Title : Mianhaeyo, Jalmeothaeso

Genre : GS, Romance, and litle bit Hurt

Rated : T+

Length : ?

Cast :

- Kim RyeoWook

- Kim JongWoon

- Hwang KwangHee

Disclaimer : Just Don't Bash and Don't copas without my permission.. J

.

.

.

Summary : Aku tidak tahu bagaimana bisa aku sampai ke titik ini. Titik di mana kita memulai semuanya karena kesalahan. Hingga aku sadar aku sudah menyakitimu terlalu dalam sampai kau pergi. Dan aku menyadari satu hal. Aku mencintaimu.

.

.

.

Chapter 1

.

.

.

Ryeowook PoV

Aku mencintainya. Namja itu.. Ya, kalian bisa mengataiku gadis pemimpi karena mencintainya. Tapi aku bersumpah, aku tidak tahu bagaimana aku bisa mencintainya sampai seperti ini. Kami bukan teman dan dia tidak mengenalku. Hanya aku yang mengenalnya. Ah.. Bahkan ini tidak bisa dikatakan mengenal karena aku hanya tahu sedikit tentangnya.

Namanya Kim Jongwoon. Teman-temannya biasa memanggilnya dengan Yesung. Dia adalah direktur di tempatku bekerja. Pewaris utama perusahaan CheonSa. Dia memiliki mata yang tajam, terkesan dingin dan tidak banyak bicara dengan para pegawainya. Dia hanya bicara banyak saat rapat dan berkumpul dengan temannya –kurasa-. Dia memiliki seorang adik laki-laki yang saat ini masih kuliah di luar negeri.

Sedangkan aku? Aku Kim Ryeowook. Hanya yeoja biasa yang tidak memiliki orang tua. Kedua orang tuaku telah meninggal saat aku baru saja duduk di bangku SMA tingkat dua. Sangat berbeda bukan? Bukan hanya berbeda, tetapi sangat sangat jauh.

.

.

.

"Mau sampai kapan kau menatapnya seperti itu, Kim Ryeowook?" suara khas sahabatku menyadarkanku.

Aku tersenyum lalu kembali menatap sajangnim muda yang berjalan menjauh itu. "Sampai aku betul-betul tidak bisa lagi menatapnya," jawabku asal.

"Cintamu betul-betul konyol," cibirnya.

Aku hanya terkekeh. Sahabatku -Eunhyuk- memang sering mengatakan hal itu.

"Carilah kekasih yang betul-betul mengenalmu. Kau cantik, masih banyak namja di korea ini, Wookie-ah.." nasihat Eunhyuk.

"Aku tahu.. Tapi apa kau bisa mengendalikan diri untuk tidak jatuh cinta?" tanyaku.

Dia terdiam sejenak. "Cinta akan tumbuh dengan sendirinya jika kau terbiasa.."

Aku mengangguk paham. "Aku selesai makan. Aku akan mengerjakan pekerjaanku sebelum manager Nam menegurku lagi," kataku tidak ingin memperpanjang masalah lalu pergi meninggalkan Eunhyuk yang masih bisa kudengar sedang memanggil namaku.

.

.

Ooo

.

.

Author PoV

"Aish!" gerutu seorang yeoja mungil sambil menghentakkan kakinya. Yeoja itu sedang menunggu Eunhyuk.

Berkali-kali yeoja itu mencoba menghubungi Eunhyuk, tetapi sahabatnya itu tidak menanggapi panggilan telponnya. Pesan singkat yang telah dikirimnya lebih dari 10 kali pun tidak dibalas.

"Sebenarnya kau di mana, sih?" racaunya.

Ini sudah hampir jam 10 malam, dan Eunhyuk belum juga datang. Padahal mereka telah berjanji untuk pergi jam tujuh tadi.

"Hah~" Ryeowook menghela nafasnya dengan berat. Bukan apa-apa, yeoja itu takut terjadi sesuatu pada sahabatnya karena tidak biasanya sahabatnya itu ingkar janji.

"Sepertinya aku pulang saja!" ujar yeoja itu bermonolog ria sambil bangkit dari kursi taman.

