romance
Rate : T
Summary : Cinta tidak membutuhkan waktu yang lama untuk yang tepat. Cinta hanya membutuhkan waktu panjangmu untuk dengan sabar memetik buah manisnya dengan orang yang tepat. Kibum tak ingin lagi mempercayai cinta lagi sejak Siwon mengkhianati cintanya. Namun Cho Kyuhyun, seorang dari masa lalu datang kembali ingin merebut hati yang tak pernah menerimanya.
.
.
.
"Eh… eh, liat nih gelangku" Seorang cewek imut dengan pipi tembamnya, menjulurkan tangan kanannya ke hadapan teman-temannya untuk memamerkan sebuah gelang yang terbuat dari kulit, entah kulit apa, berwarna coklat, dengan bentuk abstrak, namun terlihat cantik terpasang di kulit putih mulusnya.
"Gila! Bagus banget, mahal nih pasti" salah seorang temannya, meraih pergelangan tangannya untuk mendapatkan penglihatan tentang gelang itu lebih dekat lagi. Matanya berbinar-binar kagum menatapnya.
"Dapet dari mana kamu? Pasti dari Siwon nih?" Tanya temannya yang satu lagi.
Sementara yang memiliki gelang hanya mengangguk dengan senyum bangga.
"Siwon sengaja beliin oleh-oleh ini, pas dia lagi di Jepang kemarin" jelas cewek pemilik gelang tadi, yang terdeteksi bernama Kim Kibum. Sahabatnya Heechul dan Ryeowook masih asyik mengamati gelang Kibum yang terlihat casual, cantik, dan elegan itu. Beda dengan sahabat yang duduk tepat disampingnya Lee Sungmin, yang sama sekali tidak tertarik dengan aksi pamer Kibum.
"Aku mau ke toilet dulu" ucap Sungmin tiba-tiba, membuyarkan suasana kekaguman yang sempat terjadi, akibat dari gelang baru Kibum.
Kibum menatap Sungmin dengan tersenyum. "Jangan lama-lama yah, bentar lagi film-nya dimulai" seru Kibum, namun tidak di tanggapi oleh Sungmin yang masih memasang wajah datarnya.
"Sungmin kenapa sih? PMS yah? Dari tadi mukanya serius banget" Tanya Ryeowook, dan di tanggapi Kibum dan Heechul dengan gelengan kepala.
15 menit berlalu, dan Sungmin belum juga muncul, padahal film sudah akan di mulai. "Kalian masuk dulu yah, aku mau panggil Sungmin bentar" pamit kibum, dan segera pamit ke toilet, menyusul Sungmin.
Di tengah jalan, Kibum melihat sekelebat bayangan lewat di depannya. Merasa penasaran dengan orang yang sepertinya di kenalnya, Kibum langsung mencari-cari keberadaan orang yang lewat di depannya tadi, tanpa ingat, apa tujuan sebelumnya.
Lama berputar-putar di sekitar gedung bioskop, kakinya langsung terhenti seketika, ketika melihat pemandangan yang langsung membuat tubuhnya meremang. Dengan sedikitnya cahaya yang ada di tempat itu, Kibum kembali memberanikan diri untuk semakin maju ke depan meyakinkan pandangan matanya. Pikirannya mulai berpikir yang tidak-tidak mengenai dua orang yang sedang bermain di depannya.
"Si-siwonnie" akhirnya Kibum mengeluarkan suaranya yang sempat tak bisa keluar, terlalu shock dengan apa yang baru saja dilihatnya.
Cowok yang dipanggil Siwonnie itu, langsung menoleh ke arah Kibum dengan tatapan horror. Langsung dicabutnya junior yang sempat menancap pada liang kewanitaan sahabatnya sendiri Lee Sungmin.
Kibum berusaha untuk bernapas, dan berpikir untuk segera pergi dari tempat laknat ini. Matanya menatap sedih pada sahabatnya, yang tengah tersenyum puas menatapnya balik.
"Ki-Kibummie, bisa kujel-"
"Cukup!" Jerit Kibum, menatap Siwon tajam, karena mencoba meraih tangannya.
Plakk
Kibum menampar keras pipi Siwon, dan langsung melepas gelangnya dengan sekali hentakan dan melemparkannya ke wajah tampan Choi Siwon. "Kita putus!"
