Tittle : Still loving you ( PART 1 )
Author : Park Shita a.k.a Lee Shita
Cast : Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Xi Luhan, Oh Sehun ,Kris and other..
Shita harap kalian semua suka ama ff ini, ff ini bergenre Yaoi,jadi kalau gak suka tapi penasaran dan pingin baca gapapa kok.. inget review ya chingu..
Happy reading
.
.
.
" Baekhyun-ah! Turun sayang!"
"Ani.. Nan Shireo."
"Nanti kalau kau terjatuh bagaimana?"
"Biarkan saja aku mati,biarkan aku jatuh lalu mati eomma. Jika eomma tak mengabulkan permintaanku." Ucap namja manis dan mungil yang kini sedang berdiri di atas gedung apartemennya dengan seragam SHS-nya dan name tag bertuliskan Byun Baekhyun.
"Ne..Baiklah. Eomma akan mengabulkannya." Dengan berat hati yoeja setengah abad yang kini sedang terisak di bahu suaminya mengabulkan permintaan anak semata wayangnya.
Tanpa ada yang tahu. Namja mungil itu tersenyum lalu berjalan ke arah kedua orangtuanya dan memberikan pelukan hangat. Saat akan kembali ke bawah, ponselnya berbunyi.
"Yeobbo. Aku berhasil. Bagaimana denganmu?" tanya Baekhyun pada sosok di seberang.
"Ne. Aku juga.. Sebentar lagi kita akan menikah Baekki." Sahut sosok itu. Lalu Baekhyun tersenyum dan mematikan ponselnya saat kedua orangtuanya memanggilnya.
Disinilah mereka sekarang, berdiri di altar dengan setelan jas rapi dan sebuah cincin yang melingkar di jari manis masing-masing. Sorakan tamu undangan yang sebagian besar adalah teman-teman sekelas mereka tak membuat ciuman mereka terlepas.
"Baekkie. Aku berjanji akan membuatmu bahagia, dan akan selalu mencintaimu." Bisik Chanyeol, remaja bertubuh tinggi dan berwajah tampan yang kini menjadi suami sah Byun Baekhyun saat ciuman mereka berakhir dan kini kedua telapak tangannya menempel hangat di pipi Baekhyun.
"Ne. Aku juga akan selalu mencintaimu, menerima kekuranganmu dan menuruti semua keinginanmu.. emm.. suamiku." Ucap Baekhyun malu-malu. Dan mereka segera berpelukan.
Kejadian di atas altar itu telah berlalu lebih dari 8 tahun lamanya, janji yang mereka ucapkan untuk saling mencintai dan menerima kekurangan masing-masing mereka tepati. Tentu. Tapi itu tak bertahan lama, mereka menikah di usia yang terbilang muda, dan banyak sekali hal-hal yang terjadi setelahnya, apalagi kondisi mereka masih labil, walau sekarang umur mereka telah menginjak usia 27 tahun.
" CHANYEEOOOLLLL!" teriakan nyaring itu nyaris membuat Chanyeol kehilangan kemampuan pendengarannya. Dengan malas ia menutup telinganya dengan bantal dan kembali tertidur bergulat dengan selimutnya yang hangat.
"JINJA! HEI PARK CHANYEOLLL!" Lagi. Chanyeol kembali menulikannya, sampai akhirnya pintu kamarnya terbuka dengan kasar, dan masuklah namja mungil yang tak kalah imutnya dengan 8 tahun silam mengenakan celemek dan dengan kasar menarik selimut yang membalut Chanyeol.
"YAAK!" geram Chanyeol marah, karena tidurnya merasa terganggu.
"Kau itu tuli hah? aku sudah berulang kali memanggilmu. Cepat kau bereskan sepatumu yang berserakan, itu sangat jorok. Bukankah aku sudah berulang kali mengatakan padamu jika ingin meletakan sepatu letakan dengan benar, aku sudah menyiapkan tempat untuk sepatu-sepatumu, tidak bisakah kau_"
"Ne...ne..ne.." Chanyeol bangkit dengan malas dari kasurnya, ia menggosok kepalanya kesal sambil mengumpat istrinya yang cerewet itu.
...
...
