Princess Destiny

Chapter 1: The Fail Wedding

Sakura Haruno adalah salah satu gadis yang beruntung. Putri dari desa Konoha-gakure. Ibunya, sang ratu sudah meninggal sejak ia masih berumur 7 tahun. Sang raja sakit-sakitan. Sahabatnya hanyalah dua gadis desa, yaitu Ino Yamanaka dan Hinata Hyuuga.

Saat ini dia berumur 17 tahun. Sang raja khawatir dengan keadaannya sekarang ini. Walaupun dia percaya Sakura yang masih remaja ini sudah pandai memerintah kerajaan Konoha dengan baik, namun dia masih tidak bisa membiarkan putri satu-satunya menanggung tanggung jawabnya sendiri.

Hari ini adalah hari yang spesial. Sakura akan menikahi seorang pangeran dari negeri Suna-gakure.

"Tok-tok!" suara pintu kamarnya diketuk.

" Siapa? Masuk saja pintunya tidak dikunci." Jawab Sakura. Lalu dari balik pintu, terlihat sosok dua orang wanita yang seumuran dengannya.

" Putri Sakura, kami diperintahkan untuk membantu anda berpakaian." Kata salah satu wanita berambut pirang.

" Y-ya, putri. Kalau ada yang bisa kami Bantu katakan saja." Lanjut wanita dengan rambut biru tua. Ya. Mereka adalah Ino Yamanaka dan Hinata Hyuuga, teman masa kecil Sakura. Saat ini mereka bekerja sebagai pelayan Sakura.

" Tentu." Sahut Sakura. " tapi, mengapa kalian menjadi formal begitu? Panggil saja aku Sakura."

" I-ini perintah dari penasihat Neji-san." Jawab Hinata. Neji, sepupu Hinata, saat ini kedudukannya sebagai penasihat kerajaan.

" Kalau begitu panggil aku Sakura saat tidak ada yang melihat saja, ya." Kata Sakura dengan senyumnya yang manis.

Akhirnya dia selesai memakai gaunnya. Gaun itu terlihat cantik dipakainya. Terutama karena warnanya putih sedikit kemerah mudaan, sesuai dengan warna rambutnya yang merah muda.

" Tapi Sakura-chan, apa tidak apa-apa menikahi pria yang belum pernah kau temui? Walaupun dia pangeran, tapi dia dari negeri yang lain." Seru Ino.

" I-iya, Sakura-chan. M-menurutku juga demikian. Maaf jika kata-kataku salah. Tapi i-itu pendapatku." Kata Hinata sependapat.

" Aku juga ingin mengatakan hal itu. Tapi, ini adalah takdirku sebagai putri kerajaan Konoha-gakure. Aku harus melakukan ini demi Negara." Jawabnya. Saat itu keadaan itu sepi terhening.

" He-he. Sakura-chan memang selalu bijak." Puji Ino.

" Iya. Sakura-chan memang pantas jadi putri." Lanjut Hinata.

" Terima kasih. Kalian memang teman-temanku yang terbaik." Kata Sakura.

Beberapa saat kemudian, Sakura sudah siap menghadapi pernikahannya. Saat berjalan menuju altar, dia melihat seorang pria dengan rambut merah dan jas putih.

" Kurasa dia adalah pria yang baik." Pikir Sakura dalam hati.

Saat Sakura berjalan menuju altar, dia melihat orang-orang yamg dikenalnya. Kakashi dokter kerajaan. Ino dan Hinata sahabatnya. Shikamaru penjual buah yang biasa dia kunjungi. Chouji sang kepala koki, Kiba dan Akamaru pemimpin tentara pelacak. Shino peneliti serangga kerajaan. Lee jendral kerajaan. Neji penasihat kerajaan. Dan Tenten pengurus kucingnya Sakura, Mii-chan.

Di saat Sakura akan mengatakan 'aku bersedia', dia hanya mengucapkan ' aku bersed…'. Tiba-tiba, muncul retakan besar dari tanah tempat Sakura berada! Sakura masuk ke dalam lubang itu. Di dalamnya sangat gelap.

