Catch My Heart
.
.
.
Cast : Choi Siwon x Kim Kibum
and little Minho
Rate : T
Genre : Romance, Family, and Humor too ^^
Desclaimer :
I own nothing, except this story.
All Super Junior members belong to GOD and their self.
If you don't like this story or couples, leave this site quitely.
!
.
.
.
Dua sosok namja duduk berdampingan sembari menikmati minuman yang beberapa menit yang lalu mereka pesan. Keduanya serempak memakai kacamata hitam sambil terus mengamati lalu-lalang manusia yang lewat didepan mereka. Iris mata keduanya semakin terfokus saat melihat sebuah objek yang menarik mata melewati mereka.
"Wooaahhh… Aku mau itu, appa." Jemari mungil bocah laki-laki yang diperkirakan berusia 5 tahun menunjuk punggung seorang yeoja dengan pakaian menggoda. Dress ketat yang menempel pada tubuh seksinya tidak bisa menyembunyikan lekuk tubuhnya.
Namja dengan balutan kemeja yang duduk disamping bocah tadi buru-buru menepis jemari tangan buah hatinya. Tentu saja suara anaknya yang cempreng dengan mudah menarik perhatian orang yang berada disekelilingnya.
"Sssshh ~~ Pelankan suaramu, Minho-ya," ucap Choi Siwon – namja tampan sekaligus ayah dari bocah bernama Choi Minho –. Tangan besarnya mengusap kepala Minho dengan gemas.
Tangan Minho menampar keras tangan ayahnya yang masih saja mengacak tatanan rambutnya. "Ullmmm ~~ Noona ituuuu ~~" Kembali jemari tangan Minho menunjuk ke segala arah dan kali ini objek sasarannya adalah seorang SPG dengan balutan rok pendek.
Lagi-lagi Siwon menepis jari tangan anaknya. "Jangan menunjuk ! Tidak sopan," bisik si namja muda itu.
Ya, kenalkan Choi Siwon. Namja muda yang baru menginjak usia 27 tahun. Sudah memiliki seorang anak yang hampir sesempurna dirinya. Dan yang paling penting untuk diketahui adalah dia seorang single parent.
.
.
.
"Ah… Mianhae. Mianhae." Siwon dengan sigap membungkukkan tubuhnya didepan yeoja yang sempat menjadi sasaran ketidaksopanan anaknya. Tak lupa, tangan kirinya menekan kepala belakang Minho agar ikut membungkukkan tubuhnya. Bagaimanapun, oknum tersangka yang patut terkena semprotan adalah Choi Minho. Namun, mengingat usianya yang baru saja menginjak usia 5 tahun, limpahan kesalahan yang dilakukan akan diserahkan pada ayahnya.
Dengan dress dibawah lutut serta cardigan pink yang membalut tubuh putihnya, yeoja itu menampakkan wajah setengah shock tetap mencoba tersenyum – meski terlihat canggung –. Mata indahnya melirik sekilas wajah bocah yang baru saja menampar pantat bulatnya. Ia hampir saja berteriak kesal karena baru sekali ini dalam hidupnya, ada yang menyentuh bagian tubuhnya. Tapi rasa kesalnya seketika menguap saat melihat mata besar Minho yang sedang menatapnya intens, seolah ingin menyampaikan rasa maafnya.
"Gwenchana, Tuan." Tangan rampingnya dikibaskan didepan wajahnya. Yeoja ini rupanya mencoba melupakan kejadian yang terjadi beberapa menit yang lalu. Ah, sepertinya dia bukan tipe yeoja yang mudah marah bahkan cenderung sabar.
Siwon menggeram kesal. Ekor matanya melirik Minho yang terlihat menarik bibirnya kesamping. Yeah, bocah itu sedang menyeringai. Siwon sepertinya membutuhkan bantuan seorang bodyguard untuk mengawasi pergerakan anaknya yang terlewat aktif dalam bergerak. Bagaimana mungkin mata elangnya melewatkan tindakan Minho.
"Ireum nuguya ?" Yeoja dengan rambut tergerai panjang sebatas pinggang itu memilih untuk berjongkok hingga posisi tubuhnya bisa menyamai tinggi tubuh Minho. Telapak tangan kanannya terulur kedepan sembari menunggu uluran tangan si bocah tampan tadi.