Kibum langsung melangkah pergi. otaknya memerintahkan kakinya untuk tetap berjalan, kemanapun, sejauh apapun. Hingga akirnya berhenti di sebuah restoran cepat saji. Appanya dulu sering mengajaknya kesini, ketika dirinya sedih untuk menghiburnya. Kibum menyeka kasar air matanya yang sepertinya tidak mau berhenti mengaliri pipinya, lalu melangkah masuk, dan mengantri untuk memesan makanan.
Sekarang Kibum sudah tidak peduli lagi, dengan tatapan orang-orang di sekelilingnya, bahkan kasir di depannya, karena air matanya yang terus merembes keluar. Beberapa detik mulutnya diam, tanpa berkata akan memesan apa.
"Maaf nona, apakah anda ingin memesan?" Tanya kasir itu dengan senyum yang sedikit canggung.
Kibum yang mulai tersadar langsung menatap tajam kasir di depannya, membuat kasir itu berjingkat kaget. "Tentu saja aku ingin memesan! Kamu pikir Aku ngantri di sini mau ngapain?!" ucap kibum dengan membentak. Seisi restoran menatapnya dengan tatapan bigung.
"B-baik nona, ingin memesan apa?"
"Semua! Semua menu yang ada di restoran ini!" jawab Kibum dengan nada menusuk, tak kalah dengan tatapannya. "Napa liatin aku kayak gitu? kamu pikir aku nggak sanggup ngehabisin? Atau nggak sanggup bayar?!" ucap kibum lagi, dengan mengeluarkan kartu kreditnya.
"A-Aniya nona. Maafkan kelancangan saya. Pesanan anda akan datang beberapa menit lagi, silahkan mengambil tempat duduk anda" jawab Kasir itu seramah-ramahnya, takut mendapat amukan singa yang lagi kelaparan ini. Kibum langsung balik kanan, dan mendelik pada namja yang berdiri mengantri di belakangnya.
"Siapa yang nyuruh kamu ngehalangin jalan aku?! Minggir?!" sebenarnya yang salah siapa, yang minggir siapa. Malas berdebat ataupun mendapat amukan dari singa kelaparan ini, akhirnya cowok itu mengalah dan memberikan jalan yang sebenarnya menjadi garis untuk mengantri.
"Brengsek!" umpat Kibum membanting tasnya ke atas meja, setelanh menghempaskan pantatnya untuk duduk. Langsung ditaruh kepalanya di atas meja dengan posisi miring. Kepalanya berdenyut kencang, seiring matanya yang msih aktif mengeluarkan cairan hangat itu. Tangan kanannya memukul keras meja, menyalurkan segala sakit hatinya. Bertahun-tahun pacaran, bahkan hampir saja rencana menikah terwujud, tidak di sangka cowok yang di pacarinya selama empat tahun itu berkhianat denga sahabatnya sendiri!
"Permisi" sebuah suara bernada bass, menyentakkan perhatian Kibum, yang langsung mengangkat kepalanya, dan menatap seserorang yang baru saja mengganggunya. Ternyata cowok yang tadi menghalangi jalannya setelah mengantri tadi.
"Wae?" Tanya Kibum dengan nada biasa.
"Phonselmu jatuh tadi" ucap cowok itu sambil menaruh phonsel yang di temukannya dihadapan Kibum. Kibum hanya menatap Phonselnya jengah. Phonsel couple, yang di berikan Siwon sebagai hadiah ulang tahunnya ke 23 tahun lalu.
"Gomawo" ucap kibum, tanpa bahasa formal, dan kembali menaruh kepalannya di atas meja lagi
"Boleh duduk disini nggak?" Tanya cowok itu lagi, dan hanya dijawab dengan anggukan lemah. Cowok itu langsung naruh nampan berisi makanan yang tadi di pesannya, dan duduk dihadapan Kibum.
"Kamu ada masalah ya?" Tanya cowok itu hati-hati, takut cewek di depannya akan membentaknya seperti tadi. Namun tidak ada jawaban dari Kibum sendiri.
Drrttt… drrtt… drrtt…
"Phonsel kamu bunyi tuh"
Drrrt… drrtt… drrrtt…
"Helloooo… kamu nggak mati kan? Phonsel kamu bunyi"
Drrrttt… drrtt… drrtt…
Karena Kibum hanya diam saja tanpa bergerak sedikitpun, akhirnya cowok tadi mengambil langkah untuk menerima telephon dari phonsel kibum
"Halo, kalian siapa?"
