Our Perfect Melody Story

by.

airi shirayuki

ai: hai minna! *lambai-lambai miss universe*. Aku ai, si author yang biasa-biasa saja *tepuk tangan-buat apa?-* ya, bisa dikatakan author baru di fandom ini, yoroshiku! .^V

?: dan saya datang lagi! *kiss bye*

ai: sapa lo?

?: sapa gue?

ai: padahal ada fic yang belom selesai tapi udah bikin fic lagi. Tapi ni fic idenya muncul di otak author kaya' tanggul bocor jadi langsung nulis deh! langsung mulai ya! ^_^p

Disclaimer:

Vocaloid is not mine!

Warning!

aneh, gak guna, ada bahasa gaoel, banyak typo, dll., dsb., dst.

Bisa menyebabkan:

gangguan pencernaan, hidung tersumbat, mual-mual, diare, tak bisa berkedip, melongo, bengong, tubuh tidak bisa digerakkan, laptop/hp rusak karena kemungkinan terbanting dengan tidak sengaja/sengaja, dsb.

Jika penyakit masih berlanjut hubungi klinik Tong Fang!

Rate:

K+

Genre:

friendship, romance

Pair:

Rin Kagamine

Len kagamine

Summary:

Rin Kagami adalah cewek tangguh dan pemarah. Banyak yang mengeluh tentang sikapnya dan terdengar jelas di telinga Rin. Tapi dibalik semua itu ia menyembunyikan tangisannya saat tidak ada yang tahu. Tetapi, bagaimana jika tangisan itu dilihat oleh geng cowok populer yang dipimpin oleh Len Kagamine?

RnR Please!

ENJOY!

NP: kayaknya bukan untuk guyon...

Chapter 1: Brave Girl

"hei, kau yang di sana!" teriak seorang cewek kepada salah seorang cowok. Cowok itu menoleh.

"aku?" cowok itu menunjuk dirinya sendiri.

"kamu tahu kan' etika tentang perlakuan ke cewek?"

"ya tahulah!" cewek itu langsung menarik kerah cowok itu.

"kalo tahu kenapa masih buat cewek nangis?!"

"urusanku! kau tidak perlu tahu itu!" cowok itu menepis tangan cewek dari kerahnya dan berjalan angkuh. Cewek itu tahu kalau tadi sekilas cowok itu menatap tajam tidak suka dengannya. Cewek itu menghembuskan napas dan berjalan melewati deretan kelas.

Cewek itu sangat dikenal di sekolah. Memiliki ciri-ciri rambut blonde pendek se-bahu dengan pita besar di atasnya dan warna mata azure, dialah Rin Kagami. Cewek tertangguh sekaligus pemarah di seluruh penjuru sekolah. Bahkan ibu kantin yang terkenal galak dan rumornya mengalahkan 10 anjing sekalipun kalah olehnya. Banyak yang membencinya dan dia tahu itu.

Cewek itu memasuki kelasnya, kelas 1-1 dan duduk di bangkunya yang paling pojok. Dia memejamkan matanya, lelah yang ia rasakan. Teman? dia cuma punya 1 atau 2 teman dan itupun tidak akrab. Baginya, untuk apa berteman?

Tiba-tiba, terdengar teriakan cewek-cewek dari lorong.

"KYAAA, LEN!"

"KAITO! LIHAT SINI DUNGZ! *alay mode*"

"MIKUO-SENPAI!"

"GAKUPO!*lempar terong*"

"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAA!*histeris tingkat dewa -_-*". Rin masih memejamkan matanya karena tahu siapa yang datang. Sudah jadi rutinitas ia mendengar teriakan-teriakan seperti itu. Mereka yang dipanggil-panggil adalah cowok-cowok terpopuler di sekolah. Tapi bagi Rin biasa saja. Apanya yang spesial dari mereka?. Seseorang menggebrak meja Rin. Rin menengadah ke atas. Itu Gumi dengan muka tidak senang.

"Hei, Kagami! jangan berpura-pura ya, kamu melukai kakakku kan'?! jawab!" Rin menopang dagunya.

"itu bukan salahku. Dia sendiri yang jatuh dari tangga. Sungguh ceroboh!"

"APA KAMU BILANG?! CEROBOH?!" teriakan Gumi membuat semua siswa menoleh termasuk cowok-cowok populer yang lewat.

