Disclaimer : SPRAY
Pair : Tetsuya Niwa x Kaoru Saionji
Other Charas : Hideaki Nakajima, Keita Itou, Kazuki Endou, Yukihiko Nanase, Shunsuke Taki, and some OC
Writer : DhanSai-Hime
Genre : YAOI, romance, school life
Rate : M (Mature)
Warning : OOC , setengah AU , EYD kurang pas , typo(s), YAOI
Don't Like Don't Read !
Summary : Kehidupan masa SMA di sebuah sekolah bernama BL Gakuen, yaitu sekolah elit khusus laki-laki yang mempertemukan Tetsuya Niwa dan Kaoru Saionji, dimana pada awalnya mereka saling bersaing dan membenci, akhirnya datanglah dewa asmara yang tak bisa mereka hindari.
Dan mereka harus bisa memperjuangkan perasaan mereka jika ingin bahagia atas nama cinta yang ingin bertahta di sanubari keduanya [halah].
Chapter 1 : Introduction
Ini adalah sekolah khusus lelaki yang bisa dibilang elit, terpandang dengan reputasi yang tak bisa dianggap enteng, karena di sekolah ini tiap murid-muridnya harus punya kelebihan,- entah itu dalam hal akademik atau olahraga dan seni. Jangan harap bila kau ber-skill biasa-biasa saja bisa diterima di sini.
Bell Liberty Academy adalah nama sekolah ini, atau bisa disebut BL Gakuen.
Sekolah ini punya teritori sendiri yang begitu luas (± 4 ha), karena mencakup pula asrama siswa di dalamnya. Asrama tersebut untuk menampung ± 420 siswa.
Karena ini sekolah khusus untuk skill khusus, maka fasilitas-fasilitasnya pun bisa dibilang komplit. Hampir semua cabang olahraga ada di sekolah ini berikut fasilitas pendukungnya. Ada sekitar 16 cabang olahraga, 14 klub seni dan 10 klub akademik.
Untuk seni, banyak klub yang ada, dari seni klasik hingga seni modern. Semuanya diberikan fasilitas yang memadai.
Yang pasti, semua kebutuhan siswa untuk mengembangkan bakat dan talenta masing-masing akan terpenuhi di BL Gakuen.
Dan tentunya, untuk ajang-ajang perlombaan prestisius bahkan tingkat nasional, sekolah ini selalu mengirimkan siswa-siswa terbaiknya. Maka, tak berlebihan bila ada ruangan tersendiri untuk menyimpan begitu banyaknya piala. Lalu, siswa yang berprestasi tersebut, sudah tentu mendapatkan konpensasi khusus yang menguntungkan mereka.
TAP ! Terdengar bunyi map folder yang dikatupkan dengan tegas.
"Nah, demikian tadi sekelumit penjelasan dari saya tentang sekolah kami, BL Gakuen." ujar Tetsuya Niwa, orang yang barusan menutup map. "Bila masih ada yang ingin Anda tanyakan, silahkan datang ke saya, Tetsuya Niwa, President of Student Council di sekolah ini.
Lelaki berumur 17 tahun itu tersenyum mantap di depan semua tamu-tamunya, para wartawan yang meliput berita mengenai BL Gakuen.
Setelah kurang lebih 1 jam mendapat penjelasan dari Niwa, para pencari berita tersebut mengangguk puas dengan informasi umum mengenai sekolah itu.
"Maaf, saya harus bersiap-siap untuk pelajaran selanjutnya, karena sebentar lagi istirahat makan siang hampir berakhir." papar Niwa berterus-terang.
"Oh ya, silahkan President Niwa-kun." jawab salah satu wartawan. Tak lama kemudian, para jurnalis permisi dari ruang OSIS dan Niwa mengantar mereka hingga ke gerbang sekolah diikuti oleh para 'bawahannya'.
"King, kau belum makan siang." kata Hideaki Nakajima, bendahara OSIS, usai melepas para tamu, dan berjalan ke arah gedung.
"Tak mengapa." nada Niwa terdengar enteng. Sang ketua OSIS ini memang biasa dipanggil 'King' oleh teman-temannya. Mungkin dikarenakan aura kepemimpinannya yang kental.
"Perlu kubelikan burger sekarang?" Yukihiko Naruse, sang sekretaris bertanya.
"Tak usah, Yuki." Niwa tersenyum ke sekretarisnya.
"Ini... sepotong pizza, baru saja kubeli. Makanlah sekarang sebelum bel bunyi, King." tiba-tiba muncul Keita Itou, sang ajudan, mendekati Niwa.
