Katalis
Author: SheilaLuv
Disclaimer: Gundam 00 adalah properti milik Sunrise dan Kouga Yun.
Summary: Sejak dulu, Hong Long tahu. Tahu bahwa sebagai abdi, dia hanya bisa mengamati. Tahu bahwa dia diwajibkan untuk mengikuti satu orang hingga ke akhir yang pahit sekalipun.
Fase #1: Distorsi
.
.
.
"… sudah diputuskan. Liu Mei-lah orangnya."
"Tetapi… bukankah—bukankah Liu Mei masih—"
"Apa lagi yang kau harapkan? Tak ada tempat untukmu, Hong Long."
Di keluarga ini, jejak namamu tak akan pernah ada.
.
.
.
Sebagian orang, pikir Hong Long suatu hari, memang ditakdirkan untuk menjadi peran utama dalam drama yang bernama realita. Tetapi dia juga menyadari, betapapun menggiurkannya posisi itu, dia bukanlah orang yang pantas untuk mendudukinya.
Rasa sesal hanya mampu mewujudkan gemanya dalam kebisuan. Menggumpal pahit di mulut. Tak ada protes keras untuk menentang keputusan yang pasti mempengaruhi jalan hidupnya kelak. Hong Long menerima, walaupun dengan kepedihan yang menggerogoti kalbu, ketika Liu Mei yang masih teramat belia ditunjuk sebagai kepala keluarga Wang. Gadis bertubuh ramping itu kini resmi menanggung berbagai harapan di pundaknya. Menggantikan peran Hong Long tanpa menyuarakan sanggahan.
Bertanya-tanya dalam hati, Hong Long mengamati Liu Mei dengan iba.
Liu Mei tak perlu menjalani semua ini, jika bukan karena ketidakmampuanku. Tetapi kenapa, batinnya meronta-ronta menyaksikan Liu Mei bertahan dalam diam yang mencekam, dia rela menerima peran yang seharusnya menjadi tanggung jawab terbesarku?
Liu Mei duduk di sofa, namun alih-alih beradu pandang dengannya, dengan bisu dia menatap bentangan langit malam. Posturnya tegak, sama sekali tak tampak tanda-tanda terbebani oleh perubahan drastis yang baru saja terjadi. Rambut gelapnya tergerai menutupi punggung, menyamarkan lekuk-lekuk tubuh yang terbalut gaun satin hijau tua. Teh hangat menyusup di sela-sela bibir tipisnya, sebelum akhirnya meluruhkan segenap komposisi rasa di lidah yang telah menanti.
Liu Mei bangkit. "Onii-sama."
Tersentak dari lamunannya, pria stoik itu menatap gadis tangguh yang berdiri di hadapannya. "Ya, Liu Mei?"
Respon Liu Mei sungguh di luar dugaannya. Ada kekejian yang bergetar di dalam suaranya. "Sebelum kau mulai berpikir yang tidak-tidak, akan kujelaskan duduk perkaranya. Jangan pernah mengira aku menerima peran ini dengan cuma-cuma. Aku punya sesuatu yang ingin kucapai, tak peduli apapun caranya. Dan kau..." dia merendahkan suaranya,"akan menemaniku sampai akhir. Tak ada bantahan. Paham?"
Nafas Hong Long tercekat. "Liu Mei, aku..."
"Oh, mulai sekarang, jangan panggil aku dengan cara itu lagi," selanya setengah geli, setengah mencemooh. "Ikuti tradisi, bukankah itu juga salah satu tugasmu?"
Perintah bernada absolut dari Liu Mei hanya merupakan salah satu pemicu dari kepatuhan tak berdasarnya. Bukankah devosi adalah esensi dari jiwa seorang abdi?
Hong Long menunduk pasrah, berkata lirih,"Ojou-sama."
Dari sudut matanya, Hong Long bisa melihat seulas senyum tipis terpatri di bibir Liu Mei. Senyum pertanda kokohnya dominasi sang penguasa terhadap entitas tragis yang semata eksis untuk menghamba.
Ada kalanya ambisi dan moralitas tak selalu sejalan.
Saat hati manusia dikuasai ambisi, batas antara baik dan buruk pun mengabur. Yang ada hanyalah nafsu untuk meraih utopia. Terlampau muluk, terlampau egois. Namun dahaga untuk menciptakan surga dunia itu tak kunjung sirna. Ironisnya, kepuasan artifisial itu tak akan bisa didapat sebelum menyingkirkan nyawa-nyawa lain. Mengapa kita tak puas berlindung di dalam kebahagiaan universal?
"Ojou-sama, benarkah ini tidak apa-apa? Memberitahukan keberadaan Celestial Being kepada Innovator..."
Seulas senyum. Keteguhan pandangan mata. Serentetan kata sarat keyakinan. "Jika hambatan sekecil ini saja tak mampu mereka atasi, tak akan ada artinya..."
Liu Mei, kau mengobarkan konflik di tengah tekanan yang sedang melanda massa. Sebegitu besarnyakah kebencianmu pada dunia, sehingga kau lebih rela membangun kembali impianmu dari puing-puing kehancuran?
"Sebentar lagi, dunia akan berubah. Aku tak sabar menunggu."
.
.
.
Angkasa, bintang-bintang hening bertakhta.
Kelam malam, fajar pagi.
Terik siang, lembayung senja.
Tak perlu lama lagi menanti revolusi.
Tak lama lagi, ternoda kembali.
.
.
.
#Ojou-sama = Nona.
Author's Note: Aaah~ akhirnya kelar juga! Fic satu ini sukses membuat stres, bahkan saya sempat putus asa saking kesulitannya menuangkan karakter twisted seperti Liu Mei dalam bentuk kata-kata. Kalau Hong Long sih, sejak dulu selalu menjadi salah satu sweetheart saya di Gundam 00. ;)
Saran, kritik, dan tanggapan yang positif ditunggu via review. Terima kasih atas kesediannya membaca, ya.
