Disclaimare
Gintama milik Sorachi Sensei
Warning
BL, Yaoi, A/B/O, OOC, typo, abal, alur gak jelas, author yang gak jelas
Genre
Romance Crime
***mulai***
Edo adalah negara yang membagi penduduknya menjadi tiga kasta. Yang tertinggi adalah Alpha, pertengahan adalah Beta dan terbawah adalah Omega. Profesi yang digeluti Alpha, biasanya berhubungan dengan pemimpin, seperti raja, bangsawan, saudagar kaya, kepala sekolah, komandan tertinggi militer, kepala rumah sakit dan lain sebagiannya.
Namun Hijikata berbeda, meskipun ia seorang Alpha, ia merelakan dirinya menjadi wakil Shinsengumi. Ia merasa, sahabatnya Kondo lebih cocok menjadi pemimpin Shinsengumi. Lagipula ia lebih suka bekerja di belakang layar. Selain itu Hijikata sudah merasa puas dengan kehidupannya sekarang.
Ia keturunan bangsawan. Memiliki mate yang cantik, pandai memasak, kuat, cerdas dan menjadi kapten divisi Shinsengumi. Hal inilah yang membuatnya sudah berpuas diri dengan kehidupan yang sekarang.
Meskipun agak aneh. Padahal mate-nya adalah Omega, tapi posisinya pemimpin Divisi Dua Shinsengumi. Biasanya Omega berprofesi sebagai pembantu, babu, budak dan sejenisnya.
Mate-nya memang berbeda dari yang biasa.
Namanya adalah Gintoki. Ia adalah putra Yoshida Shouyou, yang merupakan pemimpin pasukan pembunuh, Tenshouin Naraku. Karena profesinya itu, Shouyou memperlakukan Gintoki tidak seperti Omega lainnya.
Omega biasa diajari cara mengurus rumah tangga yang baik. Tapi Shouyou melatih Gintoki seperti melatih seorang Alpha.
Sejak kecil Gintoki sudah diajari cara membunuh dan beladiri. Saat berumur dua belas tahun ia dimasukan ke sekolah militer, disanalah Hijikata bertemu Gintoki.
Saat ini Hijikata sedang pusing dengan kasus yang ditanganinya. Biasanya ia tidak terlalu memikirkan kasus-kasus yang ditanganinya. Karena kasus-kasus itu pasti akan ditangani dengan cepat oleh kejeniusannya.
Tak heran selain dijuluki Oni no Fukuchou, karena kekejamannya dalam memperlakukan anak buah dan penjahat-penjahat yang menjadi targetnya, Hijikata juga dijuluki ahli strategi dari Shinsengumi.
Kasus yang ditanganinya adalah kasus pembunuhan dan pemerkosaan. Terdengar seperti kasus biasa yang ditanganinya selama ini.
Namun yang membuatnya pusing adalah korban dari kasus pembunuhan dan pemerkosaan ini adalah Kasta Omega.
Jelas saja ia jadi pusing, karena ia mengkhawatirkan mate-nya. Apalagi sudah dua minggu kasus yang menghantui para Omega, belum juga terselesaikan.
Ini semua karena setelah diperkosa, korban dimutilasi. Organ-organ dalam seperti jantung dan otak dikeluarkan. Lalu dijual ke pasar gelap.
Senjata membunuhnya juga ditinggalkan di TKP. Tak ada satupun sidik jari yang menempel pada senjata. Saksi juga tidak ada, karena selalu dilakukan di tempat yang sepi.
Karena hal itulah, Hijikata selalu menempel pada Gintoki. Kemana pun pemuda berambut keriting itu pergi, bahkan ke toilet sekalipun, sang wakil komandan selalu ikut.
Hal ini juga yang membuat kepala Gintoki ikut-ikutan pusing. Perlakuan berlebihan Hijikata membuatnya jengah. Gintoki pun mencari cara untuk lepas dari Hijikata. Dan ia pun berhasil melakukannya.
Dengan modal mata memelas seperti anjing yang minta makan, Gintoki meminta Hijikata yang sedang main ke rumahnya, untuk membelikan parfait rasa keju meleleh (?).
Melihat mata yang seperti itu, Hijikata yang memiliki kepala sekeras batu pun, akhirnya luluh juga. Sehingga Gintoki bisa keluar rumah sendirian dengan bebas, tanpa harus dibuntuti Hijikata. Karena mate-nya sedang sibuk mencari parfait rasa keju meleleh (?).
