Aku Jatuh Cinta?!
.
.
=~w ~= my gosh. Ide ini keluarr juga! 0 Rawrr!
YAOIIIII!! Shou-Ai. Bashing here! Bashing there!
Warning:: Auhtor sangat pemalas, lame, idiot dan sangat tidak suka cabe!
:: Plot-plot?::
Naruto ituhh jadihhh mangaka! Dan! Manga pertamanya yang langsung meledak berjudul SASUKE, Kyaaa! Idupnya sangat ngebosenin dan teratur, sampe dia ketemu ama orang yang namanya sama dengan manganya! KYAAAA!! *dibekep* Uchiha prick, bastard, Teeemeee! What a drag… Sasuke yang baru saja pulang dari Inggris langsung nyasar sendirian di Konoha! XD ennnn ga sengaja ketemu ama Naruto setelah kehilangan dompet dan barang-barangnya! Oh! My gosh! What gonna happen?! –lebaaaay-
.
.
Selamat datang di hidupku.
.
.
Aku bukan pujangga yang pandai merangkai kata.
Aku bukan pula artis yang mampu berakting dramatis.
Aku bukan pelukis yang dapat menggores pemandangan nyata.
Aku hanya seorang Mangaka, freak, maniak anime, jarang keluar rumah dan temanku hanya Assisten-assisten yang membantu pembuatan mangaku.
Aku masih muda, baru saja masuk kawasan 20 tahun periode ini. Sementara manusia-manusia seusiaku bermain gembira menikmati masa muda, berleha-leha dengan teman sekampus, membolos dan mengganggu adik kelas, aku hanya dapat termenung menatap kertas kosong dan berlepotan tinta di ruang kerjaku .
"Hei, kami mau makan keluar kau ikut tidak, Naru?" Seseorang memanggilku, mengalihkan pandanganku pada sosoknya yang berdiri di samping meja.
"Huh? Sekarang?" Tanyaku heran,
"Iya dong, masa tahun depan. Daripada bengong mulu, inspirasi nggak keluar mending cari angin, ikut yuk."
"Emm, iya juga. Kebetulan laper juga"
"Gitu dong."
Kata orang wajahku tidak dapat dikatakan jelek, bagaimana tidak… Rambutku pirang keemasan, kulitku coklat alami, mataku biru bening dan aku terkadang terlihat seperti wanita. Bukannya aku suka crossdressing seperti anggota band sekarang ini, tetapi ini karunia Tuhan yang terkadang aku sesali.
"Kita makan Nabe saja? Setuju?" Tampaknya mereka benar-benar lapar, pelayan yang datang tidak tampak terkejut oleh tingkah kami yang memang sering datang ke sini, dekat sih.
"Okeee! Jangan lupa Sakenyaaa!"
"Hoi, apa kalian berencana mabuk malam ini?" Aku menyalak,
"Neee, Narutooo~ Masih ada banyak waktu sebelum deadline! Nggak apa-apa 'kan?"
"Um…" Saat aku kehilangan kata-kata, sering dikatakan cute oleh beberapa orang, sebab aku menggigit ujung kuku dan mataku hilang di balik bulu mataku yang keemasan
"Sekalian merayakan keberhasilanmu kemarin!"
"Baiklah, tapi traktir aku!" ujarku,
"Hai-hai!"
Namun pengalaman cintaku sama sekali nol, aku bahkan tidak tahu apakah aku akan jatuh cinta. Cinta? Khu-khu-khu… Maaf saja, aku bukan mangaka bergenre Romance yang dapat menuliskan omong-kosong dalam kotak-kotak manga mereka. Dulu memang pernah ada yang menyatakan cinta padaku, musim semi tahun pertamaku di SMA. Yang tentu saja langsung aku tolak, Puhlease… Pink? Bukanlah warnaku dan jika hanya warna itu yang tersisa di dalam persediaan pensil warna, mending gambarku tidak usah diwarnai .
"Ne, Naruto…"
"Hm?"
"Misalnya, ini misalnya… Gimana kalo ada orang yang namanya Sasuke muncul di depanmu?"
"Emm… Langsung tanya, namamu nggak dipatenkan 'kan?" alisku naik, tidak menemukan jawaban bagus.
