Hunters High School
Chapter 1: "New x Life x At School"
.:Freecss Residence, Yorknew City:.
GON'S POV
Aku membuka jendela kamarku dan menatap langit pagi yang cerah ini. Angin pagi yang sejuk menyapu kulitku dan aku menutup mata. Ya, tenang dan damai. Itu yang kurasakan pagi ini. Kulihat jalanan kota Yorknew mulai ramai tapi karena letaknya cukup jauh, telingaku tidak akan terusik dengan bunyi klakson. Ya, awal yang baik untuk seorang Gon Freecss. Yah, awal yang baik dan damainya cuma sejenak sampai ketika...
"GOOON! AYO CEPAT BERANGKAT KE SEKOLAAAH!"
Yup, alarm pagi yang selalu merusak kedamaian pagi. Aku yakin seantero kota Yorknew akan mendengarnya, suara teriakan ayahku yang tak lain dan tak bukan Ging Freecss. Suara teriakannya yang cetar membahana bak petir yang menggelegar, bak raungan macan, bak Syahrini dan lain-lain bisa membuat seekor harimau yang paling garang bahkan ketua geng Kapak yang sangat ditakuti dari film Kung Fu Hustle pun akan langsung kabur karena takut telingannya akan budek.
"IYAAAAA! WHATEVEEEER! I DON'T CARE! I LOVE IT!" seruku balik sambil joget-joget riang.
Aku, Gon Freecss, pemuda berumur 17 tahun yang berprofesi sebagai pelajar dan menjalani kehidupan yang normal dan seorang yang normal pastinya. Nomor telpon, alamat e-mail dan lain-lain dirahasiakan demi kenyamanan publik. Anak tunggal dari Ging Freecss, pemilik perusahaan Freecss Company, sebuah perusahaan game.
Kurapikan gakuran* yang melekat di tubuhku dan ngaca sebentar. Oke, sudah ganteng! Lalu mengambil tas sekolah dan segera turun. Kulihat Ging sedang duduk di meja makan sambil makan roti keju favoritnya plus senyum-senyum dan matanya tertuju ke layar HP yang di pegangnya. Tadi teriak-teriak pakai jurus Auman Singa Ibu Juragan rusun Kandang Babi itu di film Kung Fu Hustle itu tapi sekarang senyum-senyum sendiri. Pasti dia lagi nonton film harem itu! Dasar tou-san hentai!
"Gon, sana cepat berangkat!" perintah Ging seenak perutnya. "Si James sudah siapkan mobilnya tuh!"
Aku mendengus kesal. "Ya ya, terserah kau saja." sahutku dengan kesalnya setengah mati. Tapi, bukan berarti nyawaku tinggal setengah. "Ne Ging, Cheadle-san tadi nelpon, katanya dia nanti akan kesini." ujarku. Ging hanya menggangguk sebagai respon. Ck, dasar. Bukannya jawab "Beneran?" atau "Jam berapa dia datang?", jawabannya cuma "Hn"
Cheadle Yorkshire, adalah nama calon ibuku. Yah, ibu kandungku meninggal setelah melahirkanku, begitu katanya Ging. Setelah itu, ia berkenalan dengan Cheadle dan setelah lama berteman akhirnya mereka bertunangan. Bagaimana Ging yang terkenal dengan sifat cuek bebeknya itu yang juga menurun kepadaku bisa bertemu dengan Cheadle yang di kenal keras kepala dan sadis itu nanti akan kuceritakan.
"GOOON! JANGAN MELAMUN DOAAANG!" Suara teriakan Ging yang bisa bikin telinga budek terdengar oleh mungkin satu komplek perumahan atau mungkin satu Yorknew atau mungkin seluruh bumi atau mungkin seluruh alam semesta. "SANA PERGIIIII!" Bagus Ging, sekarang telingaku sakit parah. Teng kyu atas teriakannya dan usirannya! Akan kulaporkan ke Cheadle-san nanti!
Setelah memakai sepatu, aku langsung keluar dan membanting pintu tanpa kasih salam pada Ging. Aku sudah kesel minta ampun pada Ging. Pagi-pagi sudah diteriakkin, mana lagi waktu pulang sekolah. Kayaknya nanti aku harus ke THT ya?