"…"
"Oh sori. Saya…" cowok itu menggantungkan ucapannya, sejenak berpikir aku siapanya cewek ini yah?
"Saya cowoknya" oke ini jawaban ngaco dan asal-asalan.
"…"
"Siwon? Saya bukan Siwon. Saya Kyuhyun, kalian siapanya cewek ini?"
"…"
"Selingkuh? Siapa ya-" belum sempat Kyuhyun meneruskan ucapannya. Phonsel, sudah direbut oleh Kibum, dan kini giliran Kibum yang bicara.
"Aku butuh sendiri. Besok aku ceritain semuanya. Oke. Bye" hanya itu saja yang dikatakan Kibum, tanpa menunggu jawaban dari sahabat-sahabatnya yang ternyata menelpon tadi. Dia sedang tidak mood bicara saat ini.
Tidak lama kemudian, semua pesanan Kibum datang, dan dihidangkan pelayan satu per satu. Kyuhyun hanya menganga, menatap semua makanan, yang hampir tidak cukup berada di atas meja, dan terpaksa, di tumpuk pada piring lainnya.
Dengan wajah datar, Kibum melahapnya seorang diri dan sedikit rakus. Membuat Kyuhyun yang menatapnya tiba-tiba kenyang hanya dengan menatap Kibum makan, padahal dirinya belum menyentuh makanannya sama sekali. Dan hanya meneguk pepsinya saja.
Kyuhyun menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi sambil bersidekap, matanya tak lepasa menatap Kibum, yang makan dengan lahapnya. Sesekali bibirnya menyunggingkan senyum, melihat banyak sekali makanan yang menghiasi sekitar bibir Kibum.
Hampir satu jam, dan makanan diatas meja habis sudah, masuk ke dalam perut Kibum, bahkan makanan yang berada di nampan Kyuhyun pun di makannya. Dan diakhiri dengan sendawa dengan suara yang keras untuk ukuran wanita secantik Kibum, membuat para pengunjung lain kaget dengan suara yang membuat sebagian orang merasa jijik dan menjadi tidak berselera untuk makan. Kyuhyun terkekeh pelan, lalu maju, menahan tangan Kibum yang hendak melap bibirnya.
"Sayang sekali jika hanya dibersihkan dengan tissue" ucap Kyuhyun dengan seringaiannya, kemudian menarik tengkuk Kibum, dan lidahnya dengan lihai menjilati sisa saus, bahkan nasi yang berada di sekitar bibir kibum, dan diakhiri dengan kecupan manis di bibir merah Kibum. Sementara yang diperlakukan seperti itu hanya terdiam, mugkin karena shock, hingga tidak bereaksi, bahkan setelah Kyuhyun selesai memakan bibirnya.
"Baiklah, saya sudah kenyang. Terima kasih untuk makanannya Kibum-ssi" Ucap Kyuhyun dengan seringainya, kemudian beranjak meninggalkan Kibum, yang sepertinya masih nyaman dengan aksi bengongnya. Kyuhyun terlalu berani untuk memakan Kibum ditengah suasana restaurant yang cukup ramai ini. Tapi anehnya tidak ada yang menyadari aksinya, karena posisi duduk mereka yang berada di pojok ruangan, dan sedikit terhalangi dengan tanaman hias yang cukup besar di samping tempat duduk mereka.
.
.
.
Kibum POV
Makhluk apaan yang nyium bibirkuuuuu?
Ajaib banget, aku sampe bisa bengong segitu lamanya, bahkan tanpa protes sama tuh cowok yang udah nyium, ah bahkan jilatin juga. Emang aku es krim apa. Untung nggak ada orang yang tau.
Dan udah keberapa kalinya aku sikat gigi buat ngilangin bekas bibir dan liurnya tuh cowok?! Aisshh… jijik banget. Kalo pas itu aku posisi sadar, nggak bego, bengongnya kelamaan, bakalan aku tabok pake heels lancip gue!
Gimana juga aku jelasin sama Heechul dan Ryeowook, bisa-bisa aku yang dikira selingkuh.
