Tuhan, seperti apa cinta itu?

Apakah seindah karunia-Mu?

Apakah seagung ciptaan-Mu?

Apakah secantik bidadari-Mu?

Tuhan, seperti apa cinta itu?

Aku menunggu cinta yang akan Tuhan berikan

Aku menunggu...

Tapi Tuhan, seperti apa cinta itu?

.

Di depan sebuah altar gereja, pemuda tampan dengan potongan rambut pendek-rapih tengah menggenggam sebuah bandul salib yang terbuat dari kaca kuarsa. Tak hanya menggenggam, ia merengkuhnya dengan hati-hati dan meletakannya di depan dada, berada disana sangat lama hingga kemudian sang pemuda membawa benda itu pada ciuman hangat.

"Semoga Tuhan segera memberikanku cinta. Amen."

.

.

...Nameyousoon present...

Accentier Glass

SiChul / Heechul-centric / Other canon pair

Slice of Life

.

.

=:=

Leeteuk membuka tirai lebar-lebar hingga sinar matahari menyeruak dari celah jendela dan menerangi keadaan kamar. Sontak membuat pria cantik yang sedang bergelung dalam selimut di atas ranjang mengerang malas.

"Tutup jendelanya, Brengsek. Aku masih mengantuk!" serunya sembari menyusupkan tubuh lebih dalam pada selimut. Leeteuk justru terkekeh. "Selamat pagi, Heechul-ah! Ayo bangun. Bantu aku menyelesaikan hari ini!"

Ia mendekat pada ranjang, menarik-paksa selimut yang digunakan pria cantik disana hingga tersisa tubuh moleknya yang berbalut piyama pink. "Heechul-ah, satu kehidupan lagi untukmu. Jangan sia-siakan! Cepat bangun dan bantu aku membangunkan yang lainnya. Aku harus segera ke panti asuhan untuk mengurus anak-anak disana."

Mau tak mau pria cantik itu akhirnya bangun dari tidurnya sembari mengulet pelan. Kemudian ia tersenyum. "Kau benar. Satu kehidupan lagi untukku. Baiklah.. selamat pagi!"

"Bagus! Bangunkan yang lainnya ya. Aku ke panti asuhan dulu. Kupercayakan padamu!" Leeteuk beranjak dari ranjang setelah sebelumnya tersenyum sambil mengacak-acak rambut halus Heechul.

Asrama Soo Man atau SM Dorm adalah tempat tinggal laki-laki untuk anak asuh Ayah Soo Man yang sudah berumur 17 tahun keatas. Sebenarnya ada pula untuk yang perempuan tapi mereka lebih memilih tinggal di panti asuhan SM ketimbang di Dorm. Panti asuhan SM ditempati oleh anak asuh yang berumur bayi hingga 16 tahun. Ada pula yang sudah 20 tahun keatas, tetapi hanya perempuan dan beberapa.

"Pertama, bangunkan Wookie!" Heechul bersemangat setelah selesai cuci muka dan gosok gigi.

SM Dorm saat ini diisi oleh enam orang laki-laki tampan—dan cantik—yang terdiri dari;

"Wookie-ah~!"

Baru saja Heechul membuka pintu kamar yang bergantungkan tulisan 'Don't Enter or Die', ia langsung dikejutkan dengan sosok imut yang telah berpakaian rapih.

"Oh, Chullie-hyung, anyeong! Aku baru akan keluar kamar untuk membuat sarapan."

Kim Ryeowook. 20 tahun. Mahasiswa jurusan manajemen yang hobi masak dan mengurusi perut para penghuni dorm.

"Aigooo.. uri Wookie~ Kalau begitu kau ke dapur sekarang, biar aku yang urus si Setan itu." Heechul menepuk pundak Ryeowook dengan semangat, kemudian beralih pada ranjang yang terdapat—kalau kata Heechul—Setan tertidur pulas.

"YHA! Mau sampai kapan tidur?!" Dengan sadis, Heechul menindih laki-laki yang tidur disana. Yang ditindih tentu mengerang.