Baru saja aku akan menuju ke mobil, aku berpikir untuk lebih baik jalan kaki saja. Mumpung Ging tidak tahu kan? Aman pastinya.
"Yosh, lebih baik aku jalan kaki saja! Ging pasti kan-"
"Gon-sama, ayo cepat naik ke mobil!" Sugestiku langsung buyar. Ya, suara menyebalkan James dan puluhan pengawal yang tak bosan-bosannya memakai baju hitam ala orang-orang di MIB berteriak ramai-ramai.
"Ga usah! Lebih baik aku jalan kaki saja! Aku ini punya kaki dan bisa jalan kaki! Lebih sehat dan ga boros bensin!" bentakku dan menatap tajam mereka semua. Aku sudah muak diantar terus ke sekolah. Hei, aku punya dua kaki! Sedangkan ban mobil ada empat! Karena itu aku bisa berjalan kaki! Tunggu... apa hubungannya?
"Tidak apa-apa Gon-sama, kami ikhlas mengantar anda, yang merupakan putra satu-satunya Ging Freecss-sama!" ujar James dan dengan entengnya menendangku ke dalam mobil hitam khas itu. Katanya tadi ikhlas? Mungkin maksudnya tendangannya yang ikhlas. Teng kyu! Akan kulaporkan ke Ging nanti!
"Selamat jalan, Gon-sama! Semoga anda mengalami hari yang menyenangkan dan pulang dengan selamat ke rumah ini tanpa kekurangan organ tubuh satu pun!" Para pengawal yang gajenya minta ampun itu melalukan tradisi yang norak bin gaje yaitu melambaikan sapu tangan berenda kearahku layaknya seorang emak yang melepas kepergian anaknya yang akan berangkat ke luar negeri. Lebay? Tentu saja!
Menghela nafas berat, aku bersender di kursi dan berpikir tentang apa saja. Mulai dari seleksi alam sampai mutasi gen, semua teori kususun, sampai akhirnya lamunanku yang udah nyangkut-nyangkut di teori Darwin itu dipecahkan oleh suara decitan ban mobil.
CKIIT!
"A-ada apa?!" sentakku mendengar suara ban yang persis seperti suara tikus yang menjerit gara-gara kejepit container.
"Anu, apa Gon-sama pernah mendengar kisah tentang saya dari Ging-sama atau Don-sama?" Si supir bertanya dengan nada datar dan menoleh kearahku.
"Um... pernah kurasa? Kalau tidak salah ya... James, kau itu..." Kupaksa otakku untuk mengingat-ingat tentang James ini.
"Saya ini mantan anggota rumah sakit jiwa. Ingat?" lanjutnya. Aku pun mengangguk. Tunggu, kenapa aku jadi punya bad feeling ya?
"Dan saya ini juga punya obsesi menjadi pembalap F1. Gon-sama tahu?" Aku mengangguk lagi menanggapi. Sedetik, perasaan tak enak tadi bertambah kuat.
"Maafkan saya, Gon-sama." O em ji! James mulai memasang sabuk pengaman dengan kencang, kacamata hitam dan sarung tangan layaknya pembalap F1! Lalu... eh?! H-helm?! Dan, sedetik kemudian yang terjadi...
"GYAAAAAAA!" Tak elak, mobil laknat itu pun dengan nistanya melaju dengan kecepatan tinggi di jalan raya. Semua tikungan, lampu merah bahkan rel kereta diterobos dengan innocent-nya oleh James. Kulihat spidometernya putar-putar tidak jelas. Emaaak! Eh, tunggu, Cheadle-san 'kan masih calon emakku berarti aku harus teriak... Babeeee! Aku lupa kalau sopir yang satu ini anak buah pungutan Ging dari RSJ! Singkatan untuk Rumah Sakit Jiwa, bukan Rumah Semua Jomblo!
.:Hunters High School, Yorknew City:.
Hunters High School, sebuah sekolah SMA yang terletak di pinggir kota Yorknew. Sekolah ini adalah sekolah yang biasa-biasa saja tapi merupakan sekolah unggulan dan terakreditasi A. Hm, bagus juga ini sekolah. Beruntungnya masuk di sekolah ini. Walaupun begitu, bisa kubilang ini gedung sekolah bikin ngeri juga. Gimana enggak? Lihat saja bentuk bangunannya yang mirip sekali dengan bekas rumah sakit angker! Apa jangan-jangan ini lokasi uji nyali ya?