Mata bulat Choi Minho terbelalak lebar ketika menatap wajah yeoja yang menjadi sasaran kenakalannya. Jarak wajah mereka bahkan tidak sampai 10cm. Belum lagi ukiran senyum yang terpasang pada bibir merah dengan polesan lipgloss bening. "Min – Minho imnida. Choi Minho," jawabnya sedikit terbata. Matanya tetap tak berkedip hingga ia menyelesaikan kalimatnya. Tangan mungilnya menerima uluran tangan yeoja itu kemudian menggoyangnya pelan.
Senyuman lebar tersemat pada bibir merah si yeoja cantik yang sepertinya sukses menarik hati Minho. Terbukti si Choi junior yang enggan melepaskan tatapan matanya dari paras cantik bidadari yang ada didepan matanya.
"Lain kali jangan diulangi, ne." Selesai melepas tautan tangannya dengan Minho, telapak tangannya beralih mengusap rambut Minho pelan. Oh kalian juga perlu tau, Minho sangat tidak suka jika ada orang lain yang menyentuh kepalanya. Tapi lihat saja sekarang, bibir tebalnya tidak bergerak sedikitpun menerima usapan pelan pada puncak kepalanya. Minho malah terlihat menikmati sekali sentuhan tangan bidadarinya.
Oke, sekarang beralih pada sosok namja yang tak kalah tampan dari Minho, Choi Siwon. Sang appa hanya bisa melotot melihat anaknya mendapat kesempatan emas merasakan sentuhan si bidadari cantik. Ingin rasanya Siwon merengek karena rasa iri yang berlebihan pada anaknya sendiri.
Bukan masalah yang besar sebenarnya. Siwon bisa saja mendapatkan yeoja manapun yang ia inginkan. Wajahnya tampan dan kondisi finansial yang bisa dikatakan cukup mapan untuk seorang single parent. Hanya saja, Siwon tidak bisa dengan mudah mendapatkan elusan atau kecupan di pipi yang biasa anaknya dapatkan. Tentu saja, Minho dengan mata bulat serta tingkahnya yang menggemaskan akan mudah menarik mata kaum hawa. Tanpa Minho minta, biasanya banyak yeoja yang berusia jauh diatasnya akan meninggalkan kecupan di permukaan pipinya.
Sedangkan Siwon ? Setidaknya jika ia ingin mendapatkan kecupan di pipinya seperti yang sering anaknya dapatkan, ia sebagai namja dewasa harus menjalin hubungan serius. Dan disini letak masalahnya. Setiap Siwon ingin mengenalkan atau sekedar mengajak kencan seorang yeoja, ia harus terlebih dulu meminta ijin anaknya. Bahkan tanpa diberitahupun, Minho akan dengan mudah menebak jika ia sedang melakukan pendekatan dengan yeoja. Insting seorang anak kecil terkadang tidak boleh diragukan.
Sudah sering sekali Siwon menyodorkan beberapa yeoja yang menurutnya cocok untuk menjadi calon ibu bagi Minho. Dan jawabannya selalu sama. Minho selalu menggelengkan kepalanya saat ayahnya menyodorkan foto beberapa yeoja. Siwon pernah mengajak Minho bertemu langsung dengan yeoja yang benar-benar membuatnya jatuh hati dan tidak bisa melepaskan pandangan matanya. Namun sayang, dengan berbagai alasan yang kurang masuk dinalarnya, Minho dengan tegas menolak.
Siwon tidak ingin memaksa Minho. Siwon tidak ingin calon yeoja yang menjadi pendampingnya kelak hanya memerdulikan dirinya saja. Yang Siwon prioritaskan adalah Minho. Sosok yeoja yang menjadi pendampingnya harus bisa menjadi pengganti sosok ibu yang sudah lama hilang sejak Minho lahir di dunia. Untuk itu, selama 5 tahun ini Siwon mencoba bersabar dengan sikap keras kepala anaknya. Ia masih setia menjadi seorang single parent hingga Minho sendiri yang memutuskan sosok ibu yang cocok baginya.
Yeah, dan jangan salahkan Siwon yang selalu meringkuk sendirian di ranjangnya.
"Urrmmm… Nona – " Wajah cantik yeoja itu mendongak saat suara Siwon menginterupsi tawanya dengan Minho. Dengan cekatan ia segera menegakkan tubuhnya.
"Kim Kibum imnida," ucapnya seraya mengulurkan tangannya kearah Siwon.
Sontak saja, tanpa menunggu hujan interupsi dari anaknya, ayah muda tadi langsung membalas uluran tangan Kibum dengan semangat. "Choi Siwon imnida."
.
.
.