"Ahh, kau ini, Kei." Niwa mengusap helai bright brown di puncak kepala Keita setelah menerima sekotak kecil berisi irisan pizza. "Rupanya inilah kenapa kau tadi menghilang setelah para wartawan keluar dari ruang OSIS.
Keita tersenyum hingga kedua matanya tak tampak irisnya.
"Heeee, Keita curang. Kau mencuri ideku!" protes Yukihiko.
"Mencuri ide bagaimana?" kilah yang dituduh. "Kau saja yang lamban, wee~"
"Eeehh..?!"
Niwa tergelak menimpali 'perseteruan' anak buahnya. Ia lekas menghabiskan pizza tadi.
Niwa memang ketua OSIS yang amat disegani di BL Gakuen. Ganteng, pintar di akademik dan hebat di beberapa cabang olahraga. Kini ia kelas 3. Dan ini adalah tahun ke 2 masa jabatan yang ia emban. Ia dipercaya menjadi ketua OSIS semenjak kelas 2 hingga kini terpilih kembali. Mungkin karena karismanya dan aura kepemimpinan yang susah diungguli siswa lain.
Para 'bawahan' Niwa dipilih langsung oleh Niwa sendiri dan semuanya mampu bekerja dengan baik sesuai porsi masing-masing.
"Ahh.. rupanya Presiden Niwa bersama para peliharaannya." celetuk sebuah suara saat rombongan Niwa melintasi taman.
Keita sudah bergerak maju dengan emosinya, tapi segera Niwa menahannya. Keita menyurut, paham apa mau ketuanya.
"Apa ada masalah, Tuan Muda Saionji?" sahut Niwa seraya tersenyum ke pemuda di hadapannya yang tingginya hampir sejangkung Niwa, hanya ia lebih kurus semampai.
"Tidak." pria yang dipanggil Saionji itupun hanya menyungging senyum sinis seraya ngeloyor meninggalkan Niwa cs.
"Uuurrggh! Kurang ajar banget sih si Saionji itu! Pingin ku robek mulutnya!" Keita meninju pohon di dekatnya.
"Hei..hei.. kenapa musti emosi menghadapinya? Tenanglah, Kei." Niwa menepuk pelan pundak 'ajudan'nya.
"Kau terlalu lunak padanya, King. Kau selalu saja mengalah. Hghh." rupanya Keita masih gregetan.
"Bukannya mengalah." timpal Niwa, masih tersenyum.
"Aku heran. Kalau ia iri pada jabatanmu, kenapa ia tak mencalonkan dirinya waktu pemilihan ketua OSIS kemarin? Toh dia pasti gampang meraih suara, mengingat dia adalah cucu pendiri BL Gakuen." sahut Yukihiko.
"Hmm, aku juga ikut heran deh (?) Apa yang mendasari sikapnya yang kerap memusuhi King dari dulu mula." Hideaki, sang bendahara ikut bersuara seraya menaikkan kacamatanya dengan gaya elegan.
"Khufufuu~ entahlah." Niwa hanya bisa terkikik geli dan melenggang.
Lelaki yang dibicarakan mereka itu bernama Kaoru Saionji, kelas 3 dan memang cucu pendiri BL Gakuen yang telah ada sejak 11 tahun silam.
Kaoru memang bukan anak tunggal di keluarganya. Lebih tepatnya, ia anak ketiga. Kakak pertamanya lelaki yang kini sudah bekerja di perusahaan keluarga. Kakak keduanya perempuan, sedang kuliah kedokteran tahun terakhir dan siap mengambil alih rumah sakit keluarga pula. Sedangkan adiknya, perempuan masih kelas 2 SMP.
Beruntung Kaoru bukan anak pertama lelaki, karena itu ia tidak dibebani tanggung jawab untuk mewarisi perusahaan keluarga, Bells Corporation Group yang memiliki begitu banyak anak-anak perusahaan.
Oleh karena itu, Kaoru bisa lebih santai menjalani hidupnya, sehingga ia tampil sebagai sosok yang flamboyan, seenaknya dan tak mau tau.
Wajahnya lebiih bisa dibilang cantik, ketimbang ganteng,- dengan tulang-tulang tubuh yang kecil membuatnya terlihat semampai dan menyerupai perempuan. Ditambah lagi ia memanjangkan rambut ikalnya yang halus membuat garis wajahnya begitu menawan.