Yeoja itu berjalan menyusuri jalanan kota Seoul yang sedikit sepi. Sesekali ia mengecek ponselnya.

"Eoh?" matanya terbelalak saat melihat seorang namja yang tak asing baginya.

Namja itu sedang berjalan dengan sempoyongan, seperti sedang mabuk.

Jantung Ryeowook berdetak cepat saat namja itu semakin dekat dengannya.

BRUK!

Hampir saja Ryeowook terjatuh saat tubuh namja itu menubruknya. Untunglah Ryeowook dengan cepat menahan tubuh namja itu.

"S-sajangnim?" panggil Ryeowook.

Yesung membuka matanya, lalu tersenyum miring pada Ryeowook.

Jantung Ryeowook terasa berdetak dengan cepat. Yeoja itu menelan salivanya susah payah.

"S-sajangnim, g-gwaenchanayo?" tanya Ryeowook gugup.

Yesung menatap Ryeowook tajam. "Anio~"

"N-nde? Apa kau mabuk?"

"Antarkan aku!"titah Yesung dengan nada dingin.

"M-mwo?"

"Antarkan aku~" racau namja itu lagi.

Ryeowook menatap tanah. "Eodieyo?"

Yesung mendekatkan wajahnya ke wajah Ryeowook. Ryeowook menutup matanya rapat-rapat. "Hotel terdekat~"

PLUK!

Kepala Yesung terjatuh di bahu Ryeowook, sedangkan Ryeowook terlalu terkejut. Matanya kini membulat sempurna.

"S-sajangnim?" panggil Ryeowook pelan.

Tak ada jawaban.

"Eotteokhae?" gumam Ryeowook.

Yeoja itu terdiam.

"Eoh? Taksi!" Ryeowook tersadar saat melihat taksi yang mendekat ke arah mereka.

Taksi itu pun berhenti dan dengan susah payah Ryeowook menuntun Yesung hingga masuk ke dalam taksi tersebut.

"Ahjussi, tolong antarkan ke hotel terdekat," kata Ryeowook.

SRET!

Yesung menarik tangan Ryeowook yang baru saja ingin mengeluarkan beberapa lembar uang.

"Sajangnim?"

"Kau ikutlah!" titah Yesung.

"N-nde? Ta-tapi-"

Yesung membuka matanya dan menatap Ryeowook tajam.

"A-arasseo.." Ryeowook pun duduk di samping Yesung lalu menutup pintu mobil.

.

.

.

Dengan susah payah tubuh mungil Ryeowook menopang tubuh Yesung yang setengah sadar memasuki kamar yang baru saja dia pesan.

KLEK!

Akhirnya yeoja itu berhasil membuka pintu kamar.

"Aigo~ Mengapa dia bisa mabuk begini? Kemana mobilnya?" gerutu Ryeowook.

BRUK!

Ryeowook menjatuhkan tubuh Yesung di atas ranjang besar itu.

"Hah~ Akhirnya.."

Ryeowook menatap Yesung sebentar, lalu tersenyum. Dengan hati-hati yeoja itu membetulkan posisi tidur Yesung.

GREP!

Tiba-tiba Yesung menarik tangan Ryeowook hingga yeoja mungil itu jatuh ke atas tubuh Yesung.

"Sa-sajangnim?"

"Temani aku…"

"M-mwo?" Ryeowook terbelalak.

Jantung Ryeowook berdetak dengan cepat.

SRET!

Entah mendapat kekuatan dari mana, Yesung membalikkan posisi mereka hingga sekarang ia berada di atas Ryeowook. Yeoja mungil itu bergetar karena takut.

"S-sajangnim. J-jangan seperti ini…"

"Aku tahu kau sering memperhatikanku…" Yesung mendekatkan wajahnya ke wajah Ryeowook.

"S-sajangnim.. Kau sedang mabuk.."

"Ani!" Yesung menatap Ryeowook tajam lalu mengeluarkan smirknya.

Ryeowook semakin gemetar. Matanya mulai berkaca-kaca menahan tangis.

"Sajangnim, jebal. Lepaskan aku. Aku ingin pulang.."