Dengan hati seperempat riang dan perut yang agak mual akibat balapan F1 laknat tadi yang hampir membuat nyawaku melayang karena hampir ditabrak kereta Shinkansen, kulangkahkan kakiku memasuki gedung sekolah itu, dan langsung beringsut mencari ruang kepala sekolah.
Sudah jadi tradisi bagiku untuk pindah-pindah sekolah. Sejak SD, sudah ada ratusan sekolah yang memiliki namaku di daftar muridnya. Yah, semua karena ulah Ging dengan pekerjaannya yang selalu pindah-pindah layaknya metode ladang berpindah yang dipakai para manusia purba di masa bercocok tanam dan berternak. Tunggu, apa hubungannya pekerjaan Ging dengan metode ladang berpindah dari pelajaran IPS kelas VII? Yah, tapi kata Ging, kali ini aku akan tetap di Yorknew sampai lulus SMA.
DUGH!
"Augh!" Aku menabrak seseorang. Kami pun berakhir jatuh terduduk di lantai. Kualihkan pandanganku ke korban tabrakanku, ternyata aku menabrak seorang siswa.
"Hey, kalau jalan pakai mata, jangan pakai kaki!" amuknya. Serem juga, tapi seserem-seremnya amukannya, itu masih tidak seberapa dengan Ging atau Cheadle sepuluh kali lebih seram! Huh, tentu saja aku tidak bercanda...
Bukti kekejaman mereka; Ging pernah hampir menggantung anak buahnya terbalik di atas sumur hanya karena dia lupa menjemputku dari sekolah atau Cheadle yang hampir pernah menggorok leher anak buahnya dengan golok karena salah mengira orang. Mungkin karena sama kejamnya, mungkin alasan itu yang menjadikan mereka cocok.
"Iya iya, maaf deh!" seruku sambil berdiri dan mengambil tas yang tergeletak di sampingku. Ia mendelik kearahku. Cih, delikan Cheadle-san lebih mengerikan daripada delikanmu tuh! "Aku murid baru, dan aku tidak tahu dimana ruang kepala sekolah." lanjutku.
Ia berdiri dan merapikan gakuran-nya. Kuperhatikan penampilannya. Gakuran hitam yang sama denganku membalut tubuhnya. Rambutnya berwarna silver yang acak-acakan. Mata sapphire-nya yang sedikit tertutup dengan poni rambutnya terus-terusan menatapku tajam. Hm, kalau dilihat-lihat, lumayan ganteng juga ini orang. Walaupun tidak seganteng diriku.
"Oh, ini suatu kebetulan yang mengerikan. Ikut aku!" perintahnya. Aku hanya menuruti dan mengikutinya. Tunggu, apa maksudnya dengan 'kebetulan yang mengerikan'? Harusnya dia bilang 'kebetulan yang menggentarkan hati' 'kan? Ciaah...
"Begini, jangan salah paham ya! Aku memang disuruh oleh si kepala sekolah itu untuk mendampingimu jika sudah tiba!" katanya lagi. Ternyata anak ini jutek juga. "Kau Gon Freecss 'kan? Murid baru di kelas 11-2 kan? Bagus kalau aku benar!" lanjutnya.
"Heh? Darimana kau tahu namaku?" tanyaku penasaran. Sekilas sebuah pemikiran muncul di otakku. Apa karena saking terkenalnya aku sampai-sampai semua orang tahu namaku. Sayangnya si pemuda tidak menjawab. Huh, dasar ini orang! Cuek bebeknya sudah setingkat dengan Ging ternyata!
Kami berhenti di sebuah ruangan yang lebih terlihat seperti sel pasien RSJ dengan pintu besi. Yang kumaksud adalah RSJ sebagai singkatan dari Rumah Sakit Jiwa, bukan Rumah Semua Jomblo, mengerti? Tulisan "Ruang Kepala Sekolah" tertulis di atas ruangan tersebut dan di sebelahnya terdapat ruangan dengan tulisan "Ruang Wakil Kepala Sekolah"
Pemuda berambut silver itu menekan sebuah bel yang dipasang di samping pintu sel tersebut. Aku mengangkat satu alis ketika melihat ada tulisan; "YANG TIDAK BERKEPENTINGAN HARAP TIDAK MENGGANGU ACARA SAYA!" yang ditulis dengan cat merah dan ditulis di sebuah kertas usang tertempel di pintu.