"Kibum-sshi, boleh aku meminta kartu namamu ?" Setelah berbincang selama beberapa saat bersama Kibum, dengan topik yang tidak jelas tentunya. Siwon memberanikan diri untuk selangkah lebih jauh. Nampaknya usaha pendekatan yang Siwon lakukan sedikit membuat Kibum terlihat enggan menyanggupi permintaan namja tampan itu.
Siwon yang mengetahui perubahaan raut wajah Kibum yang terlihat sedang berpikir, segera memutar otaknya. "Aku ingin mengirimkan bingkisan sebagai permohonan maaf mengenai perbuatan kurang sopan, Minhonnie," imbuhnya dengan suara semanis mungkin.
Sementara bocah laki-laki yang sibuk menguping pembicaraan 2 orang dewasa yang berdiri tak jauh darinya, hanya bisa menggerakkan bibirnya tanpa suara. 'Cih.. Minhonnie ? Sejak kapan appa memanggilku dengan nama semanis itu.' Dan bibir bocah itu terus bergerak tak karuan sembari melirik sengit punggung tegap appanya. Sedikit kesal juga dengan pandangan matanya yang tidak bisa melihat wajah cantik Kibum akibat tubuh kekar appanya.
Tak membutuhkan waktu lama bagi Siwon untuk meluluhkan hati Kibum. Buktinya, tangan ramping Kibum langsung merogoh tas selempang yang bersandar di bahunya. Satu lembar kertas ukuran persegi dengan motif lucu sudah berada dalam genggaman Siwon.
"Sekali lagi aku meminta maaf mengenai kenakalan, Minhonnie."
"Gwenchana, Tuan Choi. Anak seusia Minho memang sedang membutuhkan banyak perhatian. Jadi aku harap Tuan Choi meluangkan waktu untuk bersama Minho. Terutama di akhir pekan," tutur Kibum dengan lancar. Cara bicara Kibum yang sopan serta pancaran matanya saat menatap Minho, sedikit banyak membuat dada ayah muda itu berdesir hangat.
"Ugh ! Sepertinya aku tidak bisa berlama-lama di sini. Aku masih ada urusan," ucap Kibum lalu beranjak dari posisi berdirinya. Kepalanya menyembul kesamping untuk menatap wajah bocah tampan yang menarik perhatiannya. "Minhonnie ~~ Jaga dirimu baik-baik. Noona harus pergi." Sebenarnya Kibum agak bingung dalam hal penyebutan dirinya didepan Minho. Lagipula usianya masih tergolong muda. 23 tahun. Jadi tidak ada salahnya jika ia menggunakan label 'noona'.
Minho berjalan tergesa menghampiri Kibum kemudian memeluk kaki jenjangnya yang dibalut flat shoes. "Eunggg… Andwae ~~" rengeknya dengan wajah pura-pura sedih.
Kembali tangan Kibum mengusap puncak kepala bocah itu dengan penuh sayang. "Cepat atau lambat kita pasti bertemu lagi, ne. Dan sekarang noona harus pergi."
Minho melepaskan pelukannya dan beralih menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Ditambah bibirnya yang dimajukan beberapa centi. Pose seorang anak yang sedang merajuk.
CUP
Bibir lembab Kibum mengecup singkat permukaan pipi Minho. "Jaga dirimu baik-baik. Annyeong Minhonnie ~~" ucapnya singkat sebelum berjalan melalui bocah itu.
Sedangkan Siwon yang kembali melihat adegan anaknya yang mendapat kecupan, hanya bisa menggeram kesal. Lagi-lagi ia harus disuguhi pemandangan yang membuatnya iri. Bahkan Kibum tidak sempat menyapanya sebelum benar-benar pergi meninggalkan café.
Gen yang mengaliri tubuh Choi Minho memang tergolong gen unggulan. Dan gen Siwon memang mendominasi tubuh bocah itu. Minho sering dipuji sebagai hasil kloning sempurna ayahnya.
.
.
.
Siwon yang sudah rapi dengan setelan piyama yang membungkus tubuhnya segera berjalan gontai menuju ranjangnya. Ranjang yang hanya dihuninya seorang diri selama 5 tahun ini. Ranjang yang terlihat minim sentuhan yeoja. Meski maid di rumahnya setiap harinya akan mengganti sprei serta selimut. Namun tetap saja, sosok yeoja yang seharusnya berada disisinya sudah meninggalkannya.
Cklekk
Pintu kamar yang dihuni Siwon terbuka. Selanjutnya sosok bocah tampan dengan sepasang piyama bermotif lucu berjalan menapaki lantai ruangan kamar.