Baekhyun duduk di depan meja makan, dengan sebuah majalah kuliner di tangannya. Baekhyun adalah seorang koki di sebuah restourant yang cukup terkenal, dan inilah kebiasaannya, ia akan duduk berjam-jam dengan sebuah majalah kuliner dan membolak-balik halaman majalah itu demi bisa menciptakan resep baru. Mata Baekhyun melirik ke Chanyeol yang memasuki dapur dan membuka kulkas dan beberapa menit kemudian mulutnya dipoutkan.
"Hhmm.. Baekhyun. Apa kau masih punya susu. Kebetulan susuku habis." Ucap Chanyeol.
"Masih. Kau bisa memintanya." Ucap Baekhyun tanpa menoleh ke Chanyeol.
"Gomawo."
"Hm."
Sejak dua tahun terakhir mereka telah memutuskan untuk tak mencampuri urusan masing-masing walaupun mereka masih berstatus sebagai suami-suami(?). Bahkan mereka telah lama pisah ranjang, dan antara mereka berdua sudah tak ada kehangatan lagi, atau mungkin cinta bahkan semua perabotan dan barang-barang di rumah mereka bukan milik bersama lagi, kecuali kamar mandi. Baekhyun segera bangkit dari kursinya saat Chanyeol baru saja akan duduk, dan ia segera mencuci piring kotornya dan berangkat kerja tanpa berpamitan pada Chanyeol. Chanyeol menghela nafas panjang saat mendengar pintu apartemen mereka tertutup.
"Setidaknya hargai aku yang masih berstatus suamimu." Gumam Chanyeol pelan lalu meminum susunya.
...
...
"Baekhyun sshi?" panggil seseorang dengan balutan jas yang serasi dengan tubuh tingginya.
"Ne? Kris sshi?" tanya Baekhyun yang sedang mengecek beberapa stok makanan.
"Tamu kita sangat senang dengan resep barumu. Kau sungguh jenius." Ucap Kris.
"Kau berlebihan Kris sshi. Aku hanya menerapkan ilmu yang aku dapatkan saat kuliah di Paris dulu." Ucap Baekhyun.
"Kau terlalu merendahkan dirimu. Suamimu pastilah orang yang beruntung. Aku yakin suamimu akan pulang cepat demi bisa menikmati masakanmu." Ucap Kris lagi. Baekhyun terdiam, nampak sorot kesedihan dimatanya, yang segera berubah menjadi senyuman.
"Tentu saja." Ucap Baekhyun lagi.
Chanyeol sedang duduk di depan meja kerjanya, sampai seseorang masuk ke dalam ruangannya.
"Tuan. Siang ini rapat dengan kolega dari LA dibatalkan."
"Wae?"
"Karena beliau berhalangan datang, ada sedikit urusan dengan keluarganya yang sangat mendadak."
"Begitulah jika urusan pekerjaan di sangkut pautkan dengan urusan rumah tangga." Ucap Chanyeol lagi. Dan namja yang merupakan asisten pribadi Chanyeol hanya mengangguk.
Dua namja tengah asyik berkutat di depan dapur dengan celemek couple yang baru saja mereka beli. Ini adalah 7 hari setelah pernikahan mereka dan mereka memutuskan untuk memasak bersama.
"Masakanmu sangat enak Baekkie." Ucap Chanyeol sambil mencicipi semangkuk soup.
"Jinja? Gomawo. Aku akan selalu memasak untukmu Yeollie."
"Huwaaa asyik. Aku berjanji akan selalu memakan masakanmu, aku tak akan pernah mengizinkan makanan lain, selain masakanmu masuk ke dalam perutku. Hahahaha.."
Baekhyun tersenyum memperlihatkan matanya yang menghilang menjadi sebuah garis lurus yang membuat jantung Chanyeol selalu berdetak kencang. Diam-diam Chanyeol mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Baekhyun kilat.
"Yaak! Yeollie. Kau curang!" ucap Baekhyun sambil memegang bibirnya.
"Heheheh.. bibirmu sangat manis Baekhyun. Seumur hidupku aku tak akan pernah melupakan dua hal."
"Apa itu?"
"Masakanmu yang lezat dan bibirmu yang manis." Goda Chanyeol sambil tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapi tanpa celah.
Dan kembali lagi ke masa kini. Disinilah Chanyeol di depan meja kerjanya dengan sebuah hamburger di tangannya, dan matanya masih tetap konsen menatap laptopnya.