"Siapa itu?" Terdengar suara dari dalam sel tersebut.
"Zoldyck, dan aku juga membawa tamu." jawab si pemuda berambut silver.
Terdengar suara kunci dan pintu sel pasien RSJ tersebut terbuka perlahan-lahan. "Silahkan masuk."
"Hei, kau! Darimana kau tahu namaku?" Aku bertanya pada pemuda tersebut.
"Darimana aku tahu namamu?" Dia mengulangi kata-kataku sebelum mengangkat kakinya. "Tanya sendiri pada kepala sekolah!" jawabnya dan menendangku masuk ke ruang kepala sekolah dengan entengnya. Hm, tendangan kedua di hari ini! Teng kyu, akan kulaporkan pada emakmu nanti!
"Ohoho! Kau Gon Freecss, ya? Hm... tak kusangka kau berbeda jauh sekali dari Ging!" Si kepala sekolah yang merupakan seorang kakek-kakek menepuk pundakku. Augh! Mungkin lebih tepatnya menggampar. Kulihat sebuah papan nama di mejanya yang bertuliskan "Isaac Netero". Netero? Kurasa aku pernah mendengar nama itu.
"Maaf, tapi kau tahu ayahku?" tanyaku. Entah kenapa ada firasat buruk lagi. Aku memaksakan otakku mengingat-ingat tentang kakek ini. Dia terlihat familiar tapi aku tidak bisa mengingatnya.
Si kakek- maksudku Kepala Sekolah tertawa. "Hoho! Tentu saja aku kenal Ging! Dia adalah muridku semasa SMA dan tak kusangka dia berhasil menjadi seorang pengusaha game! Huh, mentang-mentang gamers sejati!" ujarnya. "Ingat tidak siapa aku? Itu loh, yang dulu sering main ke rumahmu ketika kau masih kecil."
Sebentar, yang sering main ke rumah? Ketika aku kecil? Jangan-jangan...
"Tidaaaak!" Aku langsung kabur dari ruangan Netero dengan panik. Ternyata dia kakek-kakek mesum yang sering datang ke rumahku ketika aku masih kecil! Pantas saja Ging jadi kayak begitu, pasti karena pengaruh dari Netero!
"Killua, kejar dia!" Si kakek- maksudku Kepala Sekolah Netero memerintahkan pemuda berambut silver tersebut. Jadi namanya Killua, bagus juga. Walau tidak sebagus namaku.
"Oi Gon!" teriak Killua. Ia mengejarku dari belakang. Cih, siapa peduli!
Selama aku berjalan di koridor, kulihat banyak siswa yang memerhatikanku. Semua memberi jalan kepadaku. Ciailah, memang karena saking terkenalnya diriku sampai mereka memberi jalan layaknya memberi jalan kepada Presiden?
"Kurapika! Hentikan dia!" Killua berteriak dari belakangku. Kurapika? Siapa lagi?
"Berhenti kau!" Seorang pemuda... tunggu! Aku tidak yakin apakah dia laki-laki atau perempuan karena rambut pirangnya yang dibilang panjang untuk seorang laki-laki dan wajahnya yang imut-imut gitu. Tapi setelah melihat dia memakai gakuran yang sama denganku, aku berpikir dia adalah seorang laki-laki. Lebih tepatnya seorang bishounen.
"H-hei! Apa yang kau lakukan?!" amukku. Sial! Aku ditangkap oleh siswa tersebut dan tanganku juga dikunci olehnya. "Lepaskan aku!" Aku mencoba berontak tapi percuma saja. Tenagaku kalah kuat.
"Diam!" bentaknya. Huh, itu masih belum seberapa! Ging lebih seram dibandingkan denganmu. "Killua! Aku dapat pencurinya nih!"
Pencuri?! Enak saja, aku punya nama tau!
