Hai, aku iseng bikin ff ini. Aku tau ini cerita pasaran banget plus ditebaknya gampang. Jadi, cekidot aja

ENJOY MY FIC DO NOT BASH ME OR THE STORY PLEASE

Aku masih belajar untuk membuat ff yang bagus. So, hargai please;)

.

.

.

Park Chanyeol, kau harus bertanggung jawab!

Kau yang menyebabkan ini semua terjadi!

Aku membencimu.

Aku -mencintaimu.

Ini bukan salahku, karena memang dari awal ini semua sudah salah. Jangan menyalahkanku, aku tidak salah! Aku korban disini!

Seseorang yang kau benci jatuh dalam genggamanmu. Harusnya kau bahagia, kan? Mengapa kau malah tak tega? Dia yang telah menghancurkan hidupmu!

An EXO Fanfiction

REVENGE (IVORGGE)

Cast:

Byun Baekhyun as Baekkie (13 yo)

Park Chanyeol as Chanyeol (20 yo)

*n/b: Park Chanyeol pov is a Chanyeol's diary

Author pov is a story

This story has written by araraaa

04 Agustus 2005

Dia tidak bernama, tapi aku memanggilnya Baekkie. Namja imut yang sudah sekitar 5 tahun ini tinggal denganku. Aku menemukannya duduk ditepi jalan sambil menangis, ia bilang padaku kalau keluarganya adalah korban kebakaran, dan ia adalah satu-satunya yang selamat.

Aku tak berniat menanyakan keluarganya waktu itu. Tapi ia terus saja bercerita. Dan ketika aku menanyakan siapa namanya, ia hanya menunduk, lalu berkata bahwa semua anggota keluarganya selalu memanggilnya dengan sebutan Baekkie. Mulai saat itu, aku memanggilnya Baekkie.

Ia memanggilku Channie. Meski usianya sudah 13 tahun namja ini tetaplah kekanakan. Pernah kukira ia mengalami gangguan kejiwaan, namun saat kubawa ke psikiater ternyata ia masih normal.

Baekkie tersenyum saat aku mengatakan ayahku kecelakaan pesawat di China, 3 tahun yang lalu. Aku sempat heran mengapa namja ini justru tersenyum, namun ketika ia menjelaskan, aku mengerti. Ia hanya seorang anak polos. Ia mengatakan ia senang ayahku meninggal saat itu, karena ia berpikir ayahku dan ayahnya akan bertemu. Ia sangat polos.

Baekkie pernah menanyakanku soal kekasih. Ia bertanya apa definisi dari kekasih dan apakah aku memiliki kekasih. Aku menjawabnya sambil tersenyum. Ia mudah terpengaruh teman-temannya.

Ia sudah seperti adik sendiri bagiku. Aku menyayanginya meski perbedaan umur ku dan Baekkie cukup jauh. Kami -aku dan eomma menyayanginya.

.

.

.

"Channie," begitu panggil namja berusia 13 tahun pada namja berusia 20 tahun didepannya. Namja itu mengulum senyum. "Baekkie ingin Channie yang mengantarkan Baekkie sekolah hari ini," pintanya manja. Namja didepannya tersenyum dan menyanggupi permintaannya.

Setelah pamit pada eomma, mereka berjalan menuju mobil. Namja berusia 20 tahun yang bernama Park Chanyeol itu terdiam, menatap adiknya. "Channie mau bertanya, mengapa Baekkie tidak mau dipanggil Baekhyun?" adiknya itu merengut. "Channie, Baekhyun bukanlah nama asli Baekkie. Jika teman-teman memanggil Baekkie dengan sebutan Baekkie juga, nama itu tidak akan istimewa lagi,"

Chanyeol tertawa pelan. "Siapa yang mengajari Baekkie berbicara seperti itu?" tangannya membukakan pintu mobil untuk adiknya. "Dan lagi, mengapa tidak lagi istimewa?" lalu ia membuka pintu seberang dan masuk kedalam mobil.

"Karena yang memanggil Baekkie orang-orang yang istimewa. Keluarga Baekkie, Channie, dan eomma," jelas Baekkie dengan nada manja. "Kalau semua memanggil Baekkie dengan sebutan Baekkie, jadi tidak istimewa lagi, kan?" Chanyeol tertawa pelan, mengusak rambut adiknya lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang membelah jalanan Seoul.