"Jika kau terus-menerus makan itu, aku yakin dalam waktu dekat kesehatanmu akan memburuk." Ucap seorang namja mungil yang kini sedang berdiri di depan pintu sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Chanyeol membulatkan matanya, lalu tersenyum.
"Lalu? Aku harus makan apa hah?" tanya Chanyeol.
"Tentu saja masakanku. Ini aku sudah memasakannya untukmu." Ucap namja mungil itu.
"Jinja? Kau datang kemari hanya untuk memberikanku ini?"
"Tentu. Makanlah!"
"Gomawo Luhannie."
"Ne Cheonmanneyo."
Awalnya hanya sebatas rekan kerja, namun lama kelamaan mereka menjadi dekat. Dan sudah dua tahun terakhir ini mereka menjadi sangat dekat. Tak ada yang tahu apa nama sebutan untuk kedua namja ini, karena keduanya sudah berstatus menikah. Selingkuh? Hhmm.. tapi Baekhyun telah mengetahui perihal Luhan, namun ia sama sekali tak peduli. Pernah sekali Chanyeol membawa Luhan kerumahnya untuk mengambil sebuah berkas, awalnya Luhan hanya melihat- lihat sekeliling namun ia mendapati sebuah foto pernikahan.
Luhan bertanya perihal tentang foto itu dan Chanyeol menceritakan semuanya, dan ternyata mereka memiliki nasib yang tak jauh berbeda. Singkat cerita mereka terbawa suasana dan akhirnya bibir dan bibir itu bertemu lalu bertautan. Baekhyun yang baru pulang kerja memergokinya, ketiganya berdiri mematung. Chanyeol mendadak gagap, walaupun saat itu hubungannya dengan Baekhyun sudah tak berwujud lagi, alias sudah tak harmonis lagi tapi Chanyeol tetap merasa tak enak, dan saat akan memberi penjelasan Baekhyun malah berjalan melaluinya dan seolah menganggap mereka tak ada. Darisana Chanyeol yakin Baekhyun tak mencintainya lagi, jadi dimulailah hubungannya dengan Luhan.
...
...
...
Baekhyun sedang berada di ruang kerjanya, dengan pakaian chefnya yang masih lengkap.
"Kau masih disini?"
"Bisakah kau mengetuk pintu dulu sebelum masuk?" ucap Baekhyun ketus.
"Oh maafkan aku. Pintumu sedikit terbuka tadi."
"Walaupun pintuku terbuka sangat lebar, tetap saja kau harus mengetuknya lebih dulu."
"Baiklah, baiklah. Apa perlu aku mengetuk ulang?"
"Tak perlu. Untuk apa kau datang keruanganku. Apa ada yang ingin kau bahas?" tanya Baekhyun.
"Hmm.. calm down baby! Kau ini adalah kokiku, koki paling hebat yang pernah aku miliki."
"Lalu?"
"Bisakah aku meminta sebuah permintaan."
"Mwo?"
"Bisakah kau masakan aku sesuatu yang enak?"
"Tapi waktu kerjaku sudah habis Kris sshi."
"Ayolah. Aku kan membayarmu. Dan bukankah tugas seorang koki adalah membuat pelanggannya senang."
"Tapi kau bosku, bukan pelangganku."
"Aku juga termasuk pelangganmu. Bukankah aku selalu membayar untuk semua makanan yang kau sajikan ke pelanggan?"
"Baiklah. Apa yang ingin kau makan?"
"Hhhhm.."
Baekhyun dan Chanyeol berbaring di atas rerumputan halaman mereka. Mereka menatap ke langit yang bertabur bintang, tangan Baekhyun terangkat untuk meraihnya.
"Yeollie, pernahkah kau bermimpi untuk meraih bintang?
"Pernah. Tapi aku tak memimpikannya lagi?"
"Wae? Apa karena itu hal yang mustahil?"
"Ani. Tak ada yang mustahil di dunia ini Baekhyun. Aku tak memimpikannya lagi, karena aku telah meraihnya."
"Maksudmu?" tanya Baekhyun bingung sambil menatap Chanyeol.
"Sekarang bintangku ada di hadapanku. Aku sudah meraihnya." Ucap Chanyeol. Baekhyun tersenyum.