Siwon yang mengetahui kehadiran anaknya kemudian memilih menyandarkan punggungnya pada tiang ranjang. Tangannya menepuk pelan ruang kosong disisinya. Memberikan isyarat pada Minho untuk segera duduk disisinya.
Minho tanpa banyak bicara segera merangkak naik ke atas ranjang. Pantatnya dijatuhkan tepat disisi ayahnya. Biasanya Minho akan tidur bersama Siwon. Itu saja bisa dihitung dengan jari tangan.
"Appa ~~"
Siwon menolehkan wajahnya kesamping. "Hmmm ?"
"Appa macih menyimpan ulllmm ~~ " Minho mengatupkan bibirnya sejenak sambil memasang pose berpikir. "Ah.. Kaltu nama Kibummie noona ?"
Kedua alis tebal Siwon terangkat naik. Ia bahkan lupa jika pernah meminta kartu nama kepada yeoja yang tempo hari ditemuinya. Siwon menganggukan kepalanya singkat. "Hm.. Wae ?"
"Aku ingin lihat ~~"
Menuruti rengekan Minho, Siwon beranjak turun dari ranjangnya dan berjalan menuju gantungan baju. Tangannya meraba saku jasnya – tempat terakhir kali ia menyelipkan kartu nama Kibum –. Selembar kartu berwarna soft-pink diulurkan Siwon kepada Minho.
Sedetik kemudian seringaian tersungging dibibir bocah itu setelah mengamati kata yang tertera pada kartu nama Kibum.
"Appa ~ Aku ingin pindah cekolah, ne."
"MWO ?"
Tentu saja Siwon terperangah mendengar permintaan anaknya. Bahkan Minho belum genap 3 bulan menjejakkan kakinya di sebuah playgroup ternama. Dan di tengah malam seperti ini, ia harus dihadapkan pada pernyataan mencengangkan buah hatinya. Dan tentunya dibalik permintaan Minho, ada sesuatu yang disembunyikannya.
.
.
.
Seorang yeoja paruh baya dengan penampilan sopan, berjalan anggun memasuki sebuah ruangan besar yang dibagi menjadi beberapa sekat. Hingga langkah kakinya yang dibalut sepatu setinggi beberapa inchi terhenti didepan sebuah meja.
"Kibum-sshi…"
Yeoja muda yang bekerja sebagai salah satu pengajar di sebuah playgroup itu segera beranjak dari kursi kerjanya. Tubuhnya segera membungkuk hormat pada yeoja yang bekerja sebagai kepala sekolah di playgroup – tempatnya bekerja –.
"Ne, Park seonsaengnim."
"Murid di kelasmu akan bertambah hari ini."
"Mianhae Park seonsaengnim. Bukankah kuota murid di playgroup ini sudah melebihi kapasitas ?"
Yeoja paruh baya itu mengangguk, membenarkan ucapan salah satu tenaga pengajar di playgroup yang dipimpinnya. "Ne. Tapi ada satu murid yang memaksa untuk belajar di sini. Dan aku tidak bisa menolak. Aku harap Kim seonsaengnim mau membimbingnya."
Kibum mengangguk patuh. Toh ia tidak bisa menentang apa yang sudah menjadi keputusan kepala sekolah playgroupnya. Ia hanya seorang guru biasa. Dan tugasnya adalah memberikan pelajaran awal untuk bocah usia 4-5 tahun.
"Oh ya, calon muridmu sudah menunggu didepan ruang guru." Jari telunjuk Park seonsaengnim mengarah pada daun pintu ruangan guru yang tertutup rapat. Selanjutnya, sang kepala sekolah berjalan menuju ruang kerjanya yang ada di ujung ruang guru.
.
.
.
"Annyeonghaseyo ~~~" Sapa Kibum pada seorang bocah yang berdiri membelakanginya. Dengan pakaian seragam yang berbeda dari seragam yang sering dipakai anak didiknya, guru muda itu yakin jika bocah – yang kini sedang memunggunginya – adalah murid baru yang dimaksud sang kepala sekolah.
"Annyeonggggggg ~~" sapanya riang lalu menggoyangkan kedua telapak tangan didepan wajahnya.
"M – Minho ?" Mata Kibum menatap kaget pada bocah yang sempat berbuat jahil padanya beberapa hari yang lalu.
Oh, inilah alasan kenapa Minho merengek pada ayahnya untuk pindah playgroup. Tentu saja karena Kibum.
_TBC_
.
.
.
ENJOY my storyyyyy ~~