Ngomong-ngomong selingkuh, rasanya pengen banget aku menggal kepala kemaluan si Siwon. Aku tau, aku emang bukan cewek yang bisa ngasihin tubuh aku, sama cowok, meskipun dia calon suami aku. Aku masih berpegang teguh sama yang namanya sex sebelum nikah itu nggak baik, dan akan lebih mulia, jika melakukan sex setelah menikah, dapet pahala tuh. Lagian jadi cowok nggak bisa nahan nafsu banget sih. Katanya anak Tuhan. Anak lampir iya.
Lee Sungmin! Ingetin aku buat mecat dia secepatnya dari pekerjaannya sebagai asistenku. Nggak sudi punya asisten dan sahabat macem dia.
Setelah dari kamar mandi, aku langsung meraih Phonsel couple aku sama Siwon. Oh iya, ingetin aku lagi buat buang ini Phonsel.
"Yeoboseyo… Donghae Oppa?"
"…"
"Oh, Eunhyuk Unnie, Donghae Oppa mana?"
"…"
"Oh okay, Cuma bilangin aja, aku mau beli salah satu apartmentnya, besok pagi uangnya aku transfer. Eummm… kalo bisa, ada kebun sama kolam renang pribadi aja deh Un,"
"…"
"Ne arraseo"
"…"
"Ne, berikan aku yang terbaik"
"…"
"Ne, annyeong"
Donghae Oppa, adalah sepupuku, dia mempunyai perusahaan real estate yang cukup maju di Korea Selatan, bahkan kini merambah hingga, pasar Jepang dan Hongkong. Dan Eunhyuk Unnie adalah istrinya yang super sexy, dan kini tengah mengandung anak pertama mereka.
Aku mutusin buat rebahan di atas kasurku yang empuk. Mandi dengan air hangat mampu memulihkan emosiku yang meledak-ledak tadi. Udah nggak ada gunanya lagi nangisin hubunganku yang hancur. Beruntungnya, Siwon belum ngelamar secara resmi, jadi orang tuaku, nggak bakal Tanya aneh-aneh seandainya tau, kalo kita udah putus. Padahal Siwon itu menantu idamannya Umma. Gimana nggak idaman, kalo Siwon di usianya yang masih muda udah tajir, sering beliin Umma tas branded lagi, awalnya sih itu cara buat Siwon ngrayu Umma, biar hubungan kita di restui, eh Umma jadi ketagihan, dan minta di beliin barang-barang branded yang lagi "In". yaah semoga aja umma nggak nguras dompetku, buat beliin barang-barang branded yang nilainya bisa milyaran, karena aku udah nggak sama Siwon lagi. Nggak heran kalo Appa, sempet sakit stroke dulu gara-gara nurutin semua kemauan Umma, tapi untungnya Appa udah sembuh, dan bekerja dengan baik di perusahaannya. Sementara Oppa kandung gue satu-satunya, Kim Hankyung masih menikmati jiwa petualangnya sebagai Backpacker Traveller, dia emang suka banget jalan-jalan, keliling dunia adalah cita-citanya, sampe tega banget bikin sahabatku Heechul, mesti nahan perasaan cintanya yang belum berbalas.
Drrtt… drrtt…
Aisshhh… besok aku mesti cepetan ganti phonsel. Aku nggak mau tiba-tiba mewek gegara liat phonsel penuh kenangan ini.
Dari : Ryeowook
Aku nggak tau masalah Kamu apa. Tapi aku harap kamu besok masih professional, buat nggak mangkir dari pemotretan majalah Elle.
Aku jemput kamu besok jam 7 pagi. Pasang alarm yang kenceng!
Sayangnya besok aku nggak bisa. Sorry.
Aku menghela nafas panjang, kemudian ngebales pesan dari Wookie secepat mungkin. Aku pengen tidur. Meskipun nggak yakin bisa tidur. Setidaknya bisa ngilangin pusing di kepalaku, efek nangis lama.
Aku punya rencana sempurna buat bisa ngelupain sakit hati sama si brengsek Siwon. Dan besok adalah waktu yang tepat.
.
.
.
Adi Sucipto International Airport, Yogyakarta, 17:34 WIB.