"Ahahaha! Muraaahaaann!" disambut tawanya yang tergelak, membuatku sedikit tersentak, rasa malu dan kecewa bercampur seperti cat air.
"Lah emangnya mau disuruh ngapain? Ngasih blow job? Nggak 'kan…" kataku asal,
"Ehh! Big words! Teman-teman! Ternyata si polos Naruto ngerti juga dengan Blow Job!! Ahahaha."
"U-urusai Ki-Kiba! Kamu juga nanyanya aneh-aneh!" kurasa mukaku memerah deh,
"Idih! Kamu ajah yang pikirannya kotor!"
Gahh! Tidak enaknya kalo umurmu lebih muda daripada assistenmu! Aku jadi lebih mudah diolok-olok, sudah tidak bisa membalas eh, malah tambah diperolok! Apalagi kalau lawannya Kiba, sudah nyerah ajaaah… Terkadang aku jadi sadar kenapa aku aneh begini, bergaul dengan mereka ini benar-benar menjerumuskanku kelembah orang-orang freak.
Orang-orang freak itu adalah, Inuzuka Kiba 21 tahun, maniak Gundam, Anjing dan Game. Tugasnya adalah menebalkan garis dan inking. Gaya gambarnya yang mirip denganku, benar-benar membantu saat kram tangan menyerangku. Lalu Danzo Sai 20 tahun, maniak Hentai dan Teka-teki. Tugasnya adalah memberikan efek dan Tone. Orang satu ini tidak bisa menjaga rahasia, seharusnya dia ini diperiksa dokter kejiwaan untuk gangguan mental akibat terlalu banyak membaca dan menonton hentai. Serius!
Midori Menma* 21 tahun, cowok cantik maniak drama Korea dan Game. Tugasnya adalah latar belakang dan Inking Karakter, benar-benar manis dan baik hati! Sayang cowok satu ini suka sekali bengong dan tiba-tiba suka teriak tanpa sebab. Shikamaru Nara 21 tahun, si tukang tidur maniak tidur dan manga mistis. Tugasnya adalah Efek latar belakang dan Penghapusan pensil, kebiasaanya tidur itu beneran gak bisa ditolerir! Pernah dia ketiduran saat menghapus bekas pensil, untung saja naskahnya tidak terlipat! Terakhir Sabaku Gaara 20 tahun, pendiam, misterius, maniak game dan makan mochi. Tugasnya adalah Efek warna, editing akhir dan penempelan kata pada kotak suara. Terkadang sikapnya sangat membuatku terpesona tetapi juga membuatku jijik, terlebih saat melihat mochi. Aku banyak dengar bahwa orang yang maniak, yang bener-bener tergila-gila pada suatu hal atau barang dan bisa ngelakuin apa aja buat dapet barang atau hal itu, dalam kasus Gaara barang itu adalah Mochi. Menyeramkan.
"Kampai!!"
Semuanya menabrakkan gelas sake ke udara, aku tersenyum dengan amat sangat terpaksa saat menatap gelak tawa Kiba, bergema di udara. Rasa lapar menyerang, satu persatu makanan di meja aku coba dan beberapa memang terasa benar-benar enak.
"Naruto-kun, kurasa kau harus makan sayur yang banyak…" Ujar Sai, menempelkan ujung sumpit di depan tumpukan sayuran yang tadinya aku singkirkan. "Tidak enak, kau saja yang habiskan…" kataku tanpa memandang matanya, menurutku itu benar-benar menakutkan.
"Mungkin karena itu 'itu'mu beneran kecil, ya…"
"APA!!"
"Hahahaha… Bercanda."
Aku jadi ingat kejadian ofuro itu, saat kami semua pergi bersama-sama. Mata Sai yang creepy itu, tidak hentinya menatap alat vitalku, entah kenapa aku merasa sangat tidak nyaman. Ia mengomentari aku seperti wanita dan 'anu'ku kecil, kenapa tidak operasi ubah kelamin saja? Sialan!
"Aku ini laki-laki sejati!!"
DUAK!!