"Sakit, Bodoh!"

"Bangun! Kau harus sekolah!"

Cho Kyuhyun. 18 tahun. Kelas 3 SMA yang menjunjung tinggi keperigamean dan yang termuda di SM Dorm.

"Cerewet! Pergi dari tubuhku!" Kyuhun mendorong Heechul namun dengan sigap pria cantik itu menangkup pipi Kyuhun.

"Bangun atau kucium sampai kau mati kehabisan napas?"

Seinci lagi bibir ranum Heechul mendarat di wajah Kyuhyun, makhluk termuda—tapi terlihat tua—itu segera menimpuk Heechul dengan bantal secara brutal. "Singkirkan! Kau menggelikan!"

Kyuhyun bangun seutuhnya. Heechul tertawa puas.

"Bersiap-siap sana!" suruh Heechul sambil melempar balik bantal tadi tepat di wajah Kyuhyun dengan lebih brutal, lalu beranjak keluar dari kamar tersebut.

"Pagi, Hyung!"

Kali ini pemuda tampan menyapa dari ruang tengah sembari asik mengorek kuping. Heechul lantas menerjangnya dengan pelukan. "Pagi, Ikan Mujaer! Yha, kau jadi kencan dengan pacarmu itu kan? Aku ikut! Oke?"

Lee Donghae. 21 tahun. Mahasiswa jurusan hukum yang keseringan pongo seperti ikan—kata Heechul.

"Aish, Hyung! Berhenti mencampuri urusan cintaku!"

Heechul menukikan alisnya saat melihat reaksi tak sudi dari Donghae. Ia lantas mengapit leher si adik dengan ganas. "Kau berani menolak keinginanku, heh? Aku akan tetap ikut kau kencan! Kapan lagi aku bisa lihat pasangan Ikan dan Monyet bermesraan, huh!?"

"Aaakh! Hyung, hyung, sakit! Iya.. iya..! Kau ikut kencan! Lepas dulu."

Bukannya dilepas, Heechul malah beralih menggelitiki Donghae dengan kidmat.

"Berisik! Kalian pagi-pagi rusuh!" Pemuda besar nan gagah menginterupsi kegiatan Heechul membully adik kesayangannya. Heechul langsung menoleh.

"Oh Kangin-ah. Jungsoo ada di panti."

Lee Youngwon atau lebih sering disapa Kangin. 24 tahun. Koki hotel bintang lima yang—lagi-lagi kata Heechul—lebih pantas menjadi satpam.

"Aku tahu, ini akan kususul. Dia harus kerja jam 9." Kangin lalu berjalan menuju dapur untuk mengecek perbuatan Ryeowook sekalian mengambil minum. "Ryeoggu, jangan lupa buat sarapan 'diet' untuk Heechul-hyung."

"Oke, Hyung!" sahut Ryeowook paham. Heechul menjulingkan mata-jengah. "Yang harusnya diet itu kau. Sadar siapa yang lebih gendut, heh?"

Kangin mendengus tapi tak menyahut. Ia hendak kekamarnya yang bedua dengan Donghae untuk mengambil jaket, tapi sebelum sampai matanya justru memicing melewati kamar Kyuhyun.

"Astaga dia belum bangun?!" Kangin mengerang. "Yha, Hyung! Kau bagaimana, sih? Leeteuk-hyung sudah memintamu membangunkannya kan?"

"Mwo?! Tadi sudah bangun kok! Aish..!" Heechul melepas rangkulannya dari Donghae dan berjalan menghentak menuju kamar adik bungsunya.

"YHA, SETAN! BANGUN! KAU HARUS SEKOLAH!" Raung Heechul sambil menarik tubuh Kyuhyun yang sedang tidur-tiduran dengan pose melintang di kasur.

"Aish... berisik. Aku bisa masuk jam berapa saja sesukaku. Dan kau iblis, jadi jangan memanggilku setan." Sahut Kyuhyun dengan suara sengau, matanya masih setengah terpejam.