Setelah perjalanan yang lumayan bikin pantatku agak kram, akhirnya sampe juga di Negara tujuan buat aku kabur, sekaligus refreshing. Setelah tadi pagi main kejar-kejaran sama Wookie, karena aku kabur, pas dia mau jemput buat pemotretan majalah kali ini, dan aksi kejar-kejaran pun terjadi hingga di bandara. Sampe akhirnya Wookie berhasil nangkep aku karena treak-treak ke satpam dan bilang kalo aku buronan pencuri pakaian dalam. Ini nggak banget, dan bikin aku super malu! Kemudian berakhir dengan Ryeowook yang super manis ini ngaku kalo dia salah orang, dan terpaksalah juga, aku ngaku yang sebenernya alasan aku kabur. aku beneran nggak peduli kalo akhirnya aku malah disuruh ganti rugi ke pihak majalah. Bersyukur banget, Wookie bisa ngertiin. Dan yang paling aku inget janji dia sebelum aku masuk ke pesawat adalah
"Kamu liburan aja! Nggak usah mikirin pekerjaan, ataupun si brengsek Siwon dan Sungmin! Aku janji, setelah kamu pulang ke Korea, kamu bakalan nerima kabar baik tentang mereka berdua" ucap Ryeowook berapi-api, ngebuat aku jadi nangis Bombay, sampe nggak mau dipisahin sama Wookie, pas di treakin mas-mas penjaga tiket, kalo pesawatnya bentar lagi take off. Dramaqueen banget.
Udah sore, dan aku masih bingung mau ngapain di salah satu kota eksotik yang ada di Indonesia ini. Yogyakarta.
Harusnya sih aku telpon Hankyung Oppa, tapi tubuhku masih males, dan masih pengen duduk di ruang tunggu yang ada di bandara ini. Lagian aku Cuma bawa satu koper aja. Mungkin aku bakal nyari hotel deket sini. Tapi… kenapa rasanya pengen nangis gini yah, pas liatin diriku Cuma duduk sendirian, sedangkan orang-orang di sekitarku pada pasangan semua.
"Siwon brengsek!" jangan salahin aku kalo sering ngumpat kayak gitu. Aku beneran masih kesel banget sama cowok satu itu.
Aku nunduk sambil ngehidupin iPhone baruku yang tadi sempet aku beli di bandara, dan membuang phonsel lama ku ke tong sampah. Kemudian deretan berbagai pesan via Whasapp, Line, BBM, Email pun berdatangan kayak banjir bandang. Bisa diketahui siapa pelakunya. Siwon. Satu nama laknat itu. Aku emang nggak niat buat ganti kontak, karena temen-temen lamaku udah banyak yang tahu. Dan aku males ngasih tahu mereka lagi, semisal kontakku baru. Ngerepotin.
"Kibummie?! For God Shake, akhirnya aku nemuin kamu!" aku dongakin kepala, nyari seseorang yang memanggilku dengan napas tersengal-sengalnya. Dan bisa aku kenalin siapa cowok yang lagi menatapku tajam.
"Hankyung Oppa…" ucapku sambil nyengir, tanpa rasa bersalah.
"Hape kamu dimana? Oppa teleponin dari tadi nggak diangkat! Kalo ada yang nyulik kamu gimana?" teriak Hankyung oppa, sambil berkacak pinggang, marah-marah, ditengah situasi yang cukup rame gini. Duuuuh malu-maluin.
Aku langsung berdiri, ngambil koperku, dan langsung menggamit lengan Hankyung oppa. Bukan disini tempat yang baik buat marahin adik tercantikmu ini oppa.
Aku langsung masuk ke mobil, yang di bawa Hankyung oppa. Heran juga, backpacker kok punya mobil.
"Ini mobil Oppa?" tanyaku, sambil ngeliatin isi mobil yang cukup rapi ini.
"Kamu mau tinggal sama Oppa, atau di hotel?" Tanya Oppa, dengan nada sedikit ketus.
"Sama Oppa aja, aku lagi nggak ada uang" Oppa langsung menatapku curiga.
"Wae?" tanyaku, males juga liatin wajah sangar dia yang nyeremin.
"Kamu punya hutang cerita ke Oppa, tentang liburan dadakan kamu kali ini. Untung aja tadi siang Heechul bilang, kalo kamu mau ke Jogja. Kalo nggak, oppa nggak yakin kamu bakalan hidup tenang di sini"
Aku Cuma malingin muka, liatin suasana Kota Yogyakarta yang mulai menampakkan suasana malamnya. Pikiranku kembali mengingat masa-masa manis aku sama Siwon dulu. Masa-masa awal pacaran, yang pas itu aku terpaksa nerima cinta dia, sampe di usia 3 bulan masa pacaran kita, aku udah mulai beneran ngebuka hatiku buat dia. Dan tahun tahun berlalu begitu pun rasa cintaku ke dia yang semakin kuat, dan harus rela pecah karena sebuah pengkhianatan tak termaafkan. Aku nggak akan pernah memaafkan Siwon. Mungkin secara ucapan bisa aku lakuin, itupun kalo dia ngerasa salah. Tapi aku nggak akan pernah ikhlas maafin dia.
