Hetalia - Axis Powers (c) Himaruya Hidekazu. Penulis tidak mengambil keuntungan dalam bentuk apapun atas pembuatan karya.
•
•
•
•
•
•
•
"Bagaimana hubunganmu dengan Alfred 'Freedom' Jones? Apakah baik-baik saja? Ada masalah? Pertengkaran?"
Natalia menatap keluar jendela. Titik-titik tangisan langit masih berjatuhan, membasahi apapun yang ada di lingkup hujan. Udara dingin juga mulai menggelitik kulit.
Sekedar informasi, Natalia tengah dipindahtugaskan untuk sementara ke sebuah kota di Asia dan beriklim tropis untuk beberapa pekan ke depan.
Hujan kala itu jauh lebih menarik perhatiannya daripada pertanyaan salah satu teman dekatnya, Elizsac (nama aslinya adalah Elizaveta Hedervary, namun Natalia memilih untuk memanggilnya Elizsac saja), yang berulang kali terucap, menunggu untuk dia jawab.
"Jadi, Nat..." Elizsac menurunkan cangkir cokelat panas setengah kosong ke atas meja. "... Bagaimana hubunganmu dengan pemuda bernama Alfred itu?"
Secarik kertas dan sebatang pena telah siap tergenggam. Setelah pertanyaan teralamat pada Natalia.
Bagus sekali, Elizsac dengan kurang ajar (menurut Natalia) akan mencatat berbagai macam jawaban yang (kemungkinan besar tidak) dia jawab.
"Tidak ada apapun." jawabnya, tentu saja tanpa menoleh. "Hanya hubungan dimana aku sangat membenci pemuda aneh berkacamata dengan pucuk berantenna itu." Natalia meremas rok bajunya.
Elizsac menghela nafas lelah, entah untuk yang keberapa kali. "Ayolah, Nat..."
"Jawablah... Aku tidak akan membocorkannya pada siapapun..." tawar Elizsac. Natalia mengernyit, heran bercampur tidak suka. "Untuk apa bertanya seperti itu? Aku tidak sudi menjawabnya."
Elizsac mendesah, lelah dengan jawaban yang terus-terusan diucapkan oleh Natalia setelah pertanyaannya terucap. "Natalia, aku hanya bertanya jika aku butuh sebuah jawaban! Dan pertanyaanku normal-normal saja!"
Elizsac berujar jengkel, Natalia menghembus nafas sebal. "Tapi abnormal bagiku..." jawaban kosong itu lagi.
Perempuan bernama belakang Hedervary memutarkan mata. "Terserah padamu..." Sesuatu Elizsac tuliskan di secarik kertas putih.
Natalia masih tidak peduli.
"Ini pertanyaanku, untuk kaujawab. Tolong jangan dibuang ke tempat sampah, disobek-sobek, dibakar, apalagi diberikan kepada orang lain. Jika sudah 'waktunya', akan aku minta kembali sebagai jawabanmu, Nat."
Yang terlipat-lipat menjadi persegi, Elizsac menyodorkan sepucuk surat (yang kemungkinan) berisi sebuah atau beberapa buah pertanyaan itu ke Natalia.
"Pesananmu dan pesananku hari ini sudah aku bayar. Aku permisi."
Kling! Ting!
Elizsac pergi, bahkan tanpa menoleh lagi. Menerobos rinaian hujan ringan setelah mengembangkan payung yang dibawa.
Meninggalkan Natalia, yang bertanya-tanya sendiri tentang sikap seorang Elizaveta Hedervary yang berubah.
...
...
...
Setelah punggungnya yang terbalut kemeja putih polos dan setelan jas berwarna biru tua itu lenyap, Natalia beralih pandang.
Kertas itu dipandangnya lamat-lamat, sebelum akhirnya dia ikut keluar dari kedai.
Tentu saja kertas pertanyaan itu juga dibawa. Elizsac sudah mengultimatumnya melalui nada bicara tempo menit.
Belum dia buka, sebaiknya di rumah saja.
end.
A/N: Masih bingung TwT. #nulisrandom2017 itu persyaratannya gimana aja. Yang tahu, review ya... Saya takut salah (dan diprotes).
Sekian, terima kasih sudah membaca, and have a nice day!
Salam Indonesia~
—INDONESIAN KARA. [14 Juni 2017]