"MANA MUNGKIN KAKAKKU YANG PERPEKPERPEK ITU CEROBOH! AKU BENCI KAU KAGAMI!" Gumi meninggalkan Rin yang hanya menghela napas masih menutup mata.

"haah, mengganggu..." Len dkk. melihat peristiwa tadi.

"bertengkar ya?"

"sepertinya" Len melihat Rin seperti teringat seseorang. Akhirnya mereka ber-empat melanjutkan jalannya.

~(-_-)~

Bel pulang telah berbunyi. Semua murid berjalan meninggalkan gedung sekolah. Empat ekor ups! empat cowok populer tadi belum pulang. Sekolah sudah terasa sangat sepi.

"ah, aku melupakan iPod-ku di atap!" Len mengecek tasnya yang memang tidak ada tanda-tanda keberadaan iPodnya.

"haaah, kau ini selalu. Ayo!" Len, Kaito, Gakupo, dan Mikuo berjalan menuju atap sekolah. Mereka menaiki tangga yang agak panjang. Sesampainya di atap, Len menemukan iPodnya tergeletak tak berdaya di atas tempat duduk yang panjang.

"Hiks"

"ahhh, iPodku~ kau kembali~" Len memeluk iPodnya yang ikutan menangis(?) tapi tiba-tiba Mikuo meletakkan telunjuknya di bibirnya.

"sst, diam! kalian tidak mendengar itu?" semua terdiam bingung. Beberapa detik kemudian mereka semua mendengar suara tangisan.

"hiii! suara apa itu?!" jerit Kaito merinding disko.

"asalnya dari belakang tembok itu!" Mikuo berjalan pelan-pelan diikuti Len dkk. ke belakang tembok. Sesampainya di sana mereka ternganga melihat seorang gadis berambut pendek menghadap ke matahari berwarna oranye kemerahan membelakangi mereka. Gadis itu terisak dengan tangan kanan memegang pita putih. Len pernah melihat rambut itu sebelumnya. Tanpa sadar Len berjalan mendekati perempuan itu.

"hei" panggilan singkat Len membuat gadis itu menoleh. Semua terkejut. Gadis itu gadis yang tadi sedang bertengkar di kelas. Tak berkurang taraf keterkejutannya saat mereka melihat mata gadis itu sembab dengan pipi yang lembab. Tangan gadis itu juga basah terkena air matanya. Mata gadis itu merah. Gadis itu juga terkejut.

"hei, kamu...nangis?" mata gadis itu membulat cepat lalu gadis itu menghapus air mata di mata dan pipinya.

"tidak, aku tidak menangis!" bentak gadis itu dengan nada yang bergetar.

"tapi, matamu merah"

"ini hanya kelilipan!"

"tanganmu, kenapa basah dan bergetar?"

"kena hujan!"

"yang bener aja?! terus aku tanya lagi, matamu mera-"

"baru beli bawang merah!" Len dkk. sweatdrop dengar alasan gak masuk akal dari gadis itu.

"O, terus mana bawangnya?" goda Len.

"sudah kulempar dari sini!"

"terus pita itu buat apa kok dipegang?"

"buat bungkam kamu!" gadis itu tambah jengkel, sama jengkelnya dengan Len.

"eeh, sudah-sudah! ngapain pacar berdebat" kata Gakupo guyon.

"pacar-pacar kakilu! kenalan aja belom!" teriak Len dan gadis itu bersamaan. Mereka langsung saling pandang.

"aah menyebalkan! kalian mengganggu saja!" teriak gadis itu dengan nada yang masih bergetar. Gadis itu berlari ingin meninggalkan sekelompok cowok-cowok keren bin ajaib tapi tangannya langsung ditangkap oleh Len.

"eits, mau kemana?" terdengar suara isakan lagi yang berasal dari gadis itu. Gadis itu menoleh dengan berlinang air mata.

"a..ah..i..itu...anu..." Len yang merasa bersalah jadi bingung tujuh putaran lapangan maraton.

"kau membuatnya menangis, Len" Mikuo menghela napas. Len langsung melepas pegangannya dari tangan gadis tadi.

"SIAL!" Len mengumpat. Teman-teman se-gengnya tertawa.

"dasar Len ini, selalu buat nangis cewek ya"

"kamu juga kale!"