Siwon yang bikin aku jadiin dia pacar sekaligus cinta pertama buat aku. Orang pertama juga yang bikin hatiku porak poranda.
"Aku sayang sama kamu Siwon. Aku juga kangen sama kamu. Tapi…" gumamku, hingga beberapa garis aliran air mata tercetak di pipiku, diiringi dengan isakan-isakan kecil hingga tangisanku pecah.
Aku nggak peduli sama Oppa yang miris liatin aku mukul-mukul kaca jendela mobil, yang menampilkan garis-garis rintikan gerimis. Menambah suasanaku gue semakin galau.
.
.
.
Aku nangis di pelukan Hankyung Oppa, sementara tangannya membelai rambutku lembut hingga perlahan tangisanku berhenti dengan isakan kecil.
Hankyung oppa, merebahkan tubuhku diatas ranjang, kemudian menyelimutiku. Sekali lagi membelai puncak kepalaku, untuk menenangkan.
"Kamu perlu istirahat. Setelah Kamu bangun nanti, Oppa pastiin nggak akan ada yang berani nyakitin Kamu lagi. Termasuk si brengsek Siwon. Oppa janji!" dan berakhir dengan kecupan lembut di keningku. Kemudian bangkit mematikan lampu kamar, dan menutup pintu, setelah mengucapkan mantra penenang "Tidurlah dengan nyenyak Bummie. Oppa menyayangimu"
.
.
.
Aku terbangun dan merasa lapar di perutku. Kayaknya udah pagi, karena sinar matahari yang mulai memasuki celah-celah korden warna putih di kamarku.
Kusingkapkan selimutku, dan bergerak ke kamar mandi, untuk membasuh muka dan menggosok gigi. Dan aku tahu temat tujuanku setelah ini.
"Oppa… Oppa dimana?" teriakku memanggil Oppaku yang entah dimana. Aku juga nggak tahu kamarnya yang mana, karena agak ribet juga dengan gaya rumah ini. Eumm… minimalis, tapi agak abstrak, bingung juga jelasinnya. Banyak pintu yang berdaun dua, dengan ukiran-ukiran rumit. Aku kira itu pintu keluar arah balkon, tapi saat kulihat tadi, ternyata kamar tanpa penghuni.
"Oppamu kembali ke Korea pagi ini dengan penerbangan pertama, jika kamu mencarinya" sebuah suara menggelitikku untuk berbalik ke belakang dan menemukan seseorang yang menjadi saksi kekacauanku di waktu patah hatiku. Damn! Aku benci mempunyai takdir seperti ini.
.
.
.
TBC
Hollaaaaasss… gue dateng dengan FF baru.
Tapi jangan mikir gue buat FF dengan pair ini karena beruta pernikahannya Sungmin :S /siapa juga yang mikirin/ tapi emang FF ini tercetus setelah FF We Are selesai, dan baru gue selesaiin sekarang.
Yeep, gue nggak janji bisa apdet cepet, karena kesibukan gue jadi mahasiswa tingkat akhir /eaakk/ dan nggak luput dengan rentetan tugasnya.
Untuk kali ini, gue mohon buat kesediaan kalian untuk mengomentari hasil karya gue ini. Kalo nggak sempet komen di WP yang menurut gue emang malesin. Kalian bisa bertegur sapa sama gue lewat FB, atau kalo mau SMS gue /kalo ada yang tahu nomer gue/ xixixi…
Setidaknya dengan komen-komen kalian, gue bisa memperbaiki, dan menyempurnakan tulisan gue. Ato seenggaknya ff gue kliatan laku buat di baca lah :")
Akhir kata, mari kita menyongsong kehidupan baru dengan mencari pacar. /eaakk/ setidaknya pas sungmin ngundang kita ke nikahannya, kita ada gandengan lah, biar nggak kliatan jones banget /buat yg jomblo lho yaaah/ ^^
Paipaaiiiii… ^^)/