"Kalau begitu aku juga sudah meraih bintangku." Ucap Baekhyun sambil kembali menatap langit.
"Yeollie? Apa kau punya impian?"
"Ne. Dulu aku ingin menjadi seorang astronot, namun semakin dewasa aku sadar hal itu terlalu jauh. Aku hanya ingin menjadi seorang yang kaya dan memiliki banyak uang."
"Hahahha.. jika begitu kau harus bekerja keras Yeollie."
"Ne. Aku akan melakukannya. Lalu apa impianmu?"
"Aku punya dua. Pertama aku ingin menjadi istri seorang Park Chanyeol, dan kedua aku ingin menjadi seorang koki yang hebat."
"Koki?"
"Ne. Aku ingin bisa selalu memasak untukmu." Ucap Baekhyun. Chanyeol tersenyum lalu memeluk Baekhyun erat.
" Lalu apa alasanmu menjadi seorang koki?" tanya Kris tiba-tiba. Membuat lamunan Baekhyun menguap begitu saja. Kini mereka berdua sedang duduk di sebuah meja berbentuk lingkaran, dengan sebuah lilin di tengahnya.
"Aku suka masak." Sahut Baekhyun ketus.
"Hanya itu? Apa tak ada alasan lain? Misalnya kau ingin masak untuk seseorang yang kau cintai?" tanya Kris lagi sambil melahap spaggethi buatan Baekhyun. Baekhyun tercengang mendengarnya, dan ia mengalihkan arah pandangnya dengan sikap dingin.
"Itu hanya alasan klasik, untuk remaja bodoh dan tolol."
"Apa kau pernah mengenal orang seperti itu?" tanya Kris lagi.
"Ne. Aku pernah mengenalnya, dan dia sudah lama mati." Ucap Baekhyun lagi. Ia sadar jika baru saja ia tengah mengatai dirinya, tapi ia tak yakin jika Kris tahu siapa yang ia maksud.
Baekhyun baru saja memarkirkan mobilnya, dan saat ia akan turun tak sengaja matanya bertemu dengan mata Chanyeol yang baru keluar dari mobil juga. Saat itu basement apartemen tengah sepi, hanya ada mereka berdua yang saling tatap. Sampai akhirnya Baekhyun mengalihkan arah pandangnya dan membalik tubuhnya dan berjalan ke lift apartemen. Saat pintu lift akan tertutup, Chanyeol menjulurkan kakinya, lalu masuk. Mereka berdua membuang wajah ke arah yang berbeda, entah perasaan apa yang mereka rasakan sekarang. Apartemen mereka ada di lantai 30 dan kini mereka ada di lantai bawah tanah dimana mobil mereka di parkir,jadi membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk sampai atas.
"Apa kau baru saja makan malam dengan namja itu?" tanya Chanyeol tiba-tiba. Baekhyun mengerutkan dahinya, lalu menatap Chanyeol sekilas.
"Siapa yang kau maksud?"
"Bosmu itu."
"Bukan urusanmu. Bukankah sejak awal kita sepakat tak mencampuri urusan masing-masing. Sama seperti aku yang tak pernah mencampuri urusanmu dengan Luhan sshi." ucap Baekhyun ketus.
"Separah apapun hubungan kita, kau harus ingat status kita." Ucap Chanyeol.
"Jika kau ingin, maka sekarang juga aku bisa menandatangani surat cerai untuk kita." Sahut Baekhyun ketus.
"BAEKHYUN!" pekik Chanyeol.
"Walau aku tak tahu mengapa hubungan kita bisa seperti ini, tapi tidakkah kau masih mengingat bagaimana kita bisa menikah?"
"Tentu, tentu aku ingat. Karena itu adalah kesalahan terbesarku Park Chanyeol." Ucap Baekhyun sambil menatap kesal Chanyeol, begitu juga Chanyeol rasanya ia ingin menampar pipi Baekhyun sekarang juga, jika saja pintu lift tak segera terbuka dan menampakkan dua orang wanita yang menatap mereka heran, Baekhyun menggeser tubuhnya lebih menjauh dari Chanyeol, membuat jarak antara mereka.
.
.
.
TBC
Gimana?
Apa kalian suka?
Mohon masukannya ya..
Gomawo..