"Apa kau tidak mendengarku? Aku ingin kau menemaniku!" kata Yesung tegas.

"J-jangan. Aku mohon. Lepaskan aku," pinta Ryeowook.

Yesung menatap Ryeowook dengan lebih tajam, lalu mencium yeoja itu kasar.

"Mmpph!" Ryeowook mulai memberontak. Tangannya memukul dada bidang Yesung agak kencang.

Yesung melepas ciumannya dan menahan tangan Ryeowook.

"Aku sangat tidak suka penolakan!" ucap Yesung.

"Andwae… Jebal andwae…" isak Ryeowook.

Yesung kembali tersenyum miring. Namja itu menyambar bibir mungil Ryeowook lagi. Tangan namja itu pun mulai meraba setiap inci tubuh Ryeowook.

Ryeowook hanya bisa menangis sambil terus berusaha memberontak.

.

.

Ooo

.

.

"Hiks.. Hiks.." sisa tangisan itu masih terdengar.

"Eomma.. Appa.." lirih yeoja mungil itu.

Tubuh mungil yeoja itu bergetar hebat. Ia hanya terduduk meringkuk di atas ranjang besar itu. Tubuhnya hanya berbalut selimut putih tebal.

SRET!

Namja yang tidur di sampingnya menggeliat pelan.

Yeoja itu melirik sekilas. Dapat dilihatnya mata namja itu terbuka perlahan.

"Bisakah kau berhenti menangis?" ucap namja itu tajam.

"Wae? Kenapa kau melakukan ini?" lirih Ryeowook.

Yesung tersenyum remeh lalu beranjak dari ranjang dan beranjak menuju kamar mandi. "Salahkan teman-temanku yang menaruh obat pada minumanku.." jawabnya santai.

"Mwo?" Ryeowook menatap Yesung tak percaya.

Sedangkan namja itu dengan santainya mengenakan bajunya setelah keluar dari kamar mandi.

"Mian untuk yang semalam. Oh.. Apa aku merusak bajumu? Sebentar.." Yesung mengambil dompet dari saku belakang celananya dan mengeluarkan beberapa lembar uang.

Ryeowook masih menatap setiap gerak-gerik namja itu dalam diam.

"Ini! Kau bisa membeli beberapa baju dan sepatu bermerk dengan uang ini!" Yesung meletakkan uang itu di atas ranjang.

Ryeowook hanya diam. Yeoja mungil itu merasakan dadanya berdenyut sakit.

Yesung merapikan rambutnya sejenak lalu mengenakan jasnya.

"Aku pergi! Ah, ya! Jangan sampai hal ini diketahui oleh karyawan lain. Jika itu terjadi…" Yesung menatap tajam wajah Ryeowook. "Aku tidak bisa memastikan keselamatanmu!" ancamnya lalu melangkah keluar kamar meninggalkan Ryeowook yang masih terdiam.

BLAM!

Pintu itu tertutup rapat.

"Eomma.. Appa.. Kenapa bisa seperti ini?" isak Ryeowook lagi.

.

.

.

Tampak seorang namja tampan berjalan menyusuri lorong hotel.

"Satu kosong enam.. Satu kosong enam," gumamnya sambil melihat ke setiap pintu kamar di samping kanan-kirinya.

"Eoh? Ini dia!" katanya saat menemukan pintu bertuliskan 106.

Namun langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang baru saja keluar dari kamar sebelahnya.

"Dasar yeoja bodoh!" umpat namja yang baru keluar dari kamar tersebut, kemudian melangkah melewatinya.

"Itu.. Ah! Bukankah dia Kim Jongwoon? Sedang apa dia di sini?" gumamnya lagi.

Namja itu mengangkat bahunya lalu masuk ke dalam kamar tujuannya.

.

.

.

Ryeowook masih terdiam menatap uang yang tergeletak di ranjang. Air matanya seakan telah habis karena menangis semalaman.

"Don..?" gumamnya.

Dengan tubuh yang lemah dan menahan sakit di daerah bawah tubuhnya, yeoja itu turun dari ranjang dan mengambil semua pakaiannya yang tercecer di lantai.

