Black Rose
.
.
Bang Yongguk menatap layar laptop dihadapannya, lebih tepatnya dia tengah membaca. Sesekali dia mengambil cangkir yang ada didekatnya dan menyesap cairan yang berwarna hitam pekat itu. "Jadi, bagaimana? Apa pendapatmu?" tanya seorang namja dengan tatto salib kecil di leher putihnya sambill membawa sepiring biskuit coklat. "Aku rasa memang dia, tapi agak susah mengajaknya bergabung Hime," jawabnya. Namja yang dipanggil 'Hime' itu mendengus, "Dia bagaikan burung gereja yang akan merusak kandang yang mengurungnya," jawabnya sambi memukul kepala Yongguk dengan pelan "Dan jangan panggil aku Hime. Aku bukan yeoja," ucapnya kesal. Yongguk mengusap kepalanya, "Baiklah, Kim Himchan."
Himchan tersenyum kecil dan mengalihkan pandangannya keara pintu kayu mahoni besar diruangan itu, "Hai Moon," sapa Himchan pada amja yang baru saja muncul itu. "Hai hyung," katanya sambil meletakkan vas berisi bunga mawar hitam dekat piano disudut ruangan. "Bunga baru?" tanyanya sambil mendekat kearah namja bermata sipit tersebut, "Ya, yang kemarin sudah layu," jawabnya datar. Himchan hanya tersenyum.
"Ay ay~ Suram sekali bunga ini Moon Jongup," komentar namja lainnya dengan aksen Busan yang masih tersengar jelas. "Lalu?" tanya Jongup datar. Namja itu menyelipkan setangkai anggrek ungu lavender diantara bunga mawar hitam tersebut. "Jung Daehyun kau seperti yeoja," komentar Jongup kemudian meninggalkan Daehyun yang hanya mengedikkan bahunya.
"Cha~ aku sudah membuat teh, ayo kumpul semuanya," teriak suara bariton dari arah 'dapur' dengan membawa senampan teko teh dan 5 cangkir kaca. "Kau tau, teh buatanmu itu bagaikan canduku Youngjae-san!" ucap Daehyun mengucapkan pelafalan Jepang terhadap nama Youngjae, sedangkan Young jae hanya menatap Daehyun seperti menatap orang idiot.
Tok.. Tok...
Seorang yeoja mungil menyembulkan kepalanya dari pintu kayu mahoni tersebut. "A-anu.. permisi," katanya gugup. Himchan menatap yeoja itu dan tersenyum. "Welcome to Black Rose, ada yang bisa kami bantu nona?"
.
.
~ Black Rose Prolog End~ - Riview?