"WHATS?! gue yang cakep bin keren gini buat cewek nangis? gue tuh orangnya romantis, GAK KAYAK ELU!" Kaito ngotot sambil menunjuk Len sampe ujung telunjuknya ke hidung Len.

"KAMU!" alhasil Len dan Kaito bertengkar seperti anak kucing dengan api di sekitar mereka. Mikuo dan Gakupo geleng-geleng ngelihat tingkah laku dua sahabatnya itu. Lalu gadis tadi lama-lama tertawa dan semakin keras membuat pertengkaran berhenti dan semua menatap ke arah gadis yang masih tertawa. Gadis itu tertawa dengan wajah yang sangat manis membuat semuanya merona.

"kamu tertawa?" kata-kata Len membuat gadis itu berhenti tertawa dan membungkam mulutnya refleks. Dia tidak sadar bahwa dirinya tadi tertawa cukup keras.

"a..aku..."

"udahlah gak usah bo'ong! gue dan yang lainnya juga udah tau kok! bahkan mi se**p aja gak bisa di bo'ongin(-u-')" gadis itu hampir kalah debat di rapat DPR(?).

"a..aku...JANGAN LIAT MUKAKU!" gadis itu menutup mukanya dengan kedua tangannya sambil malu-malu+cute style. Tsundere?

"hahaha, kau ini. Buka tangannmu itu!" Len menghampiri gadis itu sambil mengacak rambut gadis itu. Gadis itu perlahan membuka tangannya dari mukanya dan terlihatlah 4 orang laki-laki yang melihat ke arahnya dengan tersenyum simpul.

"namaku Len. Yang pake syal itu Kaito, yang lagi bawa negi itu namanya Mikuo, terus yang rambutnya panjang ungu itu Gakupo" Len mengenalkan satu-persatu temannya dengan menunjuk orangnya.

"terus kamu?" gadis itu semula terdiam sambil memandang ke samping bawah. Lalu gadis itu mengangkat wajahnya dan tersenyum tipis.

"Rin. Rin Kagami" Gakupo mengangkat alisnya.

"Rin, Kagami? perasaan pernah dengar deh. Iya aku ingat, kamu cewek yang dijuluki cewek tertangguh dan pemarah itu kan'?" Rin malu untuk mengakuinya tapi ia mengangguk kecil.

"entah siapa yang memanggilku begitu tapi sebenarnya aku tidak begitu.." Len dkk. mulai tertarik.

"memang kenapa?"
"sebenarnya, aku tidaklah tangguh juga tidak mudah marah...pada awalnya aku hanya melindungi siswa siswi yang dikerjai. Aku hanya menegur dan mengingatkan saja tapi mereka tak mau dengar. Aku berpikir kalau aku tidak lembek seperti dulu pasti banyak yang menurut makanya aku memarahi semua yang menjaili walaupun aku takut" terlihat Rin dengan tampang yang sedih.

"aku tahu semuanya. Aku tahu semuanya membenciku. Aku bahkan selalu melihat pandangan yang disembunyikan dariku. Tapi aku ingat janjiku dulu pada seseorang untuk jangan mudah menangis di depan orang lain. Maka dari itu semuanya menganggapku cewek yang tangguh dan pemarah" Rin menatap semua muka yang ada.

"jadi tolong, jangan beritahu semua kalau aku menangis begini. Aku tidak mau dianggap lembek lagi" Rin memohon. Semua terdiam. Hening. Lalu Len angkat bicara.

"kalau begitu.." Len menyodorkan tangannya ke Rin.

"kami semua akan melindungimu dan menemanimu sampai kamu merasa bahagia, setuju guys?" Mikuo, Kaito, dan Gakupo mengangguk.

"eh?" dan mulai dari sini, melody bertempo cepat itu perlahan mulai melambat menyesuaikan alur melody kehidupan berpatitur dunia yang ber-rytme sama dengan orang-orang di depannya yang berjanji akan melindungi dan menemaninya, sekarang...

ai: ai minta maaf kalau masih ada yang kurang dan mungkin ada typo-typo?. Biasa, author tahap awal (=3=)b. Kalau ingin fic ini bener-bener berlanjut silahkan repiew. Kalau banyak yang nge-flame sih kemungkinan kecil untuk continued dan bisa saja menjadi dis-continued.

So,

Repiewnya ya! *sujud adat jawa(?)*