"APA KAU BI—"

Belum sempat Heechul mengamuk, sesuatu tiba-tiba merembes dari hidungnya. Pria cantik itu spontan menengadah dengan tangan kiri menutup hidungnya sementara yang kanan menjambak rambut Kyuhyun. "CEPAT BANGUUUN!"

"Aaaaakhh! Iya, iya!"

Kyuhyun mulai duduk di ranjangnya sementara Heechul langsung keluar dari kamar menuju kamar mandi.

"Dia apa-apaan 'sih!? Dasar gila!" Dengus Kyuhyun seraya beranjak dari kasur. Bungsu itu baru keluar kamar namun sudah dikejutkan oleh Donghae yang menabraknya.

"Yha! nggak usah lari-lari dirumah!"

"Kau—" Donghae nyaris menjitak dahi Kyuhyun namun tak jadi, ia justru berdecak gemas lalu masuk ke kamar paling ujung, kamar Leeteuk dan Heechul. Kyuhyun mendengus sambil mengucek matanya. Ia berjalan ogah-ogahan menuju dapur, hendak menanyakan apa yang sedang dimasak kakak terakhirnya.

"Ryeowook-ah, masak ap—"

"Hyung baik-baik saja? Perlu kerumah sakit?" Ryeowook justru menyela. Ia ada di kamar mandi—dekat dengan dapur.

"Yha, Lee Donghae! Obatnya, cepat!" suara Kangin kemudian menggema. Disusul dengan Donghae yang terburu-buru memasuki kamar mandi.

Kyuhyun langsung paham. Ia mengesah pelan kemudian balik badan untuk kembali ke kamar dan langsung memakai seragamnya.

Kim Heechul. 26 tahun. Ilustrator buku. Pria paling cantik di SM Dorm yang sering membuat wanita iri dengan kecantikannya. Mengidap Leukimia stadium 3.

=:=

"Kyuhyun-Oppa!"

Beberapa anak kecil dan juga remaja saling bersahutan menyebut nama Kyuhyun ketika pemuda SMA itu memasuki panti asuhan SM. Kyuhyun hanya tersenyum lirih.

"Lho, Kyu? Kau belum berangkat sekolah? Kenapa kesini?" Leeteuk datang dari dapur. Diikuti dengan Taeyeon yang juga mengurusi anak-anak panti.

"Aku hanya ingin numpang gosok gigi dan cuci muka. Kamar mandi Dorm di pakai." Jawab Kyuhyun datar dan segera masuk ke kamar mandi panti asuhan. Leeteuk dan Taeyeon saling pandang kemudian mengangkat bahu bersamaan.

"Ohya, Hyung. Kembali ke Dorm sekarang. Kangin-hyung teriak-teriak membuatku pusing." Katanya sebelum benar-benar memasuki kamar mandi. Leeteuk terkekeh pelan kemudian berpamitan dengan anak-anak panti asuhan untuk kembali ke Dorm dan berangkat kerja.

.

"Tadi darahnya banyak sekali, Hyung. Nggak apa-apa, kan?" tanya Donghae sarat akan kekhawatiran. Heechul malah tertawa padahal wajahnya teramat pias. "Tidak apa-apa! Kalian berlebihan. Ini sudah biasa."

"Hyung, itu tidak lucu. Jangan menertawakan penyakitmu." Nada Kangin terdengar seram saat berkata, namun tangannya terus menyeka hidung Heechul yang masih tersisa darah dengan kain hangat.

Sementara Ryeowook tidak berkata apapun. Ia hanya menggenggam tangan Heechul. Semakin erat genggamannya, semakin tertahan tangisannya. Heechul tersenyum dan menepuk pelan kepala Ryeowook. "Aku baik-baik saja. Jangan menangis!"

"Heechul mimisan lagi?" Leeteuk datang kemudian. Wajahnya cemas namun ia mencoba tenang.

Park Jungsoo atau yang sering disapa Leeteuk. 27 tahun. Adalah sulung dari semua anak-anak asuh ayah Soo Man. Seorang dosen sejarah.