" lee! Ayo kita kejar putri!" perintah Kiba ke Lee.

" Baiklah! Akan kulakukan apapun untuk Putri Sakura!" jawab Lee tegas.

Saat ingin masuk ke dalam lubang itu, tiba-tiba lubang itu tertutup.

" Putri!" teriak Tenten.

" Putri Sakura!" seru Neji.

" Akan ku lihat dengan seranggaku ke sela-sela lubang itu!" kata Shino. Seranggganya masuk ke dalam sela-sela lubang yang sangat kecil.

" Hmm… jadi begitu." Kata Shino sehabis berbicara kepada serangganya yang telah kembali.

" Hei, apa katanya?" Tanya Shikamaru.

" Kalian mungkin tidak akan percaya, tapi… putri tidak mati! Setidaknya belum. Dia seperti di bawa oleh semacam makhluk seperti 'Gargoyle' ( setan bersayap yang licik)." Jelasnya.

" Huu… hu… Sakura-chan…" terdengar Hinata menangis.

" Sabar Hinata-chan. Aku juga bersedih atas kejadian ini. Tapi, kita harus sabar…" kata Ino menenangkan Hinata sambil sedikit demi sedikit air matanya mengalir. " jadi, Sakura-chan masih bisa kita kejar, kan?" saat itu semua terdiam. " Mengapa hanya diam saja?"

" Ino. Menurut pengetahuan yang kudapat, gargoyle itu makhluk yang sangat licik. Bahkan jika dilawan dengan pasukan negeri ini, tetap terdengar mustahil! Karena, jumlah gargoyle itu banyak. Ribuan… mungkin jutaan! Dan juga, kita tak tahu dimana mereka berada. Jadi, tolong jangan terlalu banyak berharap." Jelas Neji.

Tiba-tiba, Hinata langsung masuk ke dalam istana dan masuk ke dalam kamarnya lalu mengunci pintu kamarnya. Ino mengikuti Hinata dari belakng untuk mengejarnya. Saat itu keadaan menjadi hening dan sepi. Kemudian mereka menyusul mengejar Hinata.

" Hinata! Keluarlah! Aku yakin keadaan akan membaik. Kita akan menemukan Sakura-chan. Aku janji!" teriak Ino.

" Umm… Ino-chan, sebaiknya jangan berjanji dulu. Kita tidak tahu apakah keadaan akan membaik atau tidak." Saran Shikamaru.

" Hei, Shikamaru-kun! Aku sedang berusaha menenangkan Hinata-chan. Jadi sebaiknya kau membantu! Jangan mem buatnya lebih parah! Lebih baik aku melanggar janji daripada melihat sahabatku menangis!" kata Ino dengan marahnya. " Kamu juga, Neji-san! Kalau kau tidak mengatakan pendapatmu, tentu Hinata-chan tidak akan terus menangis! Aku tidak peduli mereka berapa jumlahnya, yang penting Sakura-chan selamat!"

" Hei! Jangan salahkan aku! Sebagai penasihat kerajaan aku memang seharusnya berkata begitu!" kata Neji mambela dirinya.

" Sudah semua jangan berkelahi!" teriak Tenten menenangkan. " Dan Ino-chan juga jangan menyalahkan orang. Oke?"

" Baiklah." Jawab Ino setuju. " Maafkan aku Neji-san, Shikamaru-kun, dan maafkan aku Hinata-chan. Yang penting kita akan berusaha semampu kami, Hinata-chan. Kau ikut?"

Kamar Hinata terbuka. " Aku ikut."

Saat keadaan sudah mulai membaik, terdengar suara yang jarang terdengar. " Aku juga ikut."

" Pangeran Gaara!" kata Lee terkejut. Tentu saja yang lain ikut terkejut. " Putri yang akan ku nikahi telah diculik setan. Aku tidak akan diam saja. Tapi, aku tidak bisa tinggal di sini. Karena itu aku akan kembali ke negaraku. Tapi kalau perlu bantuanku, aku akan membantu sebisaku."

" Baiklah. Kami mengerti." Sahut Kakashi.