Namun, walau penampilannya sangat feminin, tidak sebanding dengan kata-katanya yang lugas dan seenaknya. Tingkahnya memang nyentrik. Tak mempedulikan apa kata orang. Ia hanya lakukan apa yang ia suka dan ingin.
Walau begitu, ia jago main biola dan tenis. Namun krn tenis membuatnya banyak berkeringat, maka ia sering menolak berpartisipasi di ajang perlombaan tenis.
"Aku malas berkeringat." demikian yang sering ia ucap bila diminta ikut lomba. Dan tak ada yang berani memaksanya dikarenakan embel-embel cucu pendiri BL Gakuen. Dan masih banyak lagi kemampuan Kaoru di bidang seni dan olahraga yang jarang sekali orang ketahui.
Kaoru juga kelas 3 , sama seperti Niwa, bahkan mereka satu kelas. Dan entah sejak kapan, mereka berdua bagai 2 kutub yang berbeda yang kerap perang dingin.
Lebih seringnya Kaoru yang memicunya dengan kalimat provokatif, yang walau ditanggapi tawa renyah Niwa, namun pada akhirnya direspon serius oleh sang King.
Contoh nyatanya, tentang pemilihan ketua OSIS. Tadinya Niwa sudah menolak saat ia dicalonkan. Tapi demi mendengar ledekan Kaoru, Niwa langsung serius menginginkan jabatan itu.
Tetsuya Niwa sendiri adalah anak pertama dari keluarga menengah. Adiknya ada 2, perempuan semua. Dan karena ia sadar tanggung jawab sebagai anak lelaki satu-satunya di keluarga, ia berusaha untuk tidak membebani orangtuanya.
Ketika ia masih SMP, ia bekerja sebagai loper koran sore tanpa bisa dicegah orangtuanya, karena mereka paham, Tetsuya sangat keras kepala bila menginginkan sesuatu.
Dan tatkala ia tau BL Gakuen membuka peluang beasiswa, Tetsuya mengejarnya bermodalkan medali-medali olahraganya seperti basket, judo dan renang.
Dan itu membuahkan hasil beasiswa penuh. Tak perlu membayar bea apapun selama bersekolah di BL Gakuen.
Tapi bukan berarti ia bisa bersantai di bidang akademik. Niwa tetap harus bekerja keras memperbaiki nilai-nilai akademiknya yang masih rata-rata, dan hasilnya cukup memuaskan. Ia selalu ada di 5 besar, bahkan selalu bersaing dengan Kaoru yang selalu saja 1 peringkat di atasnya.
Tadi sudah dikatakan bahwa Niwa sekelas bersama Kaoru. Namun, interaksi mereka selalu mengenai persaingan atau ucapan-ucapan bernada sinis. Padahal kamar mereka bersebelahan.
Yup. Asrama di BL Gakuen mempunyai area atau daerah khusus untuk siswa yang memiliki jabatan di sekolah. Dan Kaoru mendapat fasilitas area khusus karena ia cucu pendiri sekolah.
Di samping itu, ia sendiri yang meminta lokasi khusus tersebut karena lebih sunyi, tidak seberisik lokasi asrama murid biasa lainnya.
Lokasi khusus hanya memiliki 20 kamar untuk para ketua klub, dimana 1 kamar diisi 2 orang. Kemudian, ada 5 kamar khusus yang sedikit terpisah dari lainnya untuk ketua OSIS, keempat bawahannya, dan Saionji Kaoru.
Niwa dan Kaoru menempati kamar tanpa roomate. Kazuki Endou (wakil ketua) dan Yukihiko Naruse (sekretaris) menempati satu kamar. Lalu Hideaki Nakajima (bendahara) dan Keita Itou (asisten ketua) menempati satu kamar juga di sebelah kamar Niwa.
Sisa 1 kamar lagi, digunakan oleh Guru pembimbing yang bertugas mengawasi asrama daerah khusus.
Dan enaknya kamar di area khusus ini adalah memiliki kamar mandi dalam, sehingga tidak perlu mengantre seperti di asrama murid biasa.
Asrama pun memiliki peraturan ketat. Jam malam pada pukul 21:00. Setelah jam malam, semua siswa harus sudah berada di kamar masing-masing dengan di absen oleh Guru Pengawas asrama.
Juga, tidak boleh membawa perempuan ke asrama, kecuali pada event tertentu seperti pesta perayaan sekolah atau festival lainnya.
