A/N : Drabble, mostly dialogue, and it's so friggin' corny. Maafkan saya.

.

.

"Dia mencintaiku,"

Kagami mencabut satu kelopak bunga daisy di tangannya, lalu meniupnya ke arah Aomine yang perhatiannya tengah tersita penuh pada majalah favoritnya. Well, tadinya. Sekarang pandangannya tertuju pada Kagami, dan sorot heran terpancar dari kedua biji safirnya.

Kagami nyengir kuda.

"Sedang apa kau?" Aomine memicing penuh tanda tanya.

"Tidak sedang apa-apa." Sahut Kagami kalem. "Dia tidak mencintaiku."

Aomine resmi menutup majalahnya dan meletakkan benda itu di atas meja, menyorongkannya hingga ke tepi, lalu menatap lurus pada Kagami yang baru saja mencabut satu kelopak lagi.

Aomine memberinya tatapan menuntut penjelasan, tetapi diacuhkan oleh Kagami.

"Dia mencintaiku," satu kelopak tercabut lagi.

"Oke, aku punya beberapa pertanyaan untukmu, Bakagami." Sahut Aomine cepat, jengkel karena Kagami mengabaikannya. "Pertama, dari mana kau dapatkan bunga itu? Kedua, apa yang sedang kau lakukan?"

"Geez, santai, Ahomine. Ini hanya sekedar permainan dimana kau berusaha untuk menentukan apakah objek cintamu mencintaimu balik atau tidak." Jelas Kagami tak sabar, hidungnya sedikit berkerut menanggapi ekspresi takjub di wajah Aomine. "Dan bunga ini kudapat dari toko bunga Kuroko. Dia tidak mencintaiku."

"Wow, sejak kapan kau tertarik pada hal sentimental semacam itu?" Aomine terkekeh pelan dengan nada mencemooh. "Memangnya kau ini apa, remaja perempuan yang sedang mabuk cinta?"

"Berisik! Aku cuma penasaran dengan hasilnya, bodoh." gerutu Kagami, pipinya bersemu. "Dia mencintaiku."

Aomine mengerjapkan matanya beberapa kali, tak menyangka bahwa kekasihnya bisa sekonyol sekaligus semanis ini. Ia tahu Kagami sama sekali bukan tipe orang yang melankolis dan romantis, sama seperti dirinya sendiri. Tapi melihat Kagami begitu fokus mencabuti mahkota bunga sambil bergumam, Aomine mau tak mau tersenyum geli.

Kagami terus mencabuti kelopak bunga daisy yang malang itu sambil menggumamkan kalimat dia mencintaiku dan dia tidak mencintaiku silih berganti, sementara Aomine memilih untuk diam dan mengamati sampai akhirnya Kagami tiba pada kelopak terakhir dan hasil akhirnya jatuh pada kalimat dia tidak mencintaiku.

"Kau tidak mencintaiku." Pungkas Kagami dengan nada menuduh, memandang Aomine dengan mata memicing tak senang. "Benarkah itu?"

Saat itulah Aomine memilih untuk tertawa. Meski katanya ini hanya permainan semata, nyatanya Kagami tetap menanggapinya dengan serius. Kagami baru akan melontarkan rentetan kalimat protes ketika bibir Aomine mengklaim bibirnya dengan lembut, melumatnya dengan penuh perasaan, membuat Kagami seketika lupa akan hal-hal yang ingin diutarakannya.

Ketika kedua bibir berpisah, wajah Kagami merona sewarna rambutnya dan Aomine memamerkan cengirannya.

"Aku mencintaimu, idiot, sangat mencintaimu. Tak perlu pakai permainan konyol seperti itu untuk membuktikannya."

Aomine mengecup ujung hidung Kagami dan Kagami semakin mencintainya.