"Pantas Kyuhyun numpang cuci muka dan sarapan di panti. Sudah tidak apa-apa, kan?" Ia mendekat pada sofa panjang yang diduduki Heechul kemudian mengusap pipinya lembut.

"Kau tahu aku, Jungsoo. Sudah sana kalian kerja! Ryeowook, kau bilang kau kuliah pagi kan? Donghae juga, kau bilang ingin kencan dulu sebelum kuliah siang? Aku ikut!"

Heechul duduk tegap, menyingkirkan tangan Kangin yang masih saja menyeka—padahal sudah tak ada darah—di sekitar hidungnya. "Aku baik-baik saja!"

Dan mereka berempat hanya berkata, "baiklah..." seolah percaya—atau mencoba percaya—bahwa pria cantik itu baik-baik saja.

.

.

.

Padahal tidak.

Kyuhyun tahu benar kalau Heechul tidak baik.

=:=

"Tuan Muda, setelah ini akan kemana?"

"Oh, Kibum-ah. Kau tahu, tadi aku berdoa sangat kusyuk!"

Lelaki yang dipanggil Kibum hanya tersenyum, sementara Tuan Muda disana kembali berkata. "Biasanya aku tak sekusyuk itu. Aku punya firasat baik, Kibum-ah!"

"Ya?"

"Kaca salib-ku tadi bersinar sangat indah ketika aku berdoa. Seolah memberi petunjuk kalau cintaku akan segera tiba!"

Kibum tersenyum lagi. "Jadi, setelah ini kita kemana, Tuan Muda?"

"Kemana? Hm... Taman Bunga, mungkin?"

"Baik, Tuan Muda."

=:=

Donghae mendesah berkali kali saat berjalan menuju tempat kencannya dengan sang kekasih, Lee Hyukjae. Ia senang, sungguh. Berkencan dengan kekasih tercinta siapa yang tak senang? Tapi kehadiran kakak super nyentrik di sampingnya membuat Donghae tak henti memisuh dalam hati.

"Yha, Hyung. Kau bisa tidak sih, kalau keluar pakaiannya normal? Nanti kau sekalian ke tempat kerja, kan?"

Heechul yang dimaksud malah menaik-turunkan kaca mata hitamnya secara kasual. "Kau tahu kalau aku ini terkenal disekitar sini. Nanti akan banyak laki-laki hidung belang atau tante-tante genit yang menggoda kalau aku tampil normal. Kalau seperti ini, tidak akan ada yang tertarik kan? Hahaha!"

"Kau malah menarik perhatian, Hyung!"

"Diam saja, bawel. Percepat jalanmu kalau mau sampai ke tempat Eunhyuk-mu itu! Ia pasti sudah menunggu." Heechul menoyor dahi Donghae pelan. Kemudian merangkulnya erat.

"Hyung bawa obat kan?"

"... Ahahaha! Kau tanya seperti itu seolah bertanya pada pasien gila! Tenang, kalau aku kumat dan ngamuk nanti aku langsung minum obatku!" tawa Heechul mengalun. Donghae langsung menatapnya serius. "Hyung, itu tidak lucu!"

"Lee Donghae. Harus berapa kali aku bilang, aku baik-baik saja?"

"Eumm... ya, benar juga. Hyung baik-baik saja."

.

.

.

Padahal tidak.

Heechul tidak baik. Kyuhyun tahu benar kalau Heechul tidak baik.

=:=

"Kyuhyun-goon, kau sudah menentukan universitas dan jurusanmu?"

"Ne, seonsaengnim."

"Kalau begitu, beri tahu biar segera kudata."

"Universitas Seoul. Jurusan Kedokteran."

=TBC=

A/N : Pairing fanfic ini SiChul. Dipastikan Siwon dan Heechul. Tapi sudah diberitahu diawal, fanfic ini Heechul-centric yang berarti berpusat di Heechul jadi jangan heran bila ada momen mesra KanginHeechul atau siapapun dengan Heechul. Btw, ini masih akan berlanjut hehe.. berminat review? :^)