Serta, adanya peraturan para murid dilarang bekerja di luar sekolah. Dan peraturan wajib seperti dilarang merokok, meminum miras dan obat adiktif lainnya di lingkungan sekolah
Sekarang, jam menunjukkan 20:15. Kamar Niwa tampak sesak karena masih diadakannya rapat dadakan para anggota OSIS.
"Tapi King, apakah itu efektif dan bermanfaat?" sang bendahara bertanya.
"Aku yakin usulku ini masuk akal dan bisa disetujui Dewan Sekolah." jawab sang ketua, mantap.
"Hmm... menggabungkan klub arsitektur dengan klub desain interior, lalu menambahkan klub tata busana dan kecantikan..." Yukihiko tampak mengelus-elus janggutnya menandakan ia tengah serius berfikir.
"Yup! Karena dari tahun ke tahun, klub arsitek dan DI selalu mengalami penurunan anggota, maka akan lebih baik kita gabung dan membuat klub baru yang menjanjikan." Niwa bersemangat menjelaskan pemikirannya.
"Apakah itu tidak akan menyinggung perasaan para ketua klub yang akan di merger, King?" Keita turut bersuara.
"Aku yakin, kalau aku bicara baik-baik dan persuasif pada keduanya, pasti mereka bisa menerima." si ketua mengusap rambut di ubun-ubun Keita, membuat cowok imut itu merona saking senangnya.
"Lalu usulmu kemarin soal klub boga?"
"Itu sudah kubuat proposalnya untuk sekalian kuajukan juga ke hadapan Dewan." Niwa tersenyum. "Dan semua hal yang kita bicarakan di sini, akan ku bawa ke sidang bulanan nanti." ia tersenyum mantap, puas akan ide-idenya.
Di kamar sebelah, Kaoru lamat-lamat mendengar suara mereka yang sedang diskusi di kamar Niwa.
"Cih." itu saja yang keluar dari mulut sinis Kaoru.
-Esok Hari-
Rencananya, Niwa akan membawa ide-idenya itu ke rapat bulanan dulu sebelum diajukan ke Dewan Sekolah. Ia ingin mendengar suara dari para siswa terlebih dahulu sebagai masukan dan petimbangan.
Kini adalah 3 hari menjelang rapat bulanan.
Niwa bertemu Kaoru di lorong area kamar mereka.
"Sepertinya kau merencanakan sesuatu yang kotor, Pak Presiden." gumam lirih Kaoru saat Niwa melewatinya. Mereka kebetulan hanya berdua saja di lorong itu.
Niwa menghentikan langkahnya seketika dan berbalik menghadap Kaoru.
"Apakah kau mengkhawatirkan aku, manis?" Niwa mendekatkan dirinya ke si surai ikal panjang yang kini sedang merona pipinya.
"Ha-hah?! Untuk apa aku mengkhawatirkan manusia payah sepertimu, heh? Buang-buang energi saja." Kaoru berusaha mengendalikan diri dan tampil sedingin biasanya.
"Aku hanya berharap, rencana kotormu itu gagal dankau berakhir menyedihkan. Huh." tambah si cantik Kaoru.
"Oya?" Niwa makin mendekatkan wajahnya ke lawan bicaranya. Dan Kaoru telah terpojok di dinding. "Wajah cantikmu ini sungguh mengherankan bila mempunyai mulut setajam belati. Sungguh kontradiksi.."
Terprovokasi kalimat pedas namun halus dari Niwa, tangan Kaoru terjulur menarik dasi seragam sang ketua OSIS yang menjuntai, lalu...
"Mmmccchh..!"
Mata Niwa terbelalak sebulat-bulatnya. Walau itu hanya terjadi 2 detik, tapi nyatanya itu sanggup membuatnya melongo bagai kehilangan roh.
"Nah, rupanya itu bisa membuatmu bungkam seperti orang tolol, pffttt. Minggir, kau menghalangiku." penuh percaya diri, Kaoru mendorong tubuh besar Niwa menjauh, lalu memasuki kamarnya sendiri, meninggalkan Niwa yang bengong.
================TBC=================
Fuaahh, kelar juga chapter pertama ff pertamaku dari fandom Gakuen Heaven. Apakah kalian suka? Belom nonton animenya? Buruan gih tonton. Banyak bishie bertebaran di jalanan (?)
Pokoknya chapter kedua bakal mulai seru, perseteruan antara King dan Queen. Haha, itu memang sebutan Niwa dan Kaoru di animenya. Dan aku enjoy banget menjodohkan mereka.
Mohon review-nya dan terimakasih sudah membaca ini.
-See ya next chapter-