Badanku terbentur karena menginjak sabun yang tergeletak di ofuro, sejak saat itu aku putuskan tidak akan lagi mandi bersama Sai. Teringat kenangan yang tidak menyenangkan membuatku melupakan berapa gelas Sake yang sudah terminum. Mungkin lebih dari 6gelas, kepalaku mulai terasa berat dan berputar-putar,
"Narutoo? Ayolah, jangan mabuk… Baru 6gelas juga…" suara siapa itu? Terlihat guratan-guratan blur segitiga, Kiba? Oh, tidak… Aku memang tidak pernah mampu mengontrol kuatnya sake dan sejenisnya. "K-kiba!" Uwaaa… Semuanya gelap, apakah aku pingsan? Tidak juga, suara mereka masih terdengar samar-samar.
.
.
Putih…?
"Sudah sering kubilang 'kan?! Dia ini tidak bisa minum sake! Lihat, bagaimana dia bisa menyelesaikan naskah kalau begini?"
"Maaf…"
"HAH!! Kabarkan keadaannya kalau dia sudah sadar!"
Suara kasar itu, Tsunade 'kah? Ah… Ada apa ini? Kenapa badanku tidak bisa digerakkan? Ahh… Semalam aku pingsan? Tapi kenapa kepalaku sakit sekali? "Ugh…"
"Ah! Dia sadar!!"
Putih… Apa aku di rumah sakit? Apa yang kulakukan di sini? Bagaimana dengan naskahnya, "K-Kiba? Ak-aku ada di mana?" Uwaa.. Suaraku serak dan waktu mengeluarkannya benar-benar sakit, ada apa ini…
"Hehehe… Waktu pingsan karena mabuk, kepalamu terbentur di ujung meja."
Oh, Shit… Tidak mungkin. Pantas saja, selain rasa sakit ada pula rasa terkekang dan terikat di sekeliling kepalaku. Ahh… Tidak terbayangkan bagaimana hebohnya saat aku pingsan semalam, sungguh aku harus berhenti menerima tawaran mereka untuk minum-minum. "Jadi bagaimana dengan deadline?"
Samar-samar terlihat raut muka Kiba sedikit cerah, "Tenang saja! Tsunade-sama memberikan kita sedikit tambahan waktu! Dan aku sudah menyelesaikan sketsa kasarmu!"
Sekejab aku ingin berterima kasih pada Kiba, namun kata-kata terakhirnya membuat amarahku mendidih, "KIBA! K-kau menyelesaikan sketsaku?!" si penyuka Anjing itu terlihat merasa bersalah, tetapi aku tidak ingin peduli. Ini masalah yang amat berbeda dan tidak bisa ditoleransi, ini manga yang sedang kita bicarakan!!
"M-maaf…"
"Bawakan alat-alatnya kesini, akan kukerjakan sekarang juga!"
"T-tapi…"
"Kiba!"
"B-baiklah!"
Tidak akan ada kata maaf bagi seorang pekerja seni yang mengkhianati para penggemarnya. Begitu pula dengan profesiku ini, memang menuntut perngorbanan yang besar sampai harus kehilangan waktu untuk berteman. Tetapi aku sungguh-sungguh menyukai pekerjaan ini, tidak akan bisa beralih ke dunia lain. Meski nanti tanganku akan lumpuh atau mataku harus memakai alat bantu untuk melihat, menggambar dan melayani para penggemarku. Aku harus menyajikan kualitas terbaik, karena manga adalah ladang mimpi di mana setiap orang bisa menyalurkan hasratnya tak terbatas.
Dan hari ini, aku menyelesaikan sketsa kasarku yang masih tersisa 7halaman lagi di atas kasur keras rumah sakit. Tidak terbayangkan bagaimana jadinya kalau tidak ada assisten-assistenku hari ini, rasanya mereka adalah teman terbaik yang pernah aku miliki. Mungkin kehidupan begini, juga tidak jelek-jelek amat.
.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
.
Review!
Sasukenya belum keluar. Hohihe!
*( Midori Menma itu cowok dari season 4 yang lupa ingatan, ditemukan Naruto saat mencari bambu, dalam bahasa jepang disebut Menma untuk ramen rasa terbarunya.