Killua yang ngos-ngosan seperti habis lari keliling lapangan menghampiri kami. "Bagus Kurapika." Dia meminta siswa berambut pirang yang bernama Kurapika tersebut melepaskan aku. Bagus kalau begitu! "Jangan ngibrit begitu saja! Sini ikut!" Killua langsung menarik lenganku kasar dan menyeretku ke ruang kelasnya dengan diikuti Kurapika di belakang.
"Disini ruang kelas kita!" ujarnya sembari mendorongku dengan kasarnya ke dalam ruang kelas. Teng kyu untuk dorongannya! Akan kulaporkan pada babemu nanti!
Aku berdiri di depan kelas. Kulihat calon teman-teman sekelasku sudah kasak-kusuk menyiapkan tempat duduk untukku. Bangkuku rapi sekali! Bahkan beberapa siswa bertampang sangar sampai menyiapkan kipas angin di atas mejaku.
"Gon Freecss!" seru mereka membuatku kaget. "Selamat datang di Hunters High School. Silahkan duduk!" Mereka berjejer menunduk hormat. Aku, Killua dan Kurapika hanya menatap mereka heran.
Aku berjalan ke arah meja kosong di pojokan sana dengan canggung. Buset deh, ada apa dengan teman-teman sekelasku?
KRING... KRING... KRING...
Bel berbunyi tiga kali menandakan sudah jam masuk. Seorang bapak-bapak berambut hitam kecoklatan dan memakai setelan hitam membuka pintu dengan tidak elitnya dan masuk.
"Selamat pagi semuanya!" sapanya. "Kurasa hari ini tidak perlu ada perkenalan kecuali untuk murid baru yang duduk di pojokan sana!" Ia menunjukku layaknya seorang detektif yang berhasil menemukan maling jemuran yang mencuri baju orang-orang satu kampung. "Sebutkan namamu!"
"Gon Freecss!" jawabku lantang.
"Freecss huh? Jadi benar kabar itu?" gumamnya pelan. "Yap, seperti yang sudah kubilang, hari ini tidak perlu ada pengenalan karena kalian semua pasti sudah tahu wali kelasmu, Leorio Paladiknight, yang merupakan guru termuda, terganteng, terpintar dan ter-"
"HUUUUUU! LEORIO TIPUUUU!" Suara koor murid-murid kelas 11-2 menggema di kelas, memotong omongan Leorio. Aku cuma bisa sweatdrop mendengarnya.
Baiklah, hari-hariku di sekolah bernama Hunters High School atau sering disingkat HHS yang merupakan sekolah elit tapi tidak biasa ini akan dimulai. Apa yang akan terjadi denganku di sekolah ini? Apa aku akan terinfeksi oleh Netero? Apa aku akan mendapat teman? Apa kejadian semasa SD dan SMP dulu akan terulang? Apa jadian dengan Gita Ketawa akan kesampaian? Oke, abaikan mimpi terakhir. Siap-siap saja, Gon Freecss! Kehidupan sok di-superior-in bakal mampir dan mencampuri kehidupanmu yang memang sudah diluar batas normal!
To be Continued...
Note from Me:
* Gakuran: Seragam sekolah nasional siswa putra di Jepang. Berbentuk kemeja lengan panjang dengan kerah leher tinggi berwarna hitam, senada dengan celana panjangnya.
Hallo minna-san! Saya adalah penulis baru di Fandom Hunter x Hunter, BlazingCourage, panggil saja Blaze! Salam kenal! Ini memang bukan Fanfic pertamaku karena fic pertamaku adalah Digimon tapi ini Fanfic HxH pertamaku, jadi maaf jika terjadi kesalahan di fic ini. Well, saya dapat ide untuk membuat cerita ini ketika sedang nonton pertandingan badminton yang ga ada habis-habisnya. Okay, mungkin Gon dkk sangat OOC di cerita ini, ya namanya juga Fanfic. Mungkin saja pair utama disini adalah KilluGon, mungkin juga ada pair lainnya. Well, yah seperti: LeoPika, GingCheadle dan lain-lain. Penasaran?! Tunggu saja!
Oh yeah! Please Review di kotak review di bawah ini untuk versi asli dan untuk mobile versionnya silahkan klik tulisan review di bawah! Di tunggu ya?!
See ya on Chapter 2!
