Masashi Kishimoto's
Au, Gonna be shortest Fic/Chapter.
SasuHina Fanfic.
.
.
.
.
The Stepsister.
.
.
.
"Yo Sas," Hidan memanggil teman termudanya saat Sasuke melewati kamarnya.
Sasuke melihat Hidan dan membalas sapaan pemuda flamboyan itu dengan menaikkan sebelah alisnya,
"Hm," kata Sasuke.
Ia duduk di samping Hidan. Hidan memandang Sasuke seperti setengah mengejek. Ia tahu sesuatu. Dan 'Sesuatu' ini pasti sangat menarik perhatiannya.
"Jadi…kudengar ayahmu akan segera bertunangan," Hidan memulai percakapan.
"Yeah, kepada seorang wanita terhormat," kata Sasuke tidak tertarik.
Seorang gadis tak dikenal berjalan ke arah Sasuke dan duduk dipangkuannya, menghirup leher si pemuda yang tampak tidak keberatan walau si perempuan berambut merah itu sekarang tanpa canggung-canggung mulai menyedot-nyedot kulit lehernya.
"Keluarga Hyuuga." Mata Sasuke terpejam, menikmati sentuhan demi sentuhan perempuan yang tidak ia ketahui namanya itu.
Hidan hampir terlonjak dan tidak percaya melihat betapa tidak tahu malunya Sasuke saat menyebut marga Hyuuga lewat mulutnya itu.
Sementara Sasuke tengah menyelinapkan tangannya ke dalam T-shirt gadis di pangkuannya.
Membuat gerakan mengusap punggung gadis itu.
Pemandangan ini bukanlah pemandangan yang tabu bagi keduanya. Terutama Hidan.
Tapi Sasuke seharusnya sudah menghentikan kegiatan meremas payudara si perempuan sebelum erangan-erangan berisik keluar dari mulut perempuan itu dan menganggu percakapan menarik ini.
Setidaknya bagi Hidan karena nyatanya Sasuke lebih memilih memanjakan nafsu perempuan itu daripada berbicara dengannya.
Tsk.
Hidan bergerak dari duduknya dan memukul ringan pundak Sasuke.
"Hey, itu berita menakjubkan!" Antusias Hidan yang selalu unik membuat Sasuke melihat sekilas ke arah pemuda itu.
Hidan adalah temannya yang paling taat beragama dan sekaligus taat melakukan kebejatan disaat bersamaan.
Melihat Hidan yang sedang dalam mode penggosipnya otomatis membuat perhatiannya teralihkan dari si perempuan yang kini tengah membuka satu demi satu kancing bajunya.
Sasuke tertawa melihat Hidan yang sekarang merajuk.
Tawanya konstan terhenti. Ia merasa seseorang baru saja membuka pintu.
Ya... tentu saja karena apartement Hidan ini adalah tempat berkumpulnya pemuda popular gila.
Pemuda lain bergabung.
Ia berjalan ke dalam ruangan dimana Sasuke berada, menyender ke tembok dengan tangan terlipat di dadanya. Suigetsu.
"Well... aku sudah mencari tahu hal itu untukmu." Kata Suigetsu. Tangannya memegang sebuah folder.
Sasuke melihat folder itu. Dan akhirnya ia sedikit tertarik.
Ia bahkan mendorong perempuan di pelukannya sampai nyaris terjatuh.
"Aku sedang tidak semangat." Sasuke menatap perempuan itu sekilas.
Meskipun perempuan itu terlihat sedikit agak kesal dengan penolakan Sasuke, tapi ia tidak ambil pusing dan pergi begitu saja.
Tentu saja tidak benar-benar pergi karena belum sampai ia meninggalkan tempat itu, seorang pemuda lainnya memeluk perempuan itu dan menyeretnya ke kamar mandi. Naruto.
Pemuda lainnya yang baru saja pulang dari klub. Dia sedang patah hati baru-baru ini. Jadi ketiga pemuda yang berdiri di ruangan itu tidak begitu memperdulikan Naruto dan perempuan itu.
Sasuke berdiri dari sofa, berjalan ke arah Suigetsu dan merebut folder di tangannya.
Dengan teliti ia membuka folder itu lembar demi lembar.
Raut mukanya semakin menunjukan ketertarikan.
Apalagi saat ia melihat beberapa photo seorang gadis.
"Siapa ini?" Tanyanya.
"Tentu saja calon kakak tiri mu." Suigetsu tersenyum puas dengan hasil kerjanya. Terutama saat melihat cara pandang Sasuke saat melihat photo-photo di tangannya itu.
"Manis bukan?"
Sasuke terkekeh pelan dan menganggukan kepalanya.
"Semua gadis selalu terlihat manis di matamu." Sasuke tahu benar kemaniakan seluruh sahabatnya. Bagi mereka semua gadis itu sama saja jika sudah dipelukan mereka. Namun wajah dan aura yang dipancarkan gadis yang ada di photo yang sedang Sasuke genggam terasa begitu lain.
Mata gadis itu sungguh luguh dan tajam pada saat bersamaan. Raut mukanya yang mungil dan kulitnya yang sempurna.
Ah... ini akan sangat menarik. Dan mengetahui fakta bahwa gadis ini akan menjadi saudara tirinya bahkan dua kali lebih menarik.
"Tapi kali ini kau benar." Dan dia terus melihat semua file itu.
lalu Sasuke berseringai,
"Dia satu universitas dengan kita?"
"Sebuah kebetulan yang menyenangkan, huh?"
Sasuke kembali membalik lembaran sebelumnya. Dimana photo Hinata berada.
"Hyuuga Hinata..."ucap Sasuke setengah bergumam.
"Kalau kau tidak mau, berikan padaku!" Hidan tampak antusias dari bekakang.
"I'll take her since she is…damn a cutie," tambahnya sambil mengintip photo Hinata dibalik tubuh Sasuke yang tinggi.
Sasuke menyikut perut Hidan, membuat Hidan mengaduh.
"Fuck off. You have many pussies waiting for your dick already."
Hidan tertawa disela-sela kegiatannya mengusap perutnya yang sakit.
"She'll be just another pussy then." Sanggahnya jenaka.
"Hey... dia milikku." Sasuke meninggikan suaranya kali ini.
Hidan menaikkan satu alisnya.
"Jadi, kau sedang bilang kalau kau ingin menyetubuhi kakakmu?"
Sasuke menatap Hidan dengan tatapan menang sebelum dia kembali menatap photo Hinata lalu berkata,
"Dia bukan kakak kandungku omong-omong." Lalu tertawa.
Hidan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Kalau sudah seperti ini... Sasuke akan susah di kendalikan.
"Terserahlah."
.
.
.
Saya tau ini mainstream. Tapi mumpung lagi mood. Haha
Fanfic ini akan sangat pendek perchapternya. Bisa dibilang apa ya.. istilahnya. Pokoknya ini multichapter tapi bisa beda-beda plot disetiap chapternya.
Gah... ini rate M lagi.