.

.

.

19 Januari 2008

Sudah seharusnya ini terjadi. Baekkie semakin dewasa dan bertambah manis. Ia sudah mulai sungkan memanggilku Channie, kini ia lebih sering memanggilku dengan sebutan hyung. Aku anggap itu sebuah kemajuan. Dulu ia sangat tidak mau memanggilku hyung. Baekkie juga mulai menjaga jarak denganku dan eomma. Ia sudah tidak semanja dulu lagi.

Perubahan Baekkie ini sebenarnya membuat eomma sedikit khawatir. Sudah berkali-kali aku bilang bahwa Baekkie sedang dalam masa perubahan namun eomma tidak mendengarkanku. Eomma selalu memintaku meluangkan waktu kerjaku hanya untuk menjemputnya. Aku selalu mengiyakan, awalnya. Namun belakangan ini, aku menolak perintah eomma dengan lembut. Aku kasihan pada Baekkie yang sepertinya menahan malu.

Aku sudah mengatakan hal itu pada eomma. Mengapa eomma tidak mau mengerti juga? Eomma bilang ia hanya tak ingin kehilangan anak termanisnya. Namun sikap eomma seolah tak membiarkan Baekkie tumbuh dewasa. Bahkan Baekkie masih sering tidur ditemani eomma, karena eomma memaksa.

.

.

.

"Hyung," Baekkie membuka pintu kamar Chanyeol. Dilihatnya Chanyeol sedang berbaring. Chanyeol menoleh, "Ya? Ada apa Baekkie?" Chanyeol bangkit dan menghampiri Baekkie yang masih terdiam diambang pintu. Baekkie tampak ragu, namun Chanyeol mengelus kepalanya, membuatnya merasa tenang.

"Bisakah hyung.. Membantuku mengerjakan tugas matematikaku?" tanya Baekkie pelan. Chanyeol tersenyum lalu mengangguk. "Ambil buku Baekkie. Kita akan mengerjakan tugas Baekkie di kamar hyung," ajak Chanyeol. Baekkie mengangguk, lalu pergi ke kamarnya yang berada disebelahkamar Chanyeol. Tak lama, Baekkie kembali dengan beberapa buku ditangannya.

"Materinya apa, Baekkie?" tanya Chanyeol pada Baekkie yang baru saja memasuki kamarnya. Baekkie menggeleng pelan. "Tidak tahu," gumamnya. Chanyeol mengerutkan dahinya bingung. "Bagaimana bisa?"

Baekkie menunduk, takut hyungnya marah padanya. Dengan pelan ia menjawab, "Tadi Baekkie pusing, jadi Baekkie pergi ke ruang kesehatan. Baekkie sudah menitip pesan pada teman Baekkie tapi dia tidak meyampaikan pesan Baekkie pada seonsaengnim. Jadi, Baekkie dihukum mengerjakan tugas ini," jelas Baekkie panjang lebar. Chanyeol tersenyum sambil mengelus rambut Baekkie.

"Sudah sembuh pusingnya, Baekkie?" tanya Chanyeol. Baekkie mengangguk. "Baekkie lapar?" tanya Chanyeol lagi. Dengan pelan Baekkie mengangguk. Chanyeol menghela nafas. "Eomma belum pulang, tunggu ya. Hyung akan memasak untuk Baekkie,"

Chanyeol berdiri namun tangannya ditahan oleh Baekkie. "Tugasnya?" dengan lembut Chanyeol melepaskan tangan Baekkie yang menggenggam tangannya dan menarik Baekkie untuk berdiri. "Nanti saja,"

.

To Be Continued

Mungkin aku mencoba peruntungan mempublish ff ini sebelum UN.-. oh no UN 2 minggu lagi! Dan otak masih dipenuhi BaekYeol-_- jangan sampe pas UN malah mikirin 12 alien gila yang berubah menjadi wolf itu dan sekarang kecanduan-_- oiya, jangan sampe ada yang nanya ivorgge apaan ya, aku juga gatau. Itu kata aku buat sendiri dengan menyusun huruf huruf gaje-_- yaudah, review please?