Kebetulan hari ini Gintoki mendapatkan shift patroli malam, sementara Hijikata sedang libur. Makanya Gintoki bisa jalan-jalan keluar dan Hijikata bisa main ke rumah mate-nya.
Gintoki berencana membeli majalah jump dan bermain di pachinko, sampai waktu kerjanya tiba. Ia harap Hijikata tidak buru-buru mendapatkan pesanannya. Ia memilih pesanan yang langka, supaya Hijikata tidak bisa mengganggunya bermain.
Ia senang bisa lepas dari Hijikata, sayang nasibnya tidak mujur hari ini.
Ia kalah terus dalam bermain pachinko, sampai kehabisan uang. Mungkin ini adalah karma dirinya, yang telah berhasil menipu sang kekasih. Karena kekalahannya, ia harus melepas hakama yang dipakainya. Menyisakan boxer bergambar stoberi yang menutupi 'aset'-nya.
Hal ini membuat pengunjung di pachinko, yang mayoritas berkasta Alpha dan Beta menjadi 'tegang'. Melihat kulit putih mulus dengan roti sobek di perut Gintoki, yang terekspos jelas.
Pandangan mereka seolah ingin menerkam Gintoki hidup-hidup. Keringat dingin langsung membanjiri sekujur tubuh Gintoki.
Pedangnya juga disita untuk membayar pachinko. Jalan satu-satunya hanyalah lari dari tempat itu. Namun sebelum ia kabur, seorang pria setengah baya, yang rambutnya sudah mulai memutih, memegang pergelangan tangan Gintoki.
"Hei manis ke hotel yuk!" ajak si pria sambil mengedipkan sebelah matanya. Gintoki ingin muntah rasanya. Gintoki pun melepaskan tangan pria itu dari pergelangannya.
Lalu melangkah pergi meninggalkan tempat itu. Namun baru beberapa langkah, ia sudah dicegat oleh oleh seorang pria berhidung besar.
Mau tak mau Gintoki harus berbalik, tapi malah dicegat oleh pria berhidung panjang.
Tak menyerah Gintoki menghadap ke kiri dan seorang pria dengan wajah penuh bintik, sudah berdiri di depannya.
Gintoki mendecih. Namun masih tak mau menyerah, Gintoki berbalik ke kanan. Sayang langkahnya diskak mat lagi. Pria bertubuh pendek gemuk sudah menunggu.
Setetes keringat mengucur di pelipisnya. Ia terjebak dalam kungkungan serigala-serigala lapar.
Ia benar-benar mendapatkan karma. Gara-gara dirinya menyuruh Hijikata pergi, ia jadi terjebak disini.
Ia harap Hijikata tiba-tiba muncul dan menyelamatkan dirinya, seperti pangeran berkuda putih.
Tapi sepertinya mustahil. Hijikata sedang sibuk mencari pesanannya yang langka.
Hingga akhirnya... sebuah pedang melayang dan menancap tepat dikepala pria berhidung besar. Darah muncrat di kepala pria itu dan langsung tumbang seketika.
"Kyaaa... mayatttt!" teriak salah satu Omega yang merupakan pelayan di pachinko itu.
Kejadian yang begitu cepat itu, membuat pria-pria yang mengepung Gintoki, langsung kabur darinya. Wajah mereka pucat pasi.
Gintoki bingung dan kaget. Mata crimsonnya melihat ke arah pria berhidung besar yang terkapar tak berdaya. Lalu ganti melihat seseorang yang melempar pedang pada pria itu.
Tetesen keringat kembali mengucur di wajah Gintoki. Bukannya pangeran berkuda putih, malah pangeran titisan neraka yang datang.
Entah sial atau beruntung. Gintoki tak tahu, yang jelas ia senang sekaligus takut secara bersamaan.
"Oi, siapa yang berani mendekati dia? Seppuku sekarang juga!" perintah orang itu.
Para Alpha dan Beta di tempat itu, langsung lari terbirit-birit meninggalkan pachinko.
Tak peduli jika harus terjatuh dan mengesot-mengesot seperti hantu suster di negri tetangga. Mereka akan tetap kabur, sebelum dimangsa hidup-hidup, oleh pangeran titisan neraka.
"Ha...halo Hijikata-kun, apakah kau sudah menemukan pesananku?" tanya Gintoki mencoba mencairkan suasana, namun tubuhnya gemetar dan keringat terus membasahi seluruh tubuhnya.
Ia sudah membangkitkan raja iblis. Ingin sekali kabur, tapi kakinya seolah-olah menempel erat pada lantai. Tidak bisa digerakan.
"Sudah, berkat radar DB, aku berhasil menemukan parfait rasa keju meleleh~" jawab Hijikata dengan senyuman di wajah.
Senyuman yang manis, saking manisnya semut-semut dilantai menjauh dari sepatu Hijikata. Cicak pun tak memperdulikan ekornya yang putus, karena lari menjauhi Hijikata. Tak ada yang berani, berada di satu wilayah yang sama dengan Hijikata.
Hanya Gintoki saja, itupun karena kakinya tak mau diajak kompromi.
"Be...begitu yah, te...terima kasih kalau begitu," balas Gintoki dengan suara tergagap, saking takutnya melihat senyuman itu.
"Itu bukan terima kasih yang benar, Gintoki." Hijikata menekankan kata terima kasih, seolah memberi isyarat pada Gintoki, untuk melakukan terima kasih yang biasanya.
Gintoki ingin sekali berteriak 'iblis mesum' di depan wajah Hijikata. Namun diurungkannya, karena berteriak seperti itu hanya akan memperkuat kekuatan raja iblis dalam diri Hijikata.
Dengan langkah yang terseret-seret, Gintoki pun mendekati Hijikata. Setelah begitu dekat ia memajukan wajahnya, hingga Hijikata bisa merasakan nafas mate-nya, yang menerpa wajah.
Gintoki memejamkan mata dan...
Cup...
Kecupan cepat. Hanya nol koma nol sampai ratusan kali detik. Namun tetap terasa manis dibibir Hijikata.
Gintoki membalikan tubuhnya. Menyembunyikan wajahnya yang memerah malu. Sementara Hijikata menyeringgai mendapatkan 'terima kasih' yang benar dari mate-nya. Dalam hati, Gintoki mengutuki Hijikata. Namun apa daya, dia tidak pernah bisa, berkata tidak pada mate-nya.
Sedangkan Hijikata, melihat reaksi itu ingin sekali dilanjutkan di atas ranjang.
Tapi sebelum itu terjadi seorang anak perempuan terbang dan menendang Hijikata, hingga sang Fukuchou jatuh terjerembab ke atas lantai yang dingin.
Tak cukup sampai disitu seorang lelaki berambut cokelat, memotret cara jatuh Hijikata, dengan smartphone di tangannya.
Sepertinya nasib sial Gintoki berpindah ke Hijikata.
"Ada apa Kagura?" tanya Gintoki yang sudah membalikan badannya, untuk melihat apa yang terjadi, pada anak perempuan yang menendang Hijikata.
Anak perempuan itu adalah Kagura, bawahan Gintoki yang berusia paling muda di Shinsengumi.
Kagura adalah Alpha. Keturunan bangsa Yato. Dalam bangsa itu semuanya adalah Alpha, baik laki-laki maupun perempuan.
Kekuatan mereka seperti monster, berambut merah, benci matahari dan gemar membawa payung. Karena kemampuan dan kasta Kagura, anak itu berhasil masuk Shinsengumi, meskipun usianya masih muda.
"Gin-chan kenapa kau tidak pakai baju aru?" tanya balik Kagura.
"Yah... ada masalah sedikit. Lalu ada apa kau dan Okita-kun datang kesini?" tanya Gintoki ulang sambil menggarukkan kepalanya yang tidak gatal.
"Ada Omega yang mati lagi aru. Kami menemukannya di sebuah gang, di blok tiga yang tidak jauh dari tempat ini aru," jawab Kagura, membuat Gintoki menegang dan Hijikata yang tadinya ingin memukul Kagura karena seenaknya menendang, jadi memasang wajah serius, ketika mendengar jawaban Kagura.
Nampaknya, hari ini Hijikata tidak jadi libur dan Gintoki memutuskan untuk berangkat kerja lebih awal, untuk segera mengusut kasus ini.
***TBC***
Maaf yah banyak cerita yang diapus, biasalah lagi stress di Duta.
Jadi rewrite ulang nie cerita, tapi malah bikin beginian T.T