Yeoja itu menghela nafas saat melihat bajunya yang telah sobek dan hanya celana panjangnya yang bisa ia kenakan. Dia pun memutuskan mengenakan baju handuk hotel yang tergantung di dekat lemari.

Yeoja itu melangkah menuju telpon yang terletak di atas meja kecil, melihat kertas daftar nomor panggilan di samping telpon itu, lalu menelpon ke bagian room service.

"Selamat pagi, di sini dengan unit pelayanan kamar. Ada yang bisa kami bantu?" sapa seseorang di seberang line telpon.

"Maaf, apa bisa anda mengirimkan seorang pelayan wanita ke kamar satu kosong tujuh sekarang? Aku butuh bantuan," ujar Ryeowook lemah.

"Ye! Saya akan mengirimkannya segera. Apa ada hal lain?" tanya pelayan itu ramah.

"Untuk sementara itu saja. Selebihnya akan saya sampaikan pada pelayan wanita itu nanti.." jawab Ryeowook.

"Baik, kalau begitu. Mohon ditunggu," sambungan itu pun terputus.

Ryeowook terduduk di kursi yang telah disediakan di kamar itu.

Kepalanya serasa ingin meledak mengingat kejadian semalam. Di mana Yesung memperlakukan dirinya dengan kasar dan memaksa. Dia betul-betul tidak menyangka bahwa namja yang selama ini dicintainya dapat berbuat seperti itu.

Mengingat tenaga Yesung yang terbilang kuat untuk ukuran seseorang yang sedang mabuk membuatnya merasa bodoh.

Memang semalam namja itu meminum alkohol, tetapi tidak banyak. Namja itu hanya meminum beberapa gelas. Hanya saja taruhan yang dia dan teman-temannya lakukan membuat namja itu harus meminum minuman yang telah dicampur dengan 'obat' yang membuatnya bisa seperti semalam.

"Babo!" rutuknya.

TING! TONG!

"Room service!" seru seseorang dari luar membuyarkan pikiran Ryeowook.

Yeoja itu pun berjalan dengan perlahan ke arah pintu dan membukanya.

Pelayan muda itu tampak terkejut saat melihat Ryeowook yang saat ini terlihat acak-acakan. Rambut Ryeowook terlihat basah, bibir yeoja mungil itu membengkak dan dapat terlihat luka di sudutnya. Pelayan itu juga bisa melihat tanda kemerahan tercetak di leher putih Ryeowook.

"Silahkan masuk," ucap Ryeowook pelan.

"Y-ye.." sahut pelayan itu takut-takut. Ia pun masuk disusul Ryeowook yang menutup pintu.

"Tak usah takut. Aku hanya ingin meminta tolong padamu.." ujar Ryeowook.

"Meminta tolong?" tanya pelayan itu.

Ryeowook mengangguk pelan. "Apa kau membawa baju ganti atau jaket?"

"Baju ganti? Saya meletakkannya di loker," jawab pelayan itu.

"Boleh aku meminjamnya?" tanya Ryeowook.

Pelayan itu menatap Ryeowook. "Tapi.. Saya hanya membawa satu baju ganti. Memangnya ada apa? Apa nona tidak membawa baju ganti?"

Ryeowook mengalihkan pandangannya ke arah bajunya yang telah sobek.

"A-ah.. Kalau begitu.. Saya punya mantel. Nona bisa memakainya," kata yeoja itu ramah.

"Jeongmalyo?" tanya Ryeowook.

Pelayan itu mengangguk pasti. "Saya akan mengambilnya. Nona tunggu saja di sini!"

"Geurae.."

Pelayan itu berbalik dan melangkah menuju pintu.

"Cheogiyo.." panggil Ryeowook, membuat pelayan itu berbalik.

"Ye?"

"Siapa namamu?" tanya Ryeowook.

Pelayan itu tersenyum. "Lee Sungmin imnida."

"Gamsahamnida, Sungmin-ssi. Maaf jika aku merepotkanmu," kata Ryeowook tulus.

"Gwaenchanayo. Apa nona membutuhkan yang lainnya? Sarapan?"

Ryeowook menggeleng pelan.

"Baiklah kalau begitu. Saya akan kembali secepatnya," kata Sungmin lalu kembali melangkah.

"Aneh.. Apa yang terjadi padanya?" gumam Sungmin.

Ryeowook menunggu Sungmin dengan sabar hingga 10 menit kemudian akhirnya pelayan muda itu datang.

"Ini mantelnya, nona," Sungmin menyerahkan mantel pink miliknya pada Ryeowook.

"Gamsahamnida, Sungmin-ssi.. Aku akan mengembalikannya besok," kata Ryeowook sambil mengambil mantel itu.

"Tidak usah sungkan," sahut Sungmin ramah.

"Bisa kau menunggu sampai aku selesai bersiap?" tanya Ryeowook.

"Tentu saja. Saya akan membersihkan kamar selagi nona bersiap-siap,"

Ryeowook tersenyum. "Gamsahamnida," ujarnya lalu beranjak menuju kamar mandi.

Sungmin mulai membereskan kamar itu.

"Uang?" Sungmin bergumam bingung. Tak mau ambil pusing, yeoja itu meletakkan uang tersebut ke atas meja dengan tas Ryeowook.

Sungmin pun membersihkan kasur besar itu.

"Eoh?" yeoja itu terbelalak saat melihat darah yang menempel pada sprai.

"Apa jangan-jangan dia…"

"Sungmin-ssi? Waeyo?" Ryeowook yang baru keluar dari kamar mandi langsung menghampiri Sungmin.

"Gwaenchanayo, nona.." Sungmin langsung membereskan sprai putih itu dan memasukkannya ke keranjang. "Ah.. Mianhae, nona. Tadi saya meletakkan uang yang ada di atas ranjang ini ke atas meja."

Ryeowook terdiam, kemudian tersenyum. "Gwaenchana. Itu bukan uangku. Uang itu akan ku kembalikan kepada pemiliknya."

Sungmin menatap Ryeowook dengan penasaran.

"Aku bukan wanita seperti itu. Percayalah.." lirih Ryeowook.

Sungmin tersenyum. "Algaesso.."

"Aku mau pulang sekarang. Semalam aku tidak pulang. oh, ya. Namaku Ryeowook. Aku agak risih mendengarmu memanggilku nona, " ujar Ryeowook ramah sambil mengambil tas dan uang yang diberikan oleh Yesung.

Sungmin memperhatikan Ryeowook yang berjalan sedikit tersendat. "Apa kau sakit?"

Ryeowook tersenyum memaksa mendengar pertanyaan Sungmin. "Gwaenchanayo.."

Ryeowook kembali menghampiri Sungmin. "Ini!" Ryeowook menyodorkan beberapa lembar uang kepada Sungmin.

"Tidak perlu.."

"Ambillah!" paksa Ryeowook sambil menarik tangan kanan Sungmin dan meletakkan uang itu ke tangan yeoja tersebut. "Mian aku tidak bisa memberikan lebih dari itu. Gamsahamnida sudah membantuku," katanya tulus.

"Sebetulnya kau tidak perlu seperti ini, Ryeowook-ssi.."

"Gwaenchana. Aku pulang dulu. Apa kau sudah selesai?"

Sungmin mengangguk.

Mereka pun berjalan bersama.

"Ah!" Ryeowook sedikit meringis saat merasakan perih.

"Gwaenchanayo?" tanya Sungmin.

Ryeowook tersenyum dan mengangguk.

Sungmin pun membuka pintu kamar dan…

BRUK!

"OMO! Ryeowook-ssi!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

_to be continue..


Annyeong.. ^^

Rena dateng lagi bawa satu FF YeWook abal yang baru.. kebanyakan ga nih FF yang Rena tulis?

Kalo kebanyakan, yg ini Rena pending dulu.. Rena cuma mau kasih perkenalan aja..hehe.. #plak!

Hmm.. Rate M ga ya~?

Rena tunggu review tanpa bashnya.. kalo sedikit ya pending dulu..hehe..

Gomawo untuk yang udah mampir baca.. :D

Annyeong~